Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

Nama : Made Artha Budi Iswara


NIM : 1913521074
Prodi / Kelas : Manajemen Sumber Daya Perairan / B
1. Ajik Krisna

Ajik Krisna alias Gusti Ngurah Anom merupakan pengusaha sukses yang berasal dari Bali.
Ajik Krisna berasal dari keluarga yang tidak mampu bahkan ia hanya menemmpuh pendidikan
sampai SMP. Akhirnya Ajik Krisna memutuskan untuk merantau di Denpasar. Tanpa punya
cukup bekal dan rencana, ia pun memutuskan menumpang di Pos Satpam Hotel Rani di Sanur.
Selama tinggal di Pos Satpam, Anom bekerja sebagai pencuci mobil para tamu hotel.

Beberapa tahun kemudian, Anom memberanikan diri membuka toko baju kaos dengan
nama Cok Konfeksi. Sukses dengan usahanya tersebut, ia kembali memikirkan peluang bisnis
yang berpotensi laris manis. Idenya kemudian diwujudkan dalam bisnis oleh-oleh Bali bernama
Krisna Oleh-Oleh Khas Bali yang berdiri pada 2007. Mulanya ia hanya menjual kaos sebagai
cenderamata. Selanjutnya, ia terus mengembangkan produknya mengikuti permintaan pasar.
Dalam waktu singkat, Krisna Oleh-Oleh Khas Bali telah dibuka di beberapa tempat lainnya. Saat
ini, usahanya Bali telah menjadi pusat oleh-oleh terbesar di Pulau Dewata.

Kisah Anom atau Ajik Krisna ini menjadi bukti bahwa siapapun bisa mengubah nasib, tak
peduli latar belakang maupun stigma yang telah dimiliki, asalkan kita mau berusaha dan
berjuang pasti kesuksesan itu akan dating. Kita sebagai pengusaha juga harus pintar melihat
peluang yang ada dan juga harus terus mengembangkan usaha kita.
2. Yabes Tanuri

Yabes Tanuri merupakan pemilik club sepak bola kebanggaan Bali, yaitu Bali United FC.
Sejarah kepemilikan klub yang bermarkas di Kabupaten Gianyar ini dimulai saat Pieter membeli
klub Persisam Putra Samarinda dari Harbiansyah Hanafiah pada akhir 2015. Awalnya klub ini
bernama Persisam dan bermarkas di Samarinda. Namun karena minimnya sponsor disana
akhirnya Yabes Tanuri memberanikan diri untuk membeli club ini dan berganti nama menjadi
Bali United. Yabes memberanikan diri untuk mengambil resiko dan mulai membangun ulang
klub ini dari nol atau dari bawah. Yabes optimistis industri sepak bola Indonesia yang baru
berlabel profesional pada 2009 akan terus maju. Optimisme itu pula yang mendorong Yabes
berkecimpung di dunia sepak bola. Agaknya, Yabes sudah siap merugi lebih dulu sebelum
akhirnya memetik keuntungan dari investasi yang dilakukannya ini di masa mendatang.
Motivasi Yabes untuk membangun Bali United adalah agar dapat memajukan persepakbolaan
Indonesia khususnya persepakbolaan di Bali agar dapat lebih maju. Akhirnya dengan usaha
yang kuat dan juga optimis dan tidak mudah menyerah sekarang Bali United sudah menjadi
klub yang besar dan sudah mendapat banyak sponsor, bahkan saat ini Bali United merupakan
salah satu klub termaju di Indonesia.
3. Putera Sampoerna

Putera Sampoerna adalah cucu dari Liem Seeng Tee, sang pendiri HM Sampoerna dan
anak dari Liem Swie Ling atau yang dikenal dengan nama Aga Sampoerna. Ia mengenyam
pendidikan internasional pertamanya di Diocesan Boys School, Hongkong kemudian Putera pun
sempat melanjutkan pendidikan di Carey Baptist Grammar School.

Setelah menyelesaikan pendidikannya ia tak langsung terjun ke dunia bisnis ( mengelola


bisnis keluarganya ), namun ia bersama istrinya bekerja di perkebunan kelapa sawit milik
seorang pengusaha di Malaysia. Disana ia banyak mempelajari berbagai realitas dunia bisnis.
Pada tahun 1980, barulah Putera memutuskan kembali ke tanah air dan bergabung dengan tim
operasional PT. Sampoerna Tbk. Putera akhirnya berhasil menduduki jabatan sebagai Chief
Executive Officer (CEO) pada tahun 1986, menggantikan posisi sang ayah.

Setelah sang ayah meninggal Putera memegang kendali penuh terhadap kinerja
perusahaan. Ia kemudian melakukan berbagai inovasi dan gebrakan untuk mengembangkan
bisnis dan mengambil peluang-peluang bisnis yang memiliki prospek menjanjikan.

Sebagai seorang wirausaha atau pengusaha kita harus banyak belajar dan mencari
pengalaman dalam berbisnis atau berwirausaha. Kita juga harus melakukan berbagai inovasi
dan gebrakan untuk memajukan dan mengembangkan bisnis dan mengambil peluang-peluang
bisnis yang memiliki prospek yang menjanjikan. Dengan kelihaian melihat pangsa pasar
membuat Sampoerna bertengger menjadi perusahaan rokok yang sangat besar di Indonesia.
Keputusan sensasionalnya membuat dirinya justru semakin berkibar di jajaran pengusaha besar
Indonesia. Langkah mengubah haluan dari ‘zona nyaman' untuk mencari terobosan ke depan
patut dijadikan contoh, bahwa keputusan berani kadang perlu diambil untuk mencapai tingkat
sukses berikutnya.
4. Ahmad Rizqy Akbar

Ahmad Rizqy Akbar adalah CEO dari Growpal. Growpal merupakan sebuah startup
bidang financial technology (fintech) yang sukses meraih pasar ekspor komoditas kerapu dan
udang sekalipun. Pasar ekspor primer mereka ada di semua negara kawasan Asia Tenggara,
sisanya dalam jumlah kecil di Hongkong, China, Jepang, dan Amerika Serikat. Sedangkan skala
nasional masih sekitar Jakarta dan Surabaya.

Selama berbisnis Rizqy pernah tertipu hingga ratusan juta rupiah. Namun, Rizki bertekad
melanjutkan bisnisnya yang sudah menjadi tujuan hidupnya karena dia sadar untuk mengubah
sesuatu dan mewujudkan mimpi harus ada yang dikorbankan. Saat ini Growpal sudah
menerima dana dari investor kisaran Rp3 miliar dengan rerata ekspor kerapu 400 ton dan
udang 50 ton perbulan.

Disini sebagai seorang entrepreneur jangan pernah takut dalam memulai bisnis. Karena
dengan pola piker yang takut untuk memulai bisnis sudah bisa dikatakan bahwa kita telah gagal
dalam berbisnis. setiap proses yang dijalani untuk gagal atau tidaknya membuat seseorang
tangguh sebagai entrepreneur. Cepat atau lambat. Kita akan bisa mencapai yang kita impikan
karena Tuhan selalu mencatat dan memperhitungkan kerja keras kita.
5. Bapak Lestarianto

Bapak Lestarianto memulai bisnis dari ikan nila ini sejak tahun 1990. Awalnya bapak
Lestarianto merupakan seorang pemilik industri garmen, sekaligus ikut mengurus kolam
pancing milik orangtuanya seluas 1000 m2. Seiring berjalannya waktu bapak Lestarianto
melihat bahwa bisnis di bidang perikanan lebih menarik dan menjanjikan dibandingkan garmen.
Akhirnya ia pun mulai serius mengembangkan kolam pancing milik orangtuanya.

Dengan usaha dan kerja kerasnya akhirnya kolam pancingya mulai berkembang hingga
seluas 8000 m2. Selain itu bapak Lestarianto pun menciptakan jaringan atau jalur pemasaran
ikan nila hasil panennya. Awalnya, di Kedungombo, kemudian ke Cangklik, Sleman, Jatiluhur,
Cirata, Bandung, bahkan hingga ke Bali.

Didalam menjalankan suatu usaha bapak Lestarianto pernah mengalami kerugian sebesar
1129 miliar. Anehnya, walaupun pernah mengalami kerugian hingga lebih dari satu miliar,
bapak Lestarianto sampai saat ini tidak pernah melibatkan bank. Semua usaha yang
dilakukannya berdasarkan dari modal sendiri dan tidak pernah berhutang dengan bank.
Walaupun pernah mengalami kerugian yang sangat besar bapak Lestarianto tidak mudah
menyerah dan selalu konsisten dalam menjalani usahanya, dengan semua usaha dan kerja
kerasnya akhirnya bapak Lestarianto dapat sukses menjalani bisnis dan usahanya.

Anda mungkin juga menyukai