Oleh : Alfi Saroiroh, Dimas Ariyadi, Iim Rohima Agustin, Irine Niandari, Mutia
Nandani, Nur Anggraini Putri
PEMBAHASAN
Pada pengamatan volume menggunakan larutan gula, pada grafik 1.1 saat
menggunakan larutan aquades dari 15 menit pertama hingga menit ketiga ukuran
volume singkong mengalami pengurangan dari pada volume awal. Saat kentang
direndam pada larutan gula 15% ukuran volume kentang awal sampai ke 15 menit
ketiga mengalami penurunan ukuran volume . Pengamatan saat mengunakan larutan
gula 35%, ukuran volume awal hingga perendaman 15 menit ketiga singkong
mengalami kenaikan ukuran volume. Pengamatan pada larutan gula 50% ukuran
volume awal sampai ke 15 menit ketiga singkong mengalami kenaikan ukuran
volume. Pada grafik 1.2 pengamatan volume saat peendaman singkong pada aquades
pengalami penambahan ukuran volume dari voume awal, saat perendaman
menggunakan larutan gula 15% singkong mengalami penambahan volume,
perendaman saat volume 35% singkong mengalami penambahan ukuran volume,
pada perendaman dengan larutan gula 50% juga menghasilkan penambahan ukuran
volume. Pada pengamatan volume menggunakan larutan gula, pada grafik 1.3 saat
menggunakan larutan aquades dari 15 menit pertama hingga menit ketiga ukuran
volume singkong mengalami kenaikan dari pada volume awal. Saat kentang direndam
pada larutan gula 15% ukuran volume kentang awal sampai ke 15 menit ketiga
mengalami penambahan volume . Pengamatan saat mengunakan larutan gula 35%,
ukuran volume awal hingga perendaman 15 menit ketiga singkong mengalami
kenaikan ukuran volume.pengamatan pada larutan gula 50% ukuran volume awal
sampai ke 15 menit ketiga singkong mengalami kenaikan ukuran volume.
Pada pengamatan volume menggunakan larutan garam, pada grafik 2.1 saat
menggunakan larutan aquades dari 15 menit pertama hingga menit ketiga ukuran
volume singkong mengalami penurunan dari pada volume awal. Saat kentang
direndam pada larutan garam 15% ukuran volume kentang awal sampai ke 15 menit
ketiga kentang mengalami penurunan ukuran volume. Pengamatan saat mengunakan
larutan garam 35%, ukuran volume awal hingga perendaman 15 menit ketiga
singkong mengalami penurunan ukuran volume. Pengamatan pada larutan garam
50% ukuran volume awal sampai ke 15 menit ketiga singkong mengalami penurunan
ukuran volume. Pada grafik 2.2 pengamatan volume saat perendaman singkong pada
aquades pengalami penambahan ukuran volume dari voume awal, saat perendaman
menggunakan larutan garam 15% singkong mengalami pengurangan ukuran volume,
perendaman saat volume 35% singkong mengalami penambahan ukuran volume,
pada perendaman dengan larutan garam 50% juga menghasilkan penurunan ukuran
volume. Pada pengamatan volume menggunakan larutan garam, pada grafik 2.3 saat
menggunakan larutan aquades dari 15 menit pertama hingga menit ketiga ukuran
volume singkong mengalami kenaikan dari pada volume awal. Saat kentang direndam
pada larutan garam 15% ukuran volume kentang awal sampai ke 15 menit ketiga
mengalami penambahan volume . Pengamatan saat mengunakan larutan garam 35%,
ukuran volume awal hingga perendaman 15 menit ketiga singkong mengalami
kenaikan ukuran volume.pengamatan pada larutan garam 50% ukuran volume awal
sampai ke 15 menit ketiga singkong mengalami kenaikan ukuran volume.
Pada percobaan terdapat beberapa data yang tidak sesuai dengan literatur yang
ada, dikarenakan pada saat pengamatan ukuran bahan awal yang digunakan tidak
sama antar konsentrasi larutan yang digunakan, keteidaktelitian praktikan saat
mengukur dan menimbang bahan. Sehingga hasil yang didapatkan juga tidak falid
atau menyimpang dari teori yang ada.
Daftar Rujukan
Antonio, G. C. Osmotic dehydration of sweet potato (Ipomoea batatas) in ternary
solutions.Journal of Food Technology, 28(3): 696-701, 2008.
Azoubel, P. M. Mass transfer kinetics of osmotic dehydration of cherry
tomato.Journal of Food Engineering, 61:291-295, 2004.
Embrapa, Cnph. 2002.EmpresaBrasileira de PesquisaAgropecuária.(Online),
(http://www.cnph.embrapa.br/cultivares/batdoce.html) diakses 17 September
2016.
Kowalska, H. Mass exchange during osmotic pretreatment of vegetables.Journal of
Food Engineering, 49, 137– 140, 2001.
Kustiyah, 2007, Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model
Palangkaraya, Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang , Vol. 1, No. 1, Hal:
24-37.
Ördög, Vince. 2011. Plant Physiology: Water and nutrients in plant, 2 (4). (Online),
(http://www.sinauer.com/media/
0010/1A/Book/angol/01/novenyelettan.html) diakses 17 September 2016.
Salisbury, Frank B. et al. 1995. Plant Physiology 2nd Edition. New York: Mc Graw
Hill Company.