Disusun Oleh:
NIM: 2030201152
Kelas : PGMI 04
Dosen Pengampu :
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
A. Perencanaan .................................................................................................................... 8
B. Pelaksanaan ..................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem biologis yang terdiri dari
organ dan struktur-struktur lain yang digunakan untuk pertukaran gas pada hewan dan
tumbuhan. Anatomi dan fisiologi makhluk hidup yang mewujudkan pertukaran gas ini
sangat bervariasi, bergantung pada ukuran tubuhnya, lingkungan tempat hidupnya,
dan riwayat evolusinya. Pada hewan darat, pernapasan berlangsung pada paru-paru.
Pertukaran gas di paru-paru terjadi pada jutaan kantung udara kecil. Pada mamalia
dan reptil, kantung udara ini disebut alveolus (bentuk jamak: alveoli), tetapi pada
burung dinamakan atria. Kantung udara mikroskopis tersebut sangat kaya akan suplai
darah, sehingga udara di dalamnya pun terhubung dengan darah.
Kantung udara ini berhubungan dengan lingkungan luar melalui sistem saluran
udara berupa tabung berongga. Saluran yang terbesar adalah trakea, yang bercabang
di tengah dada menjadi dua bronkus utama. Bronkus memasuki paru-paru, tempat
mereka bercabang menjadi bronkus sekunder dan tersier yang rongganya semakin
sempit, lalu bercabang menjadi banyak tabung yang lebih kecil, yang dinamakan
bronkiolus. Pada burung, bronkiolus disebut parabronki. Pada bronkiolus atau
parabronki inilah umumnya terdapat alveoli pada mamalia dan atria pada burung.
Udara harus dipompa dari lingkungan luar menuju ke dalam alveoli atau atria melalui
proses bernapas yang melibatkan otot-otot pernapasan.
Pada sebagian besar ikan dan sejumlah hewan akuatik lainnya, pernapasan
berlangsung pada insang, yang merupakan organ eksternal (baik sebagian maupun
sepenuhnya), yang terendam dalam lingkungan perairan. Air akan mengalir melewati
insang dengan berbagai cara, baik aktif ataupun pasif. Pertukaran gas terjadi di insang
yang terdiri dari filamen tipis atau sangat datar, serta lamela yang mempertemukan
secara luas jaringan yang sangat tervaskularisasi dengan air. Hewan lain, seperti
serangga, memiliki anatomi sistem pernapasan yang sangat sederhana. Pada amfibi,
kulit pun berperan penting dalam pertukaran gas.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jenis hewan dan sistem pernafasan pada kulit?
2. Bagaiman jenis hewan dan sistem pernafasan pada insang?
3. Bagaiman jenis hewan dan sistem pernafasan pada ampbhi?
4. Bagaiman jenis hewan dan sistem pernafasan pada mamalia?
5. Bagaiman jenis hewan dan sistem pernafasan pada trakea?
6. Bagaimana jenis hewan dan sistem pernafasan pada reptil?
7. Bagaimana jenis hewan dan sistem pernafasan pada paru-paru?
C. Tujuan
1. Mengetahu jenis hewan dan sistem pernafasan pada kulit
2. Mengetahui jenis hewan dan sistem pernafasan pada insang
3. Mengetahui jenis hewan dan sistem pernafasan pada ampbhi
4. Mengetahui jenis hewan dan sistem pernafasan pada mamalia
5. Mengetahui jenis hewan dan sistem pernafasan pada trakea
6. Mengetahui jenis hewan dan sistem pernafasan pada reptil
7. Mengetahui jenis hewan dan sistem pernafasan pada paru-paru
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Respirasi atau pernapasan merupakan proses memperoleh gas oksigen dari udara
bebas sehingga dihasilkan gas karbon dioksida sebagai sisa metabolisme. Respirasi
pada hewan menunjukkan perbedaan antara hewan yang satu dengan yang lainnya.
Alat respirasi ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku,
bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen
berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh.
Hewan invertebrata adalah golongan hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Sistem pernapasan hewan invertebrata masih tersusun dari alat-alat pernapasan yang
sederhana. Bahkan beberapa spesies seperti porifera belum memiliki sistem
pernapasan khusus sebagaimana alat-alat pernapasan manusia. Pada umumnya hewan
invertebrata melakukan pernapasan langsung melalui proses difusi pada permukaan
tubuhnya. Berikut adalah beberapa sistem pernapasan hewan invertebrata yang dibagi
menjadi beberapa kategori berdasarkan pengelompokan hewan.
5
khusus yang disebut insang dermal/insang kulit. Echinodermata yang bernafas
menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan
dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan
pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada
pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung.
Pernapasan landak laut dan mentimun laut, dibantu oleh suatu organ yang disebut
insang kulit. Pada bintang laut, pernapasan dilakukan melaui kaki ambulakral. Hewan
echinodermata yang lain seperti teripang bernapas dengan sistem pohon respirasi.
Pohon respirasi pada teripang tersusun dari dua saluran utama yang bercabang-cabang
dalam tubuhnya yang menyerupai pohon sehingga disebut sistem pohon respirasi.
4. Vermes (Cacing)
Cacing belum memiliki sistem pernapasan yang kompleks. Cacing bernapas
melalui permukaan kulitnya. Oksigen di udara akan berdifusi melalui kulit cacing
yang tipis dan memiliki banyak kapiler. Sistem pernapasan cacing juga berbeda sesuai
filumnya. Pada filum Platyhelminthes/Planaria (cacing pipih) dan Annelida (cacing
gelang) bernafas dengan permukaan kulitnya. Cacing yang habitatnya di air seperti
Polychaeta memiliki alat pernapasan berupa parapodia yang kemudian akan berubah
menjadi insang.
Mekanisme pernapasan cacing juga sangat sederhana yaitu oksigen yang terlarut
dalam air berdifusi lewat pemukaan kulit yang tipis dan basah. Selanjutnya oksigen
tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh. Karbondioksida yang dihasilkan sebagai
sisa pernapasan akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan
proses difusi. Kulit cacing cenderung berlendir dan basah, hal ini bertujuan agar
proses difusi dapat berlangsung dengan lebih mudah. Nematelminthes (cacing gilik)
merupakan salah satu cacing yang hidup pada tubuh manusia, sehingga toleran
terhadap kadar oksigen (O2) yang rendah. Cacing gilik juga bernapas secara difusi
melalui permukaan tubuhnya.
5. Molusca (Hewan Bertubuh Lunak dan Bercangkang)
Molusca yang hidup di darat seperti bakicot bernapas mengunakan paru-paru.
Bekicot tergolong ordo pulmolata karena bernafas dengan paru-paru. Molusca yang
hidup di air seperti kerang laut (bivalvia) , siput laut, dan cumi-cumi, bernapas
menggunakan insang. Air masuk melalui insang membawa oksigen dan pertukaran
udara terjadi pada lamella insang.
6. Cnidaria (mengandung sengat)
Cnidaria yang meliputi golongan hewan karang, ubur-ubur, hydra, dan anemon
laut, tubuhnya tersusun atas banyak sel dan memiliki jaringan. Cnidaria tidak
memiliki alat pernapasan yang lengkap atau khusus. Sel-sel di bagian permukaan
tubuhnya dapat melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.
7. Protozoa (Hewan Bersel Satu)
Sebagian besar pernapasan pada hewan-hewan protozoa dilakukan secara difusi.
Oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) yang terlarut dalam air, keluar masuk secara
difusi melalui membran sel. Masuknya oksigen dengan difusi menembus membran sel
dan menuju sitoplasma. Difusi dan gerakan sitoplasma mengantarkan oksigen (O2) ke
mitokondria. Oksigen digunakan untuk memecah senyawa organik sehingga
6
menghasilkan energi, air dan karbondioksida (CO2). Ketika oksigen berdifusi
kedalam tubuh dan karbondioksida ke luar tubuh, oksigen (O2) dalam air habis
dengan cepat dan begitu pula pada karbondioksida (CO2) tertimbun dengan cepat.
Pada paramaecium silianya membantu pernafasan. Dengan pergerakan silianya air
disekitarnya akan bergerak dan berarti membantu penyediaan oksigen. 8. Arthropoda
(Hewan Berbuku-buku)
Arthropoda ada yang bernafas menggunakan insang yaitu hewan yang hidup di
air, dan ada pula yang menggunakan trakhea dan paru-paru buku untuk hewan yang
hidup di darat. Sistem pernapasan Arthropoda dibagi menjadi beberapa kelompok
sesuai dengan jenisnya yaitu :
8. Insekta (Serangga)
Sistem pernapasan pada serangga disebut sistem trakea. Sistem trakea pada
serangga misalnya belalang tersusun dari spirakel, saluran trakea, dan trakeolus.
Spirakel terdapat pada rangka luar atau eksoskleton serangga. Spirakel adalah tempat
oksigen masuk ke dalam tubuh serangga. Pada saat serangga terbang, spirakel
menutup dan pada saat istirahat akan membuka. Pembuluh trakea pada serangga
bercabang dan membentuk trakeolus yang sangat kecil. Fungsi trakeolus sama seperti
kapiler darah pada sistem transportasi.
Sistem pernapasan serangga terpisah dari sistem transportasi tubuhnya. Udara
atau oksigen yang masuk ke dalam tubuh melalui spirakel diteruskan ke pembuluh
trakea dan trakeolus akan langsung diedarkan ke seluruh tubuh.
Jalur pernapasan pada serangga adalah: udara luar → stigma/spirakel →
saluran/pembuluh trakea → trakeolus → jaringan tubuh.
Serangga yang hidup di air seperti jentik nyamuk dan kepik Notonecna memiliki
tabung pernapasan yang digunakan untuk mengambil oksigen dari permukaan air.
9. Arachnida dan Scorpionida
Hewan Arthropoda lain seperti laba-laba (Arachnida) dan kalajengking
(Scorpionida) melakukan proses pernapasan dengan bantuan paru-paru buku. Paru-
paru buku adalah bagian abdomen atau perut yang melengkung ke dalam atau
melakukan invaginasi. Disebut paru-paru buku karena di dalamnya terdapat lamela
yang yang bentuknya menyerupai halaman buku. Seperti serangga yang lain, udara
masuk melalui spirakel dengan cara difusi, selanjutnya udara diteruskan menuju sel-
sel lamela. Pertukaran udara berlangsung dicsekitar lamela karena banyak terdapat
pembuluh darah. Fungsi paru-paru buku sama seperti fungsi paru-paru pada manusia.
Perbedaannya, bagian-bagian paru-paru manusia lebih kompleks dari paru-paru
hewan invertebrata.
10. Crustaceae
Hewan jenis ini hidup di laut, sepeti udang dan kepiting. Crustaceae bernapas
dengan bantuan insang buku dan insang timba. Insang buku adalah bagian insang
yang tumbuh di bagian dasar tubuh dan dinding tubuh crustaceae yang saling
berdekatan. Pada insang buku terdapat lamela dan filamen yang merupakan tempat
pertukaran gas. Air yang membawa oksigen mengalir dalam tubuh dengan bantuan
gerakan mendayung insang timba. Insang timba berbentuk seperti bulan sabit dan
merupakan penjuluran atau bagian mulut yang memanjang. Aliran air yang membawa
7
oksigen masuk ke dalam ruang brankial yang berada di belakang karapaks dan di
antara kaki udang, kemudian akan diteruskan menuju lamella. Lamela merupakan
tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang fungsinya sama dengan fungsi
alveolus pada manusia.
B. Perencanaan
Mencari hewan untuk melakukan pengamatan sistem pernafasan pada hewan.
Hewan yang saya cari yaitu hewan seperti: ikan, burung, cacing tanah. Tujuannya
agar mengetahui sistem pernafasan pada hewan dan membuktikan langsung apakah
benar penjelasan tentang hewan tersebut dengan hewannya langsung. Membuktikan
dengan suatu video dan juga hewan ikan yang saya pilih untuk melakukan observasi
dengan mencari bagian insang di dalam sistem pernafasan ikan, tetapi saya tidak
membedahnya seluruh badan atau permukaan ikan.
C. Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam melakukan eksperimen:
1. Saya mencari ikan terlebih dahulu ke rumah teman saya karena dia memiliki
ikan hias besar tujuannya agar bisa memastikan lansung sistem pernafasan
pada hewan tersebut.
2. Saya juga mencari ikan yang bisa untuk dimakan agar saya bisa melihat
bagian dalam insang pada ikan.
3. Saya juga mencari cacing ke halaman sebelah rumah saya untuk memastikan
apakah benar cacing bernafasan dengan kulit.
8
Oksigen bisa langsung menyatu dengan darah untuk diedarkan ke seluruh
tubuhnya. Gas hasil respirasi berupa gas karbondioksida dikeluarkan kembali
melalui permukaan kulit. Bentuk dari cacing tanah adalah memanjang dan terbagi
menjadi beberapa segmen. Pada segmen-segmen tersebut ada beberapa pasang
setaea.
Setaea adalah bulu-bulu yang melekat pada ciacing tanah. Organ
pernapasan cacing sangat unik karena terletak pada kulitnya. Ternyata
dipermukaan kulit cacing ada lapisan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini
selalu lembab dan basah. Nah, karena itulah cacing tanah selalu basah. Lapisan
ini bisa menyerap udara (oksigen) di dalam tanah sehingga masuk ke pembuluh
darah. Setelah itu oksigen diedarkan ke seluruh tubuhnya.
Cacing bernapas dengan kulit ternyata merupakan bentuk adaptasi dengan
lingkungannya. Habitat cacing adalah di dalam tanah. Bernapas melalui
permukaan kulit jauh lebih baik dibanding dengan sistem pernapasan khusus.
Oksigen bisa langsung masuk ke pembuluh darah jika bernapas melalui
permukaan kulit. Bernapas dengan kulit juga dimiliki semua jenis cacing.
HASIL:
Dari pendalaman saya yang saya ambil dari video saat cacing bergerak saat itulah
dia bernafas menggunakan kulitnya yang teori katakan benar dan terbukti saat
saya melakukan observasi langsung ke cacing tanah tetapi saya tidak membedah
cacing itu langsung untuk melakukan dan mencari organ pada cacing tersebut.
9
adalah insang, yang berada di sisi kepala dengan bentuk yang menyerupai sisir.
Bagian-bagian insang yaitu terdiri dari 3 bagian, antara lain:
10
insang. Saat itulah oksigen dari dalam air terserap dan karbon dioksida
dikeluarkan.
HASIL:
Dari pendalam saya yang telah saya lakukan terbukti saat ikan menutup
insangnya. Secara bersamaan mulut terbuka dan dinding mulut mengembang.
Saat itulah air terisap masuk. Rongga mulut menyempit dan mulut menutup.
Secara bersamaan tutup insang terbuka. Akibatnya air keluar dari mulut dan
melewati insang. Saat itulah oksigen dari dalam air terserap dan karbon dioksida
dikeluarkan. Pada saat saya mengambil video ikan itu ikan tidak terlalu membuka
bagian insang tempat sistem pernafasannya.
11
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit. Selain bernapas
dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paru-paru
walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
4. Jenis hewan dan sistem pernafasan pada mamalia
Hewan mamalia yang hidup di darat maupun air, menggunakan paru-
parunya untuk bernapas. Mamalia air memiliki lubang khusus pengganti hidung
yang berfungsi memasukkan dan mengeluarkan udara. Organ pernapasan
mamalia terdiri dari hidung, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Hidung memiliki fungsi untuk tempat masuknya udara. Setelah mengalir
melalui berbagai ruang di dalam rongga hidung, udata lalu diteruskan ke faring,
laring, dan lewat trakea atau batang tenggorokan. Sistem pernafasan pada
mamalia yaitu:
1. Udara masuk lewat lubang hidung, lalu disaring oleh rambut, dihangatkan,
dilembapkan, dan dicek jika ada bebauan. Proses penyaringan udara bertujuan
agar dapat mencegah kotoran masuk ke paru-paru.
2. Mamalia bernapas dengan cara mengubah tekanan udara di dalam paru-paru
yang relatif terhadap tekanan atmosfer lingkungan luar.
3. Selama penghirupan, otot rusuk dan diafragma berkontraksi. Volume rongga
dada dan paru-paru meningkat saat diafragma bergerak turun dan sangkar tulang
rusuk membesar.
4. Tekanan udara dalam paru-paru akan turun di bawah tekanan udara atmosfer
dan udara akan mengalir ke dalam paru-paru.
5. Ekshalasi atau penghembusan napas yang terjadi saat otot rusuk dan diafragma
berelaksasi, lalu memulihkan volume rongga dada menjadi kecil seperti semula.
Mamalia air juga bernapas dengan paru-paru dan dilengkapi dengan katup
di hidungnya. Katup tersebut akan menutup saat menyelam dan terbuka lagi
ketika muncul di permukaan air. Mamalia air muncul di permukaan air untuk
mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dan uap air, seperti yang
dilakukan paus.
5. Jenis hewan dan sistem pernafasan pada trakea
12
Dengan adanya gerakan otot yang teratur dan aktif, maka udara akan bergerak
masuk ke dalam tubuh serangga lewat trakea. Serangga bernapas dengan
mengisap oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Namun, alat pernapasan
serangga berbeda dengan hewan lain.
13
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-
paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang
hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang
terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang
berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea
bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian
dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar.
Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi
mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi
ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal).
Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan udara
berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau
pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher,
dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis.
Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya
berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena
adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien.
Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian
depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian
belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya
kontraksi otot antar tulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak
keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung
mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan
udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara
luar.
14
Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian
besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara. Udara pada
pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paru-paru
berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap
mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit
sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru.
Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang
rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil
dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari
paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya
rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan
oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-
paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Burung mengisap udara kemudian udara mengalir lewat bronkus ke pundi-
pundi hawa bagian belakang dan bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di
paru-paru mengalir ke pundipundi hawa lalu udara di pundi-pundi belakang
mengalir ke paru-paru dan udara menuju pundi-pundi hawa depan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat pernafasan makhluk hidup berbeda-beda, hal tersebut tergantung jenis dan
habitat dari makhluk hidup yang bersangkutan. Misalnya saja, alat pernafasan yang
digunakan oleh hewan yang hidup di darat akan berbeda dengan hewan yang
hidupnya di air. Hewan bernapas untuk mengambil oksigen dan membuang karbon
dioksida.
Alat pernafasan ikan adalah insang, yang berada di sisi kepala dengan
bentuk yang menyerupai sisir. Bagian-bagian insang yaitu terdiri dari 3 bagian,
antara lain:
1. Rigi-rigi.
2. Lembaran-lembaran insang.
3. Lengkung insang.
16
4. Jenis hewan dan sistem pernafasan pada mamalia
Sistem pernafasan pada mamalia yaitu udara masuk lewat lubang hidung,
lalu disaring oleh rambut, dihangatkan, dilembapkan, dan dicek jika ada bebauan.
Proses penyaringan udara bertujuan agar dapat mencegah kotoran masuk ke paru-
paru. Mamalia bernapas dengan cara mengubah tekanan udara di dalam paru-paru
yang relatif terhadap tekanan atmosfer lingkungan luar. Selama penghirupan, otot
rusuk dan diafragma berkontraksi.
Cara pernapasan reptil yaitu udara dihirup lewat hidung. Udara lalu
disalurkan oleh batang tenggorokan, dan diteruskan cabang batang tenggorokan
menuju ke paru-paru.
17
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. (1990). Biology (edisi ke-2nd). Redwood City, Calif.:
Benjamin/Cummings Pub. Co. hlm. 834–835. ISBN 0-8053-1800-3.
Hsia, CC; Hyde, DM; Weibel, ER (15 March 2016). "Lung Structure and the Intrinsic
Challenges of Gas Exchange". Comprehensive Physiology. 6 (2): 827–95.
doi:10.1002/cphy.c150028. PMC 5026132 alt=Dapat diakses gratis. PMID 27065169.
West, John B. (1995). Respiratory physiology-- the essentials. Baltimore: Williams &
Wilkins. hlm. 1–10. ISBN 0-683-08937-4.
Dyce K.M., Sack W.O., and Wensing C.J.G. (1996). Textbook of Veterinary Anatomy.
2nd ed. W.B. Saunders Company. Phiadelphia.
18