PENDAHULUAN
A. latar belakang
Organ-organ yang menyusun tubuh makhluk hidup adalah hal yang sangat
penting untuk diketahui. Seperti pada organ-organ yang menyusun pada system
pernafasan, pencernaan, peredaran darah, pernafasan, ekskresi dan reproduksi. Maka
untuk mengetahui lebih dalam mengenai organ-organ penyusun tubuh makhluk
hidup, maka sangat perlu untuk diadakan percobaan ini, terutama organ penyusun
pada hewan vertebrata, khususnya katak. Anatomi tubuh katak dianggap dapat
member gambaran tentang organ-organ penyusun hewan vertebrata.
B. Ttujuan praktium
Adapun tujuan percobaan ini yaitu dapat mengenal bentuk, warna dan letak
organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu system organ.
C. Mamfaat percobaan
Adapun mamfaat dari percobaan ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui
bentuk, warna dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu
system organ, terutama pada hewan vertebrata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok hewan vertebrata atau bertulang belakang ada sekitar 50.000 jenis,
mereka hidup pada semua lingkungan baik di daratan, air laut, air tawar maupun
diudara. Walaupun bentuk dan ukuran tubuhmya beragam tetapi mempunyai stuktur
dasar tubuh yan sama . hewan bertulang belakang umumnya terdidi dari kepala dan
tubuh. Tubuh terdiri dari rongga dada dan abdomen. Hewan bertulang belakang yang
hidup di darat biasanya mempunyai leher, salah satu kelompok dari hewan vertebrata
yaitu amfibi, dan salah saatu contoh hewan dalam kelas amfibi yaiyu katak.
(Wikipedia, 2010)
Pada katak oksigen derdifusi lewat serabut rongga mulut, kulit dan paru-paru,
kecuali pada vase berudu bernafas dengan insane karena hidupnya diair. Selapu
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak
terdapat kapiler yang bermuara ditempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut
dan faring, rongga mulut terbuka dan glottis tertutup sehinggah udara yang berada di
rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut, katak bernafas pula
dengan kulit,karena dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam keadaan basah dan
mengandung banyak kapiler, sehinggah gas pernafasan mudah didefusi. Oksigen
yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit ( vena kutanea ), kemudian dibawa
ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbondioksida dari
jaringan akan dibawa ke jantung, di pompa ke kulit dan paru-paru lewat atteri kulit
paru-paru. Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbondioksida dapat terjadi
kulit. ( Anonim, 2009 ).
Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru kulit, saluran ekskresi pada
katak jantang dan betina memeliki perbedaan. Pada katak jantang, saluran kelamin
dan saluran urine terpisah, walaupun begittu alat lainnya bermuara pada sau saluran
dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka. ( Anonym, 2009 ).
( Radiopoetra, 1986 )
Genus rona mencakup banyak spesies, tetapi pada umumnya stuktur dan
fisiologinya boleh dikatakan serupa. Tubuh katak menujukkan yang serupa dengan
angota-anggota lain dari ordonya. Hewan-hewan berenang dalam air batas antara
capuy truncus tidak jelas, truncus ialah pendek dan kompak, memipih pada setengah
bagian dari distal yaitu pada daerah yang ditempati pada vertebrata saclares. Lubang
kloaka terletak terminal. ( Brotowidjojo, 1989 )
Amphibi mempunyai kotak yang tebal dan luas decara professional. Sebagian
besar dari amphibi mempunyai dua pasang tungkai yaitu tungkai belakag dan tungkai
depan. Tungkai belakang biasanya terdapat pada salamander dan tidak pada cacellia.
Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada jari-
jarinya. ( Sukia, 2001 ).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Pada gambar katak ( rana canvarivora ) terlihat seluruh tubuh katak yang
terbungkus oleh kulit halus yang licin, dan pada kulit katak terdapat bintik-bintik
hijau tua. Selain itu pada bagian kepala pada umumnya terdapat rima oris yang lebar
untuk memasukkan makanan, nares sksterna mempunyai peranan penting dalam
pernapasan, organon visus ( mata ), dibelakang mata terdapat membran timpani yang
berfungsi untuk meneima getaran suara. Pada bagian luar terdapat kulit lemas yang
berfungsi sebagai penutup tubuh terhadap gangguan yang fisis dan pathologis. Pada
bufo sp kulit bagian kasar, sedangkan pada rana cancarivora kulitnya licin dan tidak
ada benjolan-benjolan di permukaan kulitnya. Pada bagian tubuh katak, terdapat
tungkai deoan dan tungkai belakang. Pada tungkai depan terdiri dari lengan atas
( branchium ), lengan bawah ( antebranchium ), telapak ( manus ), jari-jari ( digiti ),
sedangkan pada tungkai belakang terdiri dari paha ( femur ), betis ( crus ), telapak
bersatu ( pes ), jari-jari berselaput renang. Pada bufo sp pada umumnya memeliki
tubuh yang kecil, dan pada bagian belakang agak lebar. Sedangkan pada rana
cancarivora baian tubuh agak panjang dengan kaki yang agak panjang.
1. sistem pernapasan
Alat pencernaan pada katak di mulai dari oris yang dibatasi oleh maxillae
(rahang (rahang atas) dan mandibula (rahang atas), lingual (lidah) yang pipih dan
bercabang yang berpangkal pada dasar sebelah anterior mulut. Pada permukaan
terdapat kuncup perasa dan papil yang dilapisi oleh lender yang menangkap mangsa.
Mangsa berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan kemudian akan dibasahi
oleh air liur. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesofaguis yang
menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk dalam ventrikulus yang
berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot venrtikulus meremas
makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventrikulus yang mengandung
enzim yaitu enzim pepsi, tripsin, erepsin untuk protein, dan lipase untuk lemak juga
dihasilkan oleh intestinium. Setelah dari ventriklus, makanan masuk keintestinium.
Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepar dan pencreaticum yang memberikan
sekresi sendiri. Hepar menghasilkan zat empedu untuk mengimulsi lemak. Bahan
makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum menjadi fases dan selanjutnya
dikeluarkan melalui kloaka .
System sirkulasi jantung pada katak memiliki dua atrium dan satu ventrikel.
Darah dari sinus venusus masuk kedalam atrium kanan, darah meninggalkan ventrikel
melalui trungkus arteriosusyang bercabang dua sebelah arterior jantung, lalu terbagi
pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokok yaitu: arteri karotis, arteri sistematik, dan
arteri pulmokutanaes. Tiap arteri kaotis terbagi menjadi karotis intrerna dan eksterna
yang menuju kedalam kepala. Arteri pulmakuteineus membuat cabagng-cabang ke
paru paru dan kulit. Darah dari paru paru kembali ke atrium kiri melalui sinus
venosus (berupa kantong besar dari sebelah tubuh) dan mestonevros dan
mengalirkannya langsung ke hati, kemudian terus ke jantung. Darah masuk kedalam
jaringan hati yang berasal dari lambung dan usus.
3.Sistem Resiparasi
Oksigen yang berasal dari udara larut dalam cairan permukaan respirasi
dengan jalan difusi masuk ke pembuluh darah. Sebagian besar karbon dioksida
diangkut oleh plasma darah dari jaringan lata respirasi. Dengan gerakan teraturu
darah dapat masuk ke cavum oris melalui neres kemudian ditekan masuk kedalam
pulmo, dan selanjutnya udara dari pulmo dikeluarkan cavum oris dengan bantuan
desakan dari dinding badan dan juga karena elastisitar pulmo. Pada saat itu
kleepnares interna terbuka, sehingga udara keluar.
System genitalis feminus terdiri atas ovarium fiktori diletakkan dengan bagian
dorsal coelam oleh alat pengangkut yang disebut mesofariumfiktori yang terdiri dari
lipatan petitonium. Pada hewan yang telah dewasa kadang kadang terdapat ovarium
fiktori yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintik bintik. Pada ovarium juga
terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning kuningan. Pada masa ovum yang
telah masuk kedalam ovadik fiktori yaitu suatu saluran yang berkelok kelok dengan
ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posteur
saluran ini melebar dengan dinding yang tipis kadang kadang ada yang menyumbat
sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae. Fertilisasi
terjadi di luar tubuh, tetapi walaupun demikian pada masa kawin katak jantan
menempel dipunggung tubuh katak betina untuk memudahkan terjadinya fertilisasi.
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan