HEMATOLOGI
Disusun oleh:
2020
ACARA PRAKTIKUM KE-1
HEMATOLOGI
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah terjadi sejak bulan Februari 2020. Salah satu
dampak dari pandemi Covid-19 adalah bejar dengan sistem online atau daring
(dalam jaringan). Pembelajaran yang seharusnya dilakukan tatap muka atau secara
langsung, diganti dengan kegiatan belajar di rumah melalui berbagai macam platform
seperti WAG (Whatsapp Group), Zoom, Google meet, dan Google classroom. Mata kuliah
yang didalamnya terdapat praktikum-pun direalisasikan daring, menggunakan virtual lab,
atau mengamati acara praktikum melalui video yang diunggah di youtube dan adapula yang
diganti dengan praktikum sederhana dirumah, dengan menggunakan bahan yang dapat
ditemukan secara mudah namun tidak mengurangi esensi dari praktikum tersebut, salah
satunya adalah praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan yaitu Hematologi.
Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan pembentuk darah yang
merupakan salah satu sistem organ terbesar dalam tubuh makhluk hidup. Darah membentuk
6%-8% dari berat tubuh total dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi di dalam suatu
cairan yang disebut plasma. Tiga jenis sel darah utama adalah sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Cairan plasma membentuk 45%-60% dari volume
darah total, sel darah merah menempati sebagian besar volume sisanya (Sacher & Richard,
2000).
Praktikum daring (dalam jaringan) yang ke-1 ini dilakukan bertujuan untuk
mengidentifikasi dan membandingkan struktur eritrosit pada hewan pada masing-masing
sampel hewan, untuk melakukan pengujian golongan darah manusia. Untuk melakukan
pengujian hemolisis, krenasi, dan isotonis.
Bagian pendahuluan ini juga berisi tujuan percobaan. Tujuan percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi dan membandingkan struktur eritrosit pada hewan pada masing-
masing sampel hewan.
Darah merupakan jaringan yang mengisi hampir separuh dari tubuh. Darah
mempunyai fungsi bekerja sebagai sistem transpor (sirkulasi) dari tubuh, mengantarkan
semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi
normalnya dapat dijalankan dan menyingkirkan karbondioksida dan hasil buangan lain.
Darah terdiri atas plasma dan komponen-komponen seluler yaitu sel darah merah atau
eritrosit, sel darah putih atau leukosit dan trombosit (Yuwono, 2001)
Komponen dasar darah yang utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah yang
terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Plasma darah merupakan komponen cairan
yang mengandung ion-ion dan molekul organik yang meliputi protein, elektrolit, materi
sampah, zat pengatur dan zat-zat terlarut. Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi
penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan
fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih
dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing
yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen.
Sedangkan sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi yang
berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen juga terdapat ion-ion
inorganic (Alamanda, 2006).
III. MATERI DAN METODE
3.2. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Bak Parafin, Pipit Tetes, Blood Lancet,
Glass Objek dan Cover Glaass, Spilt, Glove dan Masker, Microscope.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah darah dari NaCl 0,7 %, NaC; 0,9 %,
Laryan Giemsa, Alchohol 70%, Antigen A B AB Reagen, Ikan , Mencit,
3.3. Metode
4.1. Hasil
Hasil pada praktikum “HEMATOLOGI” menggunakan sel darah Ikan Mas, Tikus
Putih, dan Manusia atau Probandus sebagai berikut:
Perlakuan
Sampel Keterangan
Kontrol NaCl 0,7% NaCl 0,9%
Pada sampel darah ikan mas
(Cyprinus carpio) terlihat
Ikan Mas isotonis atau tetap normal,
(Cyprinus serta jumlahnya lebih sedikit
carpio) susunannya renggang dan
terpisah. Pembesaran 400x
menggunakan microskop.
Pada sampel darah tikus putih
(Mus muscullus) Mengalami
Tikus Putih hemolisis karena terlihat
(Mus seperti selnya pecah, serta
muscullus) jumlah banyak, susunan agak
renggang. Pembesaran 400x
menggunakan microskop.
Pada sampel darah manusia
atau probandus terlihat tetap
Manusia pada bentuk normal.
(proban Pembesaran 400x
dus) menggunakan microskop.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Golongan Darah
Pemberian
Nama
Golongan Darah
Sampel Sampel darah Antiserum A Antiserum B Antiserum AB
Golongan Darah B
2 Muhammad Anjar
Aji
3 Aditya Fadly
Komponen dasar darah yang utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah yang
terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Plasma darah merupakan komponen cairan
yang mengandung ion-ion dan molekul organik yang meliputi protein, elektrolit, materi
sampah, zat pengatur dan zat-zat terlarut. Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi
penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan
fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih
dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing
yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen.
Sedangkan sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi yang
berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen juga terdapat ion-ion
inorganic (Alamanda, 2006).
Hasil pengamatan morfologi sel darah pada ikan mas (Cyprinus carpio) Pada
sampel darah ikan mas (Cyprinus carpio) terlihat isotonis atau tetap normal, serta
jumlahnya lebih sedikit susunannya renggang dan terpisah. Pembesaran 400x
menggunakan microskop. Darah ikan tersusun atas cairan plasma dan sel-sel darah yang
terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan keping darah
(trombosit). Volume darah dari ikan teleostey, heleostey dan chondrosteiadalah sekitar 3%
dari bobot tubuh, sedangkan ikan chondrocthyes memiliki darah sebanyak 6,6% dari berat
tubuhnya (Randall, 1970 dalam Affandi, 1999).
Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (1995), yang menyatakan bahwa bila sel
dimasukkan kedalam suatu larutan tanpa menyebabkan sel membengkak atau mengkerut
disebut larutan isotonik, oleh karena tidak terjadi perubahan osmosis, yang terjadi
hanyalah meningkatnya volume cairan ekstrasel. Larutan NaCl 0,9% atau dextrose 5%
merupakan contoh larutan isotonis. Larutan isotonis mempunyai arti klinik yang penting
karena dapat diinfuskan ke dalam darah tanpa menimbulkan gangguan keseimbangan.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopteri
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Linnaeus, 1758
Hasil pengamatan morfologi sel darah pada mencit (Mus muscullus) Pada sampel
darah tikus putih (Mus muscullus) Mengalami hemolisis karena terlihat seperti selnya
pecah, serta jumlah banyak, susunan agak renggang pada. Pembesaran 400x menggunakan
microskop. Hasil penentuan jumlah leukosit diferensial diperoleh data ikan lele, katak,
kadal, burung merpati, dan mencit memiliki persentasi limfosit tertinggi di antara jenis
leukosit lainnya (37-62%). Persentase leukosit diferensial ini berbeda dengan Primata dan
manusia yang mempunyai jumlah neutrofil paling tinggi. Perbedaan ini kemungkinan
disebabkan proses maturasi limfosit pada manusia dipengaruhi oleh involusi timus
(Ganong, 2005)
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
Genus : Mus
Subgenus : Mus
Spesies : M. musculus
Linnaeus, 1758
Hasil pengamatan morfologi sel darah pada sampel darah manusia atau probandus
terlihat tetap pada bentuk norma. Pembesaran 400x menggunakan microskop Robert
(1978) dalam mengungkapkan bahwa darah merupakan cairan yang membawa nutrien,
transportasi oksigen dan karbondioksida, menjaga keseimbangan suhu tubuh dan berperan
penting dalam sistem pertahanan tubuh dan berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh.
Darah ada yang berupa padatan maupun cairan, yang termasuk kedalam padatan adalah sel
darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) sedangkan yang berbentuk cairan ialah
plasma darah. Jumlah sel darah merah sangat menentukan fungsi peredaran oksigen. Jumlah
sel darah ikan pada ikan teleost berkisar antara 1.05×10 6 sel/mm3 dan 3.0x 106 sel/mm3. Jika
dibandingkan dengan hasil dari praktikum maka Sel darah merah secara keseluruhan termasuk
dalam kisaran normal. Sel darah merah sering disebut juga eritrosit. Eritrosit yang terlalu
rendah akan menimbulkan terjadinya anemia, sedangkan jika terlalu tinggi menandakan ikan
tersebut dalam keaadaan yang stres. (Kuswardani, Y. ( 2006 )
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Primates
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapiens
Linnaeus, 1758
Fungsi sel darah putih yaitu sebagai perlindungan tubuh dari serangan infeksi atau
dengan kata lain sebagai antibodi (Kimball, 1983). Leukosit mempunyai dua tipe yaitu
granuler dan agranuler. Darah tersusun atas komponen cair yang berupa plasma dan
komponen korpuskuler yang berupa sel-sel darah. Plasma darah mengandung ion-ion dan
molekul-molekul organik. Bagian penyusun terbesarnya adalah air yang mencapai 90%
dari seluruh komponen yang menyusun plasma. Sisanya adalah zat-zat terlarut yang terdiri
atas protein (fibrinogen, globulin, albumin), elektrolit (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, HCO32-,
PO43-, SO42-), senyawa protein non-nitrogen (urea, asam urat, kreatin, kreatinin, garam-
garam amonium, nutrien (glikosa, lemak, asam amino), gas-gas darah (oksigen,
karbondioksida, nitrogen), dan zat-zat pengatur (hormon, enzim)) (Yuwono, 2001).
Plasma darah merupakan tempat dimana komponen seluler darah berada. Jumlah bagian
penyusun darah dapat diketahui dengan menggunakan angka hematokrit. Angka
hematokrit merupakan persentase sel darah merah (eritrosit) dengan plasma darah dalam
satu volume darah (Hariyadi, 2000).
Sel darah merah harus berada dalam keadaan yang isotonik , jika tidak akan terjadi
pengkerutan yang disebut krenasi, sedangkan bila berada di dalam larutan yang hipertonik
akan mengalami pembengkakan. Kemudian pecah dan mengakibatkan keluarnya
hemoglobin yang berwarna merah, peristiwa ini disebut hemolisis (Wilkina, 2002).
Pada sampel darah Ririn Rahma Yuliani setelah diberi tetesan antiserum A tidak
menggumpal, ditetesi antierum B ternyata menggumpal, dan ditetesin antiserum AB tidak
menggumpal. Pada sampel darah Muhammad Anjar Aji setalah diberi tetesan antiserum
A, ternyata menggumpal, ditetesi antiserum B tidak menggumpal tidak menggumpal,
ditetesi antiserum AB tidak menggumpal. Pada sampel darah Aditya Fadly setlah diberi
antiserum A tidak menggumpal, ditetesi antiserum B tidak menggumpal, ditetesan
antiserum AB ternyata menggumpal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2012) yang menyatakan bahwa darah dari
golongan darah A hanya dapat diberikan kepada orang yang tidak mempunyai atibodi A,
yaitu golongan darah A dan AB. Hal yang sama, golongan darah B hanya dapat diberikan
kepada orang yang tidak mempunyai antibody B, yaitu golongan darah A dan AB.
Golongan darah AB hanya dapat diberikan pada resipien darah AB karena golongan darah
lainnya mempunyai antibody. Orang yang bergolongan darah O disebut darah, sedangkan
golongan darah AB disebut resipien universal.
Darah memiliki dua komponen utama - plasma dan elemen terbentuk. Hampir
segala sesuatu yang membawa darah, seperti nutrisi, hormon dan limbah, dilarutkan dalam
plasma, yang sebagian besar air. unsur terbentuk, yang merupakan sel dan bagian dari sel,
juga mengapung dalam plasma. unsur terbentuk termasuk sel-sel darah putih (leukosit),
yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, dan trombosit, yang membantu
membentuk gumpalan. Sel darah merah (sel darah merah) bertanggung jawab untuk satu
tugas darah yang paling penting - membawa oksigen dan karbon dioksida (Neelam, et al
2015).
Krenasi adalah sebuah keadaan dimana sel menjadi mengkerut atau mengempis
dikarenakan kehilangan atau keluarnya air dari dalam sel keluar sel dalam jumlah yang
banyak karena dipengaruhi keadaan lingkungan sel yang hipertonis sehingga terjadi
osmosis (Suwolo, 2000:89)
Hemolisis adalah keadaan dimana air dari lingkungan masuk kedalam sel dalam
jumlah yang berlebih, akibatnya sel menggelembung dan pecah diakibatkan membran sel
tidak mampu menahan bentuk sel, pada sel darah merah (eritrosit) peristiwa lisis disebut
homeolisis atau peristiwa pecahnya eritrosit yang disebabkan masuknya air kedalam sel
darah merah dan mengakibatkan hemoglobin keluar dari dalam sel dan laruta dengan
lingkunya. Membran plasma sel darah merah selektif permeable sehingga dapat dilewati
oleh air, dan zat – zat tertentu dapat juga melewatinya namun ada juga yang tidak dapat
mlewatinya. (Suwolo, 2000:88)
Pada larutan isotonis sel darah kelinci dan darah manusia tidak terjadi
pengembangan atau lisis sel darah. Larutan Isotonik: osmola-ritas (tingkat kepekatan)
cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di
dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekura-
ngan cairan tubuh, sehingga teka-nan darah terus menurun). (Effendi, 2015)
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan prkatikum “PENGARUH PERBEDAAN SUHU PADA DANCOW
(SUSU BUBUK) TERHADAP DIFUSI” dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada sampel darah ikan mas (Cyprinus carpio) terlihat isotonis atau tetap normal, serta jumlahnya
lebih sedikit susunannya renggang dan terpisah. Pada sampel darah tikus putih (Mus muscullus)
Mengalami hemolisis karena terlihat seperti selnya pecah, serta jumlah banyak, susunan agak
renggang. Pada sampel darah manusia atau probandus terlihat tetap pada bentuk norma.
Pembesaran 400x menggunakan microskop.
2. Pada sampel darah Ririn Rahma Yuliani setelah diberi tetesan antiserum B ternyata menggumpal.
Pada sampel darah Muhammad Anjar Aji setalah diberi tetesan antiserum A ternyata
menggumpal. Pada sampel darah Aditya Fadly setlah diberi tetesan antiserum AB ternyata
menggumpal.
3. Hemolisis adalah keadaan dimana air dari lingkungan masuk kedalam sel dalam jumlah yang
berlebih, akibatnya sel menggelembung dan pecah diakibatkan membran sel tidak mampu
menahan bentuk sel darah merah seperti pada sampel darah tikus putih (Mus muscullus)
mengalami hemolisis karena terlihat seperti selnya pecah, serta jumlah banyak, susunan agak
renggang. Krenasi adalah sebuah keadaan dimana sel menjadi mengkerut atau mengempis
dikarenakan kehilangan atau keluarnya air dari dalam sel keluar sel dalam jumlah yang
banyak, seperti pada sampel darah ikan mas (Cyprinus carpio).
5.2. Saran
Semoga praktikum kali ini bisa membuat kita semua megetahui pelajaran tentan
Hematologi, menganalisis darah pada hewan dan semua ini bermanfaat bagi kita semua.
Kepada kakak-kaka asprak agar lebih bersemangat lagi, terimakasih.
REFERENSI
Alamanda, et., al. 2006. Metode Hematologi dan Endoparasit Darah untuk Penetapan Kesehatan
Ikan Lele Dumbo Clarias gariepinus di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen
Boyolali.Biodiversitas 8 (1) : 34-38.Bevelander, G dan Judith A. Ramaley. 1988. Dasar-
dasar Histologi. Erlangga. Jakarta.
Effendi, Mulyati. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Bogor : UNPAK.
Hariyadi, B. 2000. Beberapa gambaran darah dan Tekanan Osmotik Internal Ikan Nila
(Oreochromis sp. ) yang Didedahkan dalam Medium dengan Salinitas Berbeda. Fakultas
Biologi, Unsoed, Purwokerto.
Neelam, Singh, Semwall B.C, Maurya Krishna, Khatoon Ruqsana, et all. 2015.Artificial Blood a
Tool For Survival of Human. Journal of Pharmacy. Vol 3(5):11-21.
Riswanto, 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jogjakarta : Alfa media & Kanal Medika
Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. 2000. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Lanoratorium. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sihombing, Marice, Sulistyowati Tuminah. 2011. Perubahan Nilai Hematologi, Biokimia Darah,
Bobot Organ, dan Bobot Badan Tikus Putih pada Umur Berbeda. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Siregar. 1995. Neuro Fisiologi Edisi Kelima Bagian Ilmu Faal. Fakultas Kedokteran
Sonjaya, Herry. 2012. Bahan ajar Fisiologi Ternak Dasar, Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin : Makassar.