Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKTIKUM

BIOLOGI

GENIOHIOIDEUS

PERAN GENIOHIODEUS DALAM PERNAPASAN KATAK

Oleh :
Kelas: D
Kelompok: 8

Keisa Ayu Fauzi 200110170071

Annisa Mustika Asih 200110170079

Alya Nur Salsabila 200110170157

Hendy Yusva Prasetya 200110170246

Hidayat Fauni Saputra 200110170262

M. Harun Pananjung 200110170254

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Katak adalah satu anggota dari kelas Amphibia. Amphibia berasal dari kata

amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan

yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar

kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk

memungkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan

kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar

selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis

dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme

pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi.

Pada saat katak masih menjadi berudu sistem pernapasan menggunakan

ingsang dan pada saat dewasa menggunaan paru-paru katak bernapas juga

memakai kulit. Pernapasan dengan kulit berlangsung pada amfibi sewaktu di darat
maupun di air. Kulit katak selalu basah agar dapat berfungsi sebagai alat

pernapasan. Selain itu, kulit katak sangat tipis, mengandung kapiler-kapiler darah,

dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar penghasil lendir di bagian korium

dermisnya serta di bawah kulit.

Adapun yang melatarbelakangi makalah ini untuk mengetahui bagaimana

mekanisme pernapasan pada masa berudu dan pada saat katak beranjak dewasa.

Selain itu juga untuk mengetahui otot-otot yang membantu dalam mekanisme

pernapasan katak.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari penulisan penulisan masalah berikut ini sebagai

berikut:

1. Bagaimana sistem pernapasan pada katak.

2. Bagaimana struktur sistem pernapasan pada katak.

3. Apa fungsi dari masing otot-otot yang bekerja pada sistem pernapasan

katak.

1.3 TUJUAN PENULISAN

Penulisan ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui sistem pernapasan pada berudu.

2. Untuk mengetahui sistem pernapasan pada katak dewasa.

3. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing otot pernapasan pada katak.


II

TINJAUAN PUSTAKA

Amphibia merupakan hewan yang hidup dengan bentuk kehidupan yang

mula-mula di air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam

air berlangsung sebelum alat reproduksi masak, keadaan ini merupakan fase larva

yang disebut berudu. Fase berudu ini menunjukkan sifat antara pisces dan reptilia.

Sifat ini menunjukkan bahwa Amphibia adalah kelompok chordata yang pertama

kali hidup di daratan. Beberapa pola menunjukkan pola baru yang disesuaikan

dengan kehidupan darat, misalnya: kaki, paru-paru, nares (hidung) yang

mempunyai hubungan dengan cavum oris dan alat penghidupan yang berfungsi

dengan baik di dalam air maupun di darat (Jasin, 1989).

Katak adalah salah satu hewan amphibia. Katak memiliki empat kaki dan

tubuh yang jongkok. Katak berjalan dengan melompat, tidak memiliki ekor dan

leher yang jelas. Kaki belakang katak lebih panjang yang berfungsi untuk mencari

mangsa. Mata katak sangat besar dan pupil mata vertikal dan juga horizontal. Jari

katak berbentuk silindris dan pipih serta kadag memiliki lipatan kulit lateral yang

lebar. Kulit katak beracam-macam, ada yang halus dan ada yang kasar. Sisi tubuh

beberapa katak terdapat lipatan kulit lateral lebar dan kelenjar mulai dari belakang

mata sampai di atas pangkal paha yang disebut lipatan dorsal lateral. Terdapat

juga lipatan serupa yang disebut lipatan suprasimponik dimulai dari belakang

mata memanjang di atas gendang telingan dan berakhir dekat pangkal lengan
(Iskandar, 1998).
Kulit katak memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin.

Warna kulit katakdapat berubah ssuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh

untuk dapat berubah. Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan
pemangsa. Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas (Kastowo, 1984).

Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis.

Mekanisme pernapasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya

dengan mulut tertutup. Katak memiliki tulang-tulang rusuk dan rongga badan.

Mekanisme pernapasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan perut yang

saling berhubungan satu sama lain (Tjitrosoepomo, 1979). Paru-paru divertilasi

dengan pompatekan. Kelenjar paru-paru itulah terutama penyebab udara keluar.

Amphibia menambah respirasi paru-paru dengan pertukaran gas melalui kulitnya

yang tipis dan basah (Sumanto, 1994). Sebagian besar CO2 dikeluarkan melalui

kulit karena laju vertilasi paru-paru tidak cukup untuk membawa keluar. Sejumah

air juga diperlukan dan ditukarkan melalui kulit. Hal inilah yang mungkin
menyebabkan Amphibi tidak dapat hidup di darat sepenuhnya (Prawiro, 1999)
III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Pernapasan Berudu

Pada saat katak masih menjadi berudu sistem pernapasan menggunaan

insang. Insang pada berudu akan bergetar dan oksigen yang larut dalam air

akan terserap dan selanjutnya akan masuk ke kapiler darah yang banyak

jumlahnya dalam insang melalui proses difusi. Setelah berumur 12 hari insang

dalam pada berudu amphibi akan berubah menjadi insang luar yang tertutup

oleh lapisan kulit.

3.2 Sistem Pernapasan Katak Dewasa

Katak dewasa bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru

mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru tipis dan elastis yang

permukaan dalamnya berlipat-lipat. Lipatan tersebut diperlukan untuk

memperluas perukaan. Pada paru-paru, terdapat banyak kapiler darah yang

terlihat berwarna merah. Paru-paru katak memiliki bronkus pendek yang

berhubungan dengan rongga mulut. Celah laring terdapat di antara rongga

mulut dan paru-paru.

Katak tidak memiliki tulang rusuk dan diafragma sehingga ekanise

pernapasan dilakukan oleh otot-otot rahang bawah. Otot sternohioideus, dan

otot geniohioideus yang bekerja secara antagonis. Mekanise pernapasan pada

katak sebagai berikut:


a. Inspirasi

Ketika otot sternohioideus berkontraksi, rongga mulut akan membesar.

Akibatnya, tekanan dalam rongga mulut menurun sehingga udara akan

masuk. Udara masuk menuju hulu tenggorokan lewat koane. Selanjutnya

klep menutup koane. Setelah itu otot sternohioioideus berelaksasi dan otot

geniohioideus berkontraksi sehingga ulut menjadi kecil. Akibatnya,

tekanan dalam rongga mulut meningkat dan celah faring terbuka sehingga

udara masuk ke dalam paru-paru.

b. Ekspirasi

Fase ini dialawali dengan berelaksasinya otot geniohioideus dan otot

sternohioideus. Otot perut berkontraksi sehingga rongga perut mengecil

dan paru-paru tertekan. Akibatnya udara keluar dari paru-paru menuju

rongga mulut. Setelah itu, otot geniohioideus berkontraksi dan otot

sternohioideus relaksasi sehingga rongga mulut mengecil. Koane terbuka,

kemudian udara keluar.

3.3 Fungsi Otot Pernapasan Katak

1. Otot geniohioideus adalah otot sempit yang terletak lebih superior dari

batas medial otot mylohyoid. Otot ini membawa tulang hyoid maju

dan ke atas. Hal ini mempengaruhi pelebaran saluran udara bagian atas

dalam membantu pernapasan. Pada katak otot geniohioideus yang

menyebabkan rongga mulut mengecil.

2. Otot sternohioideus adalah otot yang sempit dan tipis. Pada katak otot

ini berfungsi dalam proses pernapasan. Jika otot sternohioideus

berkontraksi maka rongga mulut katak akan membesar yang akan

menyebabkan udara masuk.


3. Mekanisme pernapasan diatur oleh otot rahang bawah (musculus

submandibularis), musculus sternohyoideus, musculus geniohyoideus,

dan otot perut. Hal ini dikarenakan katak tidak memiliki tulang rusuk.
IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1 Dapat mengetahui sistem pernapasan pada berudu. Alat pernapasan

pada saat katak masih menjadi berudu menggunakan insang.

2 Dapat mengetahui sistem pernapasan pada katak dewasa. Pada saat

kata beranjak dewasa alat pernapasan akan berubah menjadi paru-paru.

3 Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing otot pernapasan pada

katak. Dalam mekanisme pernapasan katak otot yang bekerja untuk

membantu pernapasan katak adalah otot rahang bawah (musculus

submandibularis), musculus sternohyoideus, musculus geniohyoideus,

dan otot perut.

4.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas

dengan sumber - sumber yang lebih banyak dan dapat di pertanggung

jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk

menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.


DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, T. 1998. Amphibia Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi : Bogor.


Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan Invertebratadan Vertebrata untuk Universitas.

Sinar Wijaya : Surabaya.

Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni : Bandung.

Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem : Semarang.

Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi UNS : Surakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1979. Biologi II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan :

Jakarta.
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS

1. Pendahuluan : Harun

2. Tinjauan Pustaka : Hidayat

3. Pembahasan : Keisa dan Hendy

4. Penutup dan penyusun makalah : Alya

Anda mungkin juga menyukai