Anda di halaman 1dari 3

1.

paruh >rongga mulut >kerongkongan >tembolok >lambung kelenjar >lambung


pengunyah >usus halus >usus besar >kloaka

Mulut

Makanan yang masuk ke mulut memulai proses pencernaan pada aves atau burung. Makanan
yang masuk akan ditangkap oleh faring dan dibasahi oleh kelenjar ludah. Burung juga
memiliki lidah yang bisa mengecap rasa seperti rasa manis, pahit, dan juga asin.
Faring kemudian mendorong makanan yang telah basah ke dalam kerongkongan. Dalam
mulut makanan belum dicerna karena air liur dalam mulut tidak mengandung enzim aktif.

Esofagus

Esophagus atau kerongkongan adalah organ pencernaan burung berupa tabung panjang dan
berotot. Otot tersebut berfungsi melakukan gerak peristaltik yang mendorong makanan lebih
dalam ke kerongkongan.
Esophagus burung memiliki bagian membesar seperti kantong dan disebut dengan crop atau
ingluvies, atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai tembolok.
Saat menemukan makanan, burung biasanya menelan sebanyak mungkin makanan sebelum
datang predator. Hal tersebut bukan berarti burung mencerna makanan dengan cepat, namun
ia menyimpannya dulu dalam tembolok.
Ketika burung merasa kenyang, lubang tembolok akan tertutup. Namun, jika burung
memerlukan makanan, lubang akan terbuka dan makanan didorong ke lambung.
Lambung Lambung atau perut burung merupakan organ pencernaan yang terbagi menjadi
dua, yaitu proventrikulus dan ventrikulus.
Proventrikulus Makanan dari tembolok akan masuk ke perut pertama atau proventrikulus.
Proventrikulus akan mensekresikan cairan lambung yang asam dan mengandung pepsin
untuk mencerna makanan.
Ventrikulus Makanan kemudian masuk ke ventrikulus atau gizzard, atau yang lebih dikenal
sebagai ampela. Dalam ampela inilah, proses pencernaan makanan burung secara mekanis
terjadi.
Usus halus Makanan yang telah hancur kemudian di kiring ke usus halus. Usus halus adalah
organ pencernaan burung yang berfungsi untuk menyerap nutrisi. Kerja usus halus pada
burung hampir sama dengan kerja usus halus pada manusia dan mamalia lainnya.
Usus besar Setelah usus halus, organ pencernaan burung yang bekerja selanjutnya adalah
usus besar. Usus besar menyerap air dan elektrolit, seperti pada usus besar manusia.

2. Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang
burung adalah sebagai berikut :
» Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan
mamalia.
»» Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai
tempat pelekatan otot terbang yang luas.
» Tulang-tulang burung berongga dan
ringan Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
»» Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang
pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika
burung terbang.
Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika
mengepakkan sayap pada saat terbang.
Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota
depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih
sebagai
tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang
3.

1. Kecebong

Kecebong yang hidup di air bernapas menggunakan insang.


Saat berada di fase berudu hingga usia 20 hari, katak akan bernapas dengan insang bagian
luar.
Berudu memiliki tiga jenis pasang insang luar yang letaknya ada di belakang kepala.

2. Katak Muda/Kata Berekor

Setelah usianya 20 berudu akan memiliki kaki secara perlahan dan bentuk tubuhnya berubah
Pada fase ini, berudu disebut katak berekor. Fase ini adalah peralihan dari fase berudu ke fase
katak dewasa.
Pada fase ini, katak bernapas dengan insang dalam.
Lembaran-lembaran insang katak mengandung kapiler-kapiler darah. Saat insang bergetar,
oksigen di dalam air mulai diserap oleh pembuluh darah.

3. Katak Dewasa

Pada fase dewasa, katak tidak lagi bernapas dengan insang luar dan insang dalam.
Katak dewasa bernapas melalui paru-paru dan kulitnya.
Paru-paru akan berfungsi sebagaimana hewan yang hidup di darat lainnya. Mereka akan
menghirup udara melalui lubang hidung dan menuju
ke paru-paru.
Mekanisme pernapasan katak diatur beberapa otot:
- Otot sternohiodeus yang letaknya antara tulang dada dan tulang hioid (tulang yang
terletak di bagian faring),
- Otot geniohiodeus yang terletak antara rahang bawah dan tulang hioid (bekerja secara
antagonis), serta otot perut.
Sedangkan di kulit katak dewasa terjadi pertukaran gas oksigen yang masuk dan gas karbon
dioksida yang keluar.
4.
Hipermetropi (Rabun Dekat) 
Mata yang mengalami hipermetropi berbanding terbalik dengan miopi. Penderita
hipermetropi tidak dapat melihat jarak dekat dengan jelas karena akomodasi lensa mata yang
terlalu berlebihan. Fokus lensa jaraknya terlalu panjang sehingga bayangan jatuh di belakang
retina. 
Penderita rabun dekat perlu menggunakan kacamata berlensa cembung (plus). Lensa
cembung dapat membantu memperpendek bayangan sehingga jatuh tepat di retina.
Penderita miopi (mata minus) tidak dapat melihat benda-benda yang jaraknya jauh.
Penderita miopi dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa cekung. Miopi disebabkan
jarak titik api lensa mata terlalu pendek atau lensa mata terlalu cembung. Titik api adalah
pusat pertemuan sinar yang sudah dipecah oleh lensa. Jadi, sinar yang masuk jatuh di depan
retina sehingga mata tidak dapat melihat benda jauh. Untuk menolong penderita miopi
(rabunjauh) harus menggunakan kacamata dengan lensa cekung (negatif). Lensa cekung ini
akan menempatkan bayangan tepat pada retina.

Anda mungkin juga menyukai