Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

DIFUSI, OSMOSA DAN IMBIBISI

Nur Arifin Andryansyah dan Alika Arum Daniya

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Biologi

Maret 2017

Abstrak

Transportasi pada tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan melalui proses difusi, osmosis, imbibisi dan transport aktif. Difusi adalah perpindahan molekul atau ion dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Osmosis adalah perpindahan air dari larutan berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Imbibisi adalah penyerapan air oleh benda-benda yang padat (solid) atau sedikit padat (semisolid). Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui proses difusi, osmosa dalam suatu larutan, serta pengaruh macam larutan terhadap proses
imbibisi. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet, botol selai, oven dan lemari es. Bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah agar-agar, kloroform, eter, xilen, metilen blue, akuades, minyak tanah, biji kedelai
dan karet gelang. Proses difusi lebih cepat terjadi dengan baik pada konsentrasi tinggi dengan kondisi suhu yang normal,
osmosa terjadi pada molekul yang lebih rendah jumlahnya namun kelarutannya tinggi, sedangkan imbibisi terjadi pada
saat terdapat kecocokan antara senyawa yang terkandung dengan selaput semi permeabelnya.

Kata kunci : Difusi, imbibisi, konsentrasi, osmosis, semi permeabel

1. Pendahuluan tumbuhan mengandung beberapa sub konsep yaitu


Air merupakan 85-95% berat tumbuhan herbal pengangkutan zat atau bahan melalui proses difusi,
yang hidup di air. Air di dalam sel diperlukan sebagai osmosis, imbibisi, dan transpor aktif (Dwidjoseputro,
pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk 2001).
mengangkutnya (transportasi). Konsep transpotasi pada

1
Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion yang dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji
dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah kering (Elsa, 2008).
berkonsentrasi rendah. Difusi terjadi semua jenis zat, Banyaknya air yang dihisap selama proses
termasuk gas-gas, ion-ion dan air. Masuknya air dari imbibisi umumnya kecil, cepat dan tidak boleh dari 2-3
luar ke jaringan akar juga merupakan peristiwa difusi. kali berat kering dari biji. Kemudian pertumbuhan biji
Air bergerak dari daerah yang airnya lebih banyak ke tampak terhadap pertumbuhan akar dan sistem yang
daerah yang airnya lebih sedikit. Kandungan air dalam cepat, lebih luas dan banyak menampung sumber air
tanah relatif tidak terbatas (potensi air sebesar-besarnya yang diterima. Ahli fisiologi benih menyatakan ada
= mendekati 0) dari pada air jaringan akar. Air yang empat tanah yaitu hidrasi atau imbibisi, selama periode
masuk kedalam akar akan mengisi ruang-ruang anatar kedua tersebut, air masuk kedalam embrio dan
sel atau masuk kedalam sel. Air dapat masuk kedalam membasahi protein serta koloid lain, dilanjutkan
sel-sel akar setelah menembus dinding dan membran pembentukan atau pengaktifan enzim yang
sel. Air yang bergerak menembus membran sel inilah menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik
yang disebut osmosis (Dwidjoseputro, 2001). selanjutnya pemanjangan sel radikal diikuti munculnya
Osmosis adalah difusi air menembus membran radikula dari biji dan pertumbuhan kecambah
sel atau osmosis adalah perpindahan air dari larutan selanjutnya (Kimbal, 2003).
berkonsentrasi rendah kelarutan berkonsentrasi tinggi Semakin tinggi suatu konsentrasi larutan maka
melalui selaput semi permeabel. Osmosis berkaitan kemampuan biji untuk menyerap suatu larutan akan
dengan beberapa keadaan sel tumbuhan. Berdasarkan semakin besar, sehingga air akan semakin cepat
jalur yang ditempuh air dan garam mineral yang masuk bergerak kedalam biji dikarenakan konsentrasi potensial
ke akar, pengangkutan air dan garam mineral dibedakan air larutan dalam biji rendah dibandingkan dengan
menjadi simplas dan apoplas. Simplas adalah potensial air larutan tersebut sehingga berat biji menjadi
bergeraknya air dan mineral lewar jalur dalam sel, yaitu bertambah (Kimbal, 2003).
sitoplasma sel dengan jalan menembus membran Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
plasma. Sedengkan apoplas adalah bergeraknya air lewat penyerapan air yaitu permeabilitas kulit atau membran
jalur luar sel atau lewat dinding-dinding sel (Suradinata, biji, konsentrasi air, suhu air, tekanan hidrostatik,
2003). permukaan biji yang kontak dengan air, daya
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh intermolekuler, spesies dan varietas, tingkat kemasukan,
benda-benda yang padat (solid) atau agak padat dan komposisi kimia (Elsa, 2008).
(semisolid) karena benda-benda itu mempunyai zat Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
penyusun dari bahan yang berupa koloid. Ada banyak mengetahui dan mengamati proses difusi, proses
hal yang merupakan proses penyerapan air yang terjadi osmosis dalam suatu larutan, dan pengaruh macam
pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari larutan terhadap proses imbibisi.
dalam tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan

2
2. Metodologi kuat dan letakkan tabung pada posisi tegak dan tandai
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 15 posisi meniskus dibawah lapisan air. Tabung reaksi lain
Maret 2017 sampai tanggal 22 Maret 2017 di di siapkan dengan cara yang sama, tetapi eter diganti
laboratorium fisiologi, Pusat Laboratorium Terpadu xilen, kemudian diamati posisi meniskus air dalam
(PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. kedua tabung minimal satu minggu.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Percobaan ketiga yaitu imbibisi dilakukan
tabung reaksi, pipet, botol selai, oven dan lemari es. dengan menggunakan dua sampel biji yang sudah
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah agar- dikeringkan, dalam oven 103 oC dan juga sampel karet
agar, kloroform, eter, xilen, metilen blue, akuades, gelang masing-masing 5 g. Kemudian disediakan 4 botol
minyak tanah, biji kedelai dan karet gelang. selai, 2 botol diisi air dan 3 botol lainnya diisi dengan
Percobaan pertama yaitu difusi menggunakan minyak tanah masing-masing 30 ml. Kemudian biji dan
lima buah tabung reaksi, dua tabung pertama diisi karet gelang yang sudah ditimbang di masukkan ke
dengan agar 2% hingga 4 cm dari mulut tabung dalam botol air dan botol minyak tanah. Tutuplah botol
sedangkan tiga tabung lainnya dengan agar 3, 4, dan 5% dengan baik. Setelah 2 jam biji dan karet gelang
kemudian dibiarkan menjadi padat, selanjutnya dikeluarkan dari dalam botol, kemudian dibebaskan dari
dituangkan keatas permukaan agar padat masing-masing kelebihan cairan yang menempel dengan menggunakan
tabung 2 ml larutan metilen blue 0,1%, kemudian tutup kertas isap, selanjutnya di timbang masing-masing
mulut tabung untuk mencegah penguapan. Simpan kelompok biji dan karet gelang.
tabung I dalam lemari es bersuhu 10-12 oC, empat
tabung lainnya di biarkan pada suhu ruangan. Setelah 3- 3. Hasil dan Pembahasan
4 hari kemudian dicatat kedalaman metilen blue Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,
berdifusi pada agar, selanjutnya tunjukkan hasil diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai
pengamatan tabung II-IV dalam bentuk grafik dan hasil berikut :
pengamatan tabung I.
Selanjutnya percobaan dua yaitu osmosa, Tabel 1. Hasil Uji Difusi
pertama 5 ml kloroform di tuangkan kedalam tabung Suhu
reaksi, lalu dibuat diatas permukaan kloroform itu Suhu Ruang
Dingin
lapisan tipis air yang diberi warna secara hati-hati
Tabung Tabung 2 Tabung Tabung Tabung
sedemikian rupa hingga seluruh permukaan kloroform
1 ( 2%) (2%) 3 4 5
terlapisi oleh membran air berwarna dengan
(3%) (4%) (5%)
menggunakan pipet 1 ml. Lalu ditambahkan dengann 5
1,2 cm 1,5 cm 1,6 cm 2,1 cm 2,3 cm
ml eter di atas air berwarna, lalu tutup tabung dengan

3
Difusi Agar
2.5
2
1.5
1
0.5
0
2% (dingin) 2% (kontrol) 3% 4% 5%
Kedalaman Difusi (cm) 1.2 1.5 1.6 2.1 2.3

Gambar 1. Grafik Hasil Uji Difusi

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, cm. hal ini disebabkan konsentrasi pada tabung 5 lebih
dapat diketahui pada tabung 1 dan tabung 2 memiliki besar presentasenya dibandingkan dengan tabung lain
konsentrasi agar yang sama namun kedalaman difusi yang memiliki presentase kisaran 2-4%. Berdasarkan
pada kedua tabung itu berbeda. Tabung 1 memiliki nilai pernyataan tersbut, dapat diketahui bahwa semakin besar
kedalaman difusi 1,2 cm sdangkan tabung 2 memiliki perbedaan konsentrasi maka laju difusi akan semakin
kedalaman difusi 1,5 cm. Hal ini disebabkan karena cepat. Semakin sedikit konsentrasi, maka laju difusi
adanya perbedaan suhu atau perlakuan pada kedua akan semakin lambat. Prinsip dasar mengenai peristiwa
tabung reaksi tersebut. Tabung 1 disimpan pada suhu difusi adalah difusi terjadi sebagai suatu respon terhadap
dingin (10̊ C - 12̊ C) sedangkan tabung 2 disimpan di perbedaan konsentrasi. Suatu perbedaan terjadi apabila
suhu ruang. Suhu merupakan salah satu faktor penyebab terjadi perubahan konsentrasi dari suatu keadaan ke
difusi, suhu yang lebih tinggi mampu meningkatkan keadaan lain. Selain perbedaan konsentrasi, perbedaan
energi serta mempercepat gerakan molekul, sehingga dalam sifat dapat juga menyebabkan difusi (Indradewa,
meningkatkan laju difusi. Sementara pada saat suhu 2009).
yang lebih rendah menyebabkan menurunnya energi Grafik hasil uji difusi menunjukan kenaikan pada
molekul, sehingga mengurangi laju difusi (Loveless, setiap konsentrasi. Hal ini menunjukan bahwa semakin
1991). besar perbedaan konsentrasi, maka semakin tajam pula
Percobaan pada tabung 5 dengan konsentrasi 5% gradasi konsentrasinya dan semakin cepat laju difusinya.
mmiliki kedalaman difusi yang paling tinggi, yaitu 2,3

Tabel 2. Hasil Uji Osmosa

Perlakuan
Tabung 1 Tabung 2
(Kloroform + Metilen blue dan Eter) (Kloroform + Metilen blue dan Xilen)
Eter berosmosis terhadap klorofom Xilen berosmosis terhadap kloroform

4
Osmosis adalah perpindahan air dari larutan bahwa xilen berosmosis terhadap klorofom. Hasil yang
berkonsentrasi rendah kelarutan berkonsentrasi tinggi didapat tidak sesuai dengan literatur, Hal ini
melalui selaput semi permeabel (Suradinata, 2003). menunjukkan bahwa xilen berosmosa terhadap
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa pada tabung kloroform. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
pertama saat kloroform dicampurkan dengan eter dan mengatakan bahwa molekul yang dimiliki oleh
metilen blue didapat hasil bahwa eter berosmosis kloroform jumlahnya lebih kecil namun memiliki
terhadap kloroform. Posisi miniskus metilen blue pada kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan xilen sehingga
tabung 1 naik 0,9 cm dari posisi awal. Hal ini kloroform mampu berosmosa dengan baik melalui
menunjukan bahwa terjadi proses osmosis antara eter metilen blue. Jika diurutkan, maka berdasarkan jumlah
dan kloroform. Eter memiliki konsentrasi air yang lebih molekul dan kelarutannya yaitu eter > kloroform > xilen
tinggi dibandingkan kloroform, hal ini menyebabkan (Riyanto, 1990).
eter berosmosa ke kloroform melalui metilen blue. Perbedaan konsentrasi yang terjadi pada tabung 1
Metilen blue pada percobaan ini bertindak sebagai dan 2 menyebabkan terjadinya proses osmosis
selaput yang permeable. Molekul dari eter lebih kecil, dikeduanya. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan
namun memiliki kelarutan yang tinggi dibandingkan jumlah konsentrasi pada masing-masing larutan.
dengan kloroform sehingga akan berosmosis dengan Menurut Kimball (2003) proses osmosis akan berhenti
lebih mudah (Soedirokoesoemo, 2003). jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan
Sementara itu, pada tabung 2 saat klorofom masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan
dicampurkan dengan metilen blue dan xilen didapat hasil konsentrasi.

