Anda di halaman 1dari 4

UTS KEWIRAUSAHAAN DASAR

Bela Oktaviani
NIM 2021021198
Rini Sumiarsih, Pengusaha Keripik Talas Lebay

Mungkin nama Rini Sumiarsih masih sangat absurd di pendengaran kita, namun sebetulnya ibu rumah
tangga ini bisa menangkap peluang perjuangan kecil rumahan yang mengangkat perekonomian keluarga
dengan cara berjualan keripik Talas. Awal memulai bisnis keripik Talas yang ditekuninya sebetulnya
dilakukan dengan tanpa sengaja sekaligus “keterpaksaan” lantaran terdesak oleh kebutuhan sehari-hari
sehingga harus mencari jalan lain buat menutup kebutuhan hidup. Rini ialah seorang ibu rumah tangga
dengan 3 orang anak yang pernah berprofesi sebagai pengajar PAUD dan suaminya sendiri ialah
pedagang bakso goreng keliling dengan penghasilan 15 – 20 ribu sehari. Maka dalam sebulan, keluarga
ini mempunyai penghasilan rata-rata hanya 600 ribu per bulan, jadi bisa dibayangkan bagaimana
susahnya memutar uangnya untuk menambal kebutuhan sehari-hari. Akhirnya, dengan segala risiko
kerugian yang siap menghadang, Rini memutuskan untuk mencoba berjualan keripik dari materi Talas
lantaran melimpahnya materi baku Talas di desa Mayak kecamatan Cibeber kabupaten Cianjur Jawa
Barat.

Di desanya, Talas biasanya hanya direbus kemudian dimakan untuk jajanan sobat minum kopi atau teh
di waktu pagi atau sore hari, belum ada orang yang mencoba menciptakan keripik dari materi Talas.
Keberanian mengambil keputusan untuk mencoba menyebabkan Talas sebagai keripik ialah sebuah ide
cemerlang yang pernah terlintas di pikiran Rini lantaran ia pribadi mencoba menciptakan keripik Talas
dengan rasa asin lantaran hanya produk keripik Talas rasa asin itu saja yang bisa dibuatnya ketika itu.
Untuk tes pasar, sebelum ia memproduksi dengan skala besar dan menjualnya ke pasar, Rini
mengatakan hasil keripiknya kepada para tetangga untuk mengetahui apakah mereka bisa mendapatkan
hasil produksinya. Ternyata, para tetangga suka dengan hasil tersebut dan singkat kisah jadinya Rini
dibantu suami memproduksi keripik berbahan baku Talas dalam skala agak besar lantaran mereka akan
menjualnya ke pasar.

Pemilihan nama atau label Lebay buat produksi keripiknya bukanlah hal gampang dilakukan lantaran
buat Rini dan suami memilih nama produk tak semudah ibarat memberi nama pada anak. Tapi, oleh
lantaran para tetangga sering menyebut Rini dengan kata lebay, maka kemudian diputuskanlah bahwa
nama keripik Talas tersebut dengan label Lebay. Untuk duduk perkara pemasaran produknya, Rini yang
dibantu suami melakukannya dengan cara menitipkan ke toko atau warung di sekitar lingkungan mereka
dan ternyata sambutan masyarakat sangat baik terhadap hasil produksi mereka. Pada bulan Februari
tahun 2014, Rini mendapatkan tunjangan teknis dari para mahasiswa Prasetiya Mulya Business School
ihwal bagaimana pola perjuangan modal kecil yang baik yaitu berupa tunjangan tenaga produksi,
training manajemen, dan dasar-dasar bisnis yang modern untuk mengangkat bisnis keripik tersebut
menjadi lebih besar dan berkembang. Dan hasil dari tunjangan tersebut sangat terasa dilihat dari
meningkatnya pendapatan higienis Rini dalam seminggu bisa mencapai 300 ribu lantaran kini ia bisa
menciptakan aneka rasa keripik ibarat rasa balado dan keju. Jika sebelumnya pendapatan kotor
mencapai 150 – 200 ribu seminggu, maka omzet 1,5 juta dalam seminggu bisa diperolehnya dengan
keuntungan higienis 300 ribuan.
Pertanyaan;
Jelaskan bagaimana penerapan lima prinsip effectuation dari cerita di atas!
1. Bird-in-hand principle
2. The affordable-loss principle
3. The crazy-quilt principle
4. The lemonade principle
5. The pilot-in-the-plane

Jawab :

1. Bird-in-hand principle
Pada prinsip Bird in hand, ditekankan pada seorang entrepreneur untuk berani memulai
usahanya dengan memahami kemampuan yang dimiliki dalam berwirausaha, tentunya
dengan mengenali terlebih dahulu siapa dirinya seperti kekuatan apa yang dimilikinya,
apa yang mereka ketahui tentang bisnis yang dijalankannya seperti pengetahuan
berkaitan dengan bisnis yang dijalankan, dan siapa yang mereka ketahui seperti koneksi
yang merupakan kunci dari kekuatan untuk membangun bisnis,sehingga dengan koneksi
lama akan membantu mendapatkan koneksi baru untuk membantu pengembangan
bisnis.

Penerapan Bird In Hand : Rini Sumiarsih mengetahui peluang berjualan keripik talas
didesanya,mengetahui betapa melimpahnya bahan baku talas di desanya,dan
mengetahui ide yang cemerlang untuk membuat keripik dari talas serta memahami
kondisi keuangannya untuk kebutuhan hidup yang pas-pasan sehingga harus mencari
cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. The affordable-loss principle


digunakan untuk mengatur komitmen seorang entrepreneur dalam memulai bisnisnya
serta pembatasan resiko yang kemungkinan muncul.

Penerapan The affordable-loss principle : Rini Sumiarsih mulai memutuskan untuk


memulai berjualan keripik talas dengan segala risiko yang siap diterimanya
(keterbatasan modal) dan mulai membuat keripik dari talas rasa asin terlebih dahulu
karena hanya bisa membuat rasa asin.
3. The crazy-quilt principle
mengacu pada perluasan jaringan yang dipilih sendiri dengan fokus pada kemitraan
daripada pesaing.

Penerapan The crazy-quilt principle : Rini Sumiarsih mengajak suami untuk


membantunya memproduksi keripik dan para tetangga untuk menitipkan keripiknya
ke toko/warung di sekitar lingkungan desanya serta Rini mendapatkan tunjangan dari
para mahasiswa Prasetiya Mulya Business School dalam bentuk tenaga
produksi,training,manajemen,dan dasar-dasar bisnis modern untuk menjalankan
bisnis keripik talas lebay yang dimilikinya.

4. The lemonade principle


ditekankan pada seorang entrepreneur untuk memandang kejutan yang datang dalam
bisnisnya atau suatu yang tak terduga sebagai masukan berharga daripada sebagai
rintangan yang harus dihindari serta mampu mengubah kejutan tersebut menjadi
peluang untuk mengembangkan bisnis yang dapat menguntungkan bisnisnya.

Penerapan The lemonade principle : Rini Sumiarsih mampu beradaptasi dengan


tunjangan yang diberikan oleh para mahasiswa Prasetiya Mulya Business School yang
membuat bisnisnya semakin berkembang menjadi lebih besar dan mampu membuat
aneka rasa keripik selain asin yaitu balado dan keju.

5. The pilot-in-the-plane
menekankan pada entrepreneur untuk terlibat aktif dalam mengontrol segala sesuatu
yang terjadi pada saat ini guna menciptakan masa depan daripada pasif hanya dengan
memprediksi masa depan.

Penerapan The pilot-in-the-plane : Rini Sumiarsih memilih bisnis keripik talas karena
selama ini belum ada orang yang menciptakan keripik dari talas di desa Rini yang
biasanya talas hanya direbus saja. Dengan melihat peluang itu,kini omzet Rini
mencapai 1,5 juta dalam seminggu dengan keuntungan higienis 300 ribuan yang
sebelumnya hanya mendapatkan pendapatan kotor sebesar 150 – 200 ribu seminggu.

Anda mungkin juga menyukai