PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tubuh vertebrata sangat identik dengan tubuh manusia yang dapat dilihat
dari sistem organ dan fungsinya. Hal itulah yang mempermudah dalam
mempelajari sistem organ yang ada pada manusia, dengan menggunakan tubuh
hewan vertebrata sebagai objek pengamatan berkaitan dengan susunan
tubuhnya.
Hal tersebut sangat membantu dalam hal pembelajaran sistem organ pada
makhluk hidup, khususnya pada hewan dan manusia. Hal tersebutlah yang
melatarbelakangi sehingga kami mengadakan praktikum tentang anatomi
hewan vertebrata.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
LANDASAN TEORI
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak
terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga
mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada
di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui sepalut rongga mulut yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit,
ini dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung
banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk
lewat kulit akan melewati vena kulit kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan
seluruh tubuh. (Saiful. 2018. Hal: 53).
Amfibi adalah salah satu hewan bertulang belakang (vertebrata), memiliki ciri
kulit licin dan berkelenjar serta tidak bersisik. Sebagian besar Amfibi mempunyai
anggota gerak seperti tungkai dan jari-jari. telurnya tidak bercangkang, dan
diletakkan dalam air atau tempat yang lembab untuk menghindari kekeringan
(Pradana. 2013. Hal: 55).
Termilogi “amphibia” diterapkan pada anggota kelas ini karena sebagian besar
hewan menghabiskan tahap awal siklus kehidupannya di dalam air, dari bentuk
larva berupa kecebong yang bernafas dengan insang luar kemudian larva
mengalami metamorfosis menjadi anak katak dengan alat pernafasan berupa paru-
paru. Kehidupan demikian ini tidak mutlak untuk semua amfibi, ada beberapa
yang tidak pernah meninggalkan air dan yang lainnya ada yang tidak pernah
masuk kedalam air pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga yang
tidak punya paru-paru sampai dewasa dan bernafas melalui kulit, karenanya kulit
tersebut selalu basah dan glandular (Sukiya. 2018. Hal: 243).
Menurut Jasin (1992), ciri-ciri khusus dari amphibi adalah sebagai berikut:
1. Kulit selalu basah dan berkelenjar (yang masih senang di air atau dekat air),
tidak bersisik luar.
2. Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang; berjari 4-5 atau
lebih sedikit; tidak bersirip.
3. Terdapat dua buah nares (lubang hidung sebelah luar) yang menghubungkan
dengan cavum oris. Padanya terdapat klep untuk menolak air (waktu dalam
air). Mata berkelopak yang dapat digerakkan; lembar gendang pendengar
terletak disebelah luar. Mulut bergigi dan berlidah yang dapat dijulurka
kemuka.
4. Skeleton sebagian besar berupa tulang keras, tempurung kepalanya memiliki
dua condyl; bila memiliki costae (tulang rusuk) tidak menempel pada sternum
(tulang dada).
5. Cor terbagi atas tiga ruangan, yakni dua ruangan auricula (serambi) dan satu
ruang ventriculum (bilik), mempunyai satu atau tiga pasang archus aorticus,
erythrocyte berbentuk oval dan bernukleus.
6. Pernapasannya dengan insang, paru-paru kulit atau celah mulut (Rima oris).
Pernapasan itu dapat terpisah atau kombinasi paru-paru dan kulit atau insang
kulit. Insang terdapat dalam beberapa fase dalam sejarah hidupnya; memiliki
pita suara baik baik pada kintel maupun pada katak.
7. Otak memiliki 10 pasang nervi cranialis.
8. Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya (poikilothermis).
9. Fertilisasi terjadi di luar atau di dalam tubuh, kebanyakan ovipar; berkuning
telur (yolk) dan terbungkus oleh zat gelatin; membelah secara holoblastis;
tidak memiliki membrana embryonic. Larva yang hidup di air mengalami fase
metamorphosis menjadi hewan dewasa.
Pada dasarnya semua amfibi adalah karnivora, untuk jenis amfibi yang
berukuran kecil makanan utamanya adalah artropoda, cacing dan larva
serangga. Untuk jenis amfibi yang berukuran lebih besar makanannya adalah
ikan kecil, udang, kerang, katak kecil atau katak muda, kadal kecil dan ular kecil
(Darmawan, 2011. Hal: 876).
METODOLOGI
A, Pelaksanaan praktikum
1. Eksperimen I (Morfologi)
a. Alat-alat praktikum
-
b. Bahan-bahan praktikum
1) Katak (Rana sp)
2) Kelinci (lepus curpaeums)
3) Burung Merpati (colombidae)
4) Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
5) Tissue
6) Klorofoam
2. Eksperimen II (Anatomi)
a. Alat-alat praktikum
1) Alat bedah
2) Papan bedah
3) Pin
b. Bahan-bahan praktikum
1) Katak (Rana sp)
2) Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
3) Tissue
4) Klorofoam
C. Cara kerja
1. Morfologi (Ikan Nila, Katak, Burung, dan Kelinci)
a. Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
1) Diletakkan ikan menghadap ke kiri, Digambar morfologinya secara
utuh.
2) Bagian ikan secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian, kepala
dari mulut ke depan hingga akhir penutup insang.
3) Tubuh dari penutup insang hingga anus. Ekor dan anus hingga
ujung sirip. Panjang tubuh baku mulai dari ujung mulut hingga
pangkal ekor sedangkan Panjang total dari ujung mulut hingga
ujung ekor.
4) Disebut bagian-bagian organnya yang meliputi: kepala, mulut, ekor,
perut, sirip punggung, sirip perut mata dan anus.
b. Katak (Rana sp)
1) Diletakkan katak menghadap ke kiri
2) Digambar secara utuh dengan kaki depan tegak dan kaki belakang
tertekuk.
3) Digambar dan diperhatikan organ mulut, lubang hidung, mata,
tympanium, tubuh, tungkai depan dan tungkai belakang beserta
anus.
c. Burung Merpati (Columbidae)
1) Diikat burung merpati dengan tali raffia, ditenangkan.
2) Digambar morfologinya dengan kepala menghadap ke kiri
3) Digambar morfologi secara keseluruhan. Pada bagian kepala
terdapat paruh yang bentuknya seperti kerucut pendek (conus), mata
kecil dan hitam pupil bulat. Kepala dan leher tertutup bulu yang
halus. Pada tubuh terdapat sepasang sayap, yang bentuknya
bervariasi dan susunannya khas. Bulu halus pada bagian yang lain
dan sepasang kaki berjari lima, bercakar dan bersisik. Bagian ekor
bulunya besar-besar dan tersusun sebagai alat kemudi tatkala
terbang.
d. Kelinci (Lepus Curapaeums)
1) Digambar morfologi secara keseluruhan dengan badan yang
menghadap kekiri. Hampir selurut tubuh ditumbuhi rambut yang
lembut. Pada bagian kepala terdapat mulut yang rumus giginya
tertentu, lubang hidung dan daun telinga. Pada bagian tubuh
tertentu, lubang hidung dan daun telinga. Pada bagian tubuh
terdapat dua pasang kaki, glandula mamae, yang terdapat dibagian
bawah belakang. Ekor kecil terletak di atas anus.
2. Anatomi (Ikan Nila dan Katak)
a. Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
1) Pengenalan sistem pencernaan dan respirasi pada ikan.
2) Diletakkan ikan menghadap kekiri.
3) Disayat daging dari daerah punggung hingga bagian bawah perut.
4) Di perhatiakan bagian-bagian sistem pencernaan yang ada.
5) Digambar secara utuh topografi ikan yang dihadapan anda
selanjutnya diberi keterangan organ-organ system pencernaan dan
respirasi dengan benar.
b. Katak (Rana sp)
1) Disiapkan klorofoam secukupnya pada alat suntik.
2) Dibius katak dengan menyuntikkan klorofoam pada bagian hidung
dan ditunggu hingga pingsan.
3) Direntangkan katak pada papan bedah, ditusuk ke empat jari katak
menggunakan jarum pentul atau pin.
4) Digunting perut katak dari bagian bawah hingga bagian bawah leher
5) Dihilangkan daging yang terdapat pada bagian dada sehingga
terlihat organ-organ dalamnya.
6) Diamati bagian organ-organ yang terdapat pada katak
7) Digambar secara utuh topografi katak,diberi keterangan organ,
system pencernaan dan respirasi dengan benar.
BAB IV
1. kepala (caput)
2. mulut (rimabris)
3. ekor (kauda)
4. perut (apdomen)
5. sisik (scuama)
6. sirip punggung (dorsal)
7. sirip perut (pervic)
8. mata (organumpicus)
9. anus (dubur)
d. Katak (Rana sp)
1. kepala (caput)
2. mulut (rimaouris)
3. mata (organumpicus)
4. telinga
5. hidung (nares)
6. kulit
7. anus (dubur)
8. jari kaki dan tangan
9. lengan atas (branciur)
10. lengan bawah (anter branchium)
11. selaput (reobatrachus vetilenus)
12. paha (famur)
13. perut (apdomen)
14. lidah (lingua)
15. leher (serviks)
16. telapak tangan (manur)
2 Eksperimen 2 (Anatomi)
a. Katak (Rana sp) 1. kerongkongan (esofagus)
2. lemak tubuh (fat)
3. hati (hepar)
4. empedu (fesika falea)
5. pancreas (pacreas)
6. lambung (ventrikulus)
7. usus halus (intenstinum kresium)
8. ileum
9. ginjal (ren)
10. usus besar (intensium tenu)
11. kantong air seni (Bladder)
12. Kloaka
13. Anus (dubur)
14. Jantung (corr)
15. paru-paru (pulmonu)
16. Rahang atas (Maksila)
17. Rahang Bawah (Mandibula)
Selain itu juga pada kepala (caput) terdapat ronggamulut (rima oris) yang
terdapat pada 2 bibir yaitu (bibir atas dan bibir bawah).Lubang hidung terletak
di moncong. Vibrissae berupa rambut- rambut kaku.Menurut Tim Dosen
Anatomi Hewan (1991), berfungsi untuk mendeteksimakanan waktu didalam
tanah. Lingua dilapisi oleh mucosa, penuh dengantonjolan- tonjolan kecil yang
mengandung gerombolan sel syaraf atau indera perasa yang berhubungan
dengan ujung- ujung syaraf.Tubuh bagian luar kelinci(Lepus nigricollis)di
lapisi oleh kulit danditumbuhi oleh banyak rambut. Bangun hidung silindris.
Mempunyai gigi seriyang di gunakan untuk memotong- motong makanan
sebelum makanan ditelan..Kaki berjumlah dua pasang, kaiki bagian depan
lebih pendek daripada bagian belakang (Rictche, 1983).Pada pengamatan juga
ditemukannya.Pada bagian Leher (cervix) kelinci (Lepus nigricollis) ini
merupakan bagian penghubung antara kepala dan badan. Sedangkan pada
bagian Badan(Truncus) terdapat thorax, abdomen, dorsum, glatea, pineum, dan
glandula mamaePada bagian Ekornya (Cauda) tampak lebih pendek karena
sebagian besar tersembunyi dibalik perutnya yang berrambut tebal (Oliver,
1984). Litetatur yangtercantum sama dengan pengamatan yang telah
dilakukan.Menurut Brotowidjoyo (1994) kelenjar air susu berjumlah 4 atau 5
pasang,dengan putting- putting tampak jelas dari luar. Alat kelamin hewan
betina berupavagina dan hewan jantan berupa penis sebagai alat kopulasi
(Kastawi, 1992).Organ ektremitas berupa kaki depan dan kaki belakang. Pada
kaki depandibagi menjadi branchium (lengan atas yang berupa numerus),
anterobranchium(lengan bawah yang berupa radius dan ulna), manus yang
berupa digiti dan ossacarpalli (pergelangan tangan), ossametakarpa (tulang
telapak tangan)dan phalagus pada kaki bagian belakang terdiri dari femur
(sebagai tungkai atas), crus (sebagaitungkai bawah yang terdiri dari tibia dan
fibulla), pes yang terdiri dari ossatarsalia(tulang pergelangan kaki),
ossametacarpalia, telapak kaki dan phalagus jari-jari(digiti) yang berjumlah 5
jari, ukurannya lebih pendek dari kaki belakang. Padakaki bagian belakang
berjumlah 4 jari, dengan ukuran lebih besar dan kuat darikaki depan yang
digunakan untuk melompat, anusnya terdapat di bawah ekor.Jejak lompatan-
lompatannya mempunyai ciri- ciri yang khas. Untuk lompat-lompatan pendek,
kaki belakangnya yang kuat memungkinkan berlari dengankecepatan 70 km
per jam (Oliver, 1984). Sebagaimana pengamatan yang telahdilakukan juga
terdapat organ ektremitas sebagaimana yang terdapat dalamliterature.
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada kelinci terdapat mulut, gigi,
pharynx, oesophagus, ventriculus, intestinum yang berkelok-kelok yang
berwarna biru tua kaena pada pengamatan yang telah dilakukan pada
intestinum tersebutmasih terdapat makanan-makanan dan sekaligus feses, dan
anus.Sistem pencernaan pada kelinci (Lepus nigricollis)terdiri dari saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari: cavum
oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, intestinum, dan anus. Sedangkan
kelenjar pencernaannya antara lain yaitu: glandulae salivarae (kelenjar ludah),
glandulaemucosae, hepar (hati), dan pancreas (Katawi, 1992).Menurut Oliver
(1984) hewan ini mempunyai sistem pencernaan makanananeh yang
membantunya menahan makanan bergizi. Mereka mengeluarkanmakanan yang
sudah setengah dicerna bersama kotorannya, kemudian dimakankembali,
dicerna untuk kedua kalinya dan vitamin- vitaminnya yang penting akan
diserap.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Campbell, Neil. 2016. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Bandung. Hal: 7