Anda di halaman 1dari 13

Aves adalah hewan yang terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa

jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Tubuhnya ditutupi oleh bulu kecuali pada
beberapa bagian tubuh. Bulu-bulu tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga mampu menolak
air dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.

Ciri-Ciri Aves

.
Aves memiliki tulang yang ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap
kuat menopang tubuh.Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat
perlekatan otot-otot terbang yang kuat.Berkerabat dengan reptil.Bersama keluarga buaya, burung
membentuk kelompok yang disebut Archosauria.

Diduga burung berkembang dari sejenis reptil. Untuk saat ini, mayoritas peneliti menganggap burung
berkembang dari dinosaurus theropod yang berkembang di era mesozoic. Sebagian kecil ilmuwan
berpandangan burung berevolusi dari dinosaurus yang lebih tua lagi.Fosil burung tertua yang ditemukan
(bukan burung pertama) saat ini adalah Archaeopteryx, khususnya Archaeopteryx lithographica, yang
ditemukan di tahun 1861, hanya dua tahun setelah Darwin mempublikasikan On the Origin of
Species.Sejauh ini telah ditemukan sedikitnya 8 spesimen Archaeopteryx, termasuk satu fosil bulu, dan
semua itu diidentifikasi dalam beberapa spesies berbeda.Teori evolusi burung sendiri amat terbantu
oleh temuan-temuan baru fosil di China sejak tahun 1990 (Sukiya, 2003).

Archaeopteryx memiliki ciri reptil seperti kaki yang panjang, 3 jari dengan cakar, dagu dan gigi seperti
dinosaurus theropod kecil, serta ekor memanjang dari tulang ekor seperti milik dinosaurus kecil. Di sisi
lain, Archaeopteryx juga memiliki sayap untuk terbang dan bulu seperti burung. Karena alasan inilah,
ilmuwan umumnya menganggap Archaeopteryx sebagai burung yang memiliki ciri dinosaurus kecil.Salah
satu perbedaan mendasar antara Archaeopteryx dengan burung adalah Archaeopteryx tidak memiliki
paruh, melainkan rahang yang dipenuhi gigi-gigi kecil.Salah satu fitur burung yang dimiliki Archaeopteryx
adalah bulu, dan awalnya ini dianggap fitur khusus yang hanya dimiliki burung.

Namun belakangan telah ditemukan dinosaurus yang juga memiliki bulu, yakni
Protoarchaeopteryx robusta dan Caudipteryx zoui, dan keduanya tak digolongkan sebagai
burung.Begitu juga temuan pada Pedopenna, serta genus Microraptor, yang memiliki bulu pada
lengan, ekor, serta kaki, membuatnya dijuluki dinosaurus bersayap empat (four winged
dinosaur).Juga temuan-temuan terbaru kemudian.

Temuan tersebut mengindikasikan bulu telah berkembang pada threropod sebelum burung.
Untuk apa fungsi bulu bagi mereka, masih belum diketahui. Apakah untuk melayang lebih lama,
melayang lebih tinggi, untuk menghangatkan diri, atau mungkin menarik perhatian pasangan.
Dengan kata lain, fitur bulu tidak lagi eklusif sebagai fitur milik burung. Ciri lain seperti tulang
berongga juga telah ditemukan pada dinosaurus, dan bukan eklusif dimiliki burung semata
(Sukiya, 2003).

Burung harus memenuhi persyaratan struktural ketat jika mereka tinggal di udara.Semua adaptasi
khusus ditemukan pada burung terbang berkontribusi dua hal yaitu lebih banyak kekuatan
daripada berat badan.  Mereka harus makan sendiri dan mengubah makanan menjadi bahan bakar
energi tinggi, menghindari predator, mampu memperbaiki luka sendiri serta mampu
menyesuaikan dengan kondisi diri ketika terlalu panas atau terlalu dingin dan mereka harus
memperbanyak diri  sehingga diperlukan adanya adaptasi dari struktur dan fungsi burung
(Hickman et all, 2002
Struktur Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh
tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada
reptile serupa dengan sisik.Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis.

Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu
pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan
proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya

Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung adalah
sebagai berikut: Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada
hewan mamalia.Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai
tempat pelekatan otot terbang yang luas. Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-
tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.

Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan
manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang. Tulang belakang
bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat
terbang. Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan
berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya
otot-otot dan sayap

Banyak ciri burung merupakan adaptasi yang memfasilitasi kemampuan terbang, termasuk modifikasi
peringan-tubuh yang menjadikan terbang lebih efisien.Misalnya, burung tidak memiliki kandung kemih
dan betina dari kebanyakan spesies burung hanya memiliki satu ovarium. Gonad betina maupun  jantan
biasanya berukuran kecil, kecuali pada saat musim kawin, saat ukuran gonad membesar. Burung yang
masih ada juga tidak memiliki gigi, adaptasi yang memangkas bobot kepala

Karakteristik Aves

 Karakteristik dari kelas aves, sebagai berikut :

1. Tubuh biasanya berbentuk spindle, dengan empat divisi : kepala, leher, batang,
dan ekor, leher proporsional panjang untuk menyeimbangkan dan mengumpulkan
makanan.
2. Tungkai dipasangkan dengan lengan depan biasanya dimodifikasi untuk terbang,
posterior pasangan berbagai diadaptasi untuk bertengger, berjalan, dan berenang,
kaki dengan empat jari kaki (dua atau tiga jari kaki di beberapa).
3. Epidermal meliputi bulu dan sisik kaki, integumen tipis terdiri dari epidermis dan
dermis, tidak ada keringat kelenjar, minyak atau kelenjar bersolek di pangkal
ekor, pinna dari telinga belum sempurna.
4. Kerangka Sepenuhnya kaku dengan rongga udara, tengkorak tulang menyatu
dengan satu oksipital kondilus, masing-masing rahang ditutupi dengan selubung
horny, membentuk paruh, tidak gigi, ribs dengan penguatan proses, ekor tidak
memanjangkan, sternum berkembang dengan baik dengan keel atau dikurangi
tanpa lunas, tulang tunggal di telinga tengah.
5. Sistem saraf berkembang dengan baik, dengan otak dan 12 pasang saraf kranial.
6. Sistem Peredaran Darah jantung empat bilik, dengan sel darah merah berinti.
7. Endotermik. Endotherms adalah hewan yang utamanya menghasilkan panas sendiri.
8. Respirasi oleh paru-paru sedikit berekspansi, dengan tipis kantung udara di antara
organ visceral dan kerangka, syrinx (kotak suara) dekat persimpangan trakea dan
bronkus.
9. Sistem ekskresi ginjal metanephric, ureter membuka ke kloaka dan tidak memilik
kandung kemih, urine setengah padat.
10. Jenis kelamin terpisah, testis dipasangkan, dengan vas deferens membuka ke
kloaka sedangkan pada betina dengan ovarium kiridan saluran telur saja.
Fertilisasi internal

Kloaka adalah lubang posterior yang berfungsi sebagai satu-satunya lubang untuk
saluran pencernaan
Sistem Pencernaan Aves

Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran
pencernaan pada burung terdiri atas:

1. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi.


2. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut
dan tanduk.
3. Faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini
disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi
dengan cepat.
4. Lambung terdiri atas:
o Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan,
dinding ototnya tipis.
o Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada
burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s
teeth”,
o Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
5. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
6. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.

Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu. Terbang merupakan memerlukan
sejumlah besar kekuatan. Karena itulah burung memiliki perbandingan jaringan otot terhadap
massa tubuh yang terbesar daripada semua makhluk. Metabolisme tubuhnya juga sesuai
dengan kekuatan otot yang tinggi.

Rata-rata, metabolisme tubuh suatu makhluk berlipat dua kali sewaktu suhu tubuh meningkat
sebesar 50°F (10°C). Suhu tubuh burung gereja yang sebesar 108°F (42°C) serta suhu tubuh
burung murai (Turdus pilaris) setinggi 109,4°F (43,5°C) menunjukkan betapa cepat kerja
metabolisme tubuh mereka. Suhu tubuh yang tinggi seperti itu, yang dapat membunuh
makhluk darat, justru sangat penting bagi burung untuk bertahan hidup dengan meningkatkan
penggunaan energi, dan, karena itu pula, kekuatannya.

Hubungan dengan Manusia

Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan selain itu daging dan
telur burung merupakan sumber lemak dan protein yang di butuhkan manusia. Keindahan kicau
dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk memeliharanya. Dahulu,
bulu burung cendrawasih dijadikan sebagai hiasan oleh kepala suku-suku masyarakat di papua.

Begitu juga, kemampuan terbang beberapa jenis burung misalnya merpati dimanfaatka sebagai
bentuk hiburan atau kegiatan yang di perlombakan. Dan sejak jaman dulu burung telah
digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-burng pemeliharaan seperti, ayam, itik,
bebek, kalkun,angsa dan puyuh.

Burung-buring kecil membantu dalam membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga
burung yang berukuran besar seperti elang dan burung hantu menjaddi preator bagi tikus sawah.
Selain memberi manfaat pada manusia tap juga ada yang merugikan. dan beberapa jenis burung
memajan biji-bijian, tabaman muda , dan buah-buahan yang sengaja ditanam oleh manusia ,
selain itu burung juga bias menjadi vector penyakit seperti penyakit flu burung.

Keanekaragaman Aves di Indonesia

Indonesia sebagai negara yang berada di wilayah tropis termasuk negara yang mempunyai
keanekaragaman fauna. Salah satu jenis fauna yang sangat beranekaragam tersebut adalah
burung. Di Indonesia terdapat sekitar 1.500 jenis burung (Yulianto, 2009: 1). Dalam Primack
(1998), disebutkan 10 Negara Terbesar dengan jumlah spesies burung tertinggi:
Tabel. Peringkat Negara dengan spesies burung tertinggi

DBI No. 2 mendaftar 1598 spesies burung yang dapat ditemukan di wilayah Indonesia (Tabel 2).
Jumlah tersebut, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara nomor empat di dunia
terkaya akan jumlah spesies burungnya setelah Columbia, Peru, dan Brazil.

Dari jumlah tersebut, 372 (23,28%) spesies di antaranya adalah spesies burung endemik dan 149
(9,32%) spesies adalah burung migran. Sangat disayangkan bahwa di Indonesia tercatat 118
(7,38%) spesies burung yang dikatagorikan sebagai spesies yang terancam punah dalam IUCN
Red List (Sukmantoro, dkk, 2007).
Tabel 2.2: Daftar Burung Indonesia (Sukmantoro, dkk, 2007)

Sedangkan dalam Ayat (2011: 1), sebanyak 9.040 jenis burung tercatat di dunia, 1.531 jenis
diantaranya terdapat di Indonesia dengan 397 jenis (26%) endemik (Sulistyadi, 2010: 238).  Di
Sumatera terdapat 583 jenis burung dengan 438 jenis (75%) merupakan jenis yang berbiak di
Sumatera.

Jumlah ini meningkat menjadi 626 dan 450 jika digabungkan dengan jenis-jenis lain yang
mendiami pulau-pulau kecil di sepanjang pantai Sumatera. Dua belas jenis dari jenis burung di
atas merupakan jenis burung yang endemik di dataran Sumatera.Diantara pulau-pulau lainnya di
Indonesia, pulau Sumatera merupakan pulau dengan tingkat keanekaragaman burung paling
rendah diantara pulau-pulau di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan sejarageologis pemisahannya
dari dataran Asia.
Banyak burung tropis mempunyai warna bulu yang cerah dan indah. Hal ini disebabkan karena
mereka harus menonjolkan diri dari keadaan sekelilingnya agar dapat menarik perhatian
pasangannya (Ardley, 1974: 33).

Klasifikasi dan Ordo-ordo TerbesarAves di Dunia beserta Contoh Aves Endemik


di Indonesia

Klasifikasi Aves menurut (Radiopoetro, 1996)

Kigdom           : Animalia

Filum              : Chordata

Kelas               : Aves

Ordo                : Columbiformes

Famili             : Columbidae

Genus              : Columba

Spesies            : Columba livia

Hanya ada 4 kelompok hewan yang memiliki kemampuan terbang, diantaranya: insekta,
pterosaurus, burung, dan kelelawar. Pterosaurus, si reptil terbang berkembang dari selama 130
juta tahun sebelum akhirnya punah.

Klasifikasi Aves terdiri dari 2 subkelas yatu  yaitu Archaeornithes, burung bergigi, telah punah
dan Neornithes.Saat ini, aves paling sukses dan memiliki keanekaragaman yang melimpah, yakni
28 ordo yang mencakup 166 famili dan sekitar 8800 spesies.

Berikut ordo mayor dalam kelas aves:

1. Passeriformes. Terdapat 5276 spesies (ordo terbesar dari burung; mencakup 60%
dari semua spesies).Ordo ini mencakup mockingbirds, gagak, burung
gereja.Karakter kunci dari ordi ini adalah burung bernyanyi, dimana memiliki
perkembangan organ vokal dengan baik, kaki bertengger, burung muda sangat
tergantung pada induknya.
2. Apodiformes. Jumlah spesies ordo ini adalah 428.Disebut penerbang cepat
dengan karakteristik kaki pendek, tubuh kecil, kepakan sayap cepat.Contohnya
adalah burung kolibri.
3. Pociformes. Jumlah spesies adalah 383. Disebut sebagai woodpeckers dengan
karaktersitik kaki penggenggam, paruh tajam yang dapat mematuk kayu.
Contohnya adalah toucans
4. Psittaciformes. Jumlah spesies adalah 340.Karakteristik yakni tubuh besar, paruh
kuat untuk memecah biji-bijian, mengalami perkembangan organ vokal dengan
baik.Contohnya adalah burung kakak tua, beo, nuri.
5. Charadriiformes. Jumlah spesies 331.Disebut senagai burung pantai dengan
karakteristik bentuk tubuh panjang, diantara jari-jari kakai (belakang) kebanyakan
ada selaput renang, tungkai belakang panjang, sayap kuat, dan paruh rampng.
Contohnya adalah burung camar,serindit, burung lori.
6. Columbiformes. Jumlah spesies adalah 303.Karaktersitik adalah kaki bertengger,
tubuh bulat dan gemuk.Contohnya adalah burung merpati, burung dara.
7. Falconiformes. Jumlah spesies adalah 288.Karakteristiknya adalah paruh bagian
atas pada pucuknya tajam dan melengkung ke bawah, dengan pangkal terdapat
cera, karnivora, aktif di siang hari.Contohnya adalah elang, falcon, pemakan
bangkai.
8. Galliformes. Jumlah spesies adalah 268.Golongan ayam, dengan karakteristik
kemampuan terbang yang terbatas, tubuh bulat.Contohnya adalah ayam, burung
puyuh, ayam pegar, dan burung belibis.
9. Gruiformes. Jumlah spesies 209.Disebut burung rawa dengan karakteristik tubuh
panjang, bentuk tubuh beranekaragam, penghuni rawa.Contohnya adalah burung
mandar, burung peruk.
10. Anseriformes. Jumlah spesies 150.Karaktersitik yakni paruh lebar, kaki
berselaput.Contohnya bebek dan angsa.
11. Strigiformes. Jumlah spesies 146.Ordo ini mencakup golongan burung
hantu.Karaktersitik adalah burung noktrunal, paruh kuat, dan kaki kuat.
12. Ciconiiformes. Jumlah spesies adalah 114.Karaktersitik adalah kaki panjang,
tubuh besar.Contohnya adalah bangau.
13. Procellariformes. Jumlah spesies adala 104.Disebut juga burung laut dengan
karakterstik bentuk paruh silindris, mamou terbang dalam periode
lama.Contohnya adalah burung laut dan elang laut.
14. Spenisciformes. Jumlah spesies adalah 18.Merupakan golongan pinguin. Hidup di
laut, sayap termodifikasi untuk berenang, anya ditemukan di belahan bumu
selatan.
15. Dinornithiformes. Jumlah spesies hanya 2. Spesies ordo ini adalah kiwis dengan
karajteristik tidak bisa terbang, kecil, primitif, endemik di new zealand.
16. Struthioniformes. Hanya ada satu spesies yakni burung unta.Karaktersitik burung
unta adalah kaki kuat untuk berlati, tidak mampu terbang, hanya memiliki 2 jari
kaki, sangat besar.

Berikut contoh-contoh spesies burung endemic Indonesia:

 Celepuk Siau (Otus siaoensis)


Celepuk Siau adalah salah satu burung hantu dari jenis Strigidae. Burung ini merupakan burung
yang hampir punah, burung Celepuk Siau yang mempunyai nama ilmiah Otus Siaoensis ini
berhabitat di daerah Pulau Siau, Sulawesi Utara (Ridwan,2012).

 Celepuk Siau (Colluricincla sanghirensis)

Anis-bentet Sangihe (Colluricincla sanghirensis) adalah spesies burung dari keluarga


Colluricinclidae.Anis-bentet Sangihe merupakan hewan endemik Indonesia. Anis-bentet Sangihe
memiliki habitat di kawasan Hutan pegunungan dengan iklim subtropik atau tropis
lembap.Hewan ini termasuk hewan yang terancam, karena kehilangan habitat. Burung ini
terdistribusi di Pulau Sulawesi (Ridwan,2012).

 Elang Flores (Spizaetus floris)


Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik
yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang flores yang merupakan burung pemangsa endemik
flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya
diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar merah (IUCN Redlist)
sebagai hewan yang sangat terancam punah (Kritis).

Ciri-ciri. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa
berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis
berwarna coklat pada bagian mahkota.Elang flores merupakan raptor (burung pemangsa)
endemik Nusa Tenggara yang hanya dapat ditemukan di pulau Flores, Sumbawa, Lombok,
Satonda, Paloe, Komodo, dan Rinca(Ridwan,2012).

 Gagak Banggai (Corvus unicolor)


Gagak Banggaiatau Corvus unicolor, adalah anggota dari gagak dari famili Banggai di
Indonesia.Gagak ini terdaftar sebagai Spesies Kritis oleh IUCN dan pernah dianggap punah,
namun akhirnya ditemukan kembali pada survei di Pulau Peleng pada 2007/2008.

Gagak Banggai merupakan gagak yang berukuran sedang dengan panjang 39 cm dan benar-
benar hitam dengan iris mata yang gelap dan ekor pendek. Penurunan populasi gagak Banggai
disebabkan karena hilangnya habitat dan degradasi seperti pertanian dan ekstrasi. Gagak ini
terdistribusi hanya diwilayah Sulawesi (Ridwan,2012).

Baca Juga :Bentuk Tulang

DAFTAR PUSTAKA

Campbel Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II.Jakarta: Erlangga.
Kurniati tuti. Dkk. 2009. Zoologi Vertebrata. Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN SGD BANDUNG.
Soemadji, dkk. 1994. Zoologi. Jakarta :Departemen dan Kebudayaan.
Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi Sains Dan Kehidupan. Surabaya: Yudhistira.
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Jurusan Biologi FMIPA UNY

Anda mungkin juga menyukai