Tabel 3. Hasil Uji Imbibisi


Berat Awal Berat Abu (gram)
No. Bahan
(gram) Aquades Minyak tanah
1. Biji Kedelai 5 7,7 5,1
2. Karet Gelang 5 5 9,5

Berdasarkan hasil percobaan uji imbibisi pada menyebabkan air masuk melalui membran sel, yang
tabel 3, terjadi penambahan berat pada biji kedelai yang kemudian menyebabkan terjadinya proses imbibisi
direndam dalam akuades dan minyak tanah. Biji kedelai (Salisbury, 1995).
yang direndam dengan akuades mengalami penambahan Sementara itu, saat biji kedelai direndam dengan
berat yang lebih besar dibandingkan dengan biji kedelai minyak tanah beratnya hanya naik 0,1 gram dari berat
yang direndam minyak tanah, yaitu 7,7 gram. Sedangkan awal. Hal ini disebabkan karena biji kedelai tidak bisa
yang direndam dengan minyak tanah, beratnya hanya berimbibisi dengan minyak tanah, karena tidak terdapat
bertambah 0,1 menjadi 5,1 gram. Hal ini disebabkan kecocokan antara senyawa yang terkandung dalam biji
karena adanya tarikan dari senyawa higroskopik kedelai, sehingga menyebabkan senyawa higroskopik
(senyawa yang mampu menyerap air) dari dalam biji

5
yang terdapat dalam biji kedelai tidak dapat menyerap konsentrasi air yang lbih tinggi dibandingkan xilen.
minyak tanah (Sutopo, 1995). Larutan yang dapat masuk ke dalam sel adalah zat yang
Berbanding terbalik dengan kacang kedelai yang memiliki kecocokan dengan selaput semi permeable,
beimbibisi dengan akuades, karet gelang berimbibisi karena selaput semi permabel akan menyeleksi zat-zat
dengan minyak tanah. Karet gelang yang direndam apa saja yang akan masuk ke dalam sel.
dengan akuades tidak memiliki penambahan berat dari
Daftar pustaka
berat awalnya, yaitu 5. Sedangkan karet gelang yang
direndam dengan minyak tanah memiliki penambahan Dwidjoseputro, D. 2001. Pengantar Fisiologi
berat menjadi 9,5 gram dari berat awalnya yang hanya 5 Tumbuhan. PT Gramedia. Jakarta.
gram. Hal ini disebabkan karena adanya kecocokan Elisa. 2008. Dormansi Biji.
antara zat yang ada pada selaput semi permabel karet (http://elisa.ugm.ac.id/dormansi.2008). Diakses
gelang dengan minyak tanah. Karet gelang tidak pada tanggal 26 Maret 2017 pukul 20.00 WIB.
mengembang setelah direndam dengan aquades karena Indradewa. 2009. Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid 1.
tidak ada kecocokan antara senyawa yang terdapat ITB Press. Bandung.
Kimbal, J.W. 2003. Biologi Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
dalam karet gelang dengan aquades, sehingga membran
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan
yang bersifat semipermeable tersebut tidak mengizinkan
untuk Daerah Tropik. PT Gramedia. Jakarta.
air untuk masuk ke dalam (Salisbury, 1995). Selaput
Riyanto, dkk. 1990. Difusi, Osmosis dan Imbibisi. Badan
semi permabel akan menyeleksi zat-zat apa saja yang
Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia
akan masuk ke dalam sel karet gelang.
Bagian Timur. Ujung Pandang.
4. Kesimpulan Salisbury, K.B. dan H.W. Ross. 1995. Fisiologi
Difusi merupakan perpindahan molekul atau ion Tumbuhan. ITB. Bandung.
dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah Soedirokoesoemo, W. 2003. Materi Pokok Anatomi dan
berkonsentrasi rendah. Difusi terjadi sebagai suatu Fisiologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan
respon terhadap perbedaan konsentrasi. osmosis adalah dan Kebudayaan. Jakarta.
perpindahan air dari larutan berkonsentrasi rendah Suradinata, Tatang. 2003. Petunjuk Praktikum Anatomi
kelarutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput semi dan Fisiologi Tumbuhan. Departemen
permeabel. Berdasakan jumlah molekul dan Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
kelarutannya, eter memiliki konsentrasi air yang lebih Sutopo L. 1995. Teknologi benih. Rajawali. Jakarta.
tinggi dibandingkan kloroform dan kloroform memiliki

6
Lampiran 1

Tabel 2. Hasil Uji Osmosa A1

Perlakuan

Tabung 1 Tabung 2
(Kloroform + Metilen blue dan Eter) (Kloroform + Metilen blue dan Xilen)
Miniskus naik 0,9 cm Miniskus naik 0,1 cm

Eter

Xilen
n

Metylen blue

Metylen blue
Kloroform
Kloroform

7
Lampiran 2

 Tugas Alika Arum Daniya

1. Jelaskan perbedaan antara difusi, osmosis dan imbibisi ?


 Difusi adalah perpindahan molekul atau ion dari larutan yang berkonsentrasi tinggi (pekat) ke larutan
berkonsentrasi rendah (encer).
 Osmosis adalah proses difusi air yaitu perpindahan molekul air dari larutan yang berkonsentrasi airnya lebih
tinggi (pekat) ke larutan berkonsentrasi airnya lebih rendah (encer) melalui membran semipermeabel
(membran yang hanya dapat dilalui oleh air)
 Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) pleh benda-benda yang padat (solid) atau semi solid karena benda-
benda itu mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa koloid.

2. Sebutkan masing-masing satu contoh proses difusi dan osmosis pada tumbuhan ?
 Difusi : pada saat proses pertukaran gas O2 dan CO2 (transpirasi) pada tumbuhan
 Osmosis : proses masuknya air dan garam mineral kedalam akar

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi imbibisi ?

Permeabilitas kulit, konsentrasi air, suhu, tekanan hidostatik, daya intermolekuler, tingkat kemasukan, dan
komposisi kimia

 Tugas Nur Arifin Andryansyah

1. Jelaskan perbedaan antara difusi, osmosis dan imbibisi ?


Difusi adalah perpindahan molekul atau ion dari larutan yang berkonsentrasi tinggi (pekat) ke larutan
berkonsentrasi rendah (encer).
Osmosis adalah proses difusi air yaitu perpindahan molekul air dari larutan yang berkonsentrasi airnya lebih
tinggi (pekat) ke larutan berkonsentrasi airnya lebih rendah (encer) melalui membran semipermeabel (membran
yang hanya dapat dilalui oleh air)
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) pleh benda-benda yang padat (solid) atau semi solid karena benda-
benda itu mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa koloid.

2. Sebutkan masing-masing satu contoh proses difusi dan osmosis pada tumbuhan ?
Difusi : pada proses pertukaran gas O2 dan CO2 (transpirasi) pada tumbuhan yang terjadi di daun
Osmosis : proses masuknya larutan kedalam sel-sel endodermis
(Masuknya air dan garam mineral kedalam akar)

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempermgaruhi imbibisi ?


Permeabilitas kulit / membran biji, konsentrasi air, suhu air, tekanan hidostatik, permukaan biji yang kontak
dengan air, daya intermolekuler, spesies dan varietas, tingkat kemasukan, komposisi kimia

Anda mungkin juga menyukai