Anda di halaman 1dari 18

REPTILIA DAN AMFIBI

Oleh:
Nama
: Achmad Akbar Rifanda
NIM
: B1J013156
Kelompok : VI
Rombongan: 3
Asisten
: Jaka Tri Septiawan

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Radiopoetro (1985) Amphibia merupakan hewan vertebrata pertama
yang hidup di darat diikuti oleh Reptil, Burung dan Mammalia. Amphibia
dikelompokan kedalam empat Ordo yaitu Gymnophiona (Caecilians), Trachystomata
(Sirens), Caudata dan Anura (Frogs and Toads). Sementara ahli lain membagi
amphibi kedalam tiga ordo meliputi Gymnophiona (Caecilians), Caudata
(Salamanders) dan Anura (Frogs and Toads).
Menurut Brotowidjoyo (1985:114) Ampibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh
diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm),
mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik,
mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang
terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan
berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans
yang sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong
berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang
hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk kedalam rongga mulut
ketika menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan
dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal.
Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyeseuaikan diri
ditempat yang kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau
carpace untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kering
atau panas. Nama kelas ini diambil dari model cara hewan berjalan (Latin : reptum
= melata atau merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (jelata atau
merayap) dan studi tentang reptilian di sebut Herpetology (Yunani :creptes = reptil).
(Jasin, 2002).
Reptilia tubuhnya tertutup dengan sisik tanduk, kecuali ular, kebanyakan reptiliamempunyai
cakar dan rusuk-rusuk yang digunakan untuk menyedot udara ke dalam paru-paru.Columna
vertebralis yang melekat pada gelang pinggul lebih kokoh daripada nenek moyangnyayang berupa
amphibia. Padanya ada bagian-bagian dari jantung dan pembuluh darah yangbertalian merupakan
struktur tunggal yang khas untuk kelas ini, tidak memberikan kepastianyang cukup untuk
membedakan vertebrata lainnya (Iskandar, 2000).

B. Tujuan
Tujuan praktikum acara kelas Amphibia dan Reptilia, antara lain :
1. Mengenal beberapa anggota kelas Amphibia dan Reptilia.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi
klasifikasi anggota kelas Amphibia dan Reptilia.

dan

II. TINJAUAN PUSTAKA


Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu
Amphi (rangkap) dan bios (hidup). Atau dapat diartikan sebagaihewan bertulang
belakang (vertebrata) yang hidup didua alam yakni di air dan di daratan. Amphibia
bertelur di air atau menyimpan telurnya ditempat yang lembab dan basah. Ketika
menetas larvanya yang dinamakan berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan
bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk
(bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di
tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. (Kimball (1992: 98
Menurut Kimball (1992: 98) Amphibia umumnya didefinisikan sebagai
hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup didua alam yakni di air dan di
daratan. Amphibia bertelur di air atau menyimpan telurnya ditempat yang lembab
dan basah. Ketika menetas larvanya yang dinamakan berudu hidup di air atau tempat
basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian
berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di
daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Menurut Soemarwoto (1981:87) Amphibi mempunyai kelopak mata dan
kelenjar air mata yang berkembang dengan baik. Pada mata terdapat membran
nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi
lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi
seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan
hemisphaerium cerebri terbagi sempurna, pada cerebellum konvulasi hampir tidak
berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan
bahan pelembab/ perekat, walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus
hidup dari perairan kedaratan,misalnya anggota plethodontidae, tetap tinggal di
perairan dan tidak menjadi dewasa, selama hidup tetap dalam fase berudubernafas
dengan insang dan berkemabang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi
lain yang sebagian hidupnya di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali keair
untuk berkembang biak, tetapi ada juga yang hidup didarat selama hidupnya pada
kelompok ini tidak terdapat setadium larva dalam air.
Menurut Harminto (2001: 112) Pada masa berudu amphibi hidup di perairan.
Pada fase ini berudu bergerak dengan ekor. Pada fase dewasa hidup didarat dan
bernafas dengan paru-paru dan fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki.

Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke
daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaam
menghilang, pada anura tidak di temukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap
hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat
Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air
tawar dan di darat. Sebagian besar mengalami metamofosis dari berudu (aquatis dan
bernapas dengan insang) ke dewasa (amphibius dan bernapas dengan paru-paru),
namun beberapa jenis amphibius tetap memilki insang selama hidupnya. Jenis-jenis
sekarang tidak memiliki sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah (Holmes, 1928).
Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir,
meerupakan hewan berdarah dingin (poikilotem), mempunyai jantung yang terdiri
dari tiga ruang yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan
pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya
dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput
tambahan yang diebut membrane niktilans yang sangat berfungsi waktu menyelam.
Pernapasan saat masih kecobang berupa insang dan setela dewasa alat pernapasannya
berupa paru-paru dan kulit, hidingnya mempunyai katup yang mencegah air yang
masuk kedalam rongga mulut ketika berenang, dan berkembang biak dengan cara
melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantang diluar tubuh induknya atau
pembuahan eksternal (Djuanda, 1982).
Amphibia dikelompokan kedalam empat Ordo yaitu Gymnophiona
(Caecilians), Trachystomata (Sirens), Caudata dan Anura (Frogs and Toads).
Sementara ahli lain membagi amphibi kedalam tiga ordo meliputi Gymnophiona
(Caecilians), Caudata (Salamanders) dan Anura (Frogs and Toads). (Jasin, 2002).
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Ordo Caecilia ( Gymnophiona)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai
kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen,
tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang
kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa
spesies berfungsi sebagai fotoreseptor.Dibagian anterior terdapat tentakel
yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk
dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan

insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan
di dalam tanah atau di lingkungan akuatik.
Ordo Caecilia mempunyai 5 famili

yaitu

Rhinatrematidae,

Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili


yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai
ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang.
Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga
pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan
waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang
ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
b. Ordo Urodela
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh
memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki
tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa
spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada
bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata
mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota
ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola
persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan
Eropa. Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea
dan Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu
Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu
Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7
famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae,
Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan Salamandridae.
c. Ordo Anura
Anura merupakan ordo yang memiliki jumlah spesies terbesar dibandingkan
Ordo lainnya. Anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya,
anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala
bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik.
Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung
pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput
diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit
dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak

mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik.
Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang
dan dangkal.
Reptilia adalah salah satu hewan kelas vertebrata dalam kelompok hewan yang
melata.Seluruh hidupnya sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan darat, tidak membutuhkan air
lagiuntuk pertumbuhan embrionya karena tidak memiliki tingkat larva. Kulit diselaputi sisik kerasatau
kepingan dari bahan tanduk. Yang bertubuh besar dibawah sisik ada kepingan tulang,
untuk memperkuat daya perlindungan dilengkapi dengan eksoskelet, ekor panjang, jari-jari
bercakar,poikiloterm, bernafas dengan paru-paru saja, pembuahan di dalam tubuh dan
ovipar.Kromatofora pada beberapa jenis dapat mengembang dan menguncup sehingga warna
kulitberubah sesuai dengan keadaan lingkungan didekatnya. Kulit tidak memiliki lendir,
memilikikloaka, kemih dan beberapa jenis asam urat dalam fase padat bergabung dengan tinja dan
keluarbersama-sama lewat dubur, tidak minum dan menyesuaikan diri hidup di tempat kering.
Terdiridari empat ordo yaitu Lacertillia (kadal), Ophidia (Ular), Chrocodilia (buaya) dan
Chelonia(penyu) (Iskandar, 2000).
Menurut Jasin ( 1984 ) ordo dari reptilian terbagi menjadi 4 macam yaitu :
1. Testudinata ( Chelonia ) tubuhnya bulat pipih, dan umumnya relative besar, terbungkus oleh
perisai sebelahdorsal cembung disebut carapace, sedang perisai sebelah ventral datar disebut
plastron.Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh
kulitdengan lapisan zat tanduk yang tebal. Tidak mempunyai gigi, tapi rahang berkulit
tanduk sebagai gantinya. Tulang quadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas
denganrahang bawah, sehingga tulang rahang bawah mudah di gerakan, tulang belakang
thoraxdan costae ( rusuk ) biasanya menjadi satu dengan perisai.
2. RhynchocepholiaBerkulit tanduk dan bersisik, bergranula punggungnya berduri pendek.
Tulang rahangmudah digerakan. Columna vertebralisnya adalah amphicoel, memiliki
abdominalis.
3. SquamataKulit dilapisi oleh epidermis yang menanduk atau dibungkus oleh zat tanduk.
Hubunganrahang bawah dengan tulang quadrat cranium bebas. Columna vertebralis adalah
procoel.Hemi penis adalah ganda. Muara anus adalah transversal.
4. Crocodila/ loricataTubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul.
Kaki pendek dengan jarijari berselaput tebal, ekor panjang, kulit panjang, kulit tebal dan
mengalamicornificatio. Jantung terbagi atas 4 ruangan terpisah, ovivar. Telinga berlubang
kecil.
Kemampuan unik yang dimiliki oleh reptil adalah kemampuan untuk
memutuskan ekor atau yang dapat disebut dengan autotomy yang dimiliki oleh

kadal. Kemampuan ini bermanfaat untuk melarikan diri apabila berada dalam

kondisi berbahaya dekat pemangsa. Penelitian yang di lakukan oleh McElroy (2013)
membuktikan adanya hubungan antara kecepatan gerak dengan pemutusan ekor
melalui autotomy, yakni semakin cepat pergerakan setelah melakukan autotomy
seperti pada Takydromus sp. (Eric, 2013).

III. MATERI DAN METODE


A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu baki preparat, sarung
tangan karet (gloves), dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kodok (Bufo
melanostictus), katak (Polypedates leucomystax), kura-kura (Trachemys scripta
elegans), dan kadal (Takydromus sexlineatus).
B. Metode
Metode yang digunakan dalam acara praktikum ini yaitu sebagai berikut.
1. Preparat diamati dan dideskripsikan karakternya berdasarkan ciri-ciri morfologi.
2. Diidentifikasi nama spesiesnya dengan membuka website amphibiaweb.org dan
reptile-database.org
3. Laporan sementara dibuat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Keterangan :
1. Organon visus
2. Rima oris
3. Nostril
4. Membrana tympanum
5. Glandula paratoid
6. Tonjolan preorbital
7. Tonjolan supraorbital
8. Tonjolan postorbital
9. Brachium
10. Antebrachium
11. Femur
12. Crus
13. Pes
14. Manus
15. Digiti
Nama Ilmiah :
Gambar 1. Kodok (Bufo melanosticus)

Bufo melanosticus
Nama lokal :
Kodok
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum

: Chordata

Class

:Amphibia

Ordo

: Anura

Family

: Bufonidae

Genus

: Bufo

Spesies

: Bufo melanosticus

Deskripsi: kodok memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibanding katak. Kodok
juga mempunyai kaki belakang yang lebih pendek dari katak. Kodok memiliki
tubuh yang berbintil dan tubunya yang kering. Kodok pada umumnya memiliki
racun yang di produksi dari kelenjar paratoi. Kodok jantan memiliki saccus vokalis
untuk menarik perhatian betina.

Keterangan :
1. Organon visus
2. Nostril
3. Rima oris
4. Membrane tympanum
5. Lipatan dorsolateral
6. Brachium
7. Antebrachium
8. Digiti
9. Discus
10. Femur
11. Crus
12. Pes
13. Manus

Gambar 2. Katak pohon

Nama Ilmiah :

(Polypedates leucomystax)

Polypedates leucomystax
Nama lokal :
Katak pohon
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Kelas

: Amphibia

Ordo

: Anura

Familiy

: Ranidae

Genus

: Fejerfarya

Spesies
: Fejerfarya
cancrivora
Deskripsi : katak memiliki tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan kodok.
Katak biasanya hidup di tempat yang lembab sehingga tubuhnya basah. Katak
memiliki web diantara digitinya. Kaki posterior katak lebih panjang sehingga
lompatan katak lebih jauh dibandingkan dengan kodok.

Keterangan :
1. Caput
2. Truncus
3. Caudal
4. Extrimitas anterior
5. Extrimitas posterior
6. Nostril
7. Mata
8. Mulut
9. Mandibula
10. Tympanum
11. Vertebral shell
12. Pygial shell
13. Marginal shell
14. Leher
Nama Ilmiah :
Trachemys scripta
Nama lokal :
Kura-kura
Gambar 3. Kura-kura (Trachemys scripta
elegans)

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum

: Chordata

Kelas

: Reptilia

Ordo

: Testudinata

Famili

: Emydidae

Genus

: Trachemys

Spesies
elegans

: Trachemys scripta

Deskripsi : kura-kura memiliki Carapax yang menyatu dengan tulang punggung dan
plestron yang menyatu dengan tulang dada hal ini untuk melindungi tubuhnya.
Kura-kura jantan memiliki ekstrimitas anterior lebih panjang, sedangkan betina
memiliki ekstrimitas posterior lebih panjang. Plastron jantan lebih cekung dan
betina lebih datar hal ini untuk membantu proses kawin. Alat reproduksi jantan
berada di ujung ekor dan betina ada ditengah-tengah ekor.

Keterangan :
1. Caput
2. Truncus
3. Caudal
4. Nostril
5. Organon visus
6. Rima oris
7. Porus auditorius eksternal
8. Brachium
9. Antebrachium
10. Digiti
11. Femur
12. Crus
13. Manus

Nama Ilmiah :
Takydromus sexlineatus
Nama lokal :
kadal
Klasifikasi :
Kingdom: Animalia
Phylum : Chordata
Kelas

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Family

: Agamidae

Genus

: Takydromus

Spesies

: T. sexlineatus

Gambar 4. Kadal (Takydromus sexlineatus)

Deskripsi : kadal memiliki panjang ekor yang panjangnya menyerupai panjang


tubuhnya. Kadal bergerak sangat cepat menggunakan keempat kakinya. Ekstrimitas
kadal terdiri dari digiti, fermur, crus dan manus.

B. Pembahasan
Lissamphibia atau yang biasa dikenal dengan amphibi memiliki tubuh yang
tidak bersisik. Ciri-ciri yang dimiliki oleh amphibi adalah tetrapoda, larva diakuatik,
beberapa anggota melakukan metemorfosis, memiliki vertebrae cervical dan sacral,

memiliki jantung dengan dua atrium dan satu ventrikel dan peredaran darah tertutup.
Lissamphibia terdiri dari tiga ordo yaitu Caudata, Gymnophiona dan Anura. Ordo
Caudata memiliki ciri khas dengan adanya kaki dan ekor. Ordo Gymnophiona
memiliki ciri khas tidak memiliki kaki. Ordo Anura memiliki ciri khas tanpa ekor.
Reptilia memiliki karakter kulit yang kering dan ditutupi sisik. Memiliki
tengkorak yang kondilus oksipitalis yaitu persendian yang menghubungkan
tengkorak dengan vertebrae, sistem peredaran darah tertutup, jantung terdiri dari dua
antrium dan 2 ventrikel, repirasi dengan paru-paru dan fertilisasi internal. Reptilia
memiliki ordo Testudinata, Crocodila, Sphenodontida dan Squamata. Ordo Crocodila
dibedakan berdasarkan bentuk moncong, pada aligator memiliki moncong yang
tumpul, pada crocodile memiliki moncong yang lancip dan pada gavial memiliki
tengah moncong yang lancip. Aligator merupakan pemangsa yang akan menutup
rapat mulutnya apabila sedang menunggu mangsa dan crocodile akan membuka
mulutnya apabila sedang menunggu mangsa. Ordo Squamata terdiri dari Ophidia
yang terdiri dari ular dan Lasertilia yang terdiri dari kadal, cicak dan tokek. Ordo
Testudinata memiliki ciri khas memiliki carapax dan plastron.
Praktikum acara Amphibia dan Reptilia menggunakan preparat kodok, katak,
kura-kura dan kadal. Preparat tersebut diidentifikasi dengan melihat bagian-bagian
tubuh yang ada pada preparat dan merupakan ciri khas dari ikan tersebut. Setelah
mengetahui bagian tubuhnya, dilakuan menentukan klasifikasi memalui website
amphibiaweb.org atau reptile-database.org dengan memasukan nama family maupun
genus nya. Identifikasi pada kodok, kodok memiliki ukuran tubuh yang lebih besar
dibanding katak. Kodok juga mempunyai kaki belakang yang lebih pendek dari
katak. Kodok memiliki tubuh yang berbintil dan tubunya yang kering. Kodok pada
umumnya memiliki racun yang di produksi dari kelenjar paratoid. Kodok jantan
memiliki saccus vokalis untuk menarik perhatian betina. Bagian-bagian tubuh kodok
meiputi organon visus, rima oris, nostril, mandibula dan membran timpani. Memiliki
beberapa tonjolam seperti tonjolan preorbital, tonjolan supraorbital, tonjolan
postorbital, tonjolan supraorbital. Adanya brachium dan antebrachium. Ekstrimatas
kodok meliputi digiti, fermur, crus, manus dan pes.
Identifikasi pada katak, katak memiliki tubuh yang lebih ramping
dibandingkan dengan kodok. Katak biasanya hidup di tempat yang lembab sehingga
tubuhnya basah. Katak memiliki web diantara digitinya. Kaki posterior katak lebih
panjang sehingga lompatan katak lebih jauh dibandingkan dengan kodok. Katak

memiliki organon visus, rima oris, nostril, mandibula, membran timpani, adanya
lipatan dorso-ventral. Terdapat brachium dan antebrachium. Ekstrimitasnya terdiri
dari web, discus, fermur, crus, manus dan pes. Katak dan kodok memiliki perbedaan
sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6

Kodok
Tubuh lebih berbintil (kasar)
Ekstrimitas posterior lebih pendek
Habitatnya terstrial
Mempunyai kelenjar paratoid
Gelang bahu assiveral
Bentuk susunan telur lurus berantai

Katak
Tubuh lebih mulus dan licin
Ekstimitas posterior lebih panjang
Habitatnya akuatik/semiakuatik
Tidak mempunyai kelenjar paratoid
Gelang bahu virmisternal
Bentuk susunan telur bergerumbul jadi

satu
Identifikasi pada kura-kura, kura-kura memiliki carapax yang menyatu
dengan tulang punggung dan plestron yang menyatu dengan tulang dada hal ini
untuk melindungi tubuhnya.Kura-kura jantan memiliki ekstrimitas anterior lebih
panjang, sedangkan betina memiliki ekstrimitas posterior lebih panjang. Plastron
jantan lebih cekung dan betina lebih datar hal ini untuk membantu proses kawin. Alat
reproduksi jantan berada di ujung ekor dan betina ada ditengah-tengah ekor.Bagian
dari kura-kuri terdiri dari organon visus, rima oris, nostril, timpanum, vertebral shell,
marginal shell, purigeal shell, ekstrimitas posterior dan ekstrimitas anterior. Ada
empat jenis kura-kura yaitu, Turtle memiliki cakar dan wab, habitatnya akuatik,
kepala bisa dimasukan kedalam cangkang. Tortoise, memiliki kaki seperti gajah,
ukuran tubuh lebih besar, habitatnya terestrial dan kepala bisa dimasukan kedalam
cangkang. Seaturtle, memiliki kaki yang pipih, memiliki cakar dan kepala bisa
dimasukkan kedalam cangkang. Soft Shell Turtle memiliki kepala yang tidak dapat
dimasukkan kedalam cangkang.
Identifikasi pada kadal, kadal memiliki panjang ekor yang panjangnya menyerupai
panjang tubuhnya. Kadal bergerak sangat cepat menggunakan keempat kakinya.
Memiliki organon visus, adanya nostril, rima oris, terdapat membran timpani,
terdapat brachium dan antebrachium Ekstrimitas kadal yakni digiti, fermur, crus,
manus.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Anggota Amphibia dan Reptilia yang dipakai pada praktikum kali ini adalah
kodok, katak, kura-kura dan kadal.
2. Kareteristik yang bisa diamati dari Amphibia dan ReptiliaadalahKodok
mempunyai kaki belakang yang lebih pendek dari katak serta kodok memiliki
tubuh yang lebih besar dibanding katak. Kodok juga memiliki racun yang di
produksi dari kelenjar paratoid sedangkan katak tidak punya. Kura-kura
memiliki carapax yang menyatu dengan tulang punggung dan plestron yang
menyatu dengan tulang dada. Kadal memiliki panjang ekor yang panjangnya
menyerupai panjang tubuhnya dan memiliki ekstrimitas posterior dan anterior.

B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini yakni praktikan seharusnya lebih cermat
dalam melakukan proses identifikasi dan sebaiknya mengamati setiap perbedaan
bagian-bagian yang ada pada preparat agar mudah diingat.

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, Mukayat J, 1985. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga


Djuanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Bandung: Amico
Eric J. McElroy, Philip J. Bergmann. 2013. Tail Autotomy, Tail Size, and Locomotor
Performance in Lizards. Physiological and Biochemical Zoology 86(6):669
679.
Harminto, Sundowo, 2001. Biologi Umum. Jakarta: Universitas Terbuka Press
Holmes, S.J. 1928. The Biology of The Frog. New York: The Mac Millan.
Iskandar, 2000. Zoologi Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Jaya.
Jasin, M. 2002. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Jaya.
Klein, Wilfied; Abe, Augusto; Andrade, Denis; Perry, Steven (2003). "Structure of
the posthepatic septum and its influence on visceral topology in the tegu
lizard, Tupinambis
merianae (Teidae:
Reptilia)". Journal
of
Morphology 258 (2): 151157.
Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Jilid 3. Jakarta :Erlangga
Radiopoetra.1985. Zoology . Jakarta :Erlangga
Radiopoetro, 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai