Anda di halaman 1dari 16

C.

Ptyas mucosus
Morfologi Ptyas mucosus

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar


1. Caput
2 8 2. Organonvisus
3. Cavumoris
1 4. Lingua
5. Trunchus
6. Caudal
7. Kloaka
5
4 3 8. Nares

7
6

GambarReferensi

https://168.photobucket.com/user/northeastexotics/Taiwan
snakes/storY
Deskripsi
Morfologi Ular (Ptyas mucosus)
1. Caput : Berbentuk pipih dan meruncing pada bagian ujungnya. Terdapat cavum oris, yang
terbagi menjadi rahang atas dan bawah yang mana pada ular antara rahang atas dan bawah
terpisah(tidak menempel). Terdapat gigi yag berukuran sama pada ular tidak berbisa yang
susunannya biasa disebut Aglypha. Nampak juga lingua yang pendek dan bercabang. Pada
bagian luar terdapat sepasang nares dan organonvisus. Tidak dijumpai adanya lubang telinga
pada ular.
2. Cervix (tidak nyata)
3. Trunchus : Trunchus pada ular bersifat memanjang dan tidak dijumpai adanya tungkai. Tidak
terdapat gelang bahu dan gelang panggung, melainkan hanya tubuh memanjang yang dilindungi
sisik. Sisik bagian dorsal berwarna coklat dan tidak kasar. Sisik bagian ventral berwarna putih
kekuningan.
4. Cauda : Panjang dan silindris yang meruncing ke ujung. Ventral dari pangkal caudal terdapat
kloaka. Kloaka merupakan celah transfersal yang biasanya digunakan untuk alat urogenital.

Sumber
Ismawati, 2008. Biologi. Solo : Bumi Aksara
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya
Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Radiopoetro. 1990. Zoologi. Jakarta : Erlangga
Rahardjo. 1985. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga
Tim asisten 2017. Modul Praktikum Anatomi Hewan. Surakarta : FKIP PendidikaN Biologi
Topografi Ptyas mucosus

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar


1. Cor
1 2. Pulmo
5 2
3. Pericardium
4. Fasa
5. Trakea
4 6. Esophagus
7. Intestinum
6 3 8. Empedu
9. Ventrikel
9

8 7

GambarReferensi

http://kliksma.com/wp-content/uploads/2014/09/Fisiologi-
dan-Anatomi-Ular-300x275.jpg
Deskripsi
Organ yang terlihat dalam topografi ular yaitu :
1. Jantung (cor)
Cor pada reptilia terdiri dari atrium kanan dan atrium kiri, ventrikel kanan dan kiri, mempunyai 4
ruang tetapi sekat belum sempurna sehingga nampak hanya mempunyai 3 ruang, berwarna merah
terletak di atas paru-paru. Jantung berfungsi sebagai alat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
2. Paru-paru (pulmonum)
Pada bagian distal, dinding tidak respiratoris (dinding lebih kecil dan tidak mengandung darah),
paru-paru memanjang dan strukturnya seperti rumah tawon, berwarna merah muda, sepasang di
atas cor. Pulmo berfungsi sebagai alat pernapasan yaitu tempat pertukaran O2 dan CO2.
3. Trakhea
Memanjang dan terdapat garis-garis seperti cincin yang besar.
4. Hati (hepar)
Hepar pada reptilia berwarna coklat, berfungsi sebagai penawar racun yang masuk ke dalam tubuh
bersama makanan dan juga sebagai tempat perombakan sel darah merah yang telah tua.
5. Empedu (vesica fellea)
Terletak di bagian tengah hepar dan berwarna hijau.
6. Lambung (ventriculus)
Berwarna putih, panjang, terletak sebelah sisi kiri, dan melengkung ke sebelah kanan.
7. Intestinum
Saluran yang berbentuk pipa, terdiri dari usus kecil dan usus besar.
8. Telur
Tempat berkembangbiaknya anak, terdapat pada betina, berjumlah sepasang, dan berwarna putih.
9. Kandung kemih (vesica urinaria)
Merupakan kantong berdinding tipis di ventral pada ujung posterior coelom.
10. Kloaka
Merupakan lubang pengeluaran 3 saluran, yaitu ekskresi, reproduksi, dan pencernaan.
11. Ginjal
Berjumlah sepasang, berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, dan berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.

Sumber
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Djuhanda, T. 2000. Anatomi dari 4 Spesies Hewan Vertebrata. Bandung : Armico
Fujaya. 1999. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga
Rahardjo. 1985. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga
Tim asisten 2017. Modul Praktikum Anatomi Hewan. Surakarta : FKIP Pendidikan Biologi
Sistem Respirasi Ptyas mucosus

GambarPengamatan KeteranganGambar
1. Trakea
2. Esophagus
3. Pulmo
1

GambarReferensi

https://extraordinarnee.files. wordpress.com/2013/10/
pernapasan-reptil.jpg
Deskripsi
Organ pada Sistem Pernapasan Ular meliputi :
1. Rima glotidis : sebagai celah di belakang lingua menuju keluar laring.
2. Laring : dindingnya dibentuk oleh beberapa tulang rawan.
3. Trachea : sebagai lanjutan laring, terletak di sebelah ventral collum, dindingnya tersusun
atas lingkaran-lingkaran tulang rawan. Di daerah posterior trachea membentuk percabangan
(bifurcation) menjadi bronchus sinister dan bronchus dexter, yang masing-masing menuju
ke pulmo bagian dekster dan sinister. Di daerah torak, trachea bercabang menjadi bronchus.
4. Bronchus : pendek, berjumlah sepasang (dextrum dan sinistrum), bercabang-cabang yang
disebut biforcatio trachea. Bronkus kiri mengarah ke paru-paru kiri, yang sangat kecil atau
sama sekali vestigial. Organ sisa kecil, merosot, dan tidak berfungsi. Bronkus kanan
mengarah ke paru-paru kanan, yang memanjang. Bagian depan dari paru-paru adalah
pembuluh darah (dengan pembuluh darah) dan fungsi dalam pertukaran gas, tetapi paruh
kedua paru-paru adalah avascular (tanpa pembuluh darah) kantung udara yang meluas ke
daerah ekor.
5. Pulmo : berjumlah sepasang yaitu dekster dan sinister, memanjang
6. Kantung udara : melakukan fungsi hidrostatik di sebagian besar ular, mengatur tekanan di
dalam rongga tubuh. Karena ular tidak memiliki diafragma, udara masuk dan keluar paru-
paru karena aksi otot tubuh dan gerakan tulang rusuk.

Sumber
Campbell.2000.Biologi Kelima Jilid 3.Jakarta:Erlangga
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta:P.T Rineka Cipta
Sukiya.2005.Anatomi Ikan.Jakarta:Indonesia Press
Winarni, Susi.2009.Diklat Anatomi Hewan.Semarang:IAIN Walisongo Semarang
Zander.2009.Morfologi dan Anatomi Ikan.Jakarta:PT.Rineka Cipta
Sistem Pencernaan Ptyas mucosus

GambarPengamatan KeteranganGambar

1. Cavum oris
2. Ventriculus
3. Intestinum
4. Kloaka
1

Gambar Referensi

http://kliksma.com/wp-content/uploads/2014/09/Fisiologi-
dan-Anatomi-Ular-300x275.jpg
Deskripsi
1. Berawal dari masuknya makanan ke cavumoris. Ulat memiliki esofagus panjang dan
dapat menutupi hingga setengah panjang tubuh. Kerongkongan ular memiliki lipatan
lebih internal daripada reptil lain, yang memungkinkan untuk menelan mangsanya yang
besar secara utuh. Gerakan peristaltik dalam kerongkongan menggerakkan makanan
menuju perut.
2. Lambung adalah organ berbentuk j di mana sebagian besar pencernaan terjadi pada
ular. Sel-sel perut mensekresikan enzim pencernaan dan asam lambung untuk
menghancurkan protein / breakdown proteins . Makanan kemudian melewati katup
pilorus dan masuk ke dalam intestinum.
3. Intestinum adalah tabung melingkar yang panjang dan sempit di mana absorbansi
nutrisi berlangsung, yang dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
o duodenum,
o ileum, dan
o jejenum.
4. Hepar, berfungsi dalam membuang air limbah nitrogen, menyimpan nutrisi, dan
memproduksi empedu , mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam duodenum dari usus
kecil .
5. Pankreas, yang menghasilkan insulin dan glikogen, juga menghasilkan enzim
pencernaan seperti lipase, protease dan karbohidrase lalu mengeluarkan mereka ke
duodenum.
6. Usus besar adalah yang paling berotot dan struktur yang paling berdinding tipis dari
sistem pencernaan ular. Ini melewati ruang cloacae/cloacae chamber . Ruang ini dibagi
menjadi :
copradaeum untuk menerima kotoran
urodaeum untuk urin dan produk dari organ kelamin .
7. Kloaka, memainkan peran penting dalam reabsorpsi air. Tingkat pencernaan tergantung
dari suhu tubuh karena mereka adalah hewan berdarah dingin .

Sumber
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya
Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Radiopoetro. 1990. Zoologi. Jakarta : Erlangga
Rahardjo. 1985. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga
Tim asisten 2017. Modul Praktikum Anatomi Hewan. Surakarta : FKIP Pendidikan Biologi
Sistem Peredaran Darah

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar


1. Jantung
2. Pembuluh
1

GambarReferensi

http://circulatory-excretory-
annika.weebly.com/circulatory-system.html
Deskripsi
1. Organ-organ pada Sistem Cardiovascular Ular terdiri dari :
a. Cor (jantung)
Jantung beruang 4, terdiri dari 2 atrium dan 2 serambi. Pada ventrikel dexter dan
sinister dibatasi oleh sekat yang belum sempurna. Hal tersebut memungkinkan terjadinya
pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung
karbondioksida. Batas antara ventrikel dexter dan sinister disebut septum ventriculus.

b. Vasa (pembuluh darah)


1) Yang keluar dari ventrikel dexter
Arcus aorta sinister yang membelok ke kiri dorsal
Arteri pulmonalis yang kemudian bercabang 2 masing-masing ke pulmo
2) Yang keluar dari ventrikel sinister
Arcus aorta dexter yang membelok ke kanan dorsal
Arteri carotis comunis, cabang dari arcus aorta dexter
3) Yang masuk ke atrium dexter
Sinus venosus
4) Yang masuk ke atrium sinister
Vena pulmonalis

2. Mekanisme sistem peredaran darah ular :


a. Peredaran darah panjang/besar/sistemik :
Darah kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu , darah yg kaya
karbondioksida dibawa vena serambi kanan (atrium) jantung.

b. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal :


Darah kaya karbondioksida dari bilik kanan paru-paru melalui arteri pulmonalis, di
alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen --
serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

Sumber
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Ismawati, 2008. Biologi. Solo : Bumi Aksara
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya
Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Radiopoetro. 1990. Zoologi. Jakarta : Erlangga
Sistem Ekskresi dan Sistem Urogenitalia Ptyas mucosus

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar


1. Ren
2. Vesika urinaria
3. Kloaka
4. Ovarium
2

Gambar Referensi

Biologigonz.blogspot.com/sistemurogenital-
sistemreproduksi-reptil.html
Deskripsi
1. Organon Uropecticum
Alat ekskresi pada hewan reptil termasuk ular ada tiga macam, yaitu ginjal, paru-
paru, dan kulit. Namun alat ekskresi yang paling dominan adalah ginjal.
a. Paru-paru
Di dalam paru-paru ada struktur yang disebut dengan alveolus. Alveolus
merupakan kantung udara yang kecil namun kaya akan pembuluh darah.
Karena strukturnya yang kaya akan pembuluh darah kapiler, maka pada paru-
paru inilah proses pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida
dilakukan.
b. Kulit memiliki peran yang sama yaitu dalam pertukaran gas. Perbedaannya, di
sini kulit hanya berperan sebagai organ pernapasan pembantu. Jadi jika paru-
paru sedang tidak berfungsi optimal, maka kulit akan mengambil alih sebagian
dari peran paru-paru.
c. Mesonephros (ginjal)
Merupakan alat ekskresi yang paling dominan pada reptilian. Berjumlah
sepasang, berwarna merah kecoklatan, terdiri dari 2 lobi. Lobus posterior agak
pipih dan berlekatan satu sama lain, terletak retroperitoneal (di luar dan di
belakang peritoneum) di daerah sacrum
d. Ureter
Berjumlah sepasang, keluar dari sisi ventral agak medial dari ren. Pada jantan,
sebelum bermuara ke kloaka bersatu dulu dengan vas deferens, tapi pada betina
bermuara langsung.
e. Vesica urinaria
Seagai kantong tipis, merupakan tonjolan dinding ventral kloaka

Mekanisme :
Ginjal metanefros pada reptile akan menyaring urin yang masuk. Urin pada
reptile akan masuk melalui pembuluh-pembuluh yang menuju ke metanefros.
Kemudian di sana urin akan disaring. Metanefros akan membuang asam urat
yang terkandung dalam urin. Metanefros mengekskresikan sebagian besar
metabolism reptile dalam bentuk asam urat. Ini karena asam urat dapat
berbahaya bila disimpan terus-menerus dalam tubuh. Karena pembuangan
dalam bentuk asam urat inilah maka reptile tak memerlukan banyak air untuk
membuang nitrogen dalam darah. Asam urat akan diproses terlebih dahulu
dalam metanefros. Sehingga asam urat yang keluar dalam tubuh reptile akan
berwarna putih dan tak lagi beracun bagi tubuhnya. Sementara itu air yang
masih dibutuhkan akan diserap kembali oleh saluran metanefros dan
diedarkan kembali ke tubuh reptile.
2. Organon Genital
a. Jantan, terdiri dari :
1) Testis, berbentuk oval relativ kecil, berwarna keputihan, terletak pada bagian
dorsa rongga abdomen. Testis membesar saat musim kawin
2) Epididimis, sebelah lateral dari testis dan salurannya berkelok
3) Saluran reproduksi, bermuara pada kloaka.
4) Hemipenis, terdapat sepasang merupakan organ penyalur sperma, terletak di
sisi kiri dan kanan lubang kloaka
5) Mempunyai femoralis pori-pori bertanda V dibagian bawah paha
6) Terlihat dua tonjolan dipangkal ekor
7) Ukuran kepala lebih besar

b. Betina, terdiri dari :


1) Ovarium, berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan permukaan benjol-
benjol. Letak pada bagian ventral columna vertebralis. Alat penggantung
mesovarium
2) Uterus, saluran telur
3) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung, bermuara pada kloaka.
Dinding bersifat glanduler. Alat penggantungnya disbut mesorchium.
Sistem reproduksi: fertilisasi secara internal

Sumber
Campbell, Neil. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Djuanda, Tatang. 1983. Analisa Struktur Dasar Vertebrata Jilid 1. Bandung: Armico
Bandung.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya
Kastowo. 1986. Zoologi Umum Alumni Dago. Bandung : Rineka Cipta.
Puspita, Dewi; Harlita dan Tim Asistensi 2016. 2016. Modul Praktikum Anatomi
Hewan. Surakarta : UNS Press
Sistem Saraf Ptyas mucosus

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar

1. Ular
1. Otak (berada di dalam kepala)
2 2. Sumsum tulang belakang
1

Gambar Referensi

https://endrosambodo1984.wordpress.com/2012/04/02/
pengenalan-ular/
DESKRIPSI

A. Sistem Saraf Pusat

1. Otak (ensefalon) Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:

a. Otak besar (serebrum) : merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motor dan sensorik.

b. Otak tengah (mesensefalon) : terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan
otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-
kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang
mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.

c. Otak kecil (serebelum) : mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.

d. Jembatan varol (pons varoli) : berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

e. Sumsum sambung (medulla oblongata) : berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan,
refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi,
gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung
juga mengatur gerak refleks yang lain.

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) : merupakan bagian sistem saraf pusat yang
memanjang mulai dari foramen magnum sampai ke ujung ekor. Di dalam medulla spinalis
terdapat salurna memanjang yang disebut saluran central (canalis centralis) yang dilapisi sel
sel epindema. Pada kadal, medulla spinalis memanjang disepanjang canalis vertebralis
(pertumbuhan tulang punggung) yang hampir mencapi ujung ekor. Pertumbuhan medulla
spinalis sampai keujung ekor.

B. Sistem Saraf Tepi : terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan
saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak
saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Ular memiliki organ respon reseptor bau (atau rasa) yang sangat baik, yaitu organ
Jacobson. Organ ini terletak di langit-langit mulut. Secara bergantian
mereka mengeluarkan lidahnya ke udara dan kemudian ke dalam organ Jacobson.
Tingkah laku seperti itu membuat mereka dapat merasakan udara dan mendeteksi
adanya bau.

Sumber
Ismawati, 2008. Biologi. Solo : Bumi Aksara
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata. Sinar Wijaya : Surabaya
Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Radiopoetro. 1990. Zoologi. Jakarta : Erlangga
Rahardjo. 1985. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai