Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM AVES

OLEH KELOMPOK 5 :

KADEK WIRNA DEWI SUANINGSIH 2013041022


AGUNG RATNA LESTARI DEWI 2013041031
ANDREA NICALYS RUMBARAR 2013041039

KELAS : 2B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2021
PRAKTIKUM AVES

I. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui karakteristik dari kelas Aves.
2. Untuk mengetahui perbandingan antara merpati dan ayam sebagai salah satu hewan yang
masuk dalam kelas aves.
II. Landasan Teori
Kata aves berasal dari kata Latin dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari kata Yunani
dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu-ilmu yang mempelajari burung-burung (Jasin, 1984).
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimanamana, aktif di siang
hari dan memiliki bagian yang unik yaitu bulu indah untuk menutupi tubuh. Aves berasal dari kata dalam
bahasa Latin, yaitu avis yang berarti burung. Kekhasan dari Kelas Aves yaitu adanya bulu yang menutupi
tubuh. Terdiri atas >9600 spesies yang kosmopolitan di seluruh permukaan bumi. Jumlah ini melampaui
jumlah Vertebrata lainnya, kecuali Chondrichthyes dan Osteichthyes (Jasin, 1992). Aves adalah vertebrata
yang terakhir mendiami bumi. Diperkirakan 8700 spesies yang hidup tersebar di seluruh dunia dari Arktik
(Kutub Utara) hingga Antartika (Kutub Selatan), baik di lautan maupun di daratan, bahkan di kepulauan
yang paling terpencil sekalipun banyak yang memiliki avifauna sendiri (Sukiya, 2001).
2.1 Karakteristik Aves
Banyak ciri burung merupakan adaptasi yang memfasilitasi kemampuan terbang, termasuk modifikasi
peringan-tubuh yang menjadikan terbang lebih efisien. Misalnya, burung tidak memiliki kandung kemih
dan betina dari kebanyakan spesies burung hanya memiliki satu ovarium. Gonad betina maupun jantan
biasanya berukuran kecil, kecuali pada saat musim kawin, saat ukuran gonad membesar. Burung yang
masih ada juga tidak memiliki gigi, adaptasi yang memangkas bobot kepala (Campbell dll, 2012).
Menurut Jasin (1996) kelas aves memiliki ciri-ciri khusus yaitu :
a. Tubuh terbungkus oleh bulu.
b. Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda
(ekor).
c. Mempunyai dua pasang ekstremitas, anggota depan (anterior) mengalami modifikasi menjadi sayap
(ala) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh ketika tidak terbang, sedangkan sepasang anggota posterior
(depan) disesuaikan untuk hinggap dan berenang, masing-masing kaki berjari 4 buah, cakar tebungkus oleh
kulit yang menanduk dan bersisik.
d. Mulut mempunyai rostrum (paruh).
e. Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu.
f. Sekeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya sempurna. Pada mulut terdapat bagian yang
berproyeksi sebagai paruh atau sudu yang terbungkus oleh lapisan zat tanduk. Pada burung tempurung
kepala memiliki sepasang condylus occipitalis, lehernya sangat fleksibel.
g. Cor (Jantung) terdiri dari 4 ruang yakni dua auricular dan 2 ventricula, hanya arcus anterioeus kanan
yang masih ada, erytrocitnya berinti, berbentuk oval, dan conveks.
h. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak yang menempel pada Costae dan berhubungan
dengan kantung udara (saccus pnematicus) yang meluas pada alat-alat dalam, memiliki kotak suara atau
syrinx pada dasar tracea.
i. Tidak memiliki vesica urinaria. Zat-zat eksresi setengah padat. Pada hewan betina biasanya hanya
memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri.
j. Telah memiliki 12 nervi cranualis.
k. Suhu tubuh tetap (homoiothermis)
l. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh. Telur memiliki yolk besar terbungkus oleh cangkang yang keras, untuk
menetas diperlukan pengeraman. Terbang memebutuhkan banyak sekali energi dari metabolisme yang
aktif. Burung bersifat endotermik, mereka menggunakan panas metaboliknya sendiri untuk
mempertahankan suhu tubuh yang tinggi dan konstan. Bulu dan lapisan lemak pada beberapa spesies
meneyediakan insulasi yang menyebabkan burung mampu mempertahankan panas tubuh. Paru-parunya
memiliki saluransaluran kecil yang mengarah ke dan dari kantong udara elastis yang meningkatkan aliran
udara dan pengambilan oksigen. Sistem pernapasan yang efisien ini dan sistem sirkulasi dengan jantung
yang beruang empat menjaga jaringan-jaringan agar tetap disuplai oleh oksigen dan nutrient yang cukup,
sehingga mendukung metabolisme dengan laju yang tinggi (Campbell dll, 2012).
Terbang juga membutuhkan penglihatan yang tajam dan kontrol otot yang halus. Burung memiliki
penglihatan yang tajam. Area visual dan motorik otak berkembang dengan baik, dan otak lebih besar secara
proporsional dibandingkan dengan amfibia dan reptile non burung (Campbell dll, 2012).
Burung biasanya menunjukkan perilaku yang sangat kompleks, terutama selama musim kawin,
ketika mereka terlibat dalam ritual percumbuan yang rumit. Karena telur-telur memiliki cangkang saat
dikeluarkan, fertilisasi harus berlangsung secara internal. Kopulasi biasanya melibatkan kontak antar
ventilasi pasangan, bukaan kloaka dari pasangan yang kawin. Setelah telur dikeluarkan, embrio burung
harus dijaga agar tetap hangat dengan dierami oleh induk betina, induk jantan, atau keduanya, bergantung
pada spesiesnya (Campbell dll, 2012).

2.2 Morfologi
Morfologi Tubuh kelas aves (burung) dibedakan atas caput (kepala), collar (leher), yang biasa panjang
truncus (badan), dan ekor (cauda). Sepasang extemitas anterior merupakan alae (sayap) yang terlipat
seperti huruf Z pada tubuh burung waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha
kuat, sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Truncus digestivus terdiri dari cavum oris
dilanjutkan ke pharing yang pendek, kemudian oesophagus yang panjang dan terjadi perluasan yang
disebut crop yaitu sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara, dari lambung akan dilanjutkan
oleh intestinum yang terbagi atas bagian yang halus dan bagian akhir adalah rectum ke kloaka dan terakhir
ke anus (Jasin, 1989).
1. Bulu (feathers)
Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot daging. Dari kulit akan muncul
bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai
pembungkus tubuh sangat resisten. Pertumbuhan serupa sisik pada reptilian. Pada mulanya bulu sebagai
papil dermis yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk ke dalam pada
tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah
luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk
lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Menurut Jasin (1984), berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a. Filoplumae, bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang
pendek dan halus.
b. Plumulae, berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c. Plumae, Bulu yang sempurna. Menurut Jasin (1984), susunan plumae terdiri dari :
1) Shaff (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2) Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3) Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
4) Vane, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral
dari rachis. Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels
yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang
pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut
neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.

Jenis bulu burung dan perkembangannya. (A-E) tahapantahapan yang berurutan dalam pengembangan bulu
yang hilang, atau kontur. Pertumbuhan terjadi dalam selubung pelindung, (D) yang membelah terbuka saat
pertumbuhan selesai, memungkinkan bulu dewasa menyebar rata. (F-H), varietas bulu lainnya, termasuk
bulu burung dengan aftershaft(F) fi loplume(G) dan bulu bawah (H) (Hickman,2003)
Menurut Jasin (1984), menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
a. Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai
kemudi.
c. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi: remiges primarie
yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia dan
Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
d. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
e. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari.
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu luar.
Bistle adalah bulu perasa berupa shaff yang memanjang melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung
Caprimulgids dan burung penangkap serangga flycatchers. Bristle yang menutupi lubang hidung terdapat
pada burung pelatuk. Hal ini merupakan bentuk adaptasi burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak
masuk saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan caprimulgids membantu mendeteksi posisi
sarang, tempat bertengger dan benda yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan
tekanan reseptor didekat folikel bulu (Sukiya, 2001).
Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam, antara lain berbentuk persegi,
bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang, bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar,
berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing (Sukiya,2001).
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur bulu
atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu adalah melanin
dan karotenoid.
Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam metanol,
eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin
(animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam.
Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu
hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan (Sukiya, 2001). Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu
luar memberikan efek ring Newton dan menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan
violet tidak dihasilkan oleh pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu. Contohnya burung bluebird yang
bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen
kuning yang menyerap semua spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan
pisang memiliki pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap
dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2001).
Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai kuning telur
berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60% dari pigmen merah yang disebut
astasantin (Sukiya, 2001). Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor
internal maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna bulunya.
Hal ini dapat disebabkan karena makanannya. Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah
hormon. Spesies burung terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon esterogen banyak
berperan pada burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina
kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Menurut Sukiya (2001), bulu burung dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
a. Capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan terus ke
pterilae berikutnya b. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus
b. ke dasar ekor dan bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
c. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi ventral leher.
Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati sepanjang sisi tubuh dan berakhir
disekitar anus. Bagian apterilae dada bawah dan perut beberapa burung, kaya pembuluh darah
selama bersarang dan merupakan daerah mengeram (brood patch). Pada saat mengeram bulu pada
brood patch akan rontok dan kulitnya tipis.
d. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke belakang
pada sisi pundak.
e. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
f. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa jari kedua.
Sedangkan bulu yang menutupi permukaa atas dan bawah sayap disebut dngan covert dan bulu
pada aksial sayap disebut aksillaria.
g. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke tubuh. h.
Crural tract, bulu yang menyusun sisa bidang bulu lainnya pada kaki.
2. Paruh
Paruh burung merupakan modifikasi dari rahang atas dan rahang bawah. Paruh memberi banyak manfaat di
antaranya untuk mencari makan, pertahanan, membuat sarang dan menjilati bulu. Hal ini tergantung dari
spesies dan kebiasaan hidupnya. Kerangka bertulang paruh atas dan bawah adalah lapisan bertanduk
seperti ramfoteca. Secara embriologis lapisan setiap rahang berasal dari beberapa plat terpisah kemudian
bersambung (Sukiya, 2001).Pada bagian mulut terdapat bagian yang terproyeksi sebagai paruh (Rostrum)
yang terbentuk oleh maxila pada ruang bagian atas dan mandibula pada ruang bagian bawah. Pada bagian
luar dari rostrum dilapisi oleh pembungkus zat tanduk dan pada kelompok burung Neornithes tidak bergigi.
Tubuhnya dibungkus oleh kulit, pada kulit terdapat bulu yang merupakan hasil derivat epidermis menjadi
bentuk yang ringan, fleksibel, dan sebagai sebagai pembungkus tubuh yang sangat resisten (Jasin, 1992).
3.Alat Gerak (Appendages) Kaki burung menggambarkan kebiasaan spesies. Burung Passerine dan
pearching dan spesies ayam biasanya ada 3 jari kaki di depan dan hallux mengarah ke belakang. Jari kaki
burung pelatuk jari ke 4 terbalik ke depan sehingga ada 2 jari ke depan dan 2 jari kebelakang, ini disebut
zigodaktilus. Beberapa burung layang-layang memiliki kaki palmprodaktilus yaitu keempat jari kaki ke
arah depan, untuk membantu saat hinggap pada permukaan vertikal. Kelompok burung lain, seperti
kingfisher, sebagian dari jari luar dan tengah bersatu, kondisi ini disebut sindaktilus.

III. Alat dan Bahan


a. Alat:
- Papan Seksi
- Gunting
- Kapas
- Jarum pentul

b. Bahan:
- Ayam (Gallus domesticus)

IV. Langkah kerja


Sebagaimana biasa, siapkanlah segala perlengkapan yang diperlukan terlebih dahulu. Untuk specimen
terlebih dahulu dibius dengan choloform hingga mati. Selanjutnya lakukanlah kegiatan berikut:
1. Inspection Amati anatomi luar dari specimen yang telah disiapkan. Perhatikan organorgan yang dapat
ditemukan pada daerah caput, truncus, caudal dan amati juga kedua pasang extremitasnya. Gambarlah
anatomi luarnya pada lembar pengamatan yang telah disajikan dan beri nama bagian- bagiannya.
Rentangkanlah salah satu sayap, perhatikan lokasi bulu- buu terbang yang melekat pada sayapnya, gambar
dan berikan nama bagian- bagiannya. Buka mulutnya lebar- lebar, perhatikan organ- organ yang ada pada
cavum oris, kemudia gambar dab beri nama bagian- bagiannya. Perhatikan juga dibawah caudal, apakah
yang ditemukan di sini?. Pilihlah specimen bulu sesuai dengan penggolongan berdasarkan morfologinya,
lihat juga dibawah mikroskop. Dapatkan anda lihat adanya barbulae dari radioli? Gambar serta beri nama
bagian- bagiannya.
2. Sectionin: Letakan specimen sedemikian rupa, sehingga posisi tubuhnya terlentang. Rentangkanlah
kedua pasang extrimitasnya kemudia paku. Lakukanlah pembedahan menggunakan pisau atupun guntung
seksi. Pemotongn jaringan dilakukan dari bagian abdomen, sedikit di anterior cloaca. Dengan
menggunakan arah potong ke internal abdomen. Kemudian ke anterior, sehingga memotong costaceae, dan
akhirnya sampai pada tulang corneoid. Potonglah tulang ini dengan menggunakan kunting. Potong juga
tulang clavicula, angkatlah seluruh tulang dada Bersama- sama dengan musculus pectolarisnya Ketika
melalkukan pembedahan. Perhatikan organ- organ dalam yang Nampak, kemudian gambar. Perhatikan
jugas saccus pneumaticusnya, berupa selaput tipis berisi udara. Ada beberapa yang anda temukan?. Dengan
urutan yang sama, dengan pengamatan sebelumnya, angkatlah setiap sistem organ, kemudian gambar
sebagai pembanding, sekaligus pemandu pemahaman anda.

V. Hasil danPembahasan.
a. Hasil
No. Gambar Keterangan
1. Pada ayam, organ jantung
terdiri dari empat ruangan,
yaitu atrium kanan, vertikel
kanan, atrium kiri, dan vertikel
kiri. Darah yang miskin
oksigen (deoxygenated blood)
akan masuk melalui atrium
kanan, kemudian melalui
vertikel kanan. Dengan adanya
gerakan memompa oleh otot
jantung, darah dari vertikel
kanan akan keluar menuju
paru. Di paru-paru, darah akan
mengambil oksigen dan
melepaskan karbondioksida.

2. Ginjal pada ayam yang normal


memiliki bentuk memanjang
dan berwarna cokelat atau
merah gelap. Ginjal memiliki 3
bagian yang terbagi menjadi
beberapa subdivisi lobus.
Ginjal memiliki peran dalam 3
proses filtrasi, reabsorpsi dan
eksresi urin. Ginjal pada ayam
dapat menjadi abnormal jika
mengalami urolithiasis.
Dimana ginjal mengalami
atrophi dan pembengkakkan
secara parsial.

3 Fungsi paru-paru pada ayam


adalah mentransfer oksigen
lebih dengan masing-masing
pernapasan. Yaitu pada bagian
paru-paru terdapat banyal
percabangan bronkus yang
disebut parabonkus.
4 Fungsi kantung empedu pada
ayam adalah membantu
memproses pakan atau
makanan.

5 Hepar atau hati adalah organ


terbesar dalam tubuh. Organ ini
berwarna merah kecoklatan
yang tersusun oleh sel-sel hati
atau hepatosit. Hati adalah
organ penting yang
mensekresikan bahan untuk
proses pencernaan. Hati
berperan dalam sekresi
empedu, detoksifikasi,
pembentukan sel darah merah,
metabolisme, dan penyerapan
vitamin (Ressang, 1984). Hati
memiliki fungsi detoksifikasi
yang dilakukan oleh enzim-
enzim hati. Yaitu dengan
mengubah senyawa-senyawa
toksik atau racun hasil
metabolisme serta yang berasal
dari luar tubuh menjadi zat-zat
yang secara fisiologis tidak
aktif.

6 Unggas memiliki dua saluran


usus buntu atau yang disebut
cecum, Pencernaan juga terjadi
sedikit pada usus buntu
(cecum). Pencernaan
selanjutnya terjadi pada usus
besar, ukuran usus besar
memiliki diameter dua kali
usus halus. Usus besar
berfungsi merombak sisa-sisa
pakan yang tidak tercerna
menjadi feses.

b. Pembahasan
1. Bentuk luar tubuh ayam Broiler
2. Klasifikasi
Kerajaan: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformis
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus domesticus

Ayam broiler (Gallus domesticus) merupakan salah satu contoh spesies yang
termasuk ke dalam ordo Galliformes, famili Phasianidae, genus Gallus dan spesies
Gallus gallus (Blakely and Bade, 1998). Ayam broiler merupakan hasil budidaya
teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yakni pertumbuhan
cepat, konversi ransum baik dan dapat di potong pada usia yang relatif muda sehingga
sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang
berkualitas baik (Rasyaf, 2002). Proses pemeliharaan yang singkat atau ekonomis maka
perputaran modal menjadi lebih cepat (Murtidjo, 1987).

1. Keunikan
Ayam broiler yang merupakan hasil perkawinan silang dan sistem berkelanjutan
sehingga mutu genetiknya bisa dikatakan baik. Mutu genetik yang baik akan muncul
secara maksimal apabila ayam tersebut diberi faktor lingkungan yang mendukung,
misalnya pakan yang berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta
perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Ayam broiler merupakan ternak yang
paling ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah
kecepatan pertambahan/produksi daging dalam waktu yang relatif cepat dan singkat
atau sekitar 4 - 5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi.

2. Sistem pernapasan
Sistem pernapasan ayam terdiri dari saluran pernapasan (hidung, sinus
hidung/sinus infraorbitalis, laring, trakhea, bronkus), paru-paru, dan kantung udara.
Laring dan trakhea tersusun atas otot dan tulang rawan. Pada permukaan dalam (epitel)
terdapat silia, sebagai alat pertahanan terhadap benda asing. Di dalam paru-paru terjadi
pertukaran udara bersih dan kotor. Udara bersih (kaya oksigen) akan diedarkan ke
seluruh tubuh. Kantung udara merupakan selaput tipis berbentuk seperti balon yang
berfungsi untuk membantu pernapasan. Kantung udara memiliki sel fagosit dalam
jumlah sedikit, sedangkan proses pertukaran udara juga terjadi di kantung udara tersebut.
Padahal setiap udara yang masuk mengandung berbagai bibit penyakit. Selain itu,
kantung udara tersusun atas sel yang tipis dan sedikit pembuluh darah. Sehingga mudah
dirusak oleh bibit penyakit. Hal inilah yang menjadi titik lemah pada sistem pernapasan
ayam.

3. Sistem Reproduksi
Keunggulan ayam broiler antara lain pertumbuhannya yang sangat cepat dengan
bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap
dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak.
Perkembangan yang pesat dari ayam ras pedaging ini juga merupakan upaya penanganan
untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam. Perkembangan
tersebut didukung oleh semakin kuatnya industri hilir seperti perusahaan pembibitan
(Breeding Farm) yang memproduksi berbagai jenis strain.
Sistem reproduksi ayam betina dengan sistem reproduksi ayam jantan memiliki
perbedaan yang signifikan. Sistem reproduksi pada ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct.
Di mana oviduct merupakan saluran panjang yang menghubungkan ovarium dengan vagina dan
berakhir pada cloaca. Oviduct terbagi menjadi infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan
vagina. Oviduct yang dimiliki oleh unggas berbeda dengan mamalia karena tidak memiliki tuba
uterina. Sedangkan sistem reproduksi ayam jantan lebih praktis dibandingkan dengan sistem
reproduksi ayam betina, yaitu hanya terdiri dari sepasang testis, sepasang epididimys, sepasang
ductus deferens dan sebuah phallus yang homolog dengan penis sebagai organ kopulasi. Di mana
organ testis pada unggas tetap berada di daerah asalnya, sedangkan corda spermatica dan tunica
vaginalis tidak ditemukan. Sehingga pada unggas seperti ayam, tidak ditemukan adanya testis
yang menggantung di luar tubuhnya.

4. Sistem Pencernaan
Pada ternak unggas mempunyai saluran pencernaan yang sederhana, yaitu terdiri
dari rongga mulut, esophagus, tembolok, proventriculus, gizzard usus halus, caeca, usus
besar, dan kloaka (Abun 2007 ; Hamzah, 2013). Menurut Denbow (2000) proses
pencernaan kimiawi berlangsung pada usus halus.

5. Sistem saraf
Sistem syaraf pada ayam merupakan suatu kesatuan yang dapat mengontrol
semua fungsi pada tubuh yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf
yang saling terhubung dan penting untuk sensoris panca indra, aktivitas motorik
volunteer dan involunter organ atau jaringan tubuh serta homeostasis berbagai proses
fisiologis tubuh.

Pembagian Sistem Saraf

1. Sistem saraf otak atau somatic bisa juga disebut voluntary control dimana system saraf ini
bertanggung jawab terhadap gerakan tubuh pada kondisi sadar.
2. Sistem saraf otonom atau involunter control yang akan bertanggung jawab dalam koordinasi gerak
dibawah sadar seperti gerakan pada organ pencernaan, jantung, pembuluh darah, dan organ
penafasan.

Fungsi Sistem Saraf

1. Memperoleh (melalui reseptor sensorik) informasi tentang lingkungan internal dan eksternal.
2. Menganalisis dan menanggapi informasi sesuai kebutuhan.
3. Mentumpan informasi sebagai memori dan belajar.
4. Mengkoordinasi impuls motorik keluar untuk otot rangka dan viscera (otot polos, otot jantung dan
kelenjar).

Organ-organ Sensorik

Organ-organ sensorik menerima berbagai rangsangan dari lingkungan ayam, tergantung pada
mode aksi rangsangan.

Organ-organ sensorik meliputi:

1. Mata – untuk penglihatan.


2. Telinga – untuk pendengaran dan keseimbangan.
3. Organ penciuman – untuk bau.
4. Taste buds (pengecap pd lidah) – untuk rasa.

Mata ayam berukuran cukup besar dalam kaitannya dengan ukuran unggas. Ayam
memiliki penglihatan binocular (terjadi ketika kedua mata melihat suatu objek. Ini merupakan
bantuan untuk menjauhkan persepsi). Terdapat satu mata di setiap sisi wajah dan hanya sudut 26°
langsung ke depan. Kedua kelopak mata memiliki selaput yang sangat tipis disebut
nictitating membrane (membrane niktitan) yang terletak di sudut depan setiap mata. Membran
niktitan mampu memberikan perlindungan yang sangat cepat dengan menutupi bola mata.

5. Sistem Rangka
Rangka berfungsi untuk menjaga bentuk tubuh, menyangga daging, melindungi organ
vital, dan sebagai alat gerak. Secara keseluruhan, susunan rangka ayam hampir sama dengan
rangka mamalia, yaitu terdiri dari beberapa tulang yang saling berhubungan dan memiliki
fungsi yang berbeda. Rangka tersebut terdiri dari tulang kepala, tulang leher, tulang sayap,
tulang dada, tulang kaki, dan tulang belakang.

6. Sistem Otot
Otot dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu otot halus (smooth), otot jantung (cardiac), dan
otot kerangka (skeletal). Otot halus terdapat di sejumlah alat pencernaan (gastrointestinal
tract). Otot jantung terdapat di organ jantung. Sementara itu, otot kerangka bisa ditemukan
melekat di sekeliling kerangka tubuh. Otot kerangka berisi tiga jenis serabut otot, yaitu serabut
merah (red fibres), serabut putih (white fibres), dan serabut pertengahan (intermediate).

7. Sistem Peredaran Darah


Fungsi utama sistem peredaran darah adalah mengalirkan darah dari jantung ke seluruh
sel tubuh dan kembali lagi ke jantung. Sistem peredaran darah ini terdiri dari darah, pembulu
darah, dan jantung.

Darah dalam tubuh ayam berfungsi sebagai berikut.

·  Membawa oksigen (O2) dari sel tubuh dan memindahkan CO2 dari sel tersebut.
·  Menyerap zat makanan dari saluran penyuplai dan membawa sebagian ke jaringan
·  Membawa kembali sisa hasil metabolisme sel.
·  Membawa produksi hormon dari kelenjar endokrin (penghasil hormon) ke berbagai bagian
ayam.
·  Membantu pengaturan kandungan air di jaringan tubuh.
Pada ayam, organ jantung terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, vertikel kanan,
atrium kiri, dan vertikel kiri. Darah yang miskin oksigen (deoxygenated blood) akan masuk
melalui atrium kanan, kemudian melalui vertikel kanan. Dengan adanya gerakan memompa oleh
otot jantung, darah dari vertikel kanan akan keluar menuju paru. Di paru-paru, darah akan
mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida.

Darah segar yang mengandung oksigen akan mengalir dari paru-paru menuju ke atrium
kiri dan melalui vertikel kiri. Adanya gerakan kontraksi vertikel kiri mendorong darah keluar
menuju ke sistem asterial dan dibawa menuju sel-sel tubuh. Selanjutnya, dari sel-sel tubuh, darah
membawa produk buangan menuju kembali ke jantung melalui sistem venous (pembuluh darah
vena). Proses ini berlangsung berulang-ulang secara teratur.

VI. Simpulan

Setelah melakukan praktikum diatas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut:

1. Usus halus ayam broiler dan ayam kampung memiliki perbedaan. Villi-villi pada
usus halus ayam broiler memiliki jumlah yang lebih banyak dan ukurannya lebih
panjang dibandingkan villi-villi usus halus pada ayam kampung.

2. Tingkat efisiensi pakan ayam broiler lebih tinggi daripada tingkat efisiensi pakan ayam
kampung.

3. Mempunyai saluran pencernaan yang sederhana, yaitu terdiri dari rongga mulut, esophagus,
tembolok, proventriculus, gizzard usus halus, caeca, usus besar, dan kloaka. Proses pencernaan
kimiawi berlangsung pada usus halus.

4. Sistem reproduksi ayam betina dengan sistem reproduksi ayam jantan memiliki perbedaan yang
signifikan. Sistem reproduksi pada ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Sedangkan sistem
reproduksi ayam jantan lebih praktis dibandingkan dengan sistem reproduksi ayam betina, yaitu hanya
terdiri dari sepasang testis, sepasang epididimys, sepasang ductus deferens dan sebuah phallus yang
homolog dengan penis sebagai organ kopulasi.

VII. DaftarPustaka.
Abed,A.A.A.,Hala,A.N.,andAtiaf,G.R.2014.
Investigationstudyofsomeparasitesinfecteddomesticpigeon(Columbalivia
domestica)inAl-Dewaniya city. Journal of Pharmacy and Biological
Sciences. Vol 9(4) :13-20.e-ISSN: 2278-3008, p-ISSN:2319-7676.
Campbell, NeilA, Jane B. Reece,Lisa A. Urry,MichaelL. Cain, Steven
A.Wasserman, Peter V. Minorsky, dan Robert B. Jackson. 2012.
BiologiEdisiKedelapan Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
Hickman, C.P., L.S. Roberts & A.Larson. 2003. Animal Diversity. North
America:McGraw-HillCompaniesInc.
Jasin, M. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya :
SinarWijaya.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya:
SinarWijaya.
Nasution,I.,Shinta,M.R.M.,danHamny.2013.RasioKetebalanDindingTerhadapDia
meterTulang Humerus Ayam Kampung (Gallus
domesticus)danBurung Merpati(Columbadomestica).
JurnalMedikaVeterinaria.Vol7(1).ISSN : 0853-1943.
Olea,G.B. 2012. “Embryonic Development of
Columbalivia(Aves:Columbiformes) from an Altricial-
PrecocialPerspective”
RevistaColumbianadeCienciasPecuarias.Vol25(1):3-13.

Anda mungkin juga menyukai