Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN

PERCOBAAN III
CLASS AVES

OLEH :
NAMA : ALFITO
STAMBUK : F1D1 22 037
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING : KARTIKA AMALIA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas

sedangkan Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam Ornithology berarti ilmu

yang mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak

dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik

dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan

sehingga dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat. Aves merupakan

satu-satunya kelas dalam kelompok Chordata yang cukup unik dengan

memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik

yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri dari

empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung

menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang

meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap

kantung udara, mata yang lebar dan cerebellum yang berkembang dengan

sangat baik.

Kerabat terdekatnya adalah suku Crocodylidae alias keluarga buaya

burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan

burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar

depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di tubuhnya. Sayap primitif yang

merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk

sungguh-sungguh terbang dan hanya membantu untuk dapat melayang dari

suatu ketinggian ketempat yang lebih rendah. Burung masa kini telah
berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh

dengan perkecualian. Beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di

sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan tersusun rapat. Bulu-bulu

ini juga tersusun sedemikian rupa sehingga mampu menolak air dan

memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang

belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di

dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh

membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat

Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.

Karakteristik umum Aves diantaranya adalah mempunyai tubuh yang

tertutup dengan bulu, terdapat dua pasang anggota gerak, sepasang anterior

umumnya mengalami modifikasi menjadi sayap untuk terbang, sepasang di

posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau berenang. Kaki berjari

empat, tulang kering dan cakar terbungkus sisik dengan kulit yang menanduk

Rangka ringan, kuat, osifikasi sempurna, beberapa tulang berfusi menimbulkan

kekakuan, mulut dengan paruh yang menonjol di seliputi zat tanduk, tidak

bergigi pada burung yang hidup sekarang, tengkorak dengan satu occipital

condyle yang berartikulasi dengan vertebra leher, leher umumnya panjang dan

fleksibel, pelvis bersatu pada sejumlah vertebra, tulang dada membesar

umumnya dengan bagian tengah membentuk keel (lunas), vertebra ekor sedikit

dan mampat ke arah posterior. Aves mempunyai jantung dengan empat ruang

pompa (dua atrium dan dua ventrikel yang terpisah), hanya ada lengkungan

aorta kanan (sisternik), sel darah merah berinti, oval dan biconvex. Respirasi
dengan paru-paru yang kompak (tersusun rapat) dan sangat efesien melekat ke

tulang rusuk dan berhubungan dengan kantung- kantung udara yang berdinding

tipis tersebar di antara organ-organ internal dan sebagian di dalam rangka

terdapat kotak suara (syrinx) di dasar traken. Terdapat dua belas pasang saraf

kranialis, mempunyai ekresi dengan ginjal metanefros, sampah nitrogen utama

berupa asam urat, urin semisolid, tidak ada kantung kemih (kecuali pada Rhea

dan burung unta), terdapat sistem porta renalis. Suhu tubuh pada dasarnya

konstan (endodermis). Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan

pratikum Class Aves.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi

Culomba livia ( Merpati) secara inspectio dan sectio?

C. Tujuan Pratikum

Untuk mengetahui bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem

anatomi Culomba livia ( Merpati) secara inspectio dan sectio.

D. Manfaat Pratikum

Dapat mengetahui bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem

anatomi Culomba livia ( Merpati) secara inspectio dan sectio.


II. TINJAUN PUSTAKA

A. Pengertian Aves

Burung (aves) adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)

yang unik, karena sebagian besar aves merupakan binatang yang beradaptasi

dengan kehidupan secara sempurna. Burung merupakan salah satu populasi

hewan yang menampilkan dua perilaku spesifik yang tidak dimiliki oleh

hewan lainnya, yaitu perilaku terbang, dan perilaku berkicau. aves merupakan

hewan yang sebagian tubuhnya ditutupi bulu dan sebagia kaki bagian bawah

ditutupi sisik seperti reptil, tidak bergigi sebagai ganti pada paruh kecuali gigi

telur atau gigi paruh yang berfungsi memecah telur. aves berkembang biak

dengan ovipar (bertelur). peran aves yang menguntungkan seperti sebagai

penyebar biji dan penyerbuk alami bagi tumbuhan yang sangat membantu

petani dalam budidaya tanaman pangan ( Fadilah et all., 2020).

B. Struktur Morfologi Aves

Morfologi struktur fisik tubuh burung memperlihatkan banyak adaptasi

yang kebanyakan bertujuan untuk menunjang kemampuan terbang. Burung

memiliki sistem kerangka (skeleton) yang ringan dan otot yang kuat. Skeleton

tersebut sangat ringan, namun cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat

lepas landas, terbang dan mendarat. Salah satu kunci adaptasi yakni

tergabungnya skeleton atau kerangka atau tulang dalam osifikasi tunggal

Burung memiliki jumlah tulang yang sedikit dibanding vertebrata lain yang

hidup didarat. Jumlah tulang berongga bervariasi antar spesies, meskipun


burung yang terbang dengan melayang atau melambung cenderung memiliki

tulang berongga yang lebih banyak. Kantung udara dalam sistem pernapasan

sering membentuk kantung-kantung udara dalam tulang semi berongga pada

kerangka burung. Terdapat hubungan antara kemampuan terbang burung

dengan adaptasi pada sistem rongga pada tulang (Saraswati et all., 2018).

C. Burung Merpati (Columba livia) POIN E

Burung merpati (Columba livia) merupakan salah satu jenis burung

yang sudah lama dipelihara dan dibudidaya oleh para penggemar burung

Burung merpati adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang

(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap yang mayoritas aktivitasnya adalah

terbang di udara. Burung merpati merupakan tipe burung yang gampang

dirawat dan untuk mendapatkan bibitnya sangatlah mudah untuk ditemui

karena merpati banyak dijual di pasar burung diindonesia. Bentuk kepala

merpati tinggi memiliki berbagai jenisnya yaitu terdiri dari bentuk kepala jenis

perkutut, jenis datar dan jenis bulat. Bentuk sayap dan bentuk tubuh merpati

tinggi lokal yang unggul adalah bentuk sayap yang memiliki permukaan yang

lebih lebar dan keras hal ini menunjukan merpati tinggi lokal dapat terbang

dengan ketinggian yang sangat tinggi. Bentuk tubuh merpati tinggi lokal

terbagi menjadi beberapa jenis yaitu berbentuk jantung pisang dan berbentuk

kapal.Pengetahuan mengenai karakteristik kualitatif dan perilaku (kawin dan

bergerak) merpati tinggi lokal sangatlah penting, namun sampai saat ini

informasi mengenai karakteristik dan perilaku (kawin dan bergerak) merpati

tinggi masih sangat terbatas ( Kadri et all., 2016).


D. Sistem Pernapasan Aves POIN D

Sistem pernapasan burung menukar oksigen dan karbon dioksida antara

gas dan darah menggunakan paru-paru yang mengalir melalui paru-paru yang

relatif kecil, kaku dan sistem kantung udara yang bertindak sebagai

penghembus untuk memindahkan gas melalui paru-paru. Pergerakan gas

melalui parabronkus paleopulmonal, bronkus pertukaran gas utama, di paru

paru mempunyai arah yang sama baik pada saat inspirasi maupun ekspirasi

yaitu dari bronkus sekunder mediodorsal ke bronkus sekunder medioventral

Pada saat inspirasi, percepatan gas pada segmentum accelerans bronkus primer

meningkatkan kecepatan gas sehingga tidak masuk ke bronkus sekunder

medioventral. Selama ekspirasi, resistensi saluran napas meningkat pada

bronkus primer intrapulmoner karena kompresi dinamis yang menyebabkan

gas masuk ke bronkus sekunder mediodorsal. Pengurangan kecepatan aliran

udara dapat menurunkan efisiensi katup aerodinamis ini dan dengan demikian

menurunkan efisiensi pertukaran gas. Aliran gas konvektif pada parabronchus

burung berorientasi pada sudut 90 derajat terhadap aliran darah parabronkial

karenanya sebutan penukar gas ini adalah arus silang. Dengan desain ini

tekanan parsial oksigen dalam darah yang keluar dari parabronchus bisa lebih

tinggi dibandingkan tekanan parsial oksigen yang keluar dari struktur ini

sehingga paru-paru burung mempunyai efisiensi pertukaran gas yang tinggi

Hubungan tekanan parsial oksigen dalam gas lembab yang diinspirasi dengan

tekanan parsial oksigen dalam darah yang meninggalkan paru bergantung pada

kecepatan ventilasi. Laju ventilasi yang rendah dapat menghasilkan aliran


tekanan parsial oksigen pada sebagian parabronchus, sehingga menginduksi

vasokonstriksi hipoksia pada arteriol pulmonal yang mensuplai wilayah ini

Partikel asing yang terhirup dikeluarkan melalui aksi mukosiliar hidung

melalui eskalator di trakea, bronkus primer, dan bronkus sekunder. Partikel

kecil yang masuk ke parabronkus tampaknya difagositosis oleh sel epitel di

atrium dan infundibulum. Partikel-partikel ini dapat diangkut kemakrofag

interstisial tetapi disposisi partikel dari situs ini tidak diketahui. Lokasi utama

infeksi pernafasan di kantung udara ekor, dibandingkan dengan bagian lain dari

sistem pernafasan, dapat dijelaskan oleh jalur aliran gas dan mekanisme yang

ada di parabronkus untuk menghilangkan partikel (Fedde, 2013).

E. Penyebaran Aves

Penyebaran jenis-jenis burung sangat dipengaruhi oleh habitat tempat

hidup burung, meliputi adaptasi burung terhadap lingkungan, kompetisi, strata

vegetasi, ketersediaan pakan dan seleksi alam seperti ditemukan didaerah

hutan, laut, perkotaan dan perdesaan. Beberapa kawasan hutan lebih banyak

dijumpai berbagai jenis burung diantaranya di hutan dataran tinggi seperti

hutan gunung. Dalam ekosistem, aves merupakan hewan yang memiliki peran

yang menguntungkan seperti sebagai penyebar biji dan penyerbuk alami bagi

tumbuhan yang sangat membantu petani dalam budidaya tanaman pangan

sebagai pemangsa dan mempercepat pelapukan kayu-kayu busuk Ketersediaan

lahan vertikal dan tutupan hutan tropis merupakan habitat bagi sebagian besar

spesies burung. Diperlukan perlindungan jumlah aves dalam ekosistem untuk

menjaga kelestariannya. Burung sebagai salah satu komponen ekosistem


memiliki hubungan timbal balik dan saling ketergantungan dengan

lingkungannya yang tidak terganggu (Kurniawan et all., 2019) KITA ENDA

BAHAS PENYEBVARAN GANTI JADI ANATOMI NYA AVES KASIH

POIN C
III. METODE PRAKTKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 November 2023,

pukul 15.30 WITA – selesai dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit

Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaannya.


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Merpati (Columba livia) Sebagai objek pengamatan

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Sterofom Sebagai alas pada saat membedah
2. Pisau bedah Untuk membedah objek pengamatan
3. Gunting Untuk membedah objek pengamatan
4. Pinset Untuk mengambil organ pada hewan
5. Jarum pentul Untuk merentangkan objek pengamatan
6. Alat tulis Untuk Mencatat hasil pengamatan
7. Kamera Untuk mendokumentasikan pengamatan

D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menyembelih objek pengamatan dengan menggunakan pisau yang tajam

kemudian letakkan didalam kardus.

3. Mengamati objek pengamatan secara inspectio dari caput, truncus dan

extremitas dan beri keterangan masing-masing bagian.

4. Mengamati secara sectio dengan membuka bulu objek pengamatan secara

hati-hati dan teliti.

5. Mengiris secara hati-hati dan teliti pada kulit luar untuk menampakkan

alat-alat dalam, agar hasil irisan tidak merusak organ dalam pada aves.

6. Mengamati topografi (esopaghus sampai ren), cavum oris (maxilla dan

mandibula) dan system digestorium, lalu gambar dan beri keterangan pada

masing-masing bagian.

7. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

8. Mencatat hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Inspectio Merpati (Columba livia).


No Nama Gambar
Keterangan
. Spesies Pengamatan Literatur
1 2 3 4 5
1. Merpati 1. Kepala (Caput)
(Columba 1 2. Mata (Oculis)
livia) 2 3. Paruh (Rostra)
3 4. Sayap (Cornu)
4 5. Badan (Trunchus)
5 6. Kaki (Extremitas)
6 7. Ekor (Caudal)
7

(Harmoko & Lestari,


2022)

Tabel 4. Hasil Pengamatan Sectio Merpati (Columba livia)


Gambar Keterangan
No. Nama Spesies
Pengamatan Literatur
1 2 3 4 5
1. Merpati
(Columba 1. Faring
livia)
1

(Teme et al., 2019)


Tabel 4. Lanjutan
1 2 3 4 5

1. Jantung
(Cor)
1

(Madkour & Mohamed,


2018)

1. Paru-paru
(Pulmonum)

(Aksarina et al., 2018)

1. Ginjal

(Nutriana & Jatman,


2010)

1. Hati
(Hepar
)
1

(Dael et al., 2021)


Tabel 4. Lanjutan
1 2 3 4 5

1. Usus
Halus
1

(Tolba, 2014)

1. Usus
Besar

(Tolba, 2014)

1. Ampela

(Madkour & Mohamed,


2018)

B.Pembahasan

Hewan aves adalah nama lain dari burung. Burung sendiri merupakan

salah satu anggota hewan yang memiliki tulang belakang atau vertebrata yang

memiliki bulu dan sayap. Aves sendiri merupakan kelas tersendiri dalam

kingdom animalia. Kelas aves ini merupakan satu-satuya hewan yang memiliki

bulu. Perlu diperhatikan ya, KO BERTANYA IYA bahwa berbulu berbeda


dengan berambut. Aves memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh

hewan lainnya. Bulu pada hewan aves asalnya dari kulit yang merupakan

modifikasi sisik seperti yang ada pada hewan reptil. Sebagian aves memiliki

sayap namun tidak memiliki kemampuan untuk terbang, contohnya ayam,

burung unta kalkun dan beberapa hewan lainnya.

Prosedur kerja pada pratikum ini yaitu menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan, bahannya ada merpati (Columba livia). sebelum

melakukan pengamatan hewan tersebut didisembelih menggunakan cutter,

setelah disembelih rentangkan diatas gabus kemudian amati secara morfologi

setelah itu hewan tersebut dibedah sebelum dibedah bersihkan area yang akan

menjadi tempat pembedahan, dengan cara bulu buru dicabut setelah sudah

bersih lakukan pembedahan dengan hati-hati agar tidak menggores organ

hewan kemudian amati secara anatomi. Dokumentasi hasil pengamatan.

Hasil pengamatan inspectio burung merpati (Columba livia) didapatkan

hasil bahwa tubuh merpati terdiri atas kepala (caput), anggota badan (truncus)

leher (cervix) dan ekor (cauda). Daerah kepala terdiri dari paruh, nares externa

mata, membrane nictitans dan lubang telinga luar. Daerah anggota badan

bagian depan berupa sayap yang seluruhmya ditutupi oleh bulu, sedangkan

kakinya hanya pada betis dan paha saja, bagian crus yaitu daerah tarso

metatarsus ditutupi oleh sisik tanduk. Daerah ekor terdapat kloaka yang

berfungsi sebagai tempat keluarnya feses, urin dan sel-sel kelamin jantan

maupun telur pada hewan betina. Burung merpati (Columba livia) memiliki

bulu bulu yang menutupi sebagian besar tubuhnya kecuali pada paruh dan

bagian crus terutama bagian tarso metatarsusnya. Bulu bulu tersebut dapat

dibedakan berdasarkan letak dan bentuknya. Berdasarkan letaknya, bulu


burung terdiri dari bulu yang terletak di sayap (remiges). terletak pada ekor

(rectrises) dan bulu yang menutupi tubuh yang ukurannya lebih kecil

(tectrises). Bulu pada bagian ekor berperan juga sebagai alat keseimbangan

ketika terbang. Berdasarkan Bentuknya, bulu burung merpati dibedakan

menjadi plumae. plumulae dan filoplumae. Plumae memiliki semua bagian

bagian penyusun bulu seperti calamus, rachis, rami, radii dan radioli

Plumulae memiliki calamus yang pendek dan tidak memiliki radioli sehingga

bentuknya tidak kukuh, sedangkan filoplumae atau disebut juga bulu rambut

hanya dibangun oleh calamus dan rami.

Hasil pengamatan secara sectio burung merpati (Columba livia)

terdapar faring, jantung (Cor), paru-paru (Pulmonum), ginjal, hati, usus halus

usus besar dan ampela. Fungsi utama faring berperan dalam sistem pencernaan

dan pernapasan, fungsi jantung (Cor) adalah sebagai pompa untuk

mengedarkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh dan

memastikan suplai oksigen dan nutrisi yang cukup untuk sel-sel dan seluruh

tubuh, paru-paru fungsinya adalah memberikan tempat peredaran udara dan

pertukaran gas sewaktu inspirasi dan ekspirasi, ginjal berfungsi mengambil

zat-zat sisa dari darah yang berbentuk urine, Fungsi utamanya hati dalam

pencernaan dan penyerapan adalah produksi empedu, Usus halus merupakan

bagian terpanjang dari sistem pencernaan aves, Usus besar berfungsi

merombak sisa-sisa pakan yang tidak tercerna menjadi feses dan ampela

memiliki sejumlah fungsi penting, seperti membantu pencernaan dengan

pengurangan ukuran partikel, degradasi kimiawi nutrisi dan pengaturan aliran

pakan.
NOTE MANA DAFTAR ISI DLL KENAPA BELUM PENOMORAN,

JANGAN ADA KATA PENGHUBUNG DI AWAL KALIMAT PERBAIKI

SPASI MU SAMA TYPO MU PERHATIKAN


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah pengamatan secara insectio pada

burung merpati (Columba livia) terlihat adanya kepala (caput), mata (oculis),

paruh (rostra), sayap (Cornu), badan (trunchus), kaki (extremitas) dan ekor

(caudal), sedangkan pada pengamatan secara sectio terlihat adanya faring, jantung

(cor), paru-paru (pulmonum), ginjal, hati (hepar), usus halus, usus besar dan

ampela.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk pihak laboratorium, sekiranya melengkapi alat laboratirum jika ada yang

rusak.

2. Untuk asisten, agar bisa selalu sabar dalam menghadapi praktikkannya.

3. Untuk praktikan, tetap semangat.


DAFTAR PUSTAKA

Aksarina, R., Fahri, & Annawaty. (2018). Struktur Morfologi dan Anatomi
Burung Endemik Sulawesi Cabai panggul-kelabu (Dicaeum
celebicum Műller, 1843). Journal of Science and Technology, 7(2),
198-204.

Dael, M. M., Maha, I. T., Amalo, F. A., & Nitbani, H. (2021). Morfologi Anatomi
dan Histologi Esofagus dan Proventrikulus Ayam Hutan Hijau (Gallus
Varius) Asal Pulau Alor. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 9(3),
291-310.

Fadilah, M., Riandi, R., Permanasari, A., & Maryani, E. (2020). Changes of bird
behavior in response to magnetic fields anomaly before the earthquake: a
review. Bioscience, 4(1), 50.

Fedde, M. R. (2013). Relationship of Structure and Function of the Avian


Respiratory System to Disease Susceptibility. Poultry Science, 77(8),
1130–1138.

Harmoko, & Lestari, U. (2022). Kekerabatan Merpati Hias (Columba livia) dilihat
dari Profil Protein Darah. Journal of Livestock and Animal Research,
20(3), 291-299.
Kadri, M. H. M., Septinova, D., & Riyantib. (2016). Karakteristik Dan Perilaku
Merpati Tinggi Lokal Jantan Dan Betina. Jurnal IImiah Perternakan
Terpadu, 4(2), 156–160.

Kurniawan, I. S., Tapilouw, F. S., Hidayat, T., & Setiawan, W. (2019).


Keanekaragaman Aves di Kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran.
Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 11(1), 37–44.

Madkour, F. A., & Mohamed, A. A. (2018). Comparative Anatomical Studies on


the Glandular Stomach of the Rock Pigeon (Columba livia targia) and
the Egyptian Laughing Dove (Streptopelia senegalensis aegyptiaca).
Journal of Wiley, 11(2), 53-70.

Nutriana, C., & Jatman, S. (2010). Studi Anatomi Ginjal Burung Walet Sarang
Putih (Collocalia fucipagha) dan Sriti (Collocalia linchi). Jurnal Sain
Veteriner, 28(2), 55-62.

Saraswati, T. R., Tana, S., & Yuniwarti, E. Y. W. (2018). Diskripsi Morfologi


Skeleton Celepuk Jawa (Otus angelina) Betina. Buletin Anatomi Dan
Fisiologi, 3(1), 110.

Teme, A. B. Y., Selam, Y. N., & Amalo, F. A. (2019). Gambaran Anatomi dan
Histologi Oesofagus dan Proventrikulus pada Ayam Hutan Merah
(Gallus Gallus) Asal Pulau Timor. Jurnal Veteriner Nusantara, 2(2),
85-103.
Tolba, A. R. (2014). Gross Anatomical Study on the Hepatic Portal Vein
Tributaries in the Common Domestic Pigeon Columba Livia
Domestica. International Journal of Veterinary Science, 4(2), 63-68.

Anda mungkin juga menyukai