Anda di halaman 1dari 34

laporan praktikum anatomi katak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anatomi hewan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian organ


tubuh hewan beserta fungsinya dalam pengamatan anatomi hewan, diperlukan
adanya pembedahan untuk mengetahui lebih jelas sisten organ pada hewan,
khususnya organ sistem pencernaan dan organ sistem pernafasan secara langsung.
Hewan yang dijadikan objek penelitian atau pengamatan adalah katak sawah
(Rana cancarivora) yang termasuk dalam kelas amfibi karena dapat hidup di darat
dan di air. Katak sawah (Rana cancarivora) memiliki sistem pencernaan yang
terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada sistem pernafasan
tersusun atas celah glottis, laring, bronchus, bronkeolus, alveolus dan alveoli.

Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata
amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan
yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar
kemudian di darat. Kulit halus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk
meyakinkan terjadinya pernafasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-
kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu
basah.

B. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk
mengetahui bentuk, warna, dan lokasi serta hubungan dengan organ lain pada
suatu sitem organ.
C. Manfaat

Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah kita dapat mengetahui bentuk,
warna dan letak organ serta hubungannya dengan organ lain pada katak suatu
sistem organ.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Amphibi merupakan kelompok hewan dengan fase daur hidup yang berlangsung
di air dan di darat. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar,
berjari 4-5 atau lebih sedikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapat
digerakkan, mata juga mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat berada
dalam air. Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat diulurkan. Pada saat
masih kecil (berudu) bernafas dengan insang. Setelah dewasa bernafas dengan
menggunakan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan. Warna katak bermacam-macam dengan pola yang berlainan,
yaitu:

1. Melanopora, berupa warna pigmen yang dapat menyebabkan warna hitam


atau cokelat.

2. Lipopora berupa warna pigmen yang menyebabkan warna merah kuning.

3. Gaunopora berupa warna pigmen yang menyebabkan warna biru hijau.

Reproduksi amphibi berlangsung dengan perkawinan eksternal. Tubuhnya


mempunyai sistem urogenial artinya saluran kelamin dan saluran eksresi
bergabung satu dalam kloaka. Amphibi dibagi menjadi 3 ordo:
1. Stegoephalia, memiliki tulang tengkorak dan tulang pipi. Kebanyakan
sudah punah dan menjadi fosil. Stegoephalia yang masih hidup sampai sekarang
yaitu Ichtyopsis (bentuk seperti cacing tanpa kaki).

2. Caudata, tubuhnya dapat dibedakan antara kepala leher dan ekor.

3. Tubuh terdiri atas kepala dan leher yang menyatu. Sering tidak berleher,
tidak berekor. Kaki belakang lebih besar dibandingkan dengan kaki depan.

(Pecell, 2012).

Katak (bahasa inggris frog) dan katak alias bangkong (bahasa inggris toad)
adalah hewan amphibia yang paling dikenal orang di indonesia. Anak-anak
biasanya menyukai katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat,
tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang
kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap katak. Kedua macam
hewan ini bentknya mirip. Katak betubuh pendek, gempal atau kurus,
berpunggung agag bungkuk, berkaki empat dan tidak berekor. Katak umumnya
berkulit halius, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak
atau bangkong berkulit kasar berbintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali
kering dan kaki belakangnya sering pendek sehingga kebanyakan kurang pandai
melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya
(Anonim, 2012).

Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis.


Mekanisme pernafasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya
dengan mulut tertutup. Katak memiliki tulang-tulang rusuk dan rongga badan.
Mekanisme pernafasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan perut yang
saling berhubungan satu sama lain. Paru-paru divertilasi dengan pompatekan.
Kelenjar paru-paru itulah terutama penyebab udara keluar. Amphibia menambah
respirasi paru-paru dengan pertukaran gas melalui kulitnya yang tipis dan basah.
Sebagian besar dikeluarkan melalui kulit laju vertilasi paru-paru tidak cukup
untuk membawa keluar, sejumlah air juga diperlukan dan ditukarkan melalui
kulit. Hal inilah yang mungkin menyebabkan amphibia tidak dapat di darat
sepenuhnya (Prawiro, 1999: 34).

Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut,
faring, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka.
Kelenjar pencernaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Sistem
pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat untuk
menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai
dari esophagus yang sangat pendek, terdiri dari kontraksi yang kecil, tepinya
bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari
dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar.
Setelah usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan
(Kastowo, 1984).

Sistem peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda.
Pada peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam
sekali peredarannya. Pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali
ke jantung, kedua darah dari seluruh tubuh menuju jantungdan di edarkan kembali
keseluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu atrium kiri, kanan dan
ventrikel. Diantaranya atrium dan ventrikel terhadap klep yang mencegah agar
darah dari ventrikel mengalir kembali ke atrium (Kimball, 1991).

Kulit katak memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin. Warna
kulit katak dapat berubah sesuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk
dapat berubah. Perubahan warna kulit pada katak dilakukan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan
pemangsa, kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas (Iskandar, 1998).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai


berikut:

Hari/ Tanggal : Rabu/ 28 November 2012

Pukul : 14.00 – 16.00

Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Samata-Gowa.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol pembius, baki
bedah, 1 set alat beda (gunting, pisau/skalpel pinset, sedotan limun dan jarum).

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah katak (Rana
cancarivora), kapas, kloroform.

C. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan Morfologi

a. Mematikan katak: mengambil segenggam kapas, membasahi dengan


eter/kloroform, lalu memasukkan ke dalam botol pembius, kemudian
memasukkan katak dengan segera ke dalam botol tersebut, menutup rapat dan
membiarkan hingga katak tersebut mati.

b. Pengamatan: mengeluarkan katak kemudian meletakkan di atas kaki bedah


(membiarkan kapas dalam botol dan menutup rapat karena uapnya berbahaya).
Mengamati bagian luar katak:

1) Mata kelopak dan selaput tidur

2) Lubang hidung luar

3) Membran tymphani

4) Alat gerak depan dan belakang

5) Permukaan kulit

2. Pengamatan anatomi

a. Dengan arahan dari dosen atau asisten, melakukan pembedahan dengan


hati-hati di atas baki beda.

b. Mengamati letak semua organ dalam pada katak.

c. Memasukkan dan meniup secara perlahan sedotan limun ke rongga mulut


katak untuk mengamati paru-paru.

d. Mengamati seluruh organ dan menggambar sesuai sistem organ yang


disusun.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Morfologi katak dorsal

keterangan:

1. Jari-jari (Digity)

2. Lengan bawah (Antebranchium)

3. Lengan atas (Brochium)

4. Membran Tymphani

5. Punggung (Dorsal)

6. Paha (Femur)

7. Betis (Crus)

8. Kloaka

9. Mata (Fisus)

10. Hidung (Vares eksternal)

11. Mulut

2. Morfologi katak ventral

keterangan:
1. Jari-jari (Digity)

2. Lengan bawah (Branchium)

3. Mulut

4. Lengan atas (Antebranchium)

5. Perut (Abdomen)

6. Paha (Femur)

7. Betis (Crus)

3. Anatomi katak

keterangan:

1. Mulut

2. Jantung

3. Hati

4. Pankreas

5. Lambung

6. Ginjal

7. Usus besar

8. Kloaka
9. Usus halus

10. Empedu

11. Paru-paru

4. Sistem sirkulasi/ jantung

keterangan:

1. Serambi kanan (Atrium senster)

2. Serambi kiri (Atrium dekler)

3. Bilik (Ventrikel)
5. Sistem respirasi/ paru-paru

keterangan:

1. Trakea

2. Bronkeolus

3. Alreolus

6. Sistem eksresi

Keterangan:

1. Modula

2. Renal palvis

3. Calyus

4. Renal irem

5. Renal alteri
7. Sistem reproduksi

a. Jantan

Keterangan:

1. Testis

2. Blacloes

3. Okaca

4. Rongbudes

b. Betina

Keterangan:

1. Esofagus

2. Dinding lambung

3. Lapisan otot polos

4. Bilorus

5. Duo denum

B. Pembahasan
1. Pengamatan secara morfologi

Dari hasil pengamatan, tampak kepala, badan, dan anggota gerak depan
belakang. Kulit katak tampak basah, diantara kulit dan otot terdapat delapan
macam kantung-kantung limpa atau saccus limpaticus dorsalis sudimandilaris,
pectoral abdominalis, lateralis, femolaris, crulatris. Bagian punggung disebut
dorsalis, bagian perut disebut ventralis.

Pada mulut (Cavum oris) terdapat pada ujung anterior, lebar dan berfungsi
untuk menangkap mangsa dengan bantuan lidah ang berlendir. Lubang hidung
(Nares eksternal) terdapat di atas mulut dan berhubungan dengan rongga mulut
melalui hidung dalam. Pada telinga tidak terdapat daun telinga, terdapat betis,
lengan atas dan bawah, paha dan jari-jari.

Dari morfologi dapat dibedakan antara katak jantan dan betina, yaitu katak
jantan tubuh tampak kecil, pada kaki depan terdapat bantalan kawin yang
berfungsi untuk menekan tubuh betina serta memberi tanda apabila jantan akan
mengeluarkan sperma dan pada bagian rahang bawah terdapat sepasang noda
hitam yang menandakan bahwa itu katak jantan mempunyai kantung suara yang
fungsinya sebagai resonansi suar

2. Pengamatan secara anatomi

Pada pengamatan anatomi terdapat jantung yang berfungsi alat sirkulasi. Paru-
paru berfungsi sebagai alat untuk respirasi. Hati yang berfungsi penghasil protein.
Pada katak juga terdapat usus dan lambung.

3. Sistem pencernaan (Digestivus)

Saluran pencernaan terdiri atas mulut, merupakan tempat makanan masuk


pertama kali. Faring merupakan organ yang pendek dan sempit serta lanjutan dari
organ mulut. Esophagus disebut sebagai usus pelan. Lambung mempunysi
dinding tebal yang merupakan organ penampung makanan. Bagian anterior
disebut cardis, bagian tengah fundus dan bagian pasterior agak menyempit disebut
pilarus.
Usus halus (Intestinum), merupakan organ pilarus berliku-liku. Sebagai anterior
setelah pilarus disebut duodenum. Usus halus digantung oleh selaput tipis yang
disebut mesentrium. Pada duodenum terdapat muara saluran pernafasan dari hati.
Usus kasar, merupakan lanjutan dari usus halus dan tempat sisa metabolisme dari
makanan yang bermuara di kloaka.

4. Sistem pernafasan (Respirasi)

Paru-paru (pulmo) merupakan dua buah kantong yang elastis. Pulmo pada katak
langsung berhubungan dengan laring, dan laring berhubungan langsung dengan
rongga mulut melalui celah auditus laryngis atau glotis. Adapun sistem respirasi
pada katak terdiri dari beberapa fase yaitu:

a. Aspirasi : cavum oris menutup, otot submendibularis mengalami relekssasi,


sementara otot sterophyedeus berkontraksi sehingga cavum oris membesar dan
memungkinkan udara melalui nares eksterna atau nares anterior.

b. Inspirasi: nares eksterna tertutup oleh kutub, diikuti dengan kontraksi otot
submandibularis dan geniohyodeus akibatnya cavum oris mengecil, udara masuk
ke laring melalui glotis kemudian pilma mengembang.

c. Ekspirasi: otot submandibularis mengalami relaksasi dan otot perut


mengalami kontraksi akibatnya udara di pulma keluar, atau glotis menutup, nares
terbuka, sementara otot submandibularis berkontraksi akibatnya cavum oris
menyempit dan udara keluar.

5. Sistem reproduksi

a. Katak jantan

Testis jumlahnya sepasang berwarna putih kekuningan berbentuk bulat telur.


Spermatozoa dihasilkan oleh jaringan testis yang dilindungi oleh selaput
mesorchium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vas deverens, berupa saluran-
saluran halus dari testis serta melalui meserchium, selanjutnya ginjal, dan
kemudian bermuara di ductusrespermaticus sebagai tempat penyimpanan terakhir
dari spermatozoa sebelum keluar dari tubuh.

b. Katak betina

Ovarium merupakan kantung besar yang berjumlah dua yang mengandung


sel-sel telur. Saluran telur (oviduct), telur-telur yang matang pada ovarium akan
masuk ke oviduct dan sebelum bermuara ke kloaka ovisac yaitu oviduc yang telah
mengalami pelebaran atau lazim disebut sebagai uterus.

Pada katak terjadi vertilisasi eksternal yaitu pertemuan dengan spermatozoa


terjadi di luar tubuh betina dengan bantuan air. Badan lemak menyerupai tangan
atau daun berwarna kekuningan, terletak cadangan yang digunakan pada musim
kawin.

6. Sistem peredaran darah (Sirkulasi)

Adapun beberapa organ dalam yang teramsuk sistem sirkulasi, yaitu jantung
terdiri atas dua atrium dan satu ventrikel. Atrium inistra menerima darah dari vena
vulmonaris. Atrium destra menerima darah dari sinus venosus. Ventrikel
berdinding tebal, adanya trabeculae (penonjol) dari otot jantung (miokardium).

7. Sistem pengeluaran (eksresi)

Uterus merupakan tepi lateral ginjal, tempat lewat urin dan akan ditampung
pada kantung urin (vasice urineris). Khusus pada jantan diguakan juyga untuk
lewatnya spermatozoa yang dihasilkan oleh testis melalui fase eferentis kemudian
masuk ke dalam ureter pada bagian bawah dan masuk pada vesica urinaris. Oleh
sebab itu disebut juga sebagai Ductus urespermaticus.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Anatomi Katak. http://www.blogspot.com (diakses 31 November 2012).

Iskandar. Amphibi Biologi. Bogor: Erlangga, 1998.

Kastowo. Anatomi Komparativa. Bandung: Erlangga, 1984.

Pecell. Anatomi Tubuh Amphibia. http://pecell.blogspot.com (diakses 31


November 2012).

Prawiro, A. Biologi. Semarang: CV Regina, 1999.

Diposkan oleh saenab nhenack di 10.08

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke


FacebookBagikan ke Pinterest

3 komentar:

dani sukoco2 Agustus 2015 21.12

obat tradisional jelly gamat

http://nhenackzsaenab.blogspot.co.id/2014/07/laporan-praktikum-anatomi-
katak.html

MAY

20
PENGAMATAN MORFOLOGI DAN ANATOMI
KATAK DAN MENCIT

PENGAMATAN MORFOLOGI DAN ANATOMI KATAK


DAN MENCIT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya hidup di
dua tempat, yaitu air dan darats selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak di air saat
masih berupa larva. Larva katak yang disebut kecebong atau berudu ini tidak memiliki
kaki namun memiliki insang dan berekor. Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang
kaki katak berkembang, sedangkan insang dan ekornya menghilang. Setelah kainya
berkembang, katak hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru.

Tidak semua amphibia hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak,
salamander, dan ceacilia ada yang hanya hidup di air dan ada yang hidup di darat.
Namun, sebagian besar amphibian hidup di dekat air dan tempat yang lembap seperti
rawa dan hutan hujan tropis. Amphibian terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan
Apoda.

Tikus (Mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan tikus liar ataupun
tikus rumah. Tikus ini tersebar di seluruh dunia. Tikus ini sering ditemukan di dekat
bangunan gedung ataupun di tempat lain, jika terdapat makanan dan tempat
berlindung. Tikus ini semuanya berasal mula dari keturunan yang telah ada yaitu
keturunan dari tikus liar yamg sudah mengalami peternakan secara selektif. Tikus ini
biasanya lebih suka hidup pada tempat yang memiliki suhu lingkungan yang tinggi
(Anonymous, 2010).
Tikus atau mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang
ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Tikus memakan makanan
manusia dan barang-barang rumah tangga (Amori,1996).
Tikus atau mencit kadang-kadang disimpan sebagai hewan peliharaan dan
mewah.Namun, sebagian besar tikus diperoleh dari peternak hewan laboratorium untuk
digunakan dalam penelitian biomedis, pengujian, dan pendidikan. Hal ini dilakukan
karena tikus memiliki struktur organ yang hampir sama dengan manusia. Dalam hal
genetika, tikus atau mencit ini adalah mamalia dicirikan paling lengkap
(Anonymous,2007).
Menurut pendapat saya, tikus rumah ini sekarang umumnya tinggal di dekat dengan
manusia, di rumah-rumah, gudang, lumbung dan lahan-lahan yang ditanami. Bahkan
populasi hidup tikus ini di hutan jauh lebih sedikit daripada diperumahan-perumahan
penduduk.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan berikut ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaiman sistem peredaran darah pada katak?

2. Bagimana sistem pencernaan pada katak?

3. Bagaimana sistem pernapasan pada katak?

4. Bagaiman sistem ekskresi pada katak?

5. Bagaimana sistem saraf pada katak?

6. Bagaimana sistem indera pada katak?


7. Bagaimana reproduksi pada katak?

8. mengetahui pengertian tikus?

9. bagaimana Klasifikasi Tikus?

10. bagaimana Morfologi dan Anatomi Tikus?

11. bagaimana Sistem Pencernaan pada tikus?

12. bagaimana Sistem Ekresi?

13. bagaimana Sistim Reproduksi

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui sistem peredaran darah pada katak

2. Mengetahui sistem pencernaan pada katak

3. Mengetahui sistem pernapasan pada katak

4. Mengetahui sistem ekskresi pada katak

5. Mengetahui sistem saraf pada katak

6. Mengetahui sistem indera pada katak

7. Mengetahui reproduksi pada katak

8. mengetahui pengertian tikus?

9. mengetahui Klasifikasi Tikus?

10. mengetahui Morfologi dan Anatomi Tikus?

11. mengetahui Sistem Pencernaan pada tikus?

12. mengetahui Sistem Ekresi?

13. mengetahui Sistim Reproduksi


1.4 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapakan mampu memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi penulis, dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi

2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang “Katak”

BAB II

LANDASAN TEORI

Gambar anatomi pada katak


2.1 Sistem Peredaran Darah Katak

Sistem peredaran darah katak berupa system peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda. Pada system peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam
satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian
kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan
kembali ke seluruh tubuh.

Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan
sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar
darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.

Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke
sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel,
kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon
dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena
pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan
peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di
dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah
yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel,
darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan
ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu
arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan
darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah
ke kulit dan paru-paru.

Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air,
protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah
merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katakmemiliki inti dan mengandung
hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain
memiliki sitem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe. System
peredaran limfe berperdan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam
peredaran darah.

2.2 Sistem Pencernaan Katak


Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung usus, dan kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa.
Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung
makanan di cerna, kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa
makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu
saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin.

2.3 Sistem Pernapasan Katak

Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak, berupa paru-paru, kulit, dan insang.
Pada stadium larva (berudu), hewan ini bernapas dengan insang luar. Insang luar berupa
tiga pasang lipatan kulit yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Oksigen
yang larut dalam air di sekeliling insang berdifusi ke dalam kapiler-kapiler darah dan
berdar ke seluruh jaringan tubuh. Karbondioksida dibawa kembali oleh darah ke alat
pernapasan untuk dikeluarkan dari tubuh.

Paru-paru katak berjumlah sepasang. Struktur paru-paru katak berupa kantong tipis
yang elastis, dilengkapi dengan lipatan-lipatan pada permukaan dinding dalamnya yang
berguna untuk memperluas permukaan. Pada permukaan dinding dalam terdapat
kapiler-kapiler darah yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paruke jaringan-
jaringan lain dan melepas karbon dioksida ke paru-paru.

Mekanisme pernapasan katak

Pada saat katak berinspirasi atau menghirup oksigen dan berekspirasi mengeluarkan
karbom dioksida, mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak
diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.

a. Inspirasi
Mula-mula tenggorokan bergerak ke bawah sehingga rongga mulut membesar. Hal ini
menyebabkan udara masuk melalui lubang hidung ke rongga mulut. Kemudian lubang
hidung tertutup oleh diikuti dengan berkontraksinya otot rahang bawah yang
menyebabkan rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut, udara
terdorong masuk ke paru-paru. Di paru-paru, oksigen diikat oleh kapiler darah lalu
diedarkan ke seluruh tubuh.

b. Ekspirasi

Fase ini diawali dengan mengendurnya otot rahang bawah dan berkontraksinya otot
perut, sehingga paru-paru menegcil dan udara terdorong ke rongga mulut. Sementara
itu, celah tekak menutup sehingga terjadi kontraksi rahang bawah. Akibatnya, rongga
mulut mengecil sehingga mendorong udara kaya oksigen.

Pernapsan dengan kulit berlangsung pada ampbibia sewaktu di darat dan di air. Kulit
katak selalu basah agar dapat berfungsi sebagai alat pernapasan. Kulit katak sangat tipis,
mengandung kapiler darah dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar penghasil lendir di
bagian dermis dan di bawah kulit.

2.4 Sistem Ekskresi Katak

Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di
kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal berwarna merah kecoklat-coklatan. Ginjal sebagai
alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari
darah. Saluran ekskresi katak merupakan sepasang saluran yang akan bermuara di
kloaka. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnnya menyatu, sedangkan
pada katak betina tidak.

2.5 Sistem Saraf Katak

Sistem saraf amphibia terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah sebagai pusat
penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibian memiliki penglihatan yang baik.

2.6 Sistem Indera Katak


Mata amphibia, misalnya katak memiliki kelopak mata. Mata katak memiliki selaput
tidur (membran niktitans) yang berfungsi melindungi mata dari gesekan ketika berda di
air serta menjaga mata agar tetap lembap ketika berada di darat.

2.7 Sistem Reproduksi Katak

Kelompok amphibia, misalnya katak, merupak jenis hewan ovipar. Katak betina dan
katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar
tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak
betina. Kemuidan katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang
dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin.
Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh
suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau oviduk. Dekat
opangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang
disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran
kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Soperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang
dan disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan
bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di kloaka.
Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga
kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.

Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal
yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air
dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal
merupakan herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi
karnivor atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk
lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah
insang digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak
depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga
paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas dengan dua organ,
yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan
ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak
selesai.

Penjabaran Reproduksi Katak :

1. Sistem Genitalia Amphibi Jantan

Pada amphibi jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang
digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di
bagian posterior rongga abdomen.

Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa
spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus
pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan
sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja.
Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke
medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia
berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.

Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai bulat dan
lebih kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada
salamander testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak
terlihat pada gonad jantan.
2. Sistem Genitalia Amphibi Betina
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan
lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum
berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium
digantungkan oleh mesovarium.

Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk


dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang
disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang
disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi
Anatomi Hewan).

3. Pembuahan Eksternal
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya
penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan
eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya
fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.

Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina
yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir
memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur,
jumlahnya mencapai ribuan.

Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi
sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini
diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu
berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika
terjadi fertilisasi.

"Reproduksi pada katak yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, katak jantan menjepit
katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma
disemprotkan)"
2.8 Tikus
Tikus (Mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan tikus liar ataupun
tikus rumah. Tikus ini tersebar di seluruh dunia. Tikus ini sering ditemukan di dekat
bangunan gedung ataupun di tempat lain, jika terdapat makanan dan tempat
berlindung. Tikus ini semuanya berasal mula dari keturunan yang telah ada yaitu
keturunan dari tikus liar yamg sudah mengalami peternakan secara selektif. Tikus ini
biasanya lebih suka hidup pada tempat yang memiliki suhu lingkungan yang tinggi
(Anonymous, 2010).
Tikus atau mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Jenis ini sekarang
ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Tikus memakan makanan
manusia dan barang-barang rumah tangga (Amori,1996).

2.9 Klasifikasi Tikus


Menurut (Anonymous,2010) tikus yang dalam klasifikasinya dimasukan kedalam sub
filum vertebrata ( hewan-hewan beruas tulang belakang ), kelas mamalia (hewan-
hewan menyusui ), ordo rodentia ( hewan-hewan yang mengerat ) dan family murridae
yang merupakan salah satu hama yang penting pada tanaman pertanian
(pangan,horticulur,dan perkebunan). Klasifikasi tikus yaitu ;
Kerajaan : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Super family : Muroidae
Familnya : Muridae
Sub suku : Murinae
Genus : Mus
Species : Musculus

2.10 Morfologi dan Anatomi Tikus


Tikus rumah memiliki panjang 65-95 mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh
mereka. Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam dan pada
umunya memiliki warna putih. Tikus memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu
dan memiliki deretan lingkaran sisik. Tikus rumah cenderung memiliki panjang bulu ekor
lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia, mereka berkisar 12-30 gram berat
badanya. Banyak bentuk-bentuk domestik tikus telah dikembangkan yang bervariasi
dalam warna dari putih menjadi hitam dan dangan bintik-bintik. (Syariffauzi, 2009 ).

2.11 Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan tikus menurut (Uqbal,2007) terdiri atas saluran pencernaan atau
kelenjar-kelenjar yang berhubungan, fungsinya untuk :
a). Ingesti dan Digesti makanan.
b). Absorbsi sari makanan.
c). Eliminasi sisa makanan.
Sistem pencernaan pada hewan tikus sama dengan pencernaan pada manusia, karena
tikus adalah hewan yang memiliki genetika lengkap dan mempunyai organ yang hampir
sama dengan manusia.
1). Pencernaan di mulut dan di rongga mulut,makanan di giling menjadi kecil-kecil oleh
gigi dan di basahi oleh saliva.
2). Disalurkan melalui foring dan asophogus.
3). Pencernaan di lambung dan di usus halus. Dalam usus halus diubah menjadi asm-
asam amino, monosakarida, gliserida, dan unsur-unsur dasar yang lain.
4). Absorsi air dlam usus besar akibatnya, isi yang tidak dicerna
Menjadi setengah padat (feses).
5). Feces dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada) kemudian ke anus.

2. 12 Sistem Ekresi
Sistem ekskresi mamalia hampir sam dengan manusia, tetapi sedikit berbeda yang di
sebabkan oleh liingkun tempat tinggalnya. Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di
lindungi oleh struktur selangka dan di selaputi karung di dinding dikenal sebagai pelura.
Bernafas kebanyakan dilakukan olh diagfragama paru-paru berada mengembang.
Sangkar selangka juga boleh menguncup sedikit ini menyebabkan udara tertarik ke
dalam keluar paru-paru melalui frakhea dan broknial tubes yang bercabang dan
mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil di kapilari yang penuhi darah. disini
oksigen meresap banyak masuk kedalam darah, dimana akan di angkut oleh
hemoglobin. (Anonymous,2010).

2.13 Sistim Reproduksi


Tahap pembentukan spematozoa di bagi atas 3 tahap yaitu :
1. Spermatogenesis.
Meupakan tahap spermatogenea yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi
spermatosot primer. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti
sel nya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit skunder.
2. Tahapan meiosis
Spermatosid primer, menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis 1, yang kemudian diikuti dengan meiosis 2.
3. Tahapan spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang memiliki 4 fase yaitu
fase golgi, fase tulup, fase akrosom, dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat
spermatozoa masuk. (Anonymous,2010).
BAB III
METODOLOGI

Gambar anatomi pada mencit

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum biologi tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi
dan Morfologi pada tikus (Mus musculus) adalah,
1. Sectio set
Seperangakat alat bedah untuk membedah tikus.
2. Stereofoam
Untuk alas saat pembedahan tikus
3. Jarum Pentul
Untuk memposisikan tikus saat pembedahan
4. Kain Lap
Untuk membersihkan alat praktikum.
5. Kamera
Untuk mengambil gambar saat praktikum.
6. Nampan
Untuk wadah alat dan bahan.

3.2 Bahan dan Fungsi


Bahan yang digunakan dalam praktikum biologi tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi
dan Morfologi pada tikus (Mus musculus) adalah,
1. Tikus
Untuk objek yang akan diamati
2. Chlorofoam
Untuk membius tikus agar mudah dilakukan pembedahan.
3. Kapas
Untuk perantara menggunakan chlorofoam.
4. Tissue
Untuk membersihkan alat praktikum.

3.3 Skema Kerja

Disiapkan alat dan bahan

Dibius tikus menggunakan chlorofoam

Digambar morfologinya

Direntangakn untuk dilakukan pembedahan

Dibedah mulai dari anus samapai leher

Diamati bagian abdominal organ lalu digambar

Diamati system pencernaan tikus

Diamatai system ekskresi Hasil


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Katak termasuk dalam kelas amphibia


2. Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda.
3. Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka.
4. Alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
5. Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di
kanan dan kiri tulang belakang.
6. Sistem saraf pada katak terdiri dari otak. Otak tengah lebih berkembang sehingga
memiliki penglihatan yang baik.
7. Reptil memiliki indera pembau yang tajam
8. Reproduksi pada katak terjadi secara eksternal dan cara ovipar dengan perilaku
ampleksus. Ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan berkembang menjadi berudu
dan mengalami metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.

Diposkan 20th May 2014 oleh hikmah7sekawan

Tambahkan komentar
dunia sastra

dan ilmu

komputer

 Klasik

 Kartu Lipat

 Majalah

 Mozaik

 Bilah Sisi

 Cuplikan
 Kronologis

JUN

membuat efek teks api


Membuat Efek Teks Api

Sunday, 17 November 2013 17:54 | Written by Reza Twezer

Dalam tutorial Photoshop kali ini, kita akan belajar bagaimana membuat efek teks
api.
kata-kata perpisahan
Kata-Kata Perpisahan Dengan Sahabat

Perpisahan itu akan selalu ada

karena kita pernah berjumpa, bersama,

dalam canda tawa dan bahagia.

Setiap tetes airmata yang tertumpah di hari ini,

akan menjadi saksi atas jalinan persahabatan

yang selama ini kita simpul seerat-eratnya.


langkah-langkah merakit pc dan menginstal windowws 7

MENDIAGNOSA PERMASALAHAN PC

cara memburning MP3 menggunakan aplikasi NERO


kumpulan Kombinasi Tombol

Istilah-istilah Dalam Dunia Komputer

Nama-nama bulan dalam tahun hijriah

MAY

28

wawancara haji dan umrah


a. Wawancara haji dan umrah

Biodata :

NAMA LENGKAP : H. DG BACO

ALAMAT : TAMA`LA`LANG
Haji yang telah di lakukan oleh bapak H. DG BACO adalah haji tamattu yaitu
mengerjakan umrah terlebih dahulu, baru mengerjakan haji.
pengalaman pertama mengenal internet
PENGALAMAN PERTAMA MENGENAL INTERNET

awal mula saya mengenal internet itu pada saat saya duduk di bangku SMP.
PENGAMATAN MORFOLOGI DAN ANATOMI
KATAK DAN MENCIT
PENGAMATAN MORFOLOGI DAN ANATOMI KATAK DAN MENCIT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya
hidup di dua tempat, yaitu air dan darats selama metamorfosisnya. Banyak jenis
katak di air saat masih berupa larva.
sahabat terbaik

Memuat
Template Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai