NPM : F1D016019
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar
depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang
merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-
sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke
tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang
jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu- bulunya, terutama di
sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga
bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap
hangat di tengah udara dingin.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan
mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat
ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke
puncak-puncak pegunungan.
Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua
batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan
hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang
warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk
menyamar, dan lain-lain.
Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras,
runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap
serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam
untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar
berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Kelas aves adalah kelompok hewan vertebarata dengan ciri hampir semua tubuhnya tertutup
oleh bulu. Topografi luar atau ciri morfologi aves secara umum yakni seluruh tubuh ditutupi
oleh bulu dengan ukuran yang berbeda antara yang di kepala, tubuh dan sayap serta ekor.
Aves memiliki nama lain yaitu Burung. Aves merupakan hewan vertebrata yang seluruh
tubuhnya ditutupi oleh bulu. Bulu tersebut berasal dari epidermis kulit dan merupakan
modifikasi dari sisik pada hewan reptil. Bulu pada burung dapat beradaptasi pada
lingkungannya membentuk sayap sehingga sebagian aves memiliki kemampuan untuk
terbang. Adapun burung yang memiliki sayap tetapi tidak dapat terbang seperti burung onta,
ayam, kiwi, kalkun dll. Selain itu, aves merupakan hewan homoiterm atau hewan berdarah
panas serta berkembang biak dengan bertelur dan kemudian dierami sampai menetas
(Ovipar). Ilmu yang mempelajari tentang burung yaitu Ornitologi.
Aves (burung) adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang unik, karena
sebagian besar aves merupakan binatang yang beradaptasi dengan kehidupan secara
sempurna. Walaupun semua aves ditutupi bulu, akan tetapi jenis tertentu seperti burung unta,
burung emu atau kiwi tidak dapat terbang. Bahkan ada jenis burung tertentu yang tidak
memiliki sayap. Aves adalah hewan berdarah panas sama seperti mamalia, aves berkembang
biak dengan ovipar (bertelur). Sebagian mereka hidup menetap, dan ada juga yang hidup
berpindah tempat (migrasi).
Persamaan burung dan pesawat sama sama terbang dgn cara melawan gravitasi sedangkan
perbedaan burung terbang dengan sayap sedangkan pesawat terbang menggunakan sistem
antigravitasi. Struktur dari burung dan pesawat hampir sama yaitu mempunyai badan, sayap,
kepala, kaki dan ekor.
Pada burung terdapat bagian-bagian yang sering disebut topografi diantaranya yaitu : Paruh,
kepala, iris, pupil, mantel, lesser bulu, scapular, bulu atas, tertials, pantat, primari, anus, paha,
artikulasi Tibio-Tarsal, tarsus, kaki, tulang kering, perut, panggul, dada, tenggorokan, dan
pial.
Tubuh Aves hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu-bulu. Bulu pada kelas aves
dibedakan atas dua macam:
Bulu lengkap (plumae), bulu ini tersusun atas: batang bulu dan lembaran bulu.
Susunan batang bulu terdiri atas: calamus dan rachis. Lembaran bulu, tersusun atas
deretan barbae, diantara barbae terdapat barbulae berkait.
Bulu tak lengkap dibedakan atas (a). Plumulae, dengan bagian-bagian: calamus
(pendek), barbae (tidak membentuk lembaran bulu), barbulae (tak berkait). (b)
Filoplumae, dengan bagian-bagian: calamus dan rachis (batas tak jelas), berbae (pada
bagian ujung). Pada bulu ini tidak dijumpai adanya barbulae.
Bulu aves berperan membungkus tubuh, menjaga suhu badan dan untuk terbang.
Warna bulu disebabkan oleh adanya substansi kimia dan elemen-elemen fisik. Warna
bulu yang disebabkan oleh adanya substansi kimia yakni karena adanya pigmen
biochrome yang menyerap dan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu. Warna-warna yang nampak yakni: merah, jingga, kuning, hitam, kelabu,
coklat, hijau. Warna-warna yang disebabkan oleh adanya elemen-elemen fisik seperti
warna putih, biru, dan gemerlapan. Peranan warna-warna bulu sebagai adaptasi tubuh
dengan lingkungan untuk mengelabuhi predator serta untuk menarik pasangannya.
Aves termasuk hewan berdarah panas, suhu tubuhnya mencapai 40 derajat celsius. Hewan ini
berkembang biak dengan cara bertelur. Telurnya ada yang berwarna dan juga berbintik-bintik.
Mereka melindungi telurnya dengan cara membuat sarang.
Sebagian besar burung memiliki kerangka ringan dan tulang keropos, hal ini membuat mereka
dengan cukup ringan untuk terbang. Pinguin tidak bisa terbang dikarenakan mempunyai
tulang yang berat yang berisi sumsum tulang yang cukup memadai untuk membantu mereka
menjaga suhu tubuuhnya untuk bertahan disuhu yang sangat dingin. Burung unta memiliki
tulang yang berat dan juga kuat pada kakinya, ini membantu mereka untuk berjalan dan
berlari dalam melakukan kehidupan sehari-harinya.
Aves juga tidak memiliki gigi, setelah mereka memakan sesuatu, makanan tersebut akan
digiling hingga dapat ditelan. Dan setelah itu dengan mudah di cerna dilambung dan makanan
tersebut keluar sebagai feses melalui
Hampir seluruhnya ditutupi bulu dan kakinya bersisik yang merupakan ciri mirip
reptil.
Leher fleksibel dan tengkoraknya berhubungan dengan condylus occipital tunggal.
Otak relatif besar dengan corpora striata yang padat (bagian otak yang berfungsi
sebagai pengatur perilaku dan insting). Lobus opticus (bagian otak yang berfungsi
sebagai penglihatan) besar.
Rahang bawah terdiri atas tulang-tulang yang kompleks. Terdapat auditory ossicle
(tulang pendengaran).
Suara yang dihasilkan oleh syrinx yang terdapat pada dasar trakea. Larynx pada aves
tidak berkembang (rudimenter) dan tidak ada pita suara.
Tidak mempunyai gigi, kecuali “gigi telur” yang diperlukan untuk membantu
penetasan. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang
atas dan mandibula pada ruang bawah dan terbuat dari zat tanduk. Pada atap paruh
atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa
sebelah luar)
Tungkai muka bermodifikasi menjadi sayap, sehingga burung dapat terbang. Bagian
lengan bermodifikasi menjadi panjang, jari tengah memanjang untuk menyokong bulu
terbang. Sebuah jari depan terpisah untuk menyokong bulu alula yaitu bulu kecil yang
merupakan bulu penting untuk gerakan aerodinamika. Jari belakang menyokong jari
tengah. Tungkai belakang bermodifikasi secara beragam untuk berjalan dengan dua
kaki di tanah,atau burung berenang atau kedua-duanya. Umumnya mempunyai
mempunyai jari-jari,satu ke arah belakang (hallux), dan tiga ke arah depan.
Tulang panjang maupun tulang vertebrae (tulang belakang) tidak mempunyai
epiphisis. Vertebrae cervical (tulang leher) berbentuk sadel di bagian tengah sehingga
leher dapat bergerak leluasa.
Jantung beruang empat. Lengkung aorta kiri tidak ada, eritrosit berbentuk bulat dan
berinti.
Tidak mempunyai diafragma. Sistem kantung udara yang berkembang dengan baik
sangat membantu paru-paru untuk mengedarkan udara ke seluruh tubuh
Telur besar dengan kuning telur yang banyak dan dilindungi oleh cangkang kapur.
Pengeraman dilakukan oleh salah satu atau kedua induknya di dalam sarang.
Suhu badan tetap, umumnya lebih tinggi dari pada mamalia yaitu diatas 40 derajat
Celcius.
1. Bulu
Ciri-ciri hewan aves yang pertama adalah hewan ini dipenuhi bulu pada tubuhnya.
Bulu pada aves berfungsi untuk melindungi tubuh mereka dari suhu di lingkungan
(diluar tubuh mereka). Dengan mereka memiliki bulu yang menutupi kulit sehingga
mereka dapat mengatur suhu tubuh mereka entah itu panas ataupun dingin.
2. Paruh
Paruh adalah struktur anatomi luar burung, yang di samping untuk makan, juga untuk
dandan, memanipulasi objek, membunuh burung pemakan bangkai, mencari makan,
berpacaran, dan memberi makan anak-anaknya.
3. Tungkai
Pada burung Pitta sordida (Paok) memiliki jenis tungkai bersisik. Tungkai merupakan
bagian tubuh tambahan (extremites) pada binatang yang bergerak di atas permukaan
tanah dan biasanya digunakan sebagai alat berpindah tempat. Istilah sehari-hari bagi
tungkai mencakup tangan, kaki, atau sayap, tergantung fungsinya.
4. Sayap
Fungsi sayap dan kaki pada hewan aves adalah memudahkan mereka dalam berpindah
tempat (akomodasi). Biasanya beberapa hewan aves menggunakan sayap untuk
bermigrasi ke tempat lain.
5. Bertelur (Ovivar)
Aves berkembang biak dengan cara terjadi pertemuan antara aves betina dan jantan.
Kemudian terjadi pembuahan di dalam tubuh induk betina. Selanjutnya aves betina
akan menghasilkan telur yang mana bisa kita sebut sebagai contoh hewan ovipar.
Telur yang dihasilkan dari pembuahan tersebut akan melahirkan aves yang baru.
Adapun untuk pembentukan calon aves baru bisa menetas perlu masa waktu dierami.
Masa menetas tiap aves berbeda-beda tergantung dari proses pengeramannya.
6. Homoitermis
Cara kerja hewan aves yang termasuk homoioterm dengan mengatur suhu tubuh
melalui proses berkeringat atau proses radiasi. Proses radiasi pada sistem pengaturan
suhu hewan yang berdarah panas karena adanya emisi dari energi elektromagnet
sehingga panas ditransfer ke obyek lain yang tidak kontak langsung. Pada aves sistem
pengaturan suhu diatur melalui laju metabolisme menggunakan perubahan hormon.
Dengan demikian suhu pada tubuh aves bisa konsisten tetap. Homoitermis pada
burung Pitta sordida beskisar sekitar 39-42°C.
Kepala (Caput)
Kepala aves terdapat beberapa organ, yaitu:
Bentuk paruh pada aves menunjukkan jenis makananya. Adapaun ciri-ciri morfologi paruh
pada aves antara lain:
Badan (Truncus)
Badan berbentuk lonjong ditutupi bulu-bulu yang bermacam-macam. Morfologi bulu
dijelaskan di bawah.
Ekor (cauda)
Ekor aves memiliki bulu-bulu yang berperan sebagai kemudi. Pengertian ekor adalah bulu-
bulu ekor (Rectriches). Panjang pendeknya rectriches pada tepi posterior ekor berbeda-beda
dan memiliki ciri yang spesifik. Beberapa ciri ekor pada burung yakni:
Ekstremitas
Ektremitas atau anggota gerak pada kelas aves terdiri dari:
1. Ekstremitas kranialis atau membrum superior merupakan sayap yang ditutupi bulu. Ciri-ciri
sayap burung antara lain:
Panjang: bila ukuran dari bengkokan kedua sampai ke ujung, lebih panjang dari pada
badan.
Pendek: bila bagian itu lebih pendek dari pada badan.
Bulat: bila primarius bagian tengah merupakan yang paling bulu-bulu panjang, sisinya
berangsur-angsur memendek berpangkal dan ke ujung sayap.
Runcing: bila primarius paling ujung merupakan bulu-bulu yang panjang
2. Ekstremitas kaudalis atau membrum inferior sebagai kaki, bagian atas tertutup bulu dan
bawah tertutup sisik. berikut adalah ciri-ciri kaki aves:
Rata (datar): hallux (jari pertama) melekat pada ujung tarsus seperti jari jari yang lain.
Terangkat: hallux (jari pertama) melekat pada bagian yang lebih tinggi di atas
perlekatan jari-jari yang lain.
Tipe bertengger, dibedakan atas beberapa macam, misalnya: (a) passerine: hallux
melekat datar dengan jari-jari lain. (b) zygodactyla: 2 jari-jari kedepan, 2 yang lain ke
belakang 2.
Tipe berjalan: hallux terangkat, sehingga kedudukannya lebih tinggi dari pada yang
lain 3.
Tipe berenang: dibedakan atas beberapa macam misalnya (a) palmata: 3 jari depan
dihubungkan oleh selaput jari ke-1 bebas. (b) totipalmata: keempat jari dihubungkan
oleh selaput yang halus.
Sistem otot aves (burung) yakni otot aksial dan hipobrankhial yang mereduksi, karena
beberapa vertebrae mengalami fusi, yang merupakan salah satu penyesuaian untuk terbang.
Adanya persatuan yang kokoh antara vertebrae torakalis dan lumbalis menyebabkan otot
aksial kurang berfungsi, kecuali di leher, yang berkembang baik otot pektoralis, berfungi
penting pada saat terbang. Otot apendikular terbagi dua, yaitu bagian depan dan bagian
belakang. Tungkai depan teradaptasi untuk terbang, sehingga ototnya sesuai untuk terbang,
sedangkan yang belakang teradaptasi untuk berjalan atau berenang hingga sesuai fungsinya.
Sistem gerak aves tersusun atas otot-otot antara lain: otot lidah, otot multifidis cervicis,
otot pectoralis, otot supracoracoideus, otot semitendinosus flexor, otot peroneus longus, otot
gastrocnemius, otot obliquus abdominus externus, otot levator caudae, otot depressor caudae,
otot iliotibialis, otot extensor jari, otot pelvic girdle, otot dada (thoraks), otot flexor jari, otot
tricep brachii, otot bicep brachii, dan otot patagial tendon.
Burung berperan penting dalam regenerasi hutan, Pengendali hama pertanian, sebagai salah
satu mata rantai makanan, sebagai Indikator kualitas lingkungan hidup, sebagai sumber
pendidikan, dan sebagai faktor ekonomi
Ancaman kepunahan
Tungkai dan jari kaki ditutupi sisik, Struktur kuku sama, Antara tengkorak kepala dan tulang
belakang dihubungkan oleh satu condyle, Kantong udara (pada Reptil : Chelonia), Berbiak
dengan bertelur, Gigi hampir sama, terdapat pecten pada mata dan sam-sama terdapat sel
darah merah dan hemoglobin.
BULU
Bulu merupakan zat tanduk yang berasal dari penebalan dermis. Daerah tumbuh bulu ada
Pterylae dan Apteria. Terdiri Dari Calamus dan Rachis (barb, barbule, vexillum, hamuli) ada
jenis Aftershaft (hyporachis) dan vibrissae (seperti rambut). Fungsi dari bulu aves yaitu untuk
menyerap udara, untuk terbang, sosial dan untuk perlindungan.
a. Molting post natal, lepasnya bulu pertama pada burung yang baru menetas. Kejadian ini
hanya sekali selama hidupnya.
b. Molting post juvenile, pergantian bulu pada masa burung sudah mengalami
pertumbuhan maximum, kejadian ini juga hanya sekali selama hidupnya.
c. Molting post nuptial, pergantian bulu yang terjadi pada waktu burung mendekati masa
breding dan akan terjadi setiap tahun.
Warna bulu burung disebabkan oleh kombinasi butir-butir pigmen yang ada pada rachis,
calamus dan vexillum:
a. Pigmen melanin (zat pigmen yang larut dalam zat asam). Pigmen ini mempunyai warna
eumelanin, penyebab dari tidak berwarna menjadi cokelat dan phycomelanin yang
menyebabkan dari tidak berwarna menjadi merah.
b. Pigmen Carotenoid, yang merupakan pigmen yang larut dalam pelarut minyak. Pigmen
ini penyebab warna merah dan warna kuning. Beberapa burung di daerah tropis ada
yang mempunyai warna hijau dan merah tua. Hal ini disebabkan oleh butir pigmen
turacaverdin dan turidin.
Berdasarkan tahapan perkembangan dan warna bulu maka burung dapat dikelompokkan
menjadi 6 golongan yaitu :
a. Nestling : kelompok burung burung muda yang belum bisa meninggalkan sarang.
b. fledging : burung muda yang secara fisik sudah mampu meninggalkan sarang tetapi
masih dalam asuhan induk.
c. Juvenile : burung muda yang sudah mampu terbang, bisa mencari makan sendiri tetapi
belum mengalami masa molting post juvenile secara lengkap.
d. Immature : burung yang sudah mengalami molting post juvenile secara lengkap tetapi
bulu burung dewasanya belum lengkap.
e. Young : burung yang umurnya kurang dari 1 tahun.
f. Nature : burung yang sudah mengalami molting nuptial secara lengkap.
Paruh terbentuk dari zat tanduk. Proses penandukannya tumbuh menutupi secara teratur
menggantikan bagian yang hilang karena dipakai. Fungsi paruh antara lain sebagai mulut,
sebagai tangan untuk memperoleh atau memegang makanan, untuk menelisik bulu agar rapih,
dapat sebagai alat pertahanan.
Seed cracking (pemakan/pemecah biji) yaitu paruh yang berbentuk kerucut dan kuat.
Contohnya : Burung-Burung yang bersifat graminivora, gebondol, gereja (Passer
domesticus).
Probing paruh yang berbentuk silinder berguna untuk menyelidik celah/sarang
serangga kemudian menagkapnya. Contohnya : Common Snipe (Gallinago gallinago),
pada burung pelatuk (Chrysocolaptes validus) paruh yang silinder ini agak gemuk dan
kuat.\
Sieving (penyaring), paruh yang bentuknya melebar dan pipih dengan bagian tepinya
terdapat gigi seperti sisir untuk menyaring makanan dari dasar air contoh : bebek,
belibis (Dendrocygna javanica).
Insect Catching (penangkap serangga), paruh yang bentuknya jika dilihat dari atas
melebar tapi kecil. Paruh ini berfungsi untuk menangkap serangga terbang. Contoh :
burung layang-layang.
Spearing (penombak), paruh yang berbentuk panjang seperti tombak, contoh : bittern
(yellow bittern = Ixbrychus sinensis ).
Penghisap madu, paruh yang panjang dan melengkung yang berguna untuk menghisap
madu pada bunga contoh : Antrapsis malacensis.
Cutting.
a) Square (persegi)
b) Notched (berlekuk)
c) Forked (seperti garpu)
d) Elongated outer feathers (bulu bagian luar memanjang)
e) With rackets (bulu bagian luar dengan raket)
f) Elongated central feathers (bulu bagian tengah memanjang)
g) Rounded (bulat)
h) Wedge shaped (berbentuk baji)
i) Graduated (terbagi dalam beberapa tingkat)
j) Pointed (meruncing)
KLASIFIKASI AVES
Ordo : Archaerygiformes
Famili : Archaeorygidae
Satu spesies : Archaeopteryx lithograpica
Ordo Ichtyonithiformes
Bentuk hampir seperti burung camar
Bisa terbang
Kedua rahang ditumbuhi gagi
Ditemukan di daerah Kansas dan Texas pada zaman Upper Cretaceous
Panjang tubuh lebih kurang 20 cm
Hanya ada 7 spesies
Contoh : Ichtyornis sp.
Ordo Rheiformes
Burung pejalan yang cukup besar
Sternum tanpa lunas
Kepala dan leher berbulu
Kaki besar dan mempunyai 3 jari
Terdapat di amerika Tengah
Tinggi + 1,5 m
Bersifat precosial
Hidup berkelompok, dengan Poligami
Contoh : Rhea americana
Ordo Aepyornithiformes
Terkenal sebagai Elephant Bird Terdapat di Madagaskar dan Afrika Tidak dapat terbang
Sudah punah Memiliki ukuran telur terbesar yang pernah diketahui yaitu 33x23 cm
Contoh : Aepyornis
Ordo Dinornithiformes
Terkenal dengan nama Moas Sayap kecil atau tidak ada sama sekali Termasuk burung
pejalan terbesar yang pernah diketahui Tingginya dapat mencapai 3 meter, berat badan
dapat mencapai 450 kg Telah punah kira-kira 700 th yl Hidup di Madagaskar dan Afrika.
Contoh : Dinornis
Ordo Diatrymiformes
Sudah punah
Contoh : Diatryma
Ordo Passeriformes
Disebut burung petengger (perching bird)
Telapak kaki sudah teradaptasi untuk bertengger Tiga jari menghadap kedepan dan satu
kebelakang Diurnal Terdapat crest pada beberapa spesies
Contoh : Pycnonotus goiavier
Corvus enca
Passer montanus
Alat suara pada burung disebut syrinx yang terletak pada bifurcatio (tempat percabangan
bronchium dextrum dan bronchium sinistrum pada trachea. Syrinx tersusun atas 3-4 trachea.
Otot daging yang menyebabkan terjadinya suara atau bunyi pada trachea adalah musculus
syringialis (terletak pada trachea sebelah dalam) dan musculus ternotrachealis (terletak dari
sternum ke trachea).
Otot-otot ini akan menggetarkan membran semilunaris (membran pada syrinx) sehingga
menimbulkan suara.
Pernafasan
Alat pernafasan utama pada burung adalah pulmo (paru-paru) yang ukurannya relatif lebih
kecil jika dibanding ukuran tubuhnya. Bronchus sebelum masuk ke pulmo bercabang
menjadi dua buah yang masing-masing masuk kedalam saccus pneumaticus
(gelmbung/kantong yang dibentuk oleh pelebaran lanjutan selaput lendir yang melapisi
bronchus dari dalam). Fungsi saccus pneumaticus untuk membebaskan panas dari dalam
tubuh karena Aves tidak punya kelenjer keringat seprti Mamalia.
Kantong udara pada burung terletak dibeberapa posisi yaitu 2 buah di leher, 1 buah diantara
tulang selangka, 2 buah berada di dada depan, 2 buah berada di dada belakang dan 2 buah
kantong udara di perut.
1. Membantu napas pada saat terbang karena kantong udara dapat menyimpan cadangan
udara,
2. Membantu mengeraskan suara saat berkicau,
3. Membantu menjaga suhu organ dalam dari pengaruh suhu dingin lingkungan,
4. Membantu mengatur berat jenis badan saat burung berenang dan terbang.
1. Lubang hidung
Lubang hidung merupakan “gerbang” terdepan sebagai keluar masuknya udara.
2. Celah tekak
Celah tekak terdapat pada faring dan menghubungkan trakea.
3. Trakea
Trakea berbentuk seperti pipa yang disusun oleh tulang-tulang rawan yang berbentuk
cincin. Pada ujung trakea nanti akan ada dua percabangan bifurkasi trakea yaitu
bronkus kanan dan kiri yang kemudian menghubungkan siring dengan paru-paru.
4. Siring (alat suara)
Siring merupakan alat suara yang terdapat pada bifurkasi trakea yang tersusun dari
otot sterno trakealis dan otot siringalis. Otot sterno trakealis berfungsi
menghubungkan tulang dada dengan trakea sedangkan otot siringalis berfungsi
menghubungkan siring dengan dinding trakea dalam. Saat lipatan yang terdapat pada
selaput bagian siring bergetar, maka dapat menghasilkan suara.
5. Paru-paru
Paru-paru pada burung terdapat pada dada bagian dalam yang kemudian diselimuti
oleh lapisan pleura. Paru-paru burung tersusun atas bronkus primer dan mesobronkus
yang saling berhubungan. Mesobronkus merupakan bronkiolus yang paling besar
dimana memiliki dua cabang yakni dua set bronkus sekunder anterior (ventrobronkus)
dan bronkus sekunder posterior (porsobronkus). Kedua bronkus sekunder ini
dihubungkan oleh parabronkus dengan jumlah bisa sekitar 1000 buah dengan garis
tengah kurang lebih 0,5 mm. Selain itu paru-paru juga berhubungan dengan kantong-
kantong udara.
Sistem Sirkulasi
Jantung pada burung terdiri atas 4 ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan
ventrikel kiri layaknya pada manusia. Sistem sirkulasi berupa sirkulasi tertutup artinya darah
mengalir melalui pembuluh darah , tidak langsung masuk ke dalam jaringan.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada burung merupakan sistem pencernaan yang sempurna dimana terdiri
atas mulut → kerongkongan → tembolok → proventrikulus → Ventrikulus → usus halus
(duodenum, jejunum, dan ileum) yang → usus besar (Colon dan Caecum) → bermuara pada
kloaka. Ventrikulus pada aves berfungsi untuk menghancurkan makanan.
Dengan mengetahui ciri-ciri morfologi, maka dapat mempermudah identifikasi suatu jenis
burung. Karakter morfologi burung dapat dibedakan atas: paruh, kepala, leher, badan, sayap,
tungkai dan ekor. Bagian-bagian utama dari morfologi pada kelas aves dibedakan atas empat
bagian, yaitu: