Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

JUDUL KEGIATAN:

“ PEMBUATAN MEDIA MENGGUNAKAN BAHAN KENTANG”

Dosen pengampu Praktikum Mikrobiologi:

Nur Hasanah, M.SI

DISUSUN OLEH:

CINDY FITRIA SARI (211030490191)

Kelompok 2:

1. EVI NUR LELA (211030490192)


2. RIKA KURNIA (211030490193)
3. SIFA MAWARDA (211030490189)

KELAS 01FARP003

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

Jl. Pajajaran No. 1 Pamulang Barat, kec. Pamulang, Kota Tangerang selatan Banten 15417
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang :

Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.


Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut
media.

Mikroorganisme yang kita isolasi harus kita ketahui jenis medium yang disukai sehingga
dapat tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini medium akan digunakan oleh
mikroorganisme sebagai sumber energy untuk melakukan pertumbuhan dan
perkembangbiakan maka hendaknya harus sesuai dengan komposisi bahan medium.

2. Tujuan:
1. Kegunaan dari percobaan ini adalah agar dapat mengetahui dan mengamati pertumbuhan
mikroorganisme pada media.
2. Mengenal bermacam-macam jenis dan kegunaan media
3. Mengetahui pentingnya sterilisasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisii media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari mengenai bakteri atau mikroorganisme,


baik bentuknya, susunannya, dan lain-lain. Oleh karena itu untuk dapat melihat dengan jelas
penampakan mikroba maka perlu diadakan piaraan atau biakan mikroorganisme.

Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk
membiakan mikroorganisme karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap pertumbuhan
dan perkembangbiakannya, menurut susunannya media dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu
media alam, media semi sinetik, dan media sinetik.

 Macam-macam media pada mikroorganisme:

1. Media basal
Media basal atau media dasar adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar
membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan
hampir semua jenis mikroba. Beberapa contoh media basal antara lain nutrient broth,
kaldu pepton, dan lain sebagainya.

2. Media diperkaya ( enriched)


Media basal yang diperkaya dengan nutrisi ekstra dalam bentuk darah, serum, kuning
telur dan sebagainya. Umumnya, media diperkaya digunakan untuk bakteri dengan
perhatian khusus. Beberapa contohnya antara lain blood agar, chocolate agar, loeffler
serum slope, dan lain sebagainya. Penambahan nutrisi ini diatur dengan persentase
terkontrol. Blood agar contohnya, dipersiapkan dengan menambahkan 5-10% darah
(dari volume agar) ke bahan dasar agar.

3. Media diferensial
Jenis media mikrobiologi yang satu ini merupakan media yang bila ditumbuhi oleh
mikroba yang berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus yang
memudahkan peneliti dalam proses identifikasi. Media ini memiliki tambahan bahan
kimia atau reagensia tertentu yang merangsang pertumbuhan mikroba sehingga
memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik. Contoh-contoh media diferensial
mulai dari media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dan media Sulfit Indol Motility
(SIM).

4. Media selektif
Bila tujuannya adalah untuk menumbuhkan salah satu jenis mikroba, maka media
selektif adalah media yang paling tepat untuk digunakan. Media ini memungkinkan
satu jenis mikroba tumbuh dengan pesat, sementara mikroba lainnya mengalami
hambatan. Terdapat bahan-bahan inhibitor yang mampu menghambat pertumbuhan
mikroba lain yang tidak diinginkan. Inhibitor ini dapat berupa antibiotik, garam dan
bahan kimia lainnya. Beberapa contohnya antara lain media Salmonella Shigella Agar
(SSA) dan Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS).

5. Media Indikator
Sejumlah media didesain sedemikian rupa agar bakteri yang berbeda dapat dikenali
dari warna koloni mereka. Beragam pendekatan mulai dari penambahan pewarna
hingga substrat metabolisme digunakan agar bakteri dapat muncul dengan warna
yang berbeda dalam satu koloni. Media yang seperti ini dinamakan media indikator.
Beberapa contoh media indikator yang dikenal adalah Mannitol salt agar, Mac
Conkey agar dan TCBS.

6. Media transport
Karena kebutuhan penelitian, spesimen mungkin butuh untuk dikirim dengan alat alat
laboratorium secepatnya setelah dikumpulkan untuk mencegah pertumbuhan
organisme pencemar atau bakteri komensal. Hal ini dapat dilakukan dengan
mempersiapkan media transport. Media ini bertujuan untuk mencegah spesimen
mengalami kekeringan, mempertahankan rasio bakteri patogen dan komensal serta
menghambat pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Beberapa media untuk
transport memiliki konsistensi yang semi-padat. Terkadang, media juga ditambahkan
arang untuk menetralisir faktor penghambat pertumbuhan.

7. Media anaerob
Bakteri anaerob membutuhkan media khusus untuk bisa tumbuh karena mereka
membutuhkan jumlah oksigen yang rendah sehingga mampu mengurangi potensi
nutrisi tambahan yang teroksidasi. Media anaerob biasanya ditambahkan nutrisi
tambahan seperti hemin dan vitamin K. Umumnya, untuk mengurangi oksigen yang
terlarut, medium akan direbus terlebih dahulu kemudian disegel menggunakan
parafin.
8. PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur
di laboratorium karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan
pH 7,0, dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C

9. Media cair
Media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarkan media padat,
tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni
kuman. Contoh media cair: Nutrient broth(NB), Pepton dilution fluid(PDF), Lactose
broth, Macconkey broth(MBC),dll.

10. Media semi padat


Adalah media yang mengandung agar sebesar 0,5%.

11. Media padat


Media padat mengandung komposisi agar sebesar 15%. Media padat digunakan untuk
mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan murni.
Contoh media padat: Nutrient Agar(NA), Potato Detrose Agar(PDA), Plate count
agar(PCA), dll.

 Kegunaan media

Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk
isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba.

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
digunakan untuk membiakkan mikroba. Media terdapat bermacam-macam yang dapat
digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan
jumlah mikroba maupun untuk transport specimen dari suatu tempat ke tempat
pemeriksaan mikrobiologi. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dalam pemeriksaan
mikrobiologi, media menjadi suatu hal yang penting agar mikroba yang dapat hidup dan
menentukan bahwa mikroba yang diperiksa adalah benar-benar mikroba yang dicari atau
yang diharapkan.
BAB III

METODELOGI

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan:


A. Alat yang digunakan:
1. Pisau
2. Parutan keju
3. Beaker glass
4. Erlenmeyer
5. Sendok
6. Saringan
7. Magnt statis
8. Hot plant
9. Batang pengaduk
10. Serbet
11. Tabung reaksi
12. Neraca analitik
13. Autoclave
14. Kapas

B. Bahan yang digunakan:


1. Kentang 8gram
2. Agar-agar 8gram
3. Air 400ml
4. Gula 8gram

C. Prosedur pembuatan:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kupaslah kulit kentang
3. Potonglah kentang hingga berbentuk kecil-kecil
4. Kemudian kentang tersebut dicuci hingga bersih.
5. Timbang kentang sebanyak 8gram, gula 8gram, dan agar-agar 8gram.
6. Selanjutnya, siapkan air sebanyak 400ml kedalam beaker glass. Masukkan
kentang 8gram, lalu panaskan menggunakan hot plate strirrer selama 30menit.
7. Setelah itu, saring kentang hingga didapatkan air pati dari kentang tersebut.
8. Kemudian masukkan gula dan agar-agar kedalam air pati kentang dan
panaskan kembali menggunakan hot plate strirrer selama 15 menit.
9. Setelah selesai, masukkan media kedalam Erlenmeyer dan tutuplah
Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas. Masukkan Erlenmeyer kedalam
autoclave untuk disterilisasi selama 20menit.
10. Setelah di sterilisasi, keluarkan media kemudian media dimasukkan kedalam
kulkas agar tidak ada bakteri/mikroba yang mengontaminasi media tersebut.
11. Media yang benar, hasilnya tidak ada jamur yang mengendap diatas
permukaan media.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Foto-foto dokumentasi:

PEMBAHASAN: Media PDA(Potato Dextrose Agar) merupakan medium semisintetik. Media


merupakan tempat dimana terjadi perkembangan organisme, organisme menyerap karbohidrat
dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah dicampur.
BAB IV

PEMBAHASAN
 Alasan mengapa menggunakan media kentang?

Kentang merupakan sumber karbohidrat (karbon), vitamin dan energi. Dextrose sebagai
sumber gula dan energi selain itu komponen agar berfungsi untuk memadatkan medium
PDA. Masing-masing dari ketiga komponen tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan
dan perkembangbiakkan mikroorganisme terutama jamur.

Kentang merupakan tanaman semusim dari family solonaceae yang berumur pendek.
Daunnya majemuk yang menempel disatu tangkai dengan warna daun hijau muda sampai
gelap dan tertutup oleh bulu halus. Berdasarkan warna umbinya kentang dapat
digilingkan menjadi 3 yaitu: kentang merah, putih, dan kentang kuning.

 Alasan media harus dipotong/diparut

Organisme menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta agar yang telah
dicampur. Supaya karbohidrat di kentang dapat di kelar dan menyatu dengan air sehingga
menjadi kaldu, semakin kecil permukaan maka semakin besar daya osmosinya. Hal ini
lah yang menyebabkan kentang harus dipotong ataupun dapat diparut.

 Alasan kenapa harus dipanaskan

PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur di
laboratorium karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH
7,0, dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C.

 Alasan mengapa harus di autoclave

Autoklaf ini memiliki suhu yang sangat panas dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan
pemanas lainnya. Tujuan dari tingginya suhu ini adalah untuk membunuh bakteri yang
menempel di alat medis. Contohnya adalah jamur, virus, hingga virus maupun spora yang
tidak aktif.

Salah satu keunggulan jenis autoclave adalah bisa beroperasi tanpa memerlukan tenaga
listrik. Cara kerjanya benar-benar seperti panci presto. Hanya butuh kompor agar alat ini
bisa bekerja optimal dalam membantu sistem medis, bahkan di fasilitas kesehatan
terpencil.
Prinsip kerja dari autoclave adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan
udara, sehingga udara terletak di bawah uap, cara kerjanya dimulai dengan memasukan
uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Autoklaf ini dapat
bekerja dengan cakupan temperatur antara 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit.

 Alasan mengapa harus di suhu 121°C

Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang
diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik.
Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, di mana sel
vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C.
Bioindikator dapat diletakan dibagian rak dasar, tengah atau atas didalam autoclave.
Jalankan proses sterilisasi yaitu suhu 121OC, tekanan 1 atm, selama 15 menit.

DAFTAR PUSTAKA
Volk, dan wheeler., 1993, Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta

Haribi, Ratih. 2008, Mikrobiologi, Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang.

Web Sinfiniti :bioanalitika solusindo

Sterilisasi Autoclave https://www.google.bbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id

pengertian PDA https://www.google.media.neliti.com

Autoclave berada di suhu 121c https://eprints.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai