Anda di halaman 1dari 33

Pekanbaru, 27 Maret 2020

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

MENENTUKAN POLA AKTIVITAS DAN JARAK EDAR

HARIAN HEWAN

Nabilatul Firdausin Nada 1903155544


Asisten : Trilona Utami

PENDAHULUAN

Alam merupakan tempat tinggal bagi setiap makhluk hidup atau lebih tepatnya

sebagai habitat makhluk hidup. Makhluk hidup tidak hanya terdiri dari dari satu

macam saja, namun banyak macam dan jenisnya, baik hewan, manusia dan tumbuh-

tumbuhan, semuanya hidup dan tinggal bersama di alam ini. Hewan, dan tumbuhan

tidak hanya terdiri dari satu macam saja melainkan banyak tipe hewan dan tumbuhan

yang ada di alam ini. Ada berbagai macam jenis hewan begitu pula dengan tumbuhan.

Banyak jenis hewan yang hidup di sekitar kita, ada jenis hewan yang hidup dengan

dipelihara oleh manusia. Akan tetapi ada juga hewan yang hidup dengan sendirinya

tanpa campur tangan dari manusia (liar), salah satunya hewan bekicot. Hewan ini

disebut sebagai hewan liar karena dapat hidup dimana saja, tanpa perlu perawatan

yang khusus dari manusia[CITATION Her04 \l 1033 ]

Hewan bekicot (Achatia fulica) merupakan jenis hewan bertubuh lunak dan

bercangkang yang terkenal karena tubuhnya yang lunak segera masuk ke dalam

cangkangnya saat disentuh atau lebih tepatnya diberi rangsangan. Perilaku ini hanya
bersifat sementara karena setelah beberapa saat, tubuhnya akan kembali keluar dari

cangkangnya seperti semula[ CITATION Bro13 \l 1033 ]

Hubungan antara atau interaksi hewan dan lingkungannya dapat terjadi kapan

saja dan dimana saja. Hal ini menunjukkan adanya interaksi yangdilakukan oleh

hewan dan lingkungannya. Terlepas dari hal tersebut perubahankondisi yang terjadi

pada lingkungan dapat berpengaruh pada hewan. Adanya perubahan yang terjadi pada

lingkungannya, maka hewan juga dapat merespon perubahan tersebut dengan suatu

perubahan berupa perubahan secara fisik,fisiologis, serta tingkah laku untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Hewan merupakan mahluk hidup perlu

melakukan aktivitas dalamkesehariannya yaitu bergerak, mencari makan, mencari

tempat untuknya berlindung, serta untuk hewan yang telah memasuki masa dewasa

juga butuh berkembang biak dengan cara kawin, beranak atau bertelur hewan

jugamembutuhkan istirahat guna memulihkan tenaga yang ada dalam dirinya setelah

beraktivitas penuh[CITATION Har17 \l 1033 ].

Di alam ini, semua mahluk hidup mengambil pola-pola perilaku yang

membutuhkan kecerdasan agar bisa bertahan hidup. Pola-pola perilaku ini, yang

mendasari kecakapan, kepiawaian dan kemampuan-kemampuan perencanaan unggul

memiliki satu kesamaan. Masing-masing perilaku ini mensyaratkan adanya

kemampuan. Kecakapan yang hanya dapat dikuasai manusia dengan cara belajar,

latihan ulang dan pengalaman ini, telah ada pada mahluk-mahluk hidup sejak pertama

kali mereka lahir. Pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup sangat dipengaruhi

oleh lingkungan sebagai tempat hidupnya. Perubahan lingkungan sehari-hari yang

ditentukan oleh perputaran bumi mengelilingi matahari mengakibatkan mahluk hidup


akan beradaptasi untuk mengoptimalkan daya hidupnya dengan jalan mengorganisasi

aktivitasnya dalam siklus 24 jam[ CITATION Suk16 \l 1033 ].

Organisme-organisme mempunyai mekanisme secara fisiologi untuk mengukur

waktu, yang dikenal dengan jam biologi (biological clock). Manisfestasi yang paling

umum adalah yang disebut ritme circadian (cyrcadian rythme), atau kemampuan

untuk menentukan waktu dan mengulangi fungsi-fungsi pada sekitar interval-interval

24 jam sekalipun dalam keadaan tanpa adanya tanda-tanda siang yang nyata.

Keuntungan ekologi atau selektif dari jam biologi ini yaitu merangkaikan ritme-ritme

lingkungan dengan fisiologi serta memungkinkan makhluk- makhluk itu mengetahui

lebih dahulu atau merasakan lebih dahulu periodisitas harian, musiman, dan lain-

lainnya dari sinar, suhu, pasang dan sebagainya[ CITATION Pha09 \l 1033 ].

Selama sehari dan dari hari ke hari, suatu hewan menjalani waktu itu dengan

berbagai aktivitas yang diperlukan bagi keberhasilan hidupnya. Hewan yang mobil

akan bergerak untuk mencari makan, dan mencari tempat berlindung agar terhindar

dari kondisi lingkungan yang kurang baik baginya. Pada hewan dewasa, seksual yang

sudah siap kawin, aktivitas hariannya akan mencakup berbagai kegiatan

perkembangbiakan seperti menemukan pasangan, berkopulasi, bertelur dan

sebagainya. Di samping kegiatan-kegiatan tersebut hewan juga memerlukan istirahat

(inaktif)[ CITATION Str07 \l 1033 ].

Dengan mengambil bekicot (keong racun, Achatina fulica) sebagai hewan objek

pengamatan dalam praktikum ini, kami ingin mengetahui bagaimana pola aktivitas

harian dari Achatina fulica sehubungan dengan fluktuasi kondisi faktor-faktor


lingkungannya dan keperluan hidupnya. Selain itu kami juga membuat suatu estimasi

mengenai berapa jauh jarak yang ditempuh hewan tersebut dalam melakukan

aktivitas hidupnya, serta mengetahui korelasi antara jarak edar dengan ukuran tubuh.

Hal tersebut dilakukan karena adanya variasi individual dari Achatina fulica meliputi

berat, panjang, dan cangkang.

Faktor abiotik lingkungan tempat hidup suatu hewan tidaklah konstan, melainkan

dalam rentang sehari itu fluktuasi dari waktu ke waktu. Suhu udara misalnya, pada

pagi hari rendah dan makin siang makin naik hingga mencapai tingkat suhu

maksimum untuk hari itu. Pada sore dan malam hari, suhu terus menurun sampai

tingkat suhu minimum sekitar subuh, dan begitu seterusnya[ CITATION Cam10 \l 1033 ].

Akibat adanya faktor abiotik lingkungan tempat hidup suatu hewan yang tidak

konstan maka kami melakukan secara berkala menurut selang waktu tertentu dan

meliputi rentang waktu yang relatif lebih lama di lapangan sehingga akan didapatkan

time series data. Rentang waktu yang diperlukan dalam pengamatan ini adalah sehari

(24 jam) dengan interval waktu 2 jam.

TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana pola aktivitas harian hewan itu, sehubungan dengan

pola fluktuasi dari perubahan kondisi faktor- faktor lingkungan dalam habitat

yang ditempatinya.

METODE

 Waktu dan Tempat


Pada praktikum ekologi acara 4 ini dilakukan pengamatan Menentukan Pola

Aktifitas dan Jarak Edar Harian Hewan mengenai bagaimana pola aktifitas dan

jarak edar pada Achatina fulica, juga dilakukan pengamatan hubungan antara

jarak edar dengan faktor lingkungan abiotiknya, yang dilaksanakan pada Hari

Sabtu s/d Minggu Tanggal 21 s/d 22 Maret 2020, pukul 18.00 pm-18.00 pm

kembali bertempat di depan Laboratorium Ekologi FMIPA Universitas Riau.

 Desain Pengumpulan Data

1. Tabel Berat Objek ( Achatina fulica ) Sebelum dan Sesudah Praktikum.

Berat ( Gram )
Objek Sebelum Sesudah
Praktikum Praktikum
Sehun 21,51 16,69
Cilo 25,76 23,60
Kuntal 35,11 31,78
Seli 27,2 22,18
I Love Bangtan 20,08 19,18

2. Tabel Pengukuran Faktor Lingkungan Abiotik

Suhu
Pengamatan Intensitas Cahaya Kelembapan
Udara Tanah
1 29,3 27,8 0 76
2 29,1 27,8 0 85
3 28,7 30,3 0 73
4 28,0 27,1 0 83
5 28,3 26,7 0 85
6 28,0 27,2 5 84
7 28,7 29,7 18.440 78
8 29,4 29,4 124.642 59
9 29,7 29,7 124.642 40
10 33,0 33,0 124.642 42
11 30,9 30,9 15.275 49
12 29,8 29,8 1.215 61
3. Tabel Jarak Edar ( Achatina fulica )

Pengamatan
Objek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sehun 48 130 291 165 325 149 46 92 82 12 17 8
Cilo 22 122 14 226 314 194 0 72 15 6 0 0
Kuntal 131 422 149 175 712 56 0 0 0 5 0 0
Seli 48 341 100 173 55 98 28 0 0 30 23 0
I Love Bangtan 18 0 17 118 0 163 0 29 39 15 0 0

4. Tabel Pola Aktifitas ( Achatina fulica )

Pengamtan Keteranagan
Objek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ab, Ab, Ab, Am, A
Sehun Am Ab Ab Am Am Adf b Am Ab Ab Ab Ab 1.Ab:Berjalan-Jalan
Cilo Ad Ad Ab Am Ab Ad Ad Is Ad Ad Is Is 2.Ad:Berdiam Diri
A
Kuntal Is Ir m Am Ad Ad Is Ab Is Is Is Is 3.Am:Makan
A 4.Adf:Defekasi
Seli Ab m Ab Ab Ab Adf Is Is Ad Am Ad Ad Diam Ditempat
5.Is:Inaktif,
tubuh dalam
I love Bangtan Ab Is Ab Am Is Ab Is Ad Ad Ad Ad Ad cangkang
6.Ir:Inaktif,
Kaki diluar
cangkang

 Teknik Pengumpulan Data

1. Lokasi yang telah ditentukan Asisten dikunjungi,pengamatan dapat

dilakukan dilapangan yaitu di area kebun/padang rumput.

2. Untuk pengenalan individual,setiap Achatina fulica pada cangkangnya

diberi nama menggunakan kertas label agar memudahkan dalam

pengenalan Achatina fulica satu dengan yang lain.


3. Achatina fulica dikumpulkan selama 1- 2 jam sebelum pengamatan, untuk

ditimbang berat badanya,sesudah dibersihkan dari kotoran dan serasah

atau tanah yang menempel pada tubuhnya dengan lap atau kertas penyerap

“tissue” karena dalam rentang waktu 24 jam berat tubuh dapat mengalami

perubahan- perubahan akibat asupan makanan,keluaran feses,keluaran

telur,maka pada akhir pengamatan tubuh hewan ditimbang kembali seperti

semula.

4. Ukuran tubuh hewan gastropoda dapat dinyatakan dalam ukran panjang

cangkang. Karena itu panjang cangkang Achatina fulica diukur

menggunakan meteran 100 cm, mulai dari bagian pangkal tiang spiral

hingga ke bagian apeks cangkan. Dengan asumsi bahwa dalam rentang

waktu 24 jam tidak terjadi pertambahan panjang cangkang, pengukuran

panjang cangkang itu sudah cukup dilakukan sekali saja,jika waktu tidak

mengijinkan, pengukuran dapat dilakukan pada akhir pengamatan.

5. Pengamatan atau penelitian mengenai aktivitas atau prilaku,pertama-tama

sekali memerlukan kriteria yang akan digunakan sebagai acuan dalam

pengamatan.salah satu langkah awal ialah kriteria untuk menentukan

hewan aktif dan inaktif ( aktivitas ≈ 0 ). kriteria yang dipakai untuk

Achatina fulica dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1) Aktif (= A ) : apabila bagian kepala bekicot terjulur keluar dari

cangkangnya keluar dari cangkangya. Hewan-hewan yang kategori ini

dapat dipilah-pilah lagi atas:

a. Berjalan-jalan (Ab) : bergerak berpindah pindah tempat ;


b. Berdiam diri di suatu tempat , tanpa melakukan aktivitas khusus

(Ad);

c. Makan (Am),perhatiaknn adanya fragmen daun ataupun serasah

yang menempel pada bagian mulut dan adanya gerakan-gerakan

(radula).

d. Melakukan defekasi ( mengeluarkan tinja ).baik sambil diam

ditempat (Adf) atau sambil berjalan (Abf);

e. Berkopulasi (Ak), perhatikan adanya sepasang penis yang

terentang diantara sisi bagian kepala dari kedua hewan yang

sedang kawin;

f. Bertelur (Ao), posisi tubuh Achatina fulica waktu mengeluarkan

telur-telurnya mirip Ad tetapi dengan bagian kepala yang terjalur

masuk kedalam serasah atau tanah, namun ada kalanya tampak

menyerupai posisi Im atau I (lihat 2.a dan 2.b) Frekuensi terjadinya

Ak maupun Ao sangat rendah dibandingkan dengan jenis aktifitas

lainya (Ab,Ad,Am).

2) Inaktif (= I ) : apabila bagian kepala hewan tersembunyi dalam cangkang.

Kategori ini dapat dipilah-pilas lagi atas:

a. Inaktif dengan seluruh bagian tubuh yang lunak dari hewan masuk

kedalam cangkang (Is),dan

b. Inaktif dengan bagian kakinya masih tampak menjulur ke luar

cangkang (Ir).
6. Pengamatan kondisi lingkungan abiotik secara umum dilakukan pada

lokasi-lokasi yang diamati : (faktor-faktor lingkungan fisik Achatina

fulica di area pengamatan, suhu tanah dan udara, kelembapan dan

intensitas cahaya).

7. Dilakukan Pengukuran Jarak Edar Achatina fulica pengukuran jarak total

yang ditempuh hewan dalam melakukan aktifitas sehari-harinya (= jarak

edar atau jelajah harian) bermacam – macam yang semuanya didasarkan

pada pada penulusuran posisi hewan pada waktu-waktu berurutan dalam

rentang waktu 24 jam.Dengan mengukur jarak – jarak yang di tempuh

setiap interval waktu 2 jam,maka jumlah total total 24 jam akan

merupakan suatu proklamasi yang lebih bersifat estimasi dibwah harga

sebenarnya.

 Analisi Data

Setelah hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel hasil pengamatan,

maka langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis data.Data hasil praktikum

yang didapat diolah dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil dan Pembahasan

1. Grafik Pola Aktivitas Achatina fulica ( Individu )


Pola Aktivitas
Ab Ad Am Adf Abf Ak Ao Is Ir
6%

41% 53%

Bedasarkan grafik diatas dan pengamatan yang telah dilakukan di lapangan

mengenai bagaimana pola aktivitas Achatina fulica selama 24 jam setiap 2 jam sekali

Selama pengamatan, Achantina fulica yang dijadikan objek pengamatan ini

melakukan beragam pola aktivitas yaitu pada pukul 18.00 pm ( T 0) dengan prilaku

masih inaktif (Is) seluruh bagaian tubuh lunak masuk kedalam cangkang, perilaku

tersebut disebabkan karena bekicot masih menyesuaikan dengan lokasi yang baru,

selanjutnya selanjutnya pada pukul 20.00 pm (T1) bekicot tersebut melakukan

aktivitas aktif berjalan (Ab) dan makan (Am), perilaku ini dikarenakan bekicot

berpindah tempat dari T0-T1 dan juga terdapat fragmen daun dan serasah yang

menempel pada mulutnya juga adanya gerakan-gerakan (redula).selanjutnya pada

pukul 22.00-00.00 pm T2-T3 bekicot tersebut hanya melakukan aktifitas (Ab) yaitu

aktif berjalan, akan tetapi pada pukul 22.00-00.00,hal ini menunjukkan bahwa bekicot

merupakan hewan Nokturnal yang aktif pada malam hari. Dengan kondisi gelap dan

suhu yang rendah serta aktivitas manusia yang sedikit maka bekicot bisa beraktivitas.

Selanjutnya pada pukul 02.00-04.00 am T4-T5 bekicot melakukan aktifitas makan

(Am) dan berpindah tempat (Ab), artinya bekicot masih tetap aktif dimalam hari yang
merupakan hewan Nokturnal. Selanjutnya pada pukul 04.00-06.00 am T6-T7 bekicot

melakukan aktifitas makan (Am), berpindah tempat (Ab), dan defekasi diam ditempat

(Adf), hal ini menunjukkaan bekicot masih aktif berjalan , beraktifitas makan yang

ditunjukkan dengan tampaknya fragmen serasah daun dengan kondisi seperti tergigit

dan mulut bekicot tersebut bergerak-gerak, dan defekasi defekasi(pengeluaran tinja)

tetap diam ditempat.selanjutnya pada pukul 08.00 am – 18.00 pm kembali bekicot

melakukan aktifitas makan (Am), berpindah tempat ( Ab), defekasi sambil diam

ditempat (Adf), hal ini menunjukkan pada bekicot ini merupakan hewan Diurnal yang

tetap aktif disiang hari bedasarkan pola aktifitas yang dilakukannya,dapat

disimpulkan pada bekicot ini hanya melakukan aktifitas Am (41%),Ab (53%) ,Adf

(6%).

2. Grafik Hubungan Kelembapan dan Jarak Edar (individu)

Jarak edar Kelembapan


350 90
80
300
70
250
60
200 50
Kelembapan
Jarak Edar

150 40
30
100
20
50
10
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengamatan

Bedasarkan analisis dan pengolahan data juga pengamatan yang didapat di

lapangan hasil pengukuran kelembapan dan jarak edar Achatina fulica dengan 12 kali
pengamatan setiap 2 jam sekali selama 24 jam dimulai dari pengamatan T1-T12

didapatkan :

1. T1 = 76 % jarak = 48 cm 5. T5 = 85 % jarak = 325 cm

2. T2 = 85% jarak = 130 cm 6. T6 = 84% jarak = 149 cm

3. T3 = 73 % jarak = 291 cm 7. T7 = 78% jarak = 46 cm

4. T4 = 83 % jarak = 165 cm 8. T8 = 59% jarak = 92 cm

9. T9 = 40 % jarak = 82 cm

10. T10 = 42% jarak = 12 cm

11. T11 = 49% jarak = 17 cm

12. T12 =61% jarak = 8 cm

Dilihat hasil variasi hasil pengukuran kelembapan dengan seberapa jauh jarak

edar yang ditempuh bekicot hal ini menunjukkan pada bekicot ini tetap aktif di

malam hari maupun di siang hari dapat dikatakan hewan nokturnal (aktif malam) dan

diurnal (aktif siang) meskipun pada umumnya bekicot lebih aktif di malam hari

karena kondisi kelembapan dimalam hari konsentrasi uap air lebih tinggi

dibandingkan dengan siang hari, apabila bekicot tetap aktif disiang hari hal ini dapat

disebabkan oleh cangkang siput terdapat banyak sekali gel berlendir yang mampu

menahan agar udara tidak masuk ke dalam sehingga kelembaban siput tetap terjaga

selama proses hibernasi walaupun pada siang hari udara panas membuatnya dehidrasi

dan kehabisan lendir apabila kondis kelembapan udara, asupan air, dan kelembapan

tanah lembab atau basah pada siang hari siput akan tetap memproduksi lendir

sehingga bekicot pun akan tetap aktif dimalam hari.

3. Grafik Hubungan Suhu Udara dan Jarak Edar ( individu)


350 45

40
300
35
250
30
200

Suhu Udara
25
Jarak Edar

Jarak edar
150 20
suhu udara
15
100
10
50
5

0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengamatan

Bedasarkan analisis dan pengolahan data juga pengamatan yang didapat di

lapangan hasil pengukuran Suhu udara dan jarak edar Achatina fulica dengan 12 kali

pengamatan setiap 2 jam sekali selama 24 jam dimulai dari pengamatan T1-T12

didapatkan :

1. T1 = 27,8 ℃ jarak = 48 cm 5. T5 = 26,7 ℃ jarak = 325 cm

2. T2 = 27,8 ℃ jarak = 130 cm 6. T6 = 27,2 ℃ jarak = 149 cm

3. T3 = 30,3 ℃ jarak = 291 cm 7. T7 =29,7 ℃ jarak = 46 cm

4. T4 = 27,1 ℃ jarak = 165 cm 8. T8 = 35,4 ℃ jarak = 92 cm

9. T9 = 40,5 ℃ jarak = 82 cm

10. T10 = 38,5 ℃ jarak = 12 cm

11. T11 = 34,5℃ jarak = 17 cm

12. T12 = 30,9℃ jarak = 8 cm

Dilihat dari variasi hasil pengukuran suhu udara dengan seberapa jauh jarak edar

yang ditempuh bekicot hal ini menunjukkan pada bekicot ini tetap aktif di malam hari

maupun di siang hari dapat dikatakan hewan nokturnal (aktif malam) dan diurnal
(aktif siang) dengan bedasarkan variasi suhu udara pada saat pengamatan hal ini

meskipun pada umumnya bekicot lebih aktif di malam hari karena suhu udara

dimalam hari lebih rendah dibandingkan dengan siang hari, apabila bekicot tetap aktif

disiang hari dilihat bedasarkan pengaruh suhu udara hal ini dapat disebabkan oleh

meskipun pada siang hari suhu mencapai > 40 ℃ jika bekicot tetap mampu

memproduksi lendir (walaupun juga mengalami dehidrasi dan stress) dan mencari

tempat-tempat yang lembab disiang hari seperti mencari tanah yang lembab untuk

berhibernasi bahkan dalam keadaan hujan suhu pada siang hari akan menurun

sehingga dapat mempengaruhi bekicot untuk beraktivitas disiang hari. Oleh karena itu

bekicot pun dapat disebut hewan diurnal meskipun pada umumnya lebih bersifaat

nokturnal apabila kondisi lingkungan siang hari mendukung( misalnya: hujan

menurunya suhu udara dan suhu tanah) untuk beraktivitas.

4. Grafik Hubungan Suhu Tanah dan Jarak Edar ( individu )

350 45

40
300
35
250
30
200
Suhu Udara

25
Jarak Edar

Jarak edar
150 20
suhu udara
15
100
10
50
5

0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengamatan

Bedasarkan analisis dan pengolahan data juga pengamatan yang didapat di

lapangan hasil pengukuran Suhu tanah dan jarak edar Achatina fulica dengan 12 kali
pengamatan setiap 2 jam sekali selama 24 jam dimulai dari pengamatan T1-T12

didapatkan :

1. T1 = 29,3 ℃ jarak = 48 cm 5. T5 = 28,3 ℃ jarak = 325 cm

2. T2 = 29,1 ℃ jarak = 130 cm 6. T6 = 28 ℃ jarak = 149 cm

3. T3 = 28,7 ℃ jarak = 291 cm 7. T7 = 28,7 ℃ jarak = 46 cm

4. T4 = 28 ℃ jarak = 165 cm 8. T8 = 29,4 ℃ jarak = 92 cm

9. T9 = 29,7 ℃ jarak = 82 cm

10. T10 = 33 ℃ jarak = 12 cm

11. T11 = 30,9℃ jarak = 17 cm

12. T12 = 29,8 ℃ jarak = 8 cm

Dilihat hasil variasi hasil pengukuran suhu tanah dengan seberapa jauh jarak edar

yang ditempuh bekicot hal ini menunjukkan pada bekicot ini tetap aktif di malam hari

maupun di siang hari dapat dikatakan hewan nokturnal (aktif malam) dan diurnal

(aktif siang) meskipun pada umumnya bekicot lebih aktif di malam hari karena

kondisi suhu tanah dimalam hari lebih rendah dan lembab dibandingkan dengan

siang hari, apabila bekicot tetap aktif disiang hari hal ini dapat disebabkan oleh

apabila keadaan suhu tanah masih lembab walaupun di siang hari meskipun tidak

selembab malam hari dapat mempengaruhi bekicot untuk tetap beraktifitas di siang

hari sehingga bekicot dapat terus menghasilkan lendir untuk mempermudah

pergerakanya, ditambah apabila ada terjadinya faktor alam ketika hujan turun Hal ini

menyebabka kondisi lingkungan memiliki kelembapan tinggi dan suhu rendah

sehingga bekicot banyak melakukan pergerakan yang membuat tanah menjadi

lembab dan dingin di siang hari.


5. Grafik Hubungan Intensitas Cahaya dan Jarak Edar ( individu )

intensitas cahaya Jarak edar


140000 350

120000 300

100000 250

Suhu Udara
80000 200
Jarak Edar

60000 150

40000 100

20000 50

0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengamatan

Bedasarkan analisis dan pengolahan data juga pengamatan yang didapat di

lapangan hasil pengukuran Intensitas Cahaya dan jarak edar Achatina fulica dengan

12 kali pengamatan setiap 2 jam sekali selama 24 jam dimulai dari pengamatan T 1-T12

didapatkan :

1. T1 = 0 jarak = 48 cm 5. T5 = 0 jarak = 325 cm

2. T2 = 0 jarak = 130 cm 6. T6 = 5 jarak = 149 cm

3. T3 = 0 jarak = 291 cm 7. T7 =18.440 jarak = 46 cm

4. T4 = 0 jarak = 165 cm 8. T8 = 124.642 jarak = 92 cm

9. T9 = 124.642 jarak = 82 cm

10. T10 = 124.642 jarak = 12 cm

11. T11 = 124,642 jarak = 17 cm

12. T12 = 1,215 jarak = 8 cm


Bedasarkan pengukuran intensitas cahaya dilapangan dan analisis data serta jarak

edarnya dapat disimpulkan bahwa apabila pada malam hari intensitas cahaya sangat

rendah < 1 karena tidak adanya sumber cahaya matahari sedangkan siang hari

intensitas cahaya sangat tinggi > 18.000 dan jauh pola jarak edar pada bekicot ini

tetap berjalan atau beraktifitas meskipun hanya sampai maksimal ± 3 m di malam

hari dan tetap aktif di siang maksimal ± 17 cm karena bekicot merupakan hewan

nokturnal secara ilmiah dan pada umumnya.

5. Grafik Hubungan Antara Berat Awal dan Total Jarak Edar

2500 40

35
2000
30

1500 25

jarak Edar
20
Berat

Total jarak edar


1000 15 Berat awal
10
500
5

0 0
Sehun Cilo Kuntal Seli I Love Bangtan
Object

Bedasarkan analisis dan pengolahan data juga pengamatan yang didapat di

lapangan hasil pengukuran Berat bekicotdan jarak edar Achatina fulica dengan 12

kali pengamatan setiap 2 jam sekali selama 24 jam dimulai dari pengamatan T 1-T12

didapatkan :

1. Sehun = 21,51 gram jarak = 1365 cm

2. Cilo = 25,76 gram jarak = 985 cm


3. Kuntal = 35.11 gram jarak = 2350 cm

4. Seli = 27,2 gram jarak = 896 cm

5. I love Bangtan = 20,08 gram jarak = 399 cm

Bedasarkan pernytaan diatas dapat dikatakan bahwa Achatina fulica dapat

melakukan pergerakan aktivitas yang mencapai jarak edar > 20 m hubungan nya

dengan berat bekicot dari awal hingga pengukuran berat akhir bedasarkan

pengamatan didapatkan rata-rata pada semua bekicot mengalami penurunan berat

badan yang cukup drastis contoh : Sehun Berat awal = 21,51 Berat Akhir = 16,69

21,15 – 16,69 = 4,46 gram ( selisih berat awal-akhir) hal ini disebabkan bekicot dapat

mengalami stress karena banyaknya aktifitas yang telah dilakukanny dimalam hari

dan siang hari( apabila aktif) seperti bergerak berpindahtempat, mencari makan,

mengeluarkan tinja, dan bertelur selain itu Kondisi yang mengalami penurunan berat

badan dikarenakan aktifitas berjalan yang  jauh ditambah lagi ketersediaan

makanan yang kurang.

6. Grafik Pola Aktifitas Achatina fulica ( kelompok )


Pola Aktifitas
Ab Ad Am Adf Abf Ak Ao Is Ir
2%

21%
32%

3%

17%

25%

Setelah dilakukan pengamatan jarak edar bekicot juga dilakukan pengamatn

terhadap pola aktifitas masing masing bekicot, apakah bekicok aktif (A) ( makan,

bergerak, kopulasi, defekasi, dan bertelur) atau inaktif ( I ) ( tidur). Tujuannya adalah

untuk mengetahui lebih aktif mana bekicot pada malam hari atau pada siang

hari. Hal ini dikaitkan dengan karakter bekicot sebagai hewan nocturnal.

Hewan nokturnal merupakan hewan yang lebih aktif pada malanm hari jika

dibandingkan dengan siang hari. Oleh karena itu, dengan pengamatan pola aktivitas

bekicot maka akan bisa dibuktikan apakah bekicot adalah benar-benar hewan

nokturnal atau hewan diurnal. Dan dari hasil pengamatan, bekicot lebih aktif pada
malam hari jika dibandingkan dengan siang hari. Kebnyakan pada siang hari mereka

inaktif sesangkan pada malam hari mereka cenderung berjalan yang jauh [ CITATION

Sya15 \l 1057 ].Dilihat bedasarkan data grafik diatas yang telah diolah Pola aktifitas

Am = 1% Abf ( defekasi sambil berjalan ) = 32 % , Adf ( defekasi sambil diam ) =

3%, Ad ( diam ) = 25 %, Ir ( inaktif kaki masih tampak keluar) = 2 %. Is ( diam

bagian tubuh semua masuk kedalam cangkang ). Dapat disimpulkan bahwa aktifitas

yang banyak dilakukan adalah Ab ( berpindah tempat).

7. Grafik Hubngan Kelembapan dan Jarak Edar ( kelompok )

Jarak edar Kelembapan


300 90%
80%
250
70%

Kelembapan
Jarak Edar

200 60%
50%
150
40%
100 30%
20%
50
10%
0 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengamatan

Selain pengukuran tersebut, juga dilakukan pula pengukuran faktor-faktor

lingkungan yang mempengaruhi jarak edar bekicot. Misalnya suhu udara,

kecepatan angin, kelembaban udara, kelembaban tanah dan pH tanah. Dilihat dari

grafik diatas adalah pengukuran faktor lingkungan kelembapan dengan jarak edar

bekicot. Tujuan dari pengukuran faktor lingkungan ini adalah untuk mengetahui

apakah faktor-faktor itu mempengaruhi jarak edar bekicot. Selain itu juga untuk

mengetahui faktor mana yang paling berkontribusi secara langsung terhadap

ingginya jarak edar bekicot. Sehingga kita dapat menyimpulkan faktor apa yang

paling berpengaruh terhadap jarak edar bekict dan apa alasannya yang mendasari
sehingga faktor itu bisa berkontribusi secara langsung pada jarak edar

bekicot[ CITATION Wir17 \l 1057 ].

Dilihat bedasarkan grafik diatas kelembaban mempengarui jarak edar karena

didapatkan pengukuran kelembabanya hinga > 80 % dengan jarak edar sejauh > 250

cm.

8. Grafik Hubungan Suhu Udara dengan Jarak Edar ( kelompok )

300 34
33
250
32

Suhu Udara
200 31
Jarak Edar

30
150
29 Jarak edar
100 28 suhu udara
27
50
26
0 25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengmatan

Selanjutnya Selain pengukuran faktor lingkungan kelembapan , juga dilakukan

pula pengukuran faktor lingkungan yang lain yaitu suhu udara yang juga

mempengaruhi jarak edar bekicot.Suhu udara adapun sangat memengaruhi jarak

edar dimana semakin tinggi suhu maka semakin rendah kelembapannya dan semakin

luas jarak edarnya.Hal ini  terjadi  karena Achatina fulica  menyukai tempat

lembabsehingga hewan iniakan berjalan menceari tempat yang lebih lembab dan

gelap untukmendapatkan makanan[ CITATION Sus05 \l 1057 ].


Dilihat bedasarkan grafik diatas suhu udara mempengarui jarak edar karena

didapatkan pengukuran kelembabanya hinga >30℃ dengan jarak edar sejauh >

250cm.

9. Grafik Hubungan Suhu Tanah dan Jarak Edar ( kelompok )

300 35

250 30

25
200

Suhu Tanah
Jarak Edar

20
150
Jarak edar
15
suhu tanah
100
10

50 5

0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengamatan

Selanjutnya Selain pengukuran faktor lingkungan suhu udaranya, juga dilakukan

pula pengukuran faktor lingkungan yang lain yaitu suhu tanah yang juga

mempengaruhi jarak edar bekicot.Suhu tanah adapun sangat memengaruhi jarak

edar dimana semakin tinggi tanahnya suhu maka semakin rendah kelembapan tanah

dan semakin luas jarak edarnya.Jarak edar dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan

dimana suhu tinggi maka semakin rendah kelembapannya dan semakin luas jarak

edarnya. Hewan bekicot menyukai daerah yang lembap dan gelap karena dalam

kondis iseperti itu, Achantina fulica lebih banyak beraktifitas[CITATION Har17 \l 1057 ].
Dilihat bedasarkan grafik diatas suhu tanah mempengarui jarak edar karena

didapatkan pengukuran kelembabanya hinga >30℃ dengan jarak edar sejauh >250

cm.

10. Grafik Hubungan Intensitas cahaya dan Jarak Edar ( kelompok )

300 140

250 120

100
200

Intensitas Cahaya
80
Jarak Edar

150
60 Jarak edar
intensitas cahaya
100
40

50 20

0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengmatan

Selanjutnya Selain pengukuran faktor lingkungan suhu tanah , juga dilakukan

pula pengukuran faktor lingkungan yang lain yaitu intensitas cahaya yang juga

mempengaruhi jarak edar bekicot. Bekicot inaktif sebelum matahari terbenam dan

menjelang matahari terbit karena hal ini disebabkan oleh perubahan intensitas cahaya

dari pergantian waktu malam hari menuju siang hari. Pada umumnya Achatina fulica

menghabiskan waktu di siang hari dengan bersembunyi dibawah naungan. Banyak

dari bekicot ditemukan beritirahat dibawah batu dan bagian tanaman. Menurut

bekicot tidak tahan terhadap matahari langsung. Korelasi perilaku dengan kondisi

lembap menyebabkan sebagian besar perilaku hidup bekicot adalah perilaku inaktif,
hal ini bertujuan mengurangi penguapan dalam tubuh bekicot. banyak spesies siput

pada waktu siang hari dan kondisi kering bersembunyi di tempat lembap untuk

melindungi tubuh dari penguapan akibat terkena sinar matahari. Bedasarkan

pernyartaan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila intensitas cahaya rendah malam

hari bekicot akan beraktifitas sedangkan apabila intensitas cahaya tinggi siang hari

bekicot inaktif, kecuali ada faktor alam yang menyebabkan bekicot aktoif di siang

hari ( hujan)[ CITATION Cam10 \l 1057 ].

Dilihat bedasarkan grafik diatas intensitas mempengarui jarak edar karena

didapatkan pengukuran intensitas cahaya malam hari pukul 18.00-04.00 pm intensitas

cahayanya 0 jarak edar 48 – 165 cm sedangkan siang atau pagi hari mulainya

matahari terbit 06.00- 18.00 kembali intensitas cahayanya 1.215 - 18.440 jarak

edarnya lebih pendek yaitu 8- 46 cm.

Plot pengamatan yang kami digunakan untuk pengamatan pola aktifitas dan jarak

edar bekicot ini merupakan daerah ternaungi dan terdapat vegetasi yaitu berupa

pohon besar.untuk arah pergerakan bekicot pada saat pengamatan bekicot lebih

memeilih daerah yang ternaungi dibawah pohon-pohon karena dibawah pohon lebih

teduhdan basah/lembab. Jarak edar yang besar dibawah pohon dikarenakan kondisi

lingkungan yang basah memudahkan pergerakan bekicot sedangkan ditempat tidak

ternaungi bersifat kering pergerakan bekicot membutuhkan lendir. terdapat korelasi

positif antara perilaku bekicot dengan tempat basah. Bekicot lebih banyak melakukan

pergerakan pada tempat lembab dibandingkan dengan tempat kering hal ini untuk
membantu mengurangi kehilangan penguapan cairan tubuh dan produksi

lendir[CITATION Her04 \l 1057 ].

Individu bekicot yang diamati menunjukkan jarak edar yang luas pada malam

hari dibandingkan dengan siang hari. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan tempat pengamatan yang memiliki nilai kelembapan ±70% suhu udara

dan tanah ± 30℃ pada waktu pagi sampai siang hari, dan malam hari sebesar ±75% -

80%. Faktor suhu setiap pagi relatif rendah dan makin siang makin naik hingga

mencapai suhu maksimum selanjutnya suhu akan berangsur turun pada sore hari dan

malam harinya hingga mencapai suhu minimum yang dapat mempengaruhi perilaku

keseharian hewan. Hal ini menunjukkan korelasi positif antara pergerakan( jarak edar

bekicot dan perilaku harian ( pola aktifitas ) dengan kelembapan dan faktor

lingkungan lainya yaitu suhu tanah dan suhu udara.Jadi dapat disimpulakan bahwa

Jarak edar dan pola aktfitas dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan dimana suhu

tinggi/naik maka semakin rendah/turun kelembapannya dan semakin luas jarak

edarnya. Hewan bekicot menyukai daerah yang lembap dan gelap karena dalam

kondisiseperti itu, Achantina fulica lebih banyak beraktifitas[ CITATION Suk16 \l 1057 ].

Pengaruh perbedaan berat bekicot terhadap jarak edarnya adalah Bekicot yang

mengalami

penurunan berat badan dikarenakan ketersediaan makanan. Bekicot yangmendapatka

n makanan akan mampu bertahan hidup dan menambah berat badandibanding bekicot

yang tidak menapatkan makanan. Perubahan berat badan ini juga karena aktifitas

berjalan yang cukup jauh sehingga menguras energi bekicot.Semakin rendahnya jarak

edar yang dilakukan oleh bekicot juga dapat disebabkan oleh aktifitas makan yang
dilakukan, sehingga berat badannya bertambah dan menyebabkan pergerakannya

semakin lambat[ CITATION Sya15 \l 1057 ].

Pada awal dan akhir kegiatan berat badan Achatina fulica ditimbang.Ternyata

ada perbedaan, dimana berat badan akhir lebih besar dari pada berat badan awal.

Hal ini dapat dilihat pada table pengamatan. Hampir semua Achatina  fulica

mengalami  pertambahan berat badan, hal ini terjadi  karena aktifitas bekicot yakni

dinamakan. Achatina fulica sebagai hewan nocturnal, mencari makan

dimalamhari.Terbukti ketika pengamatan yang dilakukan malam hari, beberapa

bekicot sedang memakan dedaunan dan ada salah satunya yang memakan kertas

nomor urut pada patok kayu[ CITATION Pha09 \l 1057 ].

Jarak edar Achatina  fulica  sangat dipegaruhi oleh berat badan Achatina fulica

.Semakin berat badan suatu Achatina fulica maka jarak edarnya semakin pendek,dan

begitu juga sebaliknya[ CITATION Sus05 \l 1057 ].

KESIMPULAN

Adapun Kesimpulan yang didapat dari praktikum Menentukan Pola Aktifitas dan

Jarak Edar Harian Hewan adalah sebagi berikut :

1. Jarak edar dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan dimana suhu (udara dan

tanah) tinggi maka semakin rendah kelembapannya makan akan semakin luas

jarak edarnya.Hewan bekicot menyukai daerah yang lembap dan gelap

karena dalam kondisi seperti itu, Achantina fulica lebih banyak beraktifitas.

Kondisi Achantina fulica yang mengalami penurunan berat badan


dikarenakan aktifitas berjalan yang kurang jauh ditambah lagi ketersediaan

makanan yang kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Browidjojo,2013.Kinerja Hewan Di Lingkungannya Dengan Menentukan Pola


Aktifitas Dan Jarak Edar Serta Luas Daerah Harian Hewan Junal
Biodiversitas 20(2): 65-76

Campbell,2010. Biologi Jilid II. Jakarta, Erlangga

Hartono,2017. Dasar-Dasar Ekologi.Yogyakarta, UGM Press.

Herliani,2014. Zoologi Dasar.Jakarta,Erlangga.

Phachenik,2009. Biology Of The Invertebrata.Jakarta,Mc Graw Hill.

Struthers,2007.The physical and chemical microstructure of the Achatina fulica


Epiphragm.Journal of Biodivertsitas 12(5): 67-89.

Sukarsono,2016.Ekologi Hewan.Malang.UMM Press.

Susilo,2005.Aktivitas Makan Orangutan (Pongo pygmaeus di Pusat Primata


Schmutzer.Jurnal Ekologi Hewan 11(6): 26-54.

Syahreza,2015.Pembuatan Kitosan dari Kitin Cangkang Bekicot Achatina fulica


Jurnal Zoologi 7(3): 32-41

Tjitrosoepmo, 2015. Biologi II.Jakarta, Dedikbud.

Wiryono,2017.Pengaruh Bekicot (Achatina fulica) Terhadap Pertumbuhan Tanaman


lamtoro (Leuceina leuchocepala) dan Turi (Sesbania grandiflora) Pada
MediaTanam Bekas Penambangan Batu Bara.Jurnal Ekologi 4(7) : 43-54.

LAMPIRAN

1. Tabel Pola Aktifitas ( Individu )

Prilaku Ab Ad Am Adf Abf Ak Ao Is Ir


jumlah 9 0 7 1 0 0 0 0 0
2. Tabel Hubungan Kelembaban dan Jarak Edar (Individu )

Kelembapa
n 76 85 73 83 85 84 78 59 40 42 49 61
Jarak edar 48 130 291 165 325 149 46 92 82 12 17 8

3. Tabel Hubungan Suhu Udara dan Jarak Edar ( Individu )

27, 27, 30, 27, 26, 29, 35,


suhu udara 8 8 3 1 7 27,2 7 4 40,5 38,5 34,7 30,9
Jarak edar 48 130 291 165 325 149 46 92 82 12 17 8

4. Tabel Hubungan Suhu Tanah dan Jarak Edar ( Individu )

29, 29, 28, 28, 30,


suhu tanah 3 1 28,7 28 3 28 7 29,4 29,7 33 9 29,8
16 14
Jarak edar 48 130 291 5 325 9 46 92 82 12 17 8

5. Tabel Hubungan Intensitas Cahaya dan Jarak Edar ( Individu )

124.64 15.27
intensitas cahaya 0 0 0 0 0 5 18.440 124.642 124.642 2 5 1.215
16 32
Jarak edar 48 130 291 5 5 149 46 92 82 12 17 8

6. Tabel Hubungan Berata Achatina fulica dan Jarak Edar ( Kelompok )

  Sehun Cilo Kuntal Seli I Love Bangtan


Berat awal 21.51 25.76 35.11 27.2 20.08
Total jarak edar 1365 985 2350 896 399

7. Tabel Pola Aktifitas ( Kelompok )

Prilaku Ab Ad Am Adf Abf Ak Ao Is Ir


jumlah 20 16 11 2 0 0 0 13 1
8. Tabel Hubungan Kelembaban dan Jarak Edar ( Kelompok )
85
Kelembapan 76% % 73% 83% 85% 84% 78% 59% 40% 42% 49% 61%
53, 114, 281, 14, 27, 13,
Jarak edar 4 203 2 171,4 2 132 8 38,6 2 6 8 1,6

9. Tabel Hubungan Suhu Udara dan Jarak Edar ( Kelompok )

29,
suhu udara 29,3 1 28,7 28 28,3 28 28,7 29,4 29,7 33 30,9 29,8
281,
Jarak edar 53,4 203 114,2 171,4 2 132 14,8 38,6 27,2 13,6 8 1,6

10. Tabel Hubungan Suhu Tanah dan Jarak Edar ( Kelompok )

27, 27,
suhu tanah 8 8 30,3 27,1 26,7 27,2 29,7 29,4 29,7 33 30,9 29,8
53,
Jarak edar 4 203 114,2 171,4 281,2 132 14,8 38,6 27,2 13,6 8 1,6

11. Tabel Hubungan Intensitas Cahaya dan Jarak ( Kelompok )

124,64 124,64
intensitas cahaya 0 0 0 0 0 5 18,440 2 2 124,642 15,275 1,215
Jarak edar 53,4 203 114,2 171,4 281,2 132 14,8 38,6 27,2 13,6 8 1,6
Suhu udara dan Kelembaban pukul Pengukuran suhu tanah pukul
18.00 18.00

Suhu udara dan Kelembaban pukul Suhu tanah pukul 20.00


20.00
Suhu udara dan Kelembaban Suhu tanah pukul 00.00
pukul 22.00

Suhu udara dan Kelembaban Suhu tanah pukul 06.00


pukul 00.00
Suhu udara dan Kelembaban pukul Suhu tanah pukul 08.00
08.00

Suhu udara dan Kelembaban pukul Suhu tanah pukul 22.00


22.00
Suhu udara dan Kelembaban pukul Suhu tanah pukul 02.00
02.00

Suhu udara dan Kelembaban pukul Suhu tanah pukul 04.00


04.00

Anda mungkin juga menyukai