Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

“Pembuatan Media Tumbuh Mikroba dan Sterilisasi Alat”


Dosen Pengampu : Ni Putu Dian Pertiwi, M.Si.

Oleh Kelompok : 2

Kadek Wirna Dewi Suaningsih 2013041022


Jeni Henny Widiya Sijabat 2013041023
Ni Luh Erawati 2013041030

KELAS : 3B PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
I. JUDUL
Pembuatan Media Tumbuh Mikroba Dan Sterilisasi Alat

II. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana media tumbuh mikroba dan sterilisasi alat

III. LATAR BELAKANG


Mikroorganisme ataupun mikroba adalah mikroorganisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal
(uniselder) mau pun bersel banyak (multi selder). Namun beberapa protistabersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak dapat
di lihat dengan mata telanjang. Virus juga termasuk kedalam mikroorganisme
meskipun bersifat selder. (Andrew, 2011). Media tumbuh bagi mikroba memiliki
keragaman dalam hal tipe nutrisi tergantung mikroba yang mengimbanginya. Sumber
nutrien bisa berasal dari alamiah maupun buatan seperti campuran zat-zat kimiawi.
Media dituang kedalam wadah-wadah selain sesuai juga disterilkan sebelum
digunakan. PH medium perlu disesuaikan dan ditentukan dengan nilai yang optimum
bagi pertumbuhan miroba (Putri, 2010).

Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan
sebagai akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi).
Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber
karbon, sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen.
Selai itu, secra umum nutrien dalam media pembenihan harus mengandung seluruh
elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme baru (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula
hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme
yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik.
Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau
larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan
makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna
di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek, 2009).

Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk
membiakkan mikroorganisme karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakannya, menurut susunannya, media dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu media alam, media semi sintetik dan media sintetik. Dalam
media alam komponen nutrisi tidak dapat diketahui dengan setiap waktu karena dapat
berubah-ubah dalam bahan yang digunakan dan bergantung dari asalnya. Sebagai
contoh ialah kentang, jagung, serangga, rambut, dan sebagainya. Dalam media semi
sintetik selain bahan hasil pertanian, digunakan pula zat-zat kimia yang komposisinya
diketahui dengan tepat (winda, 2009).
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semisintetik. Media
merupakan tempat dimana terjadi perkembangan organisme, organisme menyerap
karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah dicampur. Hal ini lah
yang menyebabkan mengapa kentang harus dipotong dadu, agar karbohidrat di kentang
dapat di kelar dan menyatu dengan air sehingga menjadi kaldu. Semakin kecil
permukaan maka semakin besar daya osmosirnya (risda 2007)
Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar
penanaman. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu
medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam
medium padat. Beda utama ketiga macam medium, yaitu ada tidaknya bahan pemadat.
Medium cair tidak menggunakan bahan pemadat. Medium semi solid dan medium
padat menggunakan bahan pemadat. Agar-agar paling umum digunakan. jumlah bahan
pemadat pada medium semi solid setengahnya dari medium padat jumlah agarnya
1.5%-18% (Amni, 2009).

Kentang merupakan tanaman semusim dari family solonaceae yang berumur


pendek. Daunnya majemuk yang menempel disatu tangkai dengan warna daun hijau
muda samapi gelap dan tertutup oleh bulu halus. Berdasarkan warna umbinya kentang
dapat digilingkan menjadi tiga, yaitu kentang merah, putih, dan kentang kuning.
Kentang merah merupakan kentang yang memiliki kulit merah dan daging kuning,
golongan yang termasuk kentang merah diantaranya dasiree, arka, dan red pantiac.
Kentang putih merupakan kentang yang kulit dagingnya berwarna putih, contohnya
radosa, sobago, dan donata. Kentang kunging merupakan yang kulit dan dagingnya
berwarna kuning, golongan ini diantaranya patrones, eigenheimer, dan granola
(Ramadhan, 2010).

Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang baik di gunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungsi, bakteri, maupun
sel mahluk hidup. Potato dextrose agar merupakan paduan yang sesuai Extra potato
(kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik itu
monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan, sedangkan agar
merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi bikan yang baik, karena mengandung
cukup air (winda 2009). Agar-agar mengandung karbohidrat. Mengenyangkan dan
menyegarkan bila disajikan dalam keadaan dingin, agar-agar bagus untuk usus karena
mengandung serat. Bermanfaat bagi penderita hipertensi, kolestrol, dan diabetes,
membuatnya juga mudah. ( bagus, 2010). Agar-agar merupakan karbohidrat dengan
molekul tinggi yang mengisi sel pada rumput laut. Agar-agar termasuk pada kelompok
peletin dan tergolong suatu polimer yang terbentuk dari monomer glaktosa. Agar-agar
juga bisa berbentuk bubuk dan dapat diperjual belikan. (bagus, 2010).

Peralatan atau bahan yang dipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus


dalamkeadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan
kehadirannya,baik yang mengganggu atau merusak media atau mengganggu kehidupan
dan proses yangsedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia, dan mekanik yang
membunuh semuabentuk hidup terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi
(Waluyo, 2010). Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme
yang terdapatpada suatu benda. Metode sterilisasi yang paling umum digunakan adalah
metode panas, baikitu panas kering maupun panas basah, namum kadang-kadang
metode lain, sepertipenyaringan cairan yang mempertahankan mikroorganisme yang
dapat dibudidayakan dimedia laboratorium biasa (Raudah, 2017).Sterilisasi panas
kering dapat dilakukan di oven dengan udara panas. Bahan yangdisterilisasi di dalam
oven ditempatkan rapi tanpa berkerumun dan suhu dinaikkan sampai170°C – 180°C.
Suhu tersebut dipertahankan dalam jangka waktu tidak kurang dari 2 jam.Prosedur ini
sangat efektif membunuh spora maupun toksin yang dihasilkan oleh bakteri.Sementara
sterilisasi panas basah menggunakan autoclave merupakan metode sterilisasidimana
alat-alat yang disterilisasi terkena uap air dengan suhu diatas 100°C yang dihasilkansaat
uap berada di bawah tekanan. Uap dihasilkan langsung di peralatan atau dipasok
melaluisambungan ke saluran uap bertekanan tinggi (Machmud, 2013).

IV. METODE
a. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 September 2021 pada pukul 08.00
sampai selesai di rumah masing-masing.

b. Alat dan Bahan Pembuatan Media Tumbuh Mikroba


▪ Alat :
- Kompor
- Pisau
- Wadah
- Saringan teh
- Panci
- Sendok
- Cotton bads

▪ Bahan :
- Kentang 500 gr
- Gula
- Agar – agar (Powder)
- Air
- Ragi

c. Alat dan Bahan Sterilisasi Alat


▪ Alat :
- Kompor
- Panci
- Tatakan atau lap kering
- Wadah bening

▪ Bahan :
- Kentang

d. Langlah Kerja
▪ Media Tumbuh Mikroba
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Kupas kentang lalu dipotong dadu
3. Kemudian Cuci hingga bersih
4. Rebus kentang dengan aquadest (air) sampai mendidih/ kentangnya lunak
mengeluarkan ekstrak. Disaring, kemudian masukkan kedalam wadah
yang bening
5. Lalu hancurkan ragi dengan memasaknya menggunakan sedikit air. Lalu
disaring untuk mendapatkan ekstraknya
6. Kemudian panaskan lagi ekstrak kentang, masukkan agar-agar 30 gr,
ekstrak ragi, dan gula 1 sdm aduk terus sehingga tercampur sempurna
7. Kemudian setelah tercampur merata, tuangkan kemasing-masing wadah
yang sudah disiapkan
8. Lalu berikan perlakuan agar mikroba dapat tumbuh
9. Catatlah perlakuan yang diberikan dan hasilnya untuk dimasukkan
kedalam laporan

▪ Sterilisasi Alat
1. Tuangkan panci diatas kompor lalu diberi air dan dipanaskan
2. Masukkan sendok dan alat lainnya yang akan digunakan
3. Setelah beberapa menit angkat dan bungkus menggunakan kain lap yang
sudah steril atau kertas agar tidak terkontaminasi
4. Kemudian cuci dengan bersih kentang yang sudah dipotong

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


▪ HASIL
Tabel 1. Media tumbuh mikroba
No. Perlakuan Hasil Keterangan
1. Dengan tangan kotor Setelah 7 hari
mikroba tumbuh
pada wadah dengan
perlakuan
diusapkan dengan
tangan kotor
mikroba yang
teramati yaitu
koloni jamur yang
berwarna putih
dengan bentuk yang
tidak beraturan
serta koloni bakteri
yang teramati
tampak warna putih
kekuningan dengan
bentuk koloni
berupa lingkaran.
2. Dengan tangan Setelah 7 hari
bersih mikroba tumbuh
pada wadah dengan
perlakuan
diusapkan dengan
tangan bersih
mikroba yang
teramati yaitu
koloni jamur yang
berwarna putih
yang tebal, jamur-
jamur yang
teksturnya seperti
kapas berwarna
putih serta koloni
jamur yang tampak
kekuningan.

3. Cotton buds di Setelah 7 hari


masukkan ke bagian mikroba tumbuh
dalam mulut pada wadah dengan
perlakuan
diusapkan dengan
catton buds
dimasukkan ke
bagian dalam mulut
mikroba yang
teramati yaitu
koloni yang
berwarna putih
dengan ukuran
koloni yang cukup
besar.

4. Cotton buds Setelah 7 hari


dimasukkan ke mikroba tumbuh
bagian dalam mulut pada wadah dengan
dan diolesi sabun perlakuan cotton
buds dimasukkan
ke bagian dalam
mulut dan diolesi
sabun mikroba
masih tetap
tumbuh, yang
teramati yaitu
mikroba berupa
koloni berwarna
putih yang
berukuran sedikit
lebih besar.
5. Tanpa perlakuan Setelah 7 hari
mikroba tumbuh
pada wadah tanpa
perlakuan apapun
koloni mikroba
teramati berwarna
putih. Tumbuhnya
mikroba tersebut
dikarenakan saat
bekerja kurang
setril sehingga
mikroba tetap
tumbuh meskipun
tidak diberikan
perlakuan apapun
sebagai kontrol.

▪ PEMBAHASAN
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai
untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat
digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan mikroba. Berdasarkan komposisi kimianya dikenal medium sintetik dan
medium nonsintetik atau medium kompleks. Komposisi kimia medium sintetik
diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya
tinggi dan ditentukan dengan tepat. Diantara medium yang dibuat dalam percobaan ini
yang termasuk dlam medium sintetik adalah medium yang mengandung agar, seperti
halnya medium nutrient agar yang dignakan untuk mempelajari kebutuhan makanan
mikroba. Di pihak lain komposisi nonsintetik tidak diketahui dengan pasti. Seperti
bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu nutrient yaitu ekstrak daging dan pepton.
Dalam pembuatan medium digunakan sebagai sumber makanan bagi mikroba.
Seperti halnya pepton merupakan sumber nitrogen organik yang juga diperuntukan bagi
mikroorganisme heterotrof. Laktosa dan Dextrose merupakan sumber energi bagi
sebagian besar bakteri yang termasuk heterotrof. Selain itu kentang dan tauge yang
banyak mengandung karbohidrat merupakan sumber karbon yang baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme. Dalam pembuatan medium harus digunakan aquades
atau air murni, karena air sadah pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan ion
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging,
air dengan kualitas semacam ini dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan
megnesium fosfat.
Pada praktikum ini, praktikan membuat suatu media semi alami (semi sintetik),
yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar). PDA merupakan suatu media yang dibuat
dengan menggunakan bahan alami dan bahan kimia yang komposisinya dapat diketahui
secara pasti. Bahan alami media ini adalah kentang dan bahan kimianya adalah gula
dan agar-agar. Sumber nutrisi untuk menunjang pertumbuhan cendawan atau bakteri
dalam media PDA adalah kentang (ekstrak), agar-agar dan gula.
Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) adalah dengan Ekstrak
kentang yang diambil dari hasil perebusan kentang. Selanjutnya air rebusan kentang
dicampur dengan bahan tambahan lain seperti agar dan destrose. Selanjutnya larutan
dididihkan selama kurang lebih 30 menit. Langkah selanjutnya adalah menyeterilkan
botol dan memasukkan larutan PDA kedalamnya, saat hendak memasukkannya ke
dalam botol jangan tunggu sampai larutan dingin sebab jika dingin larutan akan
mengental. Selanjutnya alat sekaligus bahan harus diautoclaf untuk mencegah
terjadinya kontaminasi. Disini agar berfungsi untuk mengentalkan medium. Ekstrak
kentang dan agar disterilkan serta suhu dan pHnya diatur. Sebelum dilakukan sterilisasi,
medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna
kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat,
medium dapat ditanami bakteri atau cendawan.
Bakteri tidak dapat hidup tanpa adanya media yang mengandung nutrisi-nutrisi
untuk pertumbuhannya. Menurut Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan
mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya. Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media
merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Menurut Stanier (2011: 221), pada pembuatan media untuk berbagai
macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein
dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri.

VI. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diketahui bagaimana media
tumbuh mikroba dan sterilisasi alat, medium adalah suatu bahan yang terdiri atas
campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. PDA merupakan suatu
media yang dibuat dengan menggunakan bahan alami dan bahan kimia yang
komposisinya dapat diketahui secara pasti. Pemilihan media yang baik akan menunjang
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan
nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Amni,S.2009.Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. http://www.mikrobiologi.ac.com


diakses pada tanggal 29 September 2021
Andrew, c. 2010. Mikrobiologi. http://www.coremap.com diakses pada tanggal 29
September 2021

Bagus, 2010. Agar-agar. http://www.brainon.foot.id.org diakses pada tanggal 29


September 2021

Putri, A. 2010. Sterilisasi dan Pembuatan Medium Mikrobiologi.


http://www.sribd.com diakses pada tanggal 30 September 2021

Ramadhan, E. 2010. Biologi Tanaman Kentang. http://www.review.com diakses pada


tanggal 30 September 2021

Risda. 2007. Potato Dextrose Agar. http://www.mikrobiologidasar.com diakses pada


tanggal 30 September 2021

Winda, S. 2009. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar.


http://www.mikromedia.co.org diakses pada tanggal 30 September 2021

PERTANYAAN :
a. Perbedaan alat dan bahan yang digunakan pada kedua video tersebut

1. PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARA SITOLOGI


(Preparasi,sterilisasi dan inokulasi mikroba)”.
• Alat dan bahan
- Petri dish (Cawan petri)
Tips
- Batang L
- Kawat ose
- Tabung reaksi
- Kertas bersih
- Media pertumbuhan mikroba dalam Erlenmeyer

2. Video kedua “STERILISASI UAP ALAT”


• Alat dan bahan
- Kain lap steril
- Rantang
- Sendok
- Panci
- Kompor
- Cotton roll//cotton pellet
- Air suling
b. Perbedaan metode pada keduanya

1) Video pertama “VIDEO PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARA


SITOLOGI (Preparasi,sterilisasi dan inokulasi mikroba)”.
• Metode penggunaan panas = menggunakan autoklaf
- Membunggkus petri dish,tips,batang L , kawat ose, tabug reaksi , dan
erlenmeyer dengan kertas bersih.
- Lalu alat dan bahan dimasukkan kedalam autoklaf.
- Autoklaf digunakan pada suhu 121° C dan tekanan 1 atm dalam waktu 15
menit.
- Setelah selesai alat dan bahan dikeluarkan dan disimpan ditempat yang
steril

2) Video kedua “STERILISASI UAP ALAT”


• Metode penggunaan panas uap = menggunakan air mendidih
- Masukkan air suling kedalam panci
- Taruh panci keatas kompor lalu masukkan rantang yang berisi cotton
roll/cotton pellet dan tutup panci lalu nyalakan kompor dalam waktu 12-15
menit hingga suhu mencapai 121° C,setelah itu matikan kompor.
- Pada saat mengambil bahan yang di sterilkan tunggu hingga suhu 0°C
untuk menghindari resiko yang terjadi ,lalu ambil bahan yang disterilkan
dengan kain lap dan letakkan pada tempat yang steril.

c. Prinsip yang digunakan pada kedua metode sterilisasi


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi:
a. Sterilisai secara mekanik (filtrasi).
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahanyang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotic.
b. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
▪ Pemanasan
a) Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum,
pinset, batang L,dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.

b) Panas kering
sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yangterbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam.Kesterilan tergnatung
dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak
sesuaidengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai
secara sempurna.

c) Uap air panas


konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepatmenggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik
disinfeksi termurah Waktu 15menit setelah air mendidih Beberapa
bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan
Cl. Botulinum.

d) Uap air panas bertekanan


menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs,
apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui
autoklaf berfungsi dengan baik digunakanBacillus stearothermophilus.
Bila media yang telah distrerilkan, diinkubasi selama 7 hari berturut-
turut apabila selama 7 hari : Media keruh maka otoklaf rusak Media
jernih maka otoklaf baik,kesterilannya, Keterkaitan antara suhu dan
tekanan dalam autoklaf.

e) Pasteurisasi
Pertama kali dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman:TBC, Brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella, Shigella dan Difteri (kuman yang berasal dari
sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit.

▪ Penyinaran
▪ Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuhmikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UVSterilisaisi secara
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol.
▪ Sinar Gamma
Daya kerjanya digunakan pada sterilisasi bahan makanan, terutama
bila panasmenyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan
disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini.
Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin”.

c. Sterilisasi dengan Cara Kimia


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sterilisasi kimia :
• Rongga (space).
• Sebaiknya bersifat membunuh (germisid).
• Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat.
• Pengenceran harus sesuai dengan anjuran.
• Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat
sangat mudahmenguap.

Anda mungkin juga menyukai