Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ORNITOLOGI

PERCOBAAN IV
STRUKTUR PENUNJANG KEMAMPUAN TERBANG PADA BURUNG

OLEH :
NAMA : NURUL ANISA
STAMBUK : F1D1 20 075
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : ADMIYANI SAMBO ADCU

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang

Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang

mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal

orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam

memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga

dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat. Aves merupakan satu-

satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu

dan berbagai macam tipe kaki.

Burung merupakan salah satu kelas hewan vertebrata yang memiliki

bentuk tubuh yang khas sehingga dengan bentuk tubuh tersebut kelompok hewan

ini terbukti sangat berhasil dalam penyebarannya memperbanyak habitat di

permukaan bumi. Burung merupakan salah satu kelas hewan vertebrata yang

memiliki bentuk tubuh yang khas sehingga dengan bentuk tubuh tersebut

kelompok hewan ini terbukti sangat berhasil dalam penyebarannya

memperbanyak habitat di permukaan bumi.

Burung memiliki susunan tulang rangka yang ringan, bahkan ada burung

yang berat tulangnya lebih ringan dari berat seluruh bulu ditubuhnya. Tulang

rangka burung sangat ringan, tapi rangka tulang ini kuat. Inilah salah satu alasan

kenapa burung memiliki kemampuan untuk terbang di udara. Tulang paling besar

dan paling berat pada burung adalah pada bagian dada dan bahunya, ini untuk

menambah kekuatan sayap. Burung juga memiliki susunan otot yang kuat. Tulang
yang kuat tidak ada artinya jika tidak didukung oleh susunan otot yang kuat juga.

Otot-otot ini mampu mengontrol sayapnya dengan baik. Sayap burung memiliki

bentuk melengkung sehingga udara yang mengalir pada bagian atas sayap lebih

cepat daripada bagian bawahnya, hal ini akan menghasilkan gaya angkat dan gaya

dorong yang efektif untuk pergerakan burung. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka dilakukan praktikum yang berjudul Aves.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui

struktur dan modifikasi struktur penunjang kemampuan terbang pada burung?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

struktur dan modifikasi struktur penunjang kemampuan terbang pada burung.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui struktur dan

modifikasi struktur penunjang kemampuan terbang pada burung.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aves

Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki

bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak

belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah

termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat

ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang

yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan

bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan

ternak, hobi dalam peliharaan, dalam bidang industri bulunya dapat dimanfaatkan

contohnya baju, hiasan dinding dan lainnya (Iwan dkk., 2019).

B. Ciri-ciri Aves

Aves memiliki ciri-ciri sebagai adanya bulu yang menutupi tubhnya,

anggota gerak depan sudah termodifikasi menjadi sayap, anggota gerak belakang

teradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger, pada tungkai terdapat

sisik, rahang bawah tidak mempunyai gigi, mulut termodifikasi menjadi paruh,

jantung terdiri dari empat ruang, mempunyai kantong udara atau kantong yang

berperan dalam membantu sistem pernapasan terutama pada saat terbang,

berkembang biak dengan bertelur. Beberapa cara yang dilakukan untuk

mengenali kelas aves ini di antaranya yaitu menentukan ukuran dapat dilakukn

dengan membandingkan ukuran burung yang telah dikenal umumya, bentuk

burung tersebut gemuk, langsing, sayap pendek dan membulat atau panjang dan
meruncing, dan cara yang tidak kalah pentingnya dalam mengidentifikasi burung

adalah dengan mengenali suaranya (Fikra, 2020).

C. Bagian Tubuh Aves

Aves memiliki bentuk tubuh khas yang membedakannya dengan hewan

lain, yaitu tubuh terdiri atas bagian kepala (caput) dan leher panjang

(collum/cervix), yang mudah digerakkan ke berbagai arah, umumnya dilindungi

oleh bulu-bulu halus. Mulut yang mempunyai paruh, dibangun oleh maxilla pada

bagian atas dan mandibulla pada bagian bawah. Bagian atas paruh terdapat lubang

hidung yang terdiri dari nares interna pada bagian dalam dan nares externa pada

bagian luar. Paruh bagian atas terdapat suatu tonjolan kulit lunak yang disebut

dengan cerome. Mata (organon visus), mempunyai ukuran yang cukup besar dan

terletak di sebelah lateral dari kepala. Bagian belakang terdapat porus acusticus

externus atau lubang telinga lu ar, kemudian ada membrana tympani di bagian

dalamnya yang berfungsi sebagai penangkap getaran suara. Badan (truncus) yang

ditumbuhi oleh bulu-bulu indah. Burung terbang menggunakan sayap dan berjalan

menggunakan kaki. Ekor burung berfungsi sebagai pengendali saat terbang

(Syihabuddin, 2020).

D. Otot Pectloralis Mayor dan Minor

Burung merupakan hewan yang mudah ditemui diberbagai habitat.

Aktivitas terbang pada Burung merupakan proses kompleks yang melibatkan

sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, dan metabolism sel. Sistem ini

berkoordinasi secara internal dalam metabolisme otot. Ratusan otot dan ligamen
berperan penting dalam menentukan jarak penerbangan. Dua otot yang memiliki

peran kunci adalah otot pectoralis (pectoralis major) dan supracoracoideus

(pectoralis minor) karena berfungsi membentuk pusat gravitasi yang menstabilkan

burung di udara. dari sekitar 50%. Pengamatan, otot supracoracoideus aktif pada

saat yang sama dengan pectoralis. Otot pectoralis merupakan otot depressor dan

berkaitan dengan gerakan menurunkan sayap saat terbang. Pectoralis dapat

mencapai 35% dari total massa tubuh). Otot pectoralis minor berperan dalam

mengangkat sayap pada saat burung sedang terbang (Ratih dkk, 2017).

E. Bulu

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.

Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari

epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu

aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.

Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang

merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup

bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis

membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian

epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat

makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Virea dan Edy,

2014).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 24 November

2022 pukul 15.30-selesai WITA dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit

Ekologi dan Taksonomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Kapas Sebagai media larutan klorofom
2. Klorofom Sebagai larutan bius
3. Bulu burung merpati (Columba livia),
bulu burung nuri maluku (Eos Sebagai objek pengamatan
bornea), bulu bebek (Anas sp), dan
bulu ayam (Gallus gallus
domesticus).Sayap pada merpati
(Columba livia) dan sayap pada ayam
(Gallus gallus domesticus)
4. Alkohol 70 % Sebagai antiseptik

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Alat bedah Untuk membedah hewan
2. Papan bedah Sebagai tempat membedah hewan
3. Jarum pentul Untuk membentangkan hewan yang dibedah
4. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
5. Masker Sebagai pelindung mulut dan hidung
6. Mikroskop Untuk mengamati bagian-bagian bulu
7. Kaca objek Untuk meletakkan bulu aves
8. Meteran kain Untuk mengukur otot pada bagian sayap aves
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan bulu sayap (Primary remiges) pada aves (burung merpati

(Columba livia),burung nuri maluku (Eos bornea), bebek (Anas sp) dan

ayam (Gallus gallus domesticus)

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menyiapkan bulu (primary remiges) dari berbagai jenis aves yaitu


burung merpati (Columba livia), burung nuri maluku (Eos bornea),
bebek (Anas sp), dan ayam (Gallus gallus domesticus).
3. Mengambil 2-3 helai barbae dari masing-masing bulu (merpati
(Columba livia) , nuri (Eos bornea) , bebek (Anas sp) dan ayam (Gallus
gallus domesticus)).
4. Meletakkan 2-3 helai barbae tersebut diatas glass objek lalu ditetesi
dengan alkohol 70% dan ditutup dengan cover glass.
5. Mengamati struktur bulu (hamulus dan sulkus) serta kerapatan bulu
pada masing-masing burung (merpati (Columba livia), nuri (Eos bornea),
bebek (Anas sp) dan ayam (Gallus gallus domesticus)) menggunakan
mikroskop binokuler dengan perbesaran 10 x/0.25 .
6. Menggambar atau memotret struktur bulu berbagai burung (merpati
(Columba livia), nuri (Eos bornea), bebek (Anas sp) dan ayam (Gallus
gallus domesticus)).
b. Pengamatan struktur Musculus Pectoralis Mayor dan Musculus Pectoralis

Minor pada ayam (Gallus gallus domesticus) dan burung merpati (Columba

livia).

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Masukkan burung dan ayam kedalam kardus sebelum dilakukan

pembiusan.
3. Membius hewan uji menggunakan klorofom.

4. Membersihkan bulu hewan uji pada bagian sayap.

5. Menmbedah dan menghilangkan kulit luar pada sayap hingga terlihat

bagian otot pada sayap yang akan diamati.

6. Mengukur panjang dan lebar sayap secara keseluruhan, kemudian

mengukur kembali panjang dan lebar masing-masing otot musculus

pectoralis mayor dan musculus pectoralis minor.

7. Mendokumentasikan hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Bulu sayap (Primary remiges) pada aves


No. Nama Bahan Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
1 2 3 4 5
1. Ayam (Gallus 1. Tangkai utama (Calamus)
gallus 2. Cabang lateral rachis
domesticus) (Barbae)
5
3. Sulcus
6 3 4. Hamulus
2 4 5. Vane
6. Tangkai lanjutan (Rachis)

1
2. Burung nuri 1. Tangkai utama (Calamus)
maluku 2. Cabang lateral rachis
(Eos bornea) 5 (Barbae)
3
6 3. Sulcus
2 4 4. Hamulus
5. Vane
6. Tangkai lanjutan (Rachis)
1
Tabel 3. Lanjutan
No. Nama Bahan Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
1 2 3 4 5
3. Burung 1. Tangkai utama (Calamus)
Merpati 2. Cabang lateral rachis
(Columba 5 (Barbae)
livia) 3 3. Sulcus
6 4. Hamulus
2 4 5. Vane
6. Tangkai lanjutan (Rachis)

1
(Sari, 2013)

4. Bebek (Anas 1. Tangkai utama (Calamus)


sp.) 2. Cabang lateral rachis
(Barbae)
5 3
3. Sulcus
4. Hamulus
6 2 4 5. Vane
6. Tangkai lanjutan (Rachis)

1
Tabel. 4. Otot pada Aves
No. Nama bahan Gambar pengamatan Gambar literatur Keterangan
1 2 3 4 5
2. Ayam (Gallus 1. Pectoralis mayor
gallus domesticus) 2. Pectoralis minor
1

2
B. Pembahasan

Aves merupakan hewan vertebrata yang seluruh tubuhnya ditutupi

oleh bulu. Bulu tersebut berasal dari epidermis kulit dan merupakan

modifikasi dari sisik pada hewan reptil.Bulu pada burung dapat beradaptasi

pada lingkungannya membentuk sayap sehingga sebagian aves memiliki

kemampuan untuk terbang. Morfologi struktur fisik tubuh burung

memperlihatkan banyak adaptasi yang kebanyakan bertujuan untuk

menunjang kemampuan terbang. Burung memiliki sistem kerangka (skeleton)

yang ringan dan otot yang kuat.Skeleton tersebut sangat ringan, namun cukup

kuat untuk menahan tekanan pada saat lepas landas, terbang dan mendarat.

Praktikum ini menggunakan bulu sayap burung merpati (Columba

livia), bulu burung nuri Maluku (Eos bornea), bulu bebek (Anas sp.) dan bulu

ayam (Gallus gallus). Pengamatan kedua menggunakan otot burung merpati

(Columba livia) dan ayam (Gallus gallus). Hasil pengamatan terhadap

pengamatan bulu burung merpati (Columba livia) yaitu terdapat tangkai

utama (calamus) , cabang lateral rachis (barbae), sulcus , hamulus , vane dan

tangkai lanjutan (rachis), hasil pengamatan burung nuri Maluku (Eos bornea)

yaitu terdapat tangkai utama (calamus), cabang lateral rachis (barbae),

sulcus, hamulus, vane dan tangkai lanjutan (rachis), bebek (Anas sp.) yaitu

terdapat tangkai utama (calamus), cabang lateral rachis (barbae), sulcus ,

hamulus ,vane dan tangkai lanjutan (rachis) dan ayam (Gallus gallus) yaitu

terdapat tangkai utama (calamus), cabang lateral rachis (barbae), sulcus,

hamulus, vane dan tangkai lanjutan (rachis).


Bulu adalah struktur sangat kompleks yang hanya dimiliki burung.Bulu

burung terbuat dari bahan keratin. Burung mempertahankan bulu dalam kondisi

yang baik dengan cara teratur membersihkan, meminyaki, dan membentuk

ulang bulu memakai paruhnya. Menurut (Annisa., 2015), menyatakan bahwa

bulu burung akan rontok dan akan tumbuh kembali setahun sekali. Bulu burung

terdiri dari tiga macam yaitu bulu kontur (contour feather), bulu halus (down

feather) dan filoplum (filoplume).Bulu kontur adalah bulu yang dapat terlihat

langsung pada tubuh burung karena bulu ini terdapat hampir di seluruh tubuh

burung.

Pengamatan pada otot ayam (Gallus gallus) terdapat otot pectoralis

mayor dan pectoralis minor. Pectoralis mayor adalah otot tebal, berbentuk

seperti kipas, dan tertletak di anterior dari dinding dada.memiliki fungsi untuk

memutar lengan kea rah dalam dan juga menengahkan lengan, menarik lengan

melalui dada dan merapatkan lengan kedalam. Pectoralis minor

adalah otot tipis beberntuk segitiga (triangular) berada di posterior dari otot

pectoralis major. Otot pectoralis minor mempunyai fungsi untuk menaikan

tulang belikat dan menekan bahu.


DAFTAR PUSTAKA

Annisa, R., 2015, Identifikasi Burung di Kepulauan Kai Maluku Tenggara,


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi, 1(1): 762-773

Fikra, N.M., 2020, Identifikasi Kelas Aves di Wilayah Kota Bandung Bagian
Selatan, Skripsi, Program Studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Pasundan, Bandung.

Iwan, S.K., Fransisca, S.T., Topik, H dan Wawan, S., 2019, Keanekaragaman
Aves di Kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jurnal Ilmiah
Multi Sciences, 11(1) : 37-44.

Ratih, D.R., Saroyo dan Deidy, Y.K., 2017, Biodiversitas Burung pada Beberapa
Tipe Habitat di Kampus Universitas Sam Ratulangi, Jurnal MIPA
UNSRAT Online, 6 (1) : 43-46.

Syihabuddin, A., 2020, Identifikasi Kelas Aves di Wilayah Kota Bandung Bagian
Utara, Skripsi, Program Studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Pasundan, Bandung.

Virea, S dan Edy, Y.A.G., 2014, Profil Industri Bulu Mata dan Rambut Palsu di
Kabupaten Purbalingga, Diponegoro Journal of Economics, 3(1) : 2337-
3814.

Anda mungkin juga menyukai