Anda di halaman 1dari 21

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat
kecil dan hanya bisa diamati dengan bantuan mikroskop. Mikroorganisme ada yang
tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun atas beberapa sel
(multiseluler). Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran
seorang ilmuwan bernama Leeuwenhoek yang mengamati mikroorganisme pada
air hujan, air laut, dan kotoran gigi. Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak
ditemukan jasad renik, diantaranya protozoa, khamir, dan bakteri. Kelompok
mikroorganisme yang paling banyak tersebar di udara bebas adalah bakteri, jamur
(termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Belum ada mikroorganisme yang
habitat aslinya di udara. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila
dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroorganisme udara dapat dipelajari
dalam dua bagian, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme
udara di dalam ruangan. Mikroorganisme paling banyak ditemukan di dalam
ruangan. Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah,
di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer.
Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya
mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan struktur
tanah yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat mengeluarkan (sekresi) zat
perekat yang tidak mudah larut dalam air (Pelczar dan Chan, 1986).
Medium pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan campuran zat-zat
yang mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikroba. Membiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan media
yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi
mikroorganisme. Media pertumbuhan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk
menumbuhkan bakteri. Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan baik pada setiap
media dan beberapa bakteri membutuhkan media khusus. Media harus dapat
menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan
bakteri pada media dapat digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat–
2

sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroba. Berdasarkan sifat fisik media dapat
dibedakan atas 3 yaitu: 1). Media padat, media padat adalah media yang memiliki
komposisi agarnya 15%, 2). Media semi padat, media yang mengandung agar
kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi
kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair, 3). Media cair, media cair adalah media
pertumbuhan mikroorganisme yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Macam media dan cara pembuatannya
1). Nutrien agar (NA), NA adalah media yang terbuat dari bahan: beef extrak
sebanyak 3g, peptone 5 g, agar 15 g dan aquades sebanyak 1000ml, cara
pembuatannya adalah: 1. Timbang beef, agar dan pepone sesuai dengan yang
dibbutuhkan menggunakan neraca analitik, 2. Larutkan ekstrak beef dan peptone ke
dalam 500ml aquades, 3. Larutkan larutkan agar ke dalam 500ml aquades sambil
terus diaduk dan dipanaskan di atas kompor atau hot plate, 4. Tuang larutan ekstrak
beef dan peptone je dalam larutan agar sambil diaduk sampai homogen, 5. Ukur pH
menggunakan pH meter atau kertas pH, jika larutan belum netral bisa ditambahkan
dengan HCL atau NaOH, 6. Masukan media ke dalam erlenmeyer dan
sterilisasikan menggunakan autoklaf, apabila sudah sterilisasi dinginkan media lalu
tuang secara aseptis dalam laminar air flow untuk membuat media tegak atau
miring. 2). Potato dextrose agar (PDA), media PDA adalah medium yang memilki
pH 4.5 sampai 5.5 sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan
lingkungan yang netral dengan pH 7.0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan
antara 25–30 °C. bahan pembuatan media ini meliputi kentang 200 gram, dektrosa
20 gram, agar 17 gram dan aquades sebanyak 1000ml. Cara pembuatan medium ini
adalah: 1. Kupas dan iris kentang, lalu cuci bersih, 2. timbang kentang yang sudah
bersih seberat 200 gr 3. Rebus kentang dengan aquades selam 1-2 jam, 4. Saring
kentang yang sudah di rebus dengan penyaring teh ke dalam gelas beaker, 5.
Larutkan agar dan dektrosa dalam 500 ml aquades homogenkan serta didihkan di
atas hot plate, 6. Gabungkan larutan agar dan destrosa dengan ekstrak kentang dan
aduk hingga homogen 7. Masukan larutan ke dalam erlenmeyer lalu tutup
menggunakan kapas, alumuniumfoil dan plastic wrapping 8. Sterilkan media ke
dalam autoklaf. 3). Nutrien broth (NB), Nutrien broth adalah medium yang
3

memerlukan komposisi sama dengan NA tetapi tidak memakai agar sebagai


pemadat. Proses pembuatannya pun lebih sederhana, tinggal melarutkan peptone
dan beef ekstrak kemudian di tabung dalam labu erlenmeyer atau tabung reaksi dan
siap disterilisasi. Proses pembuatan media ini tidak memerlukan panas , peptone
dan beef ekstrak akan mudah dilarutkan sempura pada air suhu kamar sambil di
aduk. Pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri yang baik di dalam media harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1). Mengandung nutrisi yang tepat untuk
bakteri spesifik yang akan dibiakkan, 2). Kelembaban yang cukup, pH sesuai, kadar
oksigen cukup, 3). Media pembenihan harus steril dan tidak mengandung
mikroorganisme lain, dan 4). Media diinkubasi pada suhu tertentu. Media yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah media padat yaitu media agar.
Mikroorganisme yang akan diamati dalam penelitian yaitu bakteri, jamur dan
kapang. Media agar yang umum digunakan untuk mengisolasi bakteri, jamur dan
kapang di laboratorium antara lain: Potato Dextrose Agar (PDA), Malt Extract Agar
(MEA), Carrot Agar (CA), Taoge Extract Agar (TEA) dan Oat Meal Agar (OM)
(Gandjar, 2006).
Isolasi mikroba adalah pemisahkan atau mengurangi jenis mikroba dengan
mikroba lainnya dalam media. Teknik isolasi mikroba adalah upaya menumbuhkan
mikroorganisme di luar lingkungan alaminya. Pemisahan mikroba di luar
lingkungan bertujuan untuk memperoleh kultur mikroba yang tidak lagi bercampur
dengan mikroba lain yang disebut kultur murni. Isolasi pada mikroorganisme
biasanya dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroba yang
berasal dari luar atau bisa juga di gunakan sebagai metode untuk mengidentifikasi
mikroba yaitu untuk mengetahui sifat morfologinya, biokimia, dan molekul dari
bakteri. Adapun cara digunakan untuk metode isolasi mikroba secara sebar adalah
sebagai berikut yaitu sampel diletakkan di permukaan media agar, sampai disebar
dipermukaan media agar, inkubasi, setelah melakukan cara tersbut maka tinggal
menunggu hasil isolasi. Adapun dengan menggunakan cara tuang adalah sampel
diletakkan di cawan petri kosong, cawan petri diberi media kemudian diaduk
homogen, inkubasi, perbedaan dari hasilnya dengan cara sebar adalah jika dengan
cara tuang maka mikroba ada yang terdapat dalam media maupun di
4

permukaan media. Pengeceran bertingkat meruoakan isolasi mikroba yang


bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumblah mikroorganisme yang
tersusoensi pada cairan yang digunakan. Pengertian dari Pengenceran bertingkat
adalah suatu pengenceran bertahap dari suatu zat dalam larutan. Pengenceran
biasanya memiliki factor pada setiap tahap adalah konstan, menghasilkan
konsentrasi Adapun tujuan dari diberlakukan nya pengenceran bertingkat yaitu
untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi cairan. Total
Plate Count atau TPC adalah perhitungan jumblah bakteri yang tumbuh pada
media tanam lalu jumlah koloni bakteri yang dihitung pada cawan petri kemudian
Jumlah koloni 1
hitung menggunakan rumus CFU = × F.Pengeceran (Hafsan, 2014).
F.Pengeceran

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum mata kuliah Mikrobiologi Industri dengan materi
Pembuatan Media, Isolasi, Dan Perhitungan Mikroorganisme yaitu:
1. Mahasiswa mengerti serta memhami macam-macam medium pertumbuhan
fungsi serta cara pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme.
2. Mahasiswa mengerti dan memahami cara mengisolasi mikroba.
3. Mahasiswa mengerti dan memahami cara perhitungan mikroorganisme
dengan menggunakan metode total plate count.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Medium Pertumbuhan Mikroorganisme


Medium atau media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu tempat
dengan terpenuhi nya sumber nutrisi untuk mikroorganisme sebagai tempat
pertumbuhan mikroorganisme. Media selain sebagai tempat pertumbuhan mikroba
juga di butuhkan untuk isolasi mikroba serta uji coba biokimia mikroba. Medium
baik daah medium yang tersusun untuk memenuhi sumber nutrisi dari mikroba
tersebeut medium harus mengandung beberapa unsur seperti karbon, hydrogen,
oksigen dan nitrogen. Sifat medium yang ideal adalah mampu memberikan
pertumbuhan yang baik. Medium juga merupakan suatu substrat untuk
menumbuhkan mikroba, yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu
inkubasi yaitu suhu yang cocok bagi pertumbuhan mikroba. Bahan kompleks yang
sering digunakan sebagai bahan medium adalah ekstrak daging sapi, pepton, agar,
dan yeast ekstrak. Tumbuh kembang mikroorganisme memerlukan suatu kombinasi
nutrien dan lingkungan fisik yang sesuai. Dalam medium harus terpenuhi segala
kebutuhan mikroorganisme untuk melangsungkan kehidupannya, seperti senyawa
organik (protein, lemak, mineral dan vitamin). Untuk mendukung suatu penelitian
terhadap mikroorganisme, diperlukan suatu tempat atau lingkungan bagi
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. Mikroorgaisme tentunya
memerlukan sumber atau medium pertumbuhan yang khas sesuai dengan
kebutuhan akan zat-zat atau mineral bagi perkembangan serta reproduksinya.
mikroorganisme pada dasarnya dapat hidup dan tumbuh dimana saja di muka bumi
ini. Medium yang digunakan untuk mengembangbiakan bakteri dilaboratorium
dapat dibedakan dalam pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur, medium
pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni. Yang dimaksud dengan
medium pembiakan dasar adalah medium pembiakan sederhana yang mengandung
zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme. Sedangkan
medium pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar dengan
penambahan