Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. SEKILAS PERKEMBANGAN TABULAMPOT
Budidaya Tanaman Buah Dalam Pot (Tabulampot) merupakan bentuk kultur usaha
hortikultura yang makin membudaya di kalangan masyarakat. Pada dasarnya bentuk
kultur hortikultura dibedakan atas dua macam, yaitu: pekarangan dan perusahaan
(komersial).
Beberapa ciri bentuk kultur "pekarangan" (home yard gardening) adalah: isinya
aneka macam tanaman (termasuk buah-buahan), lokasi dekat dengan rumah, hasil usaha
ditujukan untuk keperluan sendiri sehari-hari (subsisten), dan pada umumnya tidak
memerlukan modal besar. Sementara ciri-ciri bentuk kultur "perusahaan" (field cropping)
di antaranya adalah: mengusahakan satu jenis tanaman (monokultur) secara intensif
dengan perhitungan untung rugi, letak usaha agak jauh dari rumah dan dalam areal luas,
memerlukan modal besar, dan resiko usahanya tinggi.
Ide budidaya tanaman dalam pot sebenarnya sudah dikenal sejak zaman dahulu kala,
baik cara budidaya biasa (konvensional) maupun mirip sistem hidroponik. Penelusuran
dari beberapa buku bacaan dan literatur lain ditemukan petunjuk bahwa penanaman
aneka jenis tanaman dalam pot telah dikenal di daratan Cina dan Jepang serta di beberapa
negara lain di dunia.
Konon di Cina ide menanam tanaman dalam wadah yang terbatas pada mulanya
dikenal dengan nama "She Zhuang Penjing" dan "Shan Shui Pen-jing" sebagai bentuk
miniatur yang melahirkan istilah "Bonsai". Bonsai itu sendiri berasal dari bahasa Jepang
yang terdiri atas suku kata "Bon" artinya "nampan" (wadah dangkal), dan "sai" artinya
"tumbuh". Padanan kata bonsai secara harafiah adalah "sesuatu yang tumbuh di dalam
suatu wadah yang dangkar. Istilah wadah tempat menanam tanaman kemudian populer
dengan sebutan "pot".
Bila bonsai lebih menonjolkan unsur "seni", maka ide penanaman tanaman dalam
wadah yang mirip dengan sistem hidroponik telah dilakukan sejak abad ke-15 oleh suku
Indian di Tenochtitlan Amerika Tengah. Lambat laun sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan peradaban manusia, muncullah ide penanaman tabulampot di berbagai
negara di dunia.
Di Indonesia, kegemaran menanam tabulampot masih terbilang relatif baru, yakni
diperkirakan mulai tahun 1980 bersamaan dengan membudayanya pengembangan
tanaman hias dan gerakan kebersihan serta keindahan lingkungan. Pada mulanya gairah
menanam tabulampot terbatas pada kalangan tertentu saja, terutama para hobiis dan
kolektor tanaman di kota-kota besar. Dewasa ini budaya tabulampot makin diminati
masyarakat luas, bahkan merupakan peluang bisnis baru oleh kalangan profesional untuk
dikelola dalam skala usahatani intensif dan komersial (agribisnis).
B. JERUK NIPIS SEBAGAI TABULAMPOT
Tabulampot dapat dipandang sebagai suatu teknologi produksi yang akan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang
pertanian. Beberapa manfaat dan keuntungan budidaya tabulampot adalah:
Dapat dilakukan di lahan sempit atau terbatas.
Memudahkan pengamatan tanaman secara khusus.
Dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan keinginan
Merupakan wahana penyalur hobi dan ajang penelitian.
Dapat mengatur kepastian produksi, terutama bila dilakukan dalam "greenhouse" atau
bangunan modifikasinya.
Pada prinsipnya berbagai jenis tanaman buah-buahan dapat ditanam dalam pot,
namun bagi para pemula sebaiknya mempertimbangkan tingkat kemudahan berbunga dan
berbuahnya suatu jenis tanaman buah-buahan. Tingkat kemudahan dan kesulitan
pembungaan dan pembuahan beberapa jenis tanaman buah dapat disimak pada Tabel 1.

Jeruk nipis laik dipertimbangkan atau dipilih sebagai tabulampot, karena memiliki
beberapa sifat yang menguntungkan, di antaranya adalah:
Termasuk tanaman buah yang mudah berbunga dan berbuah, baik secara alami maupun
dengan teknik perangsangan bunga dan buah.
Mudah dikembangbiakkan, baik secara generatif (biji) maupun vegetatif (cangkok, stek,
okulasi, enten, dan susuan).
Daya adaptasi terhadap lingkungan tumbuh cukup luas, yakni mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi (pegunungan) 1.000 meter di atas permukaan laut (dp1.).
Memiliki profil tanaman yang bagus dan dapat dibentuk menjadi pendek (dwarfing).
Potensi daya berbunga dan berbuah dapat berlangsung sepanjang tahun.
Dalam buku ini istilah Tanaman Buah Dalam Pot dibakukan dengan sebutan
"Tabulampot". Budidaya jeruk nipis sebagai tabulampot dibahas tuntas, terutama
diarahkan pada kultur pekarangan secara intensif dalam skala agribisnis.
BAB II
MENGENAL JERUK NIPIS
A. DAERAH ASAL DAN TAKSONOMI TANAMAN
Jeruk nipis atau sering disebut jeruk Mipis (Sunda), jeruk pecel (Jawa) dan jeruk
dhurga (Madura), bukanlah tanaman asli Indonesia. Dari sejumlah ekspedisi Nikolai
Ivanovich Vavilov (1887-1942) seorang ahli botani Soviet menemukan tigasentrum
daerah asal suku jeruk-jerukan (Rutaceae), yaitu dataran Cina, India dan Indo-Malaya. Di
dataran Cina terdapat plasma nutfah berbagai jenis jeruk (Citrus sp.), di India ditemukan
jeruk manis (C. sinensis), jeruk keprok (C. nobilis) dan jeruk lemon (C. medica),
sedangkan di kawasan Indo-Malaya ditemukan jeruk purut (C. hystrix) dan jeruk besar
(C. grandis).
Jeruk nipis diduga berasal dari kawasan Asia Tenggara, terutama dataran Cina. Dari
kawasan ini kemudian menyebar luas ke berbagai negara di dunia, termasuk ke wilayah
Indonesia. Dewasa ini jeruk nipis telah ditanam di berbagai daerah di seluruh wilayah
nusantara, sehingga seolah-olah merupakan tanaman lokal (asli) Indonesia.
Dalam sistematik tumbuhan (taksonomi), jeruk nipis diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus
Species : Citrus aurantifolia Swingle.
Kerabat dekat jeruk nipis dari famili Rutaceae banyak jumlahnya, antara lain spesies
yang paling dekat adalah jeruk pecal (C. mitis Blanco.), jeruk kamquat (C. japonica) dan
jeruk purut (C. hystrix Aug. D.C).
Morfologi tanaman jeruk nipis memiliki susunan tubuh yang terdiri. atas pohon atau
batang, daun, bunga, buah, dan akar. Secara umum jeruk nipis termasuk tanaman tahunan
(perennial) yang masa reproduksinya terjadi berulang-ulang.
Pohon jeruk nipis ukurannya relatif kecil, berkayu dan bercabang banyak serta dapat
mencapai setinggi ,5-3,5 meter atau lebih. Pada bagian batang, cabang, dan ranting
terdapat banyak duri dengan tataletak berjauhan dan ukurannya relatif pendek.
Daun jeruk nipis bentuknya bulat telur, memiliki tangkai daun bersayap, dan ujung
daun agak tumpul. Warna daun pada permukaan bawah umumnya hijau-muda, sedangkan
di bagian permukaan atas berwarna hijau-tua mengkilap. Bila daun digosok-gosok
dengan tangan, akan menebar aroma khas yang harum.
Selama fase reproduksi, jeruk nipis menghasilkan bunga majemuk yang keluar dari
ketiak daun pada ujung tangkai. Bunga-bunga berukuran kecil dengan kelopak bunga
berwarna kemerah-merahan. Buah-buah yang dihasilkan berbentuk bundar seperti bola
dengan ujung runcing, pada waktu masih muda berwarna hijau, namun setelah tua
(matang) berubah menjadi kuning-cerah. Ukuran buah bervariasi, namun pada umumnya
termasuk kategori "agak kecil". Cita rasa buah sangat masam dan berbau sedap dengan
kadar asam sitrun 6%.
Sistem perakaran tanaman jeruk nipis menyebar ke semua arah dan cukup dalam.
Percabangan akar relatif banyak, namun kurang memiliki akar-akar rambut, sehingga
untuk pertumbuhan yang optimal menghendaki keadaan tanah (media) subur, kaya bahan
organik dan cukup air.
B. JENIS DAN LINGKUNGAN TUMBUH
Dewasa ini belum banyak jenis atau varietas jeruk nipis hasil mutasi alam atau
rekayasa manusia sebagaimana terjadi pada jenis-jenis jeruk lainnya. Meskipun demikian
berkat kemajuan teknologi di bidang pertanian, telah dihasilkan jeruk nipis tanpa biji
(non-biji). Oleh karena itu, ragam plasma nutfah jeruk nipis dapat dikelompokkan ke
dalam dua jenis, yaitu terdiri atas:
1. Jeruk nipis berbiji
Ciri-ciri jeruk nipis berbiji antara lain buahnya berukuran kecil, berbiji, dan habitus
tanaman relatif kecil (pendek).
2. Jeruk nipis non- biji
Ciri-ciri jeruk nipis non-biji antara lain buahnya berukuran lebih besar daripada jeruk
nipis berbiji, tidak mengandung biji (triploid), dan habitus tanaman relatif besar (tinggi).
Lingkungan tumbuh yang dikehendaki tanaman jeruk nipis adalah di dataran rendah
sampai dataran tinggi (pegunungan) 1.000 m dpl. dengan suhu udara (temperatur)
antara 25-30C. Meskipun jeruk nipis dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun,
namun
untuk pembungaan dan pembuahan secara optimal memerlukan keadaan iklim kering
minimal 3 bulan. Perkembangan bunga dapat dirangsang dengan keadaan iklim kering 3-
4 bulan, sedangkan untuk perkembangan buah membutuhkan iklim kering selama 6-8
minggu.
Pada prinsipnya hampir semua jenis tanah cocok untuk penanaman jeruk nipis.
Namun paling baik adalah jenis tanah pasir yang mengandung liat dengan keadaan cukup
subur, gembur, aerasi dan drainasenya baik serta pada pH antara 5,5-6,0. Tanah yang
mudah menggenang (becek) akan memudahkan berjangkitnya penyakit busuk akar oleh
cendawan Phytoplithora parasitica. Demi kian pula tanah yang pH-nya asam (kurang dari
pH 5) sering menyebabkan unsur hara Cu yang terlarut menjadi racun bagi tanaman jeruk
nipis. Sebaliknya, pada tanah yang pH-nya alkalis (lebih dari pH 6) menyebabkan unsur
hara Zn dan Fe menjadi terikat, sehingga menimbulkan gejala kekurangan (defisiensi)
unsur hara tersebut.
C. NILAI SOSIAL DAN EKONOMI
Jeruk nipis memiliki potensi besar untuk didayagunakan dalam tatanan kehidupan
manusia. Ditelaah dari nilai atau aspek sosial, jeruk nipis amat berguna bagi
pembangunan lingkungan hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat (kesmas) maupun
perbaikan gizi penduduk.
Pengembangan budidaya jeruk nipis, baik sebagai tanaman pekarangan dan
tabulampot maupun bentuk kultur perkebunan, sangat mendukung program pemerintah
dalam upaya pelestarian plasma nutfah buah-buahan, peningkatan kualitas lingkungan
hidup dan agrowisata. Di samping fungsi dan manfaat tersebut, juga menghasilkan
"buah" yang bergizi tinggi sebagai bahan minuman dan berkhasiat obat, serta kegunaan

lainnya. Kandungan gizi (nutrisi) buah jeruk nipis dapat disimak pada Tabel 2 berikut ini.

Buah jeruk selain kaya vitamin dan mineral, juga mengandung zat "Bioflavonoid"
yang berguna untuk mencegah terjadinya pendarahan pada pembuluh nadi, kemunduran
mental dan fisik, serta mengurangi luka memar (bruise). Di samping itu, sari buah jeruk
nipis mengandung asam sitrat 7% dan minyak atsiri "Limonen". Buah jeruk nipis sering
digunakan sebagai bahan minuman dan pencampur berbagai masakan serta
menghilangkan bau amis pada ikan.
Dalam kehidupan sehari-hari, buah jeruk nipis sering digunakan sebagai bahan obat-
obatan tradisional. Beberapa jenis penyakit yang dapat diobati dengan jasa jeruk nipis
antara lain adalah sebagai berikut: 1. Sakit Batuk
Ramuan (resep) pengobatan sakit batuk dengan jeruk nipis adalah sebagai berikut:
Ambil (siapkan) beberapa buah jeruk nipis.
Potong (belah) menjadi dua bagian yang sama besar.
Oleskan kapur sirih pada kedua bidang potongan tadi, kemudian takupkan (satukan)
kembali buah tersebut.
Tusuk buah jeruk nipis dengan lidi, kemudian panggang di atas perapian hingga keluar
buih-buih kapur sirih.
Oleskah buih kapur sirih pada bagian tenggorokan, kemudian peras pula buah jeruk nipis
untuk diambil sarinya dan diminum.
2. Menurunkan Panas Badan Anak
Anak yang sedang panas badan dapat diobati dengan jeruk nipis sebagai pertolongan
pertama. Ramuan atau resepnya adalah sebagai berikut:
Siapkan empat buah jeruk nipis, kemudian tiap buah dipotong menjadi empat bagian.
Peras buah jeruk tadi untuk diambil sarinya dan segera disaring.
Kukus (panaskan) air sari jeruk nipis selama 30 menit, kemudian angkat dan biarkan
hingga airnya dalam keadaan hangat kuku (suam-suam).
Campurkan sepotong kecil ragi tape dan empat siung bawang merah yang telah
dimemarkan ke dalam sari jeruk nipis, sambil diaduk-aduk hingga merata.
Borehkan (oleskan) campuran larutan tadi pada sekujur tubuh anak yang sedang panas
badannya.
3. Sakit Polip
Sakit polip dapat diobati dengan cara pengobatan tradisional sebagai berikut:
Siapkan (ambil) lima buah jeruk nipis, kemudian potong dan segera peras sarinya.
Campurkan sepotong rimpang jahe yang telah digerus (dilembutkan) dan dikeringkan ke
dalam sari jeruk nipis.
Siapkan bahan lain berupa 20 butir cengkeh, 10 helai daun sirih dan 6 helai daun sereh.
Rebus air jeruk nipis di perapian sambil menambahkan cengkeh, sereh, dan sirih hingga
airnya tinggal sedikit, kemudian saring air sarinya.
Minum setiap pagi hari selama 1 bulan dengan takaran (dosis) seperempat atau seperlima
cangkir tiap kali meminum.
4. Sakit Amandel
Pembengkakan yang diikuti warna merah pada bagian tenggorokan akibat amandel sering
menyebabkan tubuh menjadi panas atau demam. Cara pengobatan tradisional dengan
jeruk nipis adalah sebagai berikut:
Siapkan (ambil) dua buah jeruk nipis, kemudian masing-masing dibelah untuk diperas
dan diambil sarinya.
Campurkan sedikit kapur sirih ke dalam sari tadi sambil diaduk-aduk hingga merata.
Minum sari tersebut pada pagi, siang, dan sore hari selama amandel masih bengkak.
5. Gairah Seksual
Agar keadaan tubuh tetap prima dapat dipacu dengan ramuan (resep) sebagai berikut:
Siapkan (ambil) satu buah jeruk nipis, kemudian potong dan peras untuk diambil sarinya.
Siapkan bahan lain, yaitu satu butir telur ayam kampung dan gula merah secukupnya.
Campurkan kuning telur ayam kampung dan gula merah ke dalam sari buah jeruk nipis
sampai merata.
Minum ramuan tadi setiap minggu sekali.
6. Suara Merdu
Buah jeruk nipis dapat dimanfaatkan untuk membuat suara menjadi merdu dengan
ramuan (resep) sebagai berikut:
Siapkan (ambil) dua buah jeruk nipis, kemudian potong menjadi beberapa bagian untuk
diperas dan diambil sarinya.
Ambil sedikit kapur sirih dan garam, kemudian campurkan ke dalam air sari buah jeruk
nipis, sambil menambahkan satu sendok madu asli.
Minum ramuan tadi sampai habis yang dilakukan secara kontinu seminggu sekali selama
satu bulan.
Masih banyak manfaat dan khasiat obat dari jeruk nipis, sehingga dapat dijadikan
"Apotik Keluarga" sekaligus sebagai wahana pelayanan kesehatan masyarakat. Rebusan
bagian akar jeruk nipis yang telah dikeringkan dulu, kemudian diseduh dan diminum
seperti teh berkhasiat obat sakit kerongkongan. Bahkan selain untuk obat-obatan, buah
jeruk nipis dapat diambil sarinya sebagai bahan baku industri minuman, misalnya dalam
bentuk "juice".
Jeruk nipis memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sebab dewasa ini telah
diperdagangkan di pasar-pasar lokal maupun Swalayan di kota-kota besar hingga
diekspor. Harga buah jeruk nipis relatif mahal mulai dari Rp.100Rp. 500/butir,
tergantung jenis dan ukuran buah. Jeruk nipis non-biji sudah menjadi komoditas ekspor
antara lain ke Inggris, Belanda, Yugoslavia, dan beberapa negara lainnya.
Pesanan jeruk nipis dari beberapa negara cukup tinggi, misalnya Inggris 20 ton per
bulan, Singapura 1,5 ton tiap 3 hari sekali, dan Taiwan 5 ton per minggu. Salah satu
eksportir jeruk nipis adalah PT. Panca Tunggal, tetapi belum mampu memenuhi sejumlah
permintaan tersebut. Pasar di dalam negeri sendiri daya serapnya amat besar. Berdasarkan
data tahun 1991, kota Jakarta memerlukan jeruk nipis 1 ton per hari, Purwokerto dan
sekitarnya mencapai 6 ton per bulan, Malang dan Surabaya 1 ton per minggu dan Bali 5
kuintal per minggu.
Pengembangan budidaya jeruk nipis secara intensif dan komersial, termasuk dalam
bentuk kultur tabulampot, dapat mendukung usaha penyediaan pangan bergizi bagi
penduduk, peningkatan pendapatan petani pembudidaya, pelayanan kesehatan
masyarakat, perluasan kesempatan kerja, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan
pelestarian plasma naftah buah-buahan. Di samping itu, jeruk nipis dapat dijadikan
komoditas ekspor atau sumber devisa negara.
BAB III
BUDIDAYA JERUK NIPIS DALAM POT
A. PENYIAPAN BIBIT
1. Bibit Asal Biji (Generatif)
Jeruk nipis dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji), namun hanya dianjurkan
untuk dijadikan bibit batang bawah pada perbanyakan vegetatif, terutama okulasi, enten,
dan susuan. Perbanyakan secara generatif hampir selalu memberi keturunan berbeda
dengan induknya (segregasi).
Biji jeruk untuk bahan batang bawah selain berasal dari jeruk nipis itu sendiri, juga
paling baik adalah jenis jeruk Rough Lemon (RL) dan Japanse Citroen (JC). Hal yang
penting diperhatikan dalam pemilihan biji jeruk sebelum disemai adalah: kulit biji bersih
dan bernas, daya tumbuhnya tinggi di atas 80% dan tidak ada tanda-tanda berwarna
coklat bekas gangguan hama atau pun penyakit.

Tahap-tahap penyiapan bibit yang berasal dari biji adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan
Pilih buah jeruk nipis, RL atau JC yang masak di pohon dan keadaannya sehat.
Potong buah jeruk terpilih menjadi dua bagian, kemudian keluarkan biji-bijinya.
Cuci biji jeruk hingga bersih, lalu dikeringanginkan selama 2-3 hari hingga kadar airnya
berkisar antara 12%-14%.
b. Menyiapkan lahan pesemaian:
Pilih lokasi pesemaian yang letaknya strategis dan tanahnya subur.
Olah tanah sedalam 30 cm hingga gembur, kemudian kering anginkan selama 15 hari.
Buat bedengan pesemaian dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan
panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan.
Tambahkan pupuk kandang matang sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampur
merata dengan tanah lapisan atas, kemudian bedengan pesemaian dirapikan.
c. Mengatap pesemaian:
Siapkan tiang bambu dan palang-palang serta atapnya.
Tancapkan tiang bambu di sisi bedengan pesemaian sebelah Timur setinggi 100-150 cm
dan sisi Barat 75-100 cm.
Pasang palang-palang arah memanjang ataupun lebar bedengan, kemudian tutup dengan
atap dari lembar plastik bening ataupun dedaunan.
d. Menyemai benih jeruk:
Siram bedengan pesemaian dengan air bersih hingga cukup basah.
Buat alur-alur dangkal atau lubang kecil untuk tempat menyemai benih (biji jeruk) pada
jarak antar barisan 5-8 cm (jeruk JC) atau 5-10 cm (jeruk RL).
Semaikan biji jeruk pada alur atau lubang tersedia dengan posisi bagian lancip
menghadap ke bawah, lalu tutup dengan tanah tipis 1 cm dan di atasnya lagi dimulsa
dengan jerami atau dedaunan kering.
Siram kembali bedengan pesemaian hingga cukup basah.
Biarkan benih berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman muda
(bibit).
e. Merawat bibit:
Lakukan perawatan bibit secara kontinu, terutama penyiraman, penyiangan, dan
pengendalian hama penyakit.
Pupuk bibit jeruk dengan larutan pupuk NPK 10 gram/10 liter air yang disiramkan pada
media setiap 1-3 bulan sekali atau tergantung pertumbuhan bibit. Bibit yang sudah
berumur 6-12 bulan sudah saatnya diokulasi atau dienten atau disusukan.
2. Bibit Asal Perbanyakan Vegetatif

a. Okulasi (budding):
Tahap-tahap pembuatan bibit okulasi adalah seb-agai berikut:
Siapkan alat dan bahan terdiri atas: pisau okulasi, gunting pangkas, batang bawah, cabang
entres, tali dan sarana penunjang lainnya.
Tatacara mengokulasi:
Mengerat batang bawah:
Bersihkan batang bawah dari tanah dan duri bawah pada ketinggian 10-15 cm dari
permukaan tanah.
Buat keratan melintang sepanjang 1,5 cm.
Buat keratan membujur sepanjang 3 cm, lalu kulitnya ditarik ke bawah hingga mirip
lidah.
Potong setengah bagian lidah tadi, kemudian lekatkan kembali lidah yang tersisa pada
batang bawah.
Mengambil entres:
Pilih mata tunas pada cabang entres yang masih kuncup dan berwarna hijau.
Kerat (sayat) bidang mata tunas sepanjang 3 cm dengan bagian kayunya. Letak mata
tunas tepat berada di tengah-tengah keratan.
Lepaskan kayu dari mata tunas, kemudian pegang dengan tangan kiri dan jangan sampai
kering atau kotor.
Menempel:
Buka keratan (lidah) pada batang bawah dengan ujung pisau okulasi.
Sisipkan (tempelkan) mata tunas di antara celah lidah batang bawah dengan posisi mata
tunas menghadap ke atas.
Membalut tempelan:
Balut (ikat) hasil tempelan mulai dari bawah dan berakhir di bawah lagi dengan tali rafia
hingga mirip susunan genting tanpa menutup bagian mata tunas (entres)
Periksa hasil okulasi sekitar 7-10 hari kemudian. Bila tempelan (mata entres) berwarna
hijau, maka okulasi tersebut berhasil (tumbuh). Warna coklat atau kering pertanda okulasi
tersebut gagal.

Pemeliharaan bibit okulasi:


Pemeliharaan bibit okulasi selanjutnya sebelum dipindahtanamkan ke kebun atau ke pot
adalah:
Pengairan (penyiraman) secara kontinu.
Pemotongan ujung batang bawah sekitar 1 cm di atas tempat (bidang) tempelan.
Pemotong ujung batang bawah tersebut dilakukan secara bertahap, yakni mula-mula
setengahnya, kemudian dipotong total sampai putus.
Membuang tunas-tunas liar yang keluar di bagian bawah bidang tempelan.
b. Stek cabang
Jeruk nipis tanpa biji (non-biji) dapat diperbanyak dengan cara stek cabang. Tatacara
penyiapan bibit yang berasal dari stek cabang adalah:
* Siapkan alat dan bahan terdiri atas: pisau, gunting stek, wadah, lahan pesemaian, media
pasir, Zat Pengatur Tumbuh (misalnya Atonik), dan sarana penunjang lainnya.
* Tatacara penyiapan bibit stek:
Pemilihan cabang dari pohon induk:
Pilih cabang yang tidak terlalu tua dan keadaannya sehat.
Potong cabang terpilih untuk bahan stek.
Membuat bibit stek:
Pangkas (potong) sebagian daun dan ranting yang tidak diperlukan.

Potong cabang terpilih menjadi beberapa bagian (stek) masing-masing sepanjang 15-30
cm.
Pisah-pisahkan stek cabang yang agak tua dengan stek cabang muda secara tersendiri.
Pangkas (potong) sebagian daun yang berlebihan pada stek untuk mengurangi
penguapan.
Perendaman stek dalam larutan ZPT:
Buat larutan ZPT, misalnya Atonik, pada konsentrasi seperti tertera di labelnya.
Rendam stek-stek cabang jeruk nipis dalam larutan ZPT selama 15-30 menit.
Angkat (tiriskan) stek untuk siap disemai (ditanam) di lahan pesemaian atau pembibitan.
Penyemaian stek:
Siram media pesemaian pada bedengan atau dalam polybag ukuran kecil hingga cukup
basah.
Semai (tanamkan) stek cabang jeruk nipis pada bedengan pesemaian sedalam 2-3 cm
secara tegak. Jarak antar-stek sekitar 2-3 cm (rapat) dan jarak antar-barisan stek 5-10 cm.
Penyemaian dalam polybag kecil cukup diisi 1 stek sedalam 3 cm.
Siram kembali media tanam bersama stek-steknya hingga cukup basah (lembab).
Pemasangan kerudung atau sungkup
Pasang bilah bambu menutup bedengan pesemaian stek hingga membentuk setengah
lingkaran dengan ketinggian minimal 50 cm dari permukaan tanah.
Pasang palang-palang lainnya, kemudian diikat erat-erat.
Pasang lembar plastik bening sebagai penutup bedengan pesemaian hingga terbentuk
"sungkup". Fungsi sungkup ini adalah untuk menjaga kelembaban di sekitar pesemaian
hingga stek cepat tumbuh. Bila stek disemai langsung dalam polybag dapat langsung
dikerudungi dengan kantong plastik bening (transparan).
Pemeliharaan bibit asal stek
Periksa pertumbuhan bibit asal stek pada umur 1 bulan, biasanya sudah berakar dan
bertunas.
Pindahkan bibit asal stek yang telah tumbuh ke dalam polybag yang berisi media
campuran tanah dengan pupuk kandang (1:1).
Pelihara bibit asal stek secara intensif hingga berumur minimal 3 bulan atau tergantung
ukuran bibit yang diperlukan.
c. Cangkok
Perbanyakan tanaman jeruk nipis dengan cara cangkok pada prinsipnya sama seperti
pada buah-buahan lainnya. Tatacara perbanyakannya adalah:
* Siapkan alat dan bahan terdiri atas: pisau, sabut kelapa atau lembar plastik, tanah subur,
humus, cabang cukup umur, dan sarana penunjang lainnya.
* Tahap-tahap membuat bibit cangkok:
Memilih cabang:
Pilih cabang yang cukup besar, tidak terlalu tua, pertumbuhannya baik, tidak cacat, dan
keadaannya lurus.
Membuat keratan:
Tentukan tempat untuk mengerat pada bagian cabang yang licin.
Buat dua irisan (keratan) melingkar cabang dengan jarak sekitar 3-5 cm.
Lepaskan kulit cabang bidang keratan dan buang (kerik) bagian kambiumnya.
Mengikat dan membungkus:
Ikat pembungkus (pembalut) berupa sabut kelapa atau lembar plastik pada bagian bawah
keratan.
Tutup bagian luka cabang dengan media tanah subur atau humus setebal 6cm secara
melingkar.
Bungkuskan pembalut, kemudian ikat erat-erat pada bagian ujung atas bidang cangkokan.
Pemeliharaan bakal bibit:
Awasi bibit cangkok dari kemungkinan kekeringan (kurang air)
Potong cangkok yang telah berakar tepat pada bagian bawah bidang cangkokan.
Pemotongan bibit biasanya pada umur 1,5-3,5 bulan setelah pencangkokan.
Deder (tanam) bibit cangkok dalam polybag berisi media campuran tanah dan pupuk
kandang (1:1), kemudian simpan di tempat yang teduh selama beberapa waktu hingga
bibit tampak segar.
Pindahtanamkan bibit cangkok ke dalam pot atau wadah lain secara permanen.
Perbanyakan vegetatif dengan cara enten dan susuan, meskipun sudah berhasil
dilakukan pada buah-buahan lain, namun belum umum dipraktikkan pada jeruk nipis.
B. PENYIAPAN TEMPAT TANAM DAN MEDIA
Tempat atau wadah tanam untuk penanaman jeruk nipis dapat berupa pot, drum,
ember bekas, dan lain-lain. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam
penyiapan pot atau tempat tanam adalah:
Ukuran pot atau tempat tanam harus disesuaikan (diserasikan) dengan ukuran tanaman
jeruk nipis.
Bidang volume (isi) pot atau tempat tanam harus cukup dalam agar dapat menampung
media dan perakaran tanaman jeruk nipis secara memadai.
Bahan baku pot atau tempat tanam harus cukup kuat dan tahan lama, karena tanaman
jeruk nipis bersifat menahun.
Memiliki lubang pembuangan air (drainase) pada bagian dasar pot atau tempat tanam
agar tidak mudah becek (menggenang).
Berkaki pada bagian dasar pot atau tempat tanam agar penampilan lebih menarik dan
berguna untuk peredaran (sirkulasi) udara dari luar ke dalam pot.
Ukuran wadah tempat tanam atau pot yang umum digunakan sangat bervariasi, mulai
dari diameter 20 cm, 30 cm, sampai 60 cm atau lebih dengan kedalaman minimal 50 cm.
Tahap berikutnya adalah menyiapkan media tanam. Jenis media tanam dapat berupa
tanah subur, pupuk kandang, humus, pasir, serutan kayu atau serbuk gergaji, sekam padi,
dan bahan organis lainnya, tergantung pada ketersediaan dan kemudahan
mendapatkannya.
Beberapa persyaratan yang penting diperhatikan dalam pemilihan atau penyiapan
media adalah:
Bersifat mudah merembeskan air yang berlebihan.
Tidak mengandung wabah hama ataupun penyakit.
Mengandung unsur hara, gembur, subur, dan kaya bahan organik.
Diutamakan bahan yang ringan untuk memudahkan pemindahan pot atau tabulampot
sesuai dengan keinginan.
Komposisi media tanam dapat dipilih alternatif sebagai berikut:
Campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (1:1:1)
Campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam (1:1:1)
Campuran humus, sekam, dan serbuk gergaji (1:1:1)
Campuran tanah dengan pupuk organik Super TW plus (1:6).
C. PENGISIAN MEDIA KE DALAM POT DAN PENANAMAN
Seusai menyiapkan pot atau tempat tanam dan media, barulah melakukan pengisian
media ke dalam pot. Tahap-tahap pengisian media adalah:
Tutup lubang pada dasar pot atau wadah tempat tanam dengan pecahan bata merah.
Isikan selapis pecahan bata merah atau genting di dasar pot.
Hamparkan selapis humus atau ijuk di atas lapisan pecahan bata merah atau genting.
Isikan media tanam pilihan hingga mencapai setengah bagian pot.
Tahap berikutnya adalah mengeluarkan bibit jeruk nipis dari polybag, yakni dengan
cara sebagai berikut:
Siram media dalam polybag yang berisi bibit jeruk nipis dengan air bersih hingga cukup
basah.
Balikkan posisi polybag sambil ditepuk-tepuk bagian dasarnya agar bibit jeruk nipis
keluar bersama media dan akar-akarnya. Dapat pula dengan cara menggunting atau
merobek langsung plastik polybagnya secara hati-hati, lalu bibit jeruk nipis dikeluarkan.
Pangkas (potong) sebagian cabang, ranting dan daun yang tidak berguna untuk
mengurangi penguapan.
Seusai pengisian media ke dalam pot dan mengeluarkan bibit jeruk nipis dari
polybag, barulah melakukan penanaman. Cara penanaman bibit jeruk nipis dalam pot
adalah:
Letakkan bibit jeruk tepat di tengah-tengah pot secara tegak.
Urug dengan media hingga pot tersebut penuh sambil memadatkan tanah di sekitar
pangkal batang tanaman.
Siram media dalam pot hingga cukup basah.
Simpan tanaman jeruk nipis dalam pot di tempat yang teduh selama beberapa waktu
hingga tampak segar dan tumbuh tunas-tunas baru.
Untuk menambah kesuburan media dalam pot dapat dikocor (disiram) dengan
pembenah tanah "AGRI-SC" 3-5 cc/liter air atau asam humus pengganti pupuk kandang
"GRO-MATE" dosis 1,5-2,0 cc/liter air.
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemeliharaan tanaman jeruk nipis dalam pot memerlukan kecermatan dan ketelitian
secara khusus. Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman di antaranya adalah:
1. Penempatan Tanaman
Penempatan tanaman jeruk nipis dalam pot dapat dipajang di tempat (lokasi) yang
diinginkan, misalnya di beranda rumah yang berfungsi ganda sebagai hiasan dan
penghasil buah. Hal yang penting diperhatikan adalah lingkungan tempat pemajangan
tanaman pot sesuai dengan persyaratan tumbuh yang ideal, antara lain mendapat sinar
matahari atau tidak terlindung dan sirkulasi udara berlangsung baik.
Jarak penempatan antar-pot tidak terlalu berdekatan (rapat) namun diatur
sedemikian rupa agar serasi dengan lingkungan sekitarnya. Pada skala komersial
budidaya tanaman jeruk nipis dalam pot yang dipelihara dalam green house atau
bangunan beratap plastik, penempatan pot tanaman diatur berjajar pada jarak antar-pot
sekitar 2 meter.
2. Penyiraman (Pengairan)
Media dalam pot biasanya cepat kering sehingga kegiatan penyiraman harus kontinu
secara periodik 1-3 kali setiap hari, terutama pada musim kemarau. Hal ini tergantung
keadaan media dalam pot, cuaca dan pertumbuhan tanaman.
Waktu penyiraman yang paling baik adalah pagi dan sore hari, yakni saat temperatur
dan terik matahari tidak terlalu tinggi. Cara menyiram tanaman dalam pot dapat dengan
menggunakan slang plastik, wadah air ataupun gembor (emrat).
Sumber air yang baik adalah air sumur, kolam atau sungai yang bersih dan tidak
tercemar oleh bahan kimia maupun limbah industri. Bila terpaksa menggunakan air
ledeng yang mengandung kaporit, maka sebaiknya air tersebut diendapkan dulu selama
24 jam.
3. Pemupukan
Pemupukan tanaman jeruk nipis dalam pot dilakukan secara periodik dan
disesuaikan dengan umur maupun keadaan pertumbuhan tanaman. Belum ada data hasil
penelitian mengenai dosis pemupukan tanaman buah-buahan dalam pot. Sebagai
pedoman dapat mengacu kepada pengalaman para hobiis tabulampot.
Perincian waktu dan dosis pemupukan tanaman jeruk nipis dalam pot adalah sebagai
berikut:
Pedoman Umum.
a. Tanaman berumur 1-3 bulan
Pemupukan tanaman jeruk nipis yang masih muda (kecil) dilakukan tiap bulan
sekali, terutama ditujukan untuk memacu pertumbuhan vegetatif berupa tunas-tunas baru.
Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa NPK (15-15-15 atau 1 6-16-16) sebanyak
1 sendok makan per pohon (pot) atau diganti dengan campuran pupuk Urea 1 sendok teh
+ SP 1,5 sendok teh + KC1 2 sendok teh per pohon tiap kali pemupukan.
b. Tanaman berumur 4-12 bulan
Makin bertambah umur tanaman, makin banyak memerlukan unsur hara. Tanaman
jeruk nipis yang berumur antara 4-12 bulan perlu dipupuk tiap 3 bulan sekali.
Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK (15-15-15 atau 16-16-16) sebanyak 2-3
sendok makan per pohon (pot) atau campuran pupuk Urea 2 sendok teh + SP 3 sendok
teh + KC14 sendok teh per pohon (pot) setiap kali pemupukan. Selain pupuk tersebut,
perlu disemprot pupuk daun yang kandungan Nitrogen-nya tinggi, seperti Hyponex,hijau
pada dosis sesuai dengan yang dianjurkan.
c. Tanaman berumur 1-2 tahun
Tanaman jeruk nipis yang bibitnya berasal dari pembiakan vegetatif, pada umur 2
tahun sudah mulai berbunga atau berbuah. Untuk memacu pertumbuhan tanaman yang
optimal, dosis pemupukan ditingkatkan menjadi 3-4 sendok makan NPK per pohon atau
berupa campuran Urea 3-4 sendok teh + SP 4,5-6 sendok teh + KC1 6-8 sendok teh per
pohon setiap kali pemupukan.
Tiap tahun dilakukan pemupukan 3 kali dengan penambahan pupuk daun Hyponex
hijau dicampur Hyponex Biru dalam takaran sama ataupun pupuk daun lainnya yang
mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, Kalsium hampir seimbang dan unsur mikro lainnya.
Dapat pula disemprot pengatur pertumbuhan tanaman seperti "Ergostim" 0,5-1,0 cc/liter
air, dilakukan 3 kali tiap 30 hari.
d. Tanaman dewasa
Tanaman yang telah berumur 3-4 tahun biasanya sudah mulai produktif berbunga
dan berbuah. Oleh karena itu, dosis pemupukan selain masih perlu ditingkatkan, juga
perlu penambahan pupuk Fosfor dan Kalium yang cukup tinggi.
Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa NPK (15-15-15 atau 16-16-16) sebanyak
4-5 sendok makan per pot (pohon) atau diganti dengan 4-5 sendok teh Urea + (6-7,5
sendok teh) SP + (8-10 sendok teh) KC1, di samping pupuk daun yang banyak
mengandung unsur Fosfor, Kalsium, dan unsur mikro lainnya. Tiap tahun minimal
dipupuk 3 kali, yaitu menjelang berbunga, saat berbuah, dan setelah berbuah.
Cara pemupukan tanaman buah dalam pot adalah dibenamkan bersama media pot
sedalam 10-15 cm atau sekali-kali pupuk dilarutkan dalam air, kemudian dikocorkan
pada media. Setiap usai pemupukan sebaiknya langsung disiram air bersih agar pupuk
melarut dalam media.
Pemupukan khusus dengan NPK Tablet.
Pedoman pemupukan tanaman jeruk nipis dengan pupuk NPK Tablet yang
mengandung unsur hara N, P2O5, K2O, CaO, MgO, plus unsur mikro adalah sebagai
berikut:
a. Tanaman jeruk nipis belum menghasilkan
Dipupuk dengan NPK Tablet (20-12-10-2-1 +Mikro) sebanyak 3-4 tablet/pohon/tahun.
Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus atau bertahap 3-4 kali/ tahun masing-masing
3-5 tablet.
b. Tanaman jeruk nipis sudah menghasilkan
Dipupuk dengan NPK Tablet (14-11-23-4-2 + Mikro) sebanyak 10-15 tablet/pohon/tahun.
Pemberian pupuk dapat dilakukan 3 kali/tahun masing-masing3-5 tablet.
Catatan: Berat pupuk NPK Tablet adalah 16 gram/butir.
Cara pemberian pupuk dilakukan dengan cara dibenamkan sedalam 10-15 cm di
sekeliling tajuk tanaman dalam pot. Untuk memacu pertumbuhan vegetatif dapat
disemprot dengan pupuk daun NPK Tablet "Super Jos Green" (22-15-7-1 + Mikro)
sebanyak 1 tablet yang dilarutkan dalam 6 liter air. Sementara pada fase reproduktif
(bunga dan buah) disemprot dengan pupuk daun NPK Tablet "Super Jos Red" (12-24-12-
1,5 + Mikro) atau "Super Jos Blue" (10-12-22-2 + Mikro) sebanyak 1 tablet/6 liter air.
Berat tiap tablet pupuk daun tersebut adalah 12 gram.
4. Pembentukan Pohon dan Pemangkasan
Pembentukan pohon bertujuan untuk mendapatkan habitus tanaman yang perdu atau
pendek (dwarfing) dan menghasilkan banyak tunas, ranting atau cabang yang produktif
berbunga atau berbuah.
Pembentukan pohon dilakukan seawal mungkin, yakni pada saat tanaman masih
kecil. Caranya adalah mula-mula ujung tanaman atau batang
pokok dipotong (dipangkas) pada ketinggian antara 80-100 cm dari permukaan tanah
untuk merangsang tumbuh tunas primer. Berikutnya pelihara 3 tunas primer terpilih, lalu
setelah mencapai sepanjang (setinggi) 60 cm atau lebih segera ujung-ujungnya dipotong
untuk disisakan sepanjang 30-50 cm. Pemotongan ini bertujuan untuk merangsang tunas-
tunas sekunder. Kelak pada tiap cabang sekunder dipelihara 3 tunas terpilih.
Cabang sekunder yang telah tumbuh memanjang dapat dipangkas lagi untuk
disisakan sepanjang 30-50 cm. Pemangkasan atau pemotongan cabang ini bertujuan
untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas tersier. Pada tunas-tunas atau cabang tersier
inilah biasanya tempat keluar tangkai bunga atau buah.
Pemangkasan berikutnya pada tanaman yang sudah dibentukpun masih diperlukan,
terutama tunas-tunas liar yang tumbuh di bawah bidang tempelan (bibit okulasi atau
enten). Pada tanaman dewasa, pemangkasan ditujukan terhadap cabang atau ranting yang
tumbuh ke arah dalam (tajuk pohon) ataupun cabang terserang hama penyakit cukup
parah.
5. Mengatur Pembuahan
Buah pertama sebaiknya dibuang (dipangkas) seluruhnya dengan tujuan untuk
merangsang pembentuk tunas-tunas produktif yang lebih banyak, sehingga pembungaan
atau pembuahan berikutnya lebih lebat.
Tanaman yang berbuah lebat kadang-kadang ukuran buahnya kecil-kecil. Untuk
mendapatkan ukuran buah yang cukup besar dan relatif seragam, masih perlu
pemangkasan atau penjarangan buah. Waktu pemangkasan atau penjarangan buah
sebaiknya pada saat buah masih pentil seukuran kelereng.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama penting yang sering menyerang jeruk-jerukan (Citrus sp.) cukup banyak.
Beberapa jenis hama yang potensial menyerang jeruk nipis adalah:
a. Kutu daun (Aphis tavarisi) yang menyerang dengan cara mengisap cairan bagian pucuk
atau daun muda, sehingga menyebabkan pertumbuhan daun berikutnya menjadi
abnormal.
b. Lalat buah (Dacus sp.) yang menyebabkan buah jeruk busuk, di dalamnya terdapat larva
lalat pemangsa atau perusak daging buah, sehingga akhirnya buah berguguran.

c. Ulat Papilio (Papilio memnon) yang sering menyerang daun dan tunas muda. Akibat
serangan ulat ini menyebabkan daun rusak berlubang-lubang, bahkan sampai gundul
(tanpa daun).
d. Kumbang penggerek daun (Phyllocnistis citrella) atau pada stadium larva disebut "ulat
peliang" daun jeruk. Larva menyerang bagian epidermis daun dan menggerek jaringan,
sehingga meninggalkan bekas liang berkelok-kelok berwarna putih.
Pengendalian hama-hama tersebut di atas dapat dilakukan dengan cara: memotong
(memangkas) bagian tanaman yang terserang berat, mengurangi daun yang terlalu rimbun
dan disemprot dengan insektisida yang mangkus dan sangkil. Beberapa macam
insektisida yang dapat digunakan adalah Cym-bush 50 EC, Kelthane 200 EC, Hostathion
40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan seperti tertera dalam kemasannya.
Penyakit penting pada tanaman jeruk nipis di antaranya adalah:
a. Mati ujung atau mati ranting
* Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum gloeosporioides Penz.
Serangan penyakit ini menyebabkan ranting-ranting lemah, mengering mulai dari pucuk
sampai akhirnya mati sepanjang 20-40 cm dari ujung (die-back).
Pengendalian penyakit mati ranting dapat dilakukan dengan cara-cara: pemeliharaan
tanaman secara intensif (pemupukan dan pengairan yang memadai), pemangkasan
ranting-ranting yang terserang, dan disemprot dengan fungisida yang mangkus dan
sangkil misalnya Dithane M-45 atau Vitigran Blue pada konsentrasi yang dianjurkan.
b. Blendok atau gom Phytophthora
Penyebabnya adalah cendawan Phytophthora nicotianae var. parasitica (Dast) Waterh.
Gejala serangan penyakit ini adalah pangkal batang berwarna hitam kebasah-basahan dan
mengeluarkan gom (blendok), kemudian meluas ke akar membusuk berbau asam dan
akhirnya tanaman mati. Buah yang terinfeksi dekat tanah menjadi busuk coklat, keras
seperti kulit, dan bau fermentasi yang kuat.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara: menggunakan batang bawah
yang tahan terhadap Phytophthora (misalnya jeruk asam), penempelan dilakukan pada
ketinggian 30-45 cm dari permukaan tanah, memperbaiki drainase tanah, mengurangi
kelembaban tanah, dan bagian yang sakit dikerik lalu diolesi dengan fungisida Dithane
M-45 atau Cupravit OB 21.
c. Busuk akar Armillaria
Penyebabnya adalah jamur Armillaria mellea (Vahl. ex. Fr.) Karst.
Gejala serangan penyakit ini adalah perakaran dekat permukaan tanah membusuk,
kulitnya lunak dan bagian kayu mengandung banyak air serta terdapat benang-benang
jamur berwarna putih sampai coklat-tua yang berbau khas. Gejala di atas permukaan
tanah menyebabkan rontok daun secara tiba-tiba dan sedikit demi sedikit.
Pengendalian penyakit ini antara lain dengan cara memotong bagian tanaman (akar) yang
sakit, kemudian lukanya diolesi (ditutup) dengan ter, akar-akar yang sakit dikumpulkan
untuk dibakar. Pada tingkat serangan berat sebaiknya tanaman dibongkar dan
dimusnahkan. d. Embun tepung (Mildew)
Penyebabnya adalah cendawan atau jamur Odium tingitaninum Carter.
Gejala serangan penyakit ini adalah pada tunas dan daun-daun muda terdapat lapisan
bertepung putih, sehingga daun-daun menjadi pucat dan rontok.
Pengendalian penyakit ini dapat disemprot dengan fungisida Afugan 300 EC atau
Rubigan 120 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
e. Busuk buah Aspergillus
Penyebabnya adalah kapang Aspergillus niger v. Tiegh.
Gejala serangan penyakit ini mula-mula terjadi pembusukan buah ukurannya kecil bulat
kebasah-basahan, kemudian membesar dan berwarna coklat yang berbau fermentasi.
Serangan penyakit pada umumnya pada saat pascapanen.
Pengendalian penyakit husuk buah antara lain dengan cara mengurangi terjadinya luka-
luka atau memar pada saat panen, penyimpanan buah dalam wadah terbuka, dan
membuang buah yang sakit.
f: CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)
Penyebabnya adalah jasad atau mikroorganisme mirip mikoplas-ma atau disebut
Bacterium Like Organism (BLO).
Gejala serangan penyakit ini dapat dibedakan antara gejala dalam (mikroskopis) dan
gejala luar (makroskopis). Gejala dalam adalah terjadinya penebalan jaringan Phloem
secara abnormal. Gejala luar menampakkan daun kaku, tebal, menguning dengan urat
daun menonjol terang klorosis. Tanaman menjadi kerdil, daun menguning berkelompok,
tulang daun menonjol dan buah kecil-kecil.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara-cara: menggunakan bibit jeruk
yang sehat dan bebas CVPD, membongkar sumber infeksi (tanaman sakit), membasmi
tanaman inang (kemuning dan rumput babadotan), memberantas vektorDiapho-rina citri
dengan insektisida yang mangkus dan sangkil, serta menginfus tanaman yang berbatang
besar dengan antibiotika Ter-ramycin atau Oxytetracycline 1.000 ppm sebanyak 1 liter
per pohon.
7. Penggantian Pot dan Media (Repoting)
Tanaman jeruk nipis yang ditanam dalam pot sewaktu-waktu perlu dipindahkan ke
pot baru dan diisi media baru pula. Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai penggantian
pot dan media baru pada tabulampot, khususnya jeruk nipis. Ciri-ciri umum tabulampot
sudah saatnya dipindahkan (diganti) dengan pot dan media baru adalah:
Perakaran tanaman sudah amat memadat dan muncul ke permukaan pot (tanah) maupun
keluar dari lubang drainase di dasar pot.
Pertumbuhan tanaman tampak merana (kerdil), tidak mau berbunga ataupun berbuah.
Keadaan pot atau tempat tanam sudah rusak.
Penggantian pot dan media baru (repoting) pada beberapa jenis buah-buahan
biasanya dilakukan setiap 6-12 bulan sekali. Hal ini tergantung pada ciri-ciri umum
seperti uraian tadi di muka. Tatacara penggantian pot dan media baru adalah:
* Siapkan alat dan bahan repoting, yakni terdiri atas:
Pot atau tempat tanam (drum, ember, dan kaleng bekas) yang ukurannya lebih besar dari
pot lama.
Media tanam baru dengan komposisi yang sesuai dengan pilihan. Misalnya campuran
tanah, pupuk kandang, dan sekam ( I : 1 : 1 ) atau campuran tanah dan pupuk organik
Super TW plus (6 : 1).
Sarana penunjang lainnya yang diperlukan.
* Tahap-tahap repoting
Amati pot baru sambil memeriksa lubang drainase di bagian dasarnya.
Isikan selapis pecahan bata merah atau genting pada dasar pot.
Hamparkan selapis ijuk atau serasah maupun humus di atas lapisan pecahan bata merah.
Isikan media tanam baru hingga mencapai setengah bagian pot.
Siram media dalam pot yang lama hingga cukup basah.
Angkat tanaman jeruk nipis bersama dengan tanah dan akar-akarnya dari pot lama.
Potong (pangkas) sebagian cabang, ranting dan daun yang berlebihan atau tidak berguna
untuk mengurangi penguapan. Potong pula perakaran yang tumbuh terlalu panjang untuk
disisakan minimal 25 cm.
Tanamkan tanaman jeruk nipis ke dalam pot baru tepat di bagian tengah-tengah pada
posisi tegak.
Urug (tambah) media dalam pot dengan media baru hingga penuh, lalu padatkan media di
sekitar pangkal batang tanaman.
Siram media dalam pot dengan air bersih hingga cukup basah.
Simpan tabulampot yang baru direpoting di tempat teduh dan cukup lembah selama
beberapa waktu agar cepat tumbuh tunas-tunas baru.
Tanaman jeruk nipis yang tampak segar dapat dipajang kembali di tempat yang
diinginkan.
BAB IV
PANEN DAN PASCAPANEN JERUK NIPIS
A. PANEN (PEMUNGUTAN HASIL)
Tanaman jeruk nipis yang bibitnya berasal dari pembiakan vegetatif (cangkok, stek,
dan okulasi) kadang-kadang pada umur 2 tahun sudah mulai berbunga dan berbuah.
Meskipun demikian, panen perdana yang lebat pada umumnya setelah berumur 3-4
tahun. Panen buah berikutnya dapat dilakukan secara periodik sepanjang tahun, karena
jeruk nipis dapat berbunga dan berbuah terus-menerus.
Ciri-ciri buah jeruk nipis siap dipanen adalah ukurannya maksimal, telah cukup tua
(matang) dan kulit buahnya berwarna hijau kekuning-kuningan atau kuning.
Waktu panen yang paling baik adalah pada pagi ataupun saat keadaan cuaca cerah.
Cara panen adalah memotong tangkai buah terpilih dengan tangan atau alat bantu pisau
maupun gunting.
Potensi daya hasil buah jeruk nipis non biji cukup tinggi, yakni dapat memperoleh 8
I kg buah segar per pohon per tahun pada tanaman yang telah berumur + 6 tahun.
Produksi tersebut sangat tergantung pada tingkat pemeliharaan tanaman dan taktik
pembuahannya, serta kesesuaian dengan lingkungan tumbuh.

Penanaman tanaman jeruk nipis dalam bentuk kultur perkebunan pada jarak tanam 4
x 4 m potensi produksinya dapat mencapai 48,6 50,6 ton per hektar. Namun
penanaman bentuk kultur "tabulampot" belum ada data produksi yang pasti, artinya bisa
atau lebih rendah daripada produksi dan produktivitas jeruk nipis yang ditanam bentuk
kultur perkebunan.
B. PASCAPANEN
Seusai panen (pemetikan) buah jeruk nipis memerlukan penanganan pascapanen
yang memadai. Tahap-tahap pelaksanaan penanganan pascapanen buah jeruk nipis adalah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan
Kumpulkan buah pada suatu tempat (wadah) penampungan sementara yang
lingkungannya teduh dan nyaman.
2. Pemilihan dan Pengkelasan
Pilih buah yang baik (bagus) sambil memisahkan atau menyortir buah yang cacat atau
rusak.
Klasifikasikan buah berdasarkan ukuran yang hampir sama (seragam). Misalnya untuk
pasar ekspor, tiap kilogram berisi 10-20 buah atau berat antara 100-200 gram per buah.
3 Pewadahan (Pengemasan)
Siapkan wadah berupa karton yang telah diberi lubang ventilasi udara.
Masukkan buah secara teratur dan berlapis ke dalam dus karton.
Tandai dus karton dengan identitas (etiket) yang menarik.
4. Penyimpanan
Simpan dus karton berisi buah jeruk dalam ruangan yang dingin dan cukup lembab
selama beberapa waktu sebelum diangkut atau dipasarkan. Pada keadaan tempat
penyimpanan biasa (suhu kamar), ketahanan simpan buah jeruk nipis dapat mencapai 1
bulan.
5. Pengolahan Pascapanen
Pengolahan pascapanen buah jeruk nipis yang umum dipraktikkan oleh banyak
kalangan adalah dibuat "juice" atau sari buah. Sari buah jeruk nipis
ini merupakan minuman yang menyegarkan sekaligus berkhasiat obat. Tatacara
pembuatan sari buah jeruk nipis amat mudah, yakni sebagai berikut:
Siapkan (pilih) satu atau beberapa buah jeruk nipis yang masak (matang).
Potong buah tersebut dengan pisau tajam menjadi dua bagian.
Peras buah jeruk tadi untuk diambil airnya, kemudian saring dan tampung dalam gelas
atau wadah lain.
Tambahkan sedikit air masak hangat atau dingin dan gula secukupnya sesuai dengan
selera, serta aduk sampai gulanya hancur.
Maka, jadilah air sari jeruk nipis yang siap untuk diminum sebagai pelepas dahaga
ataupun sebagai obat suatu penyakit. Minuman dari bahan alami ini bermanfaat juga
sebagai pensuplai gizi bagi kesehatan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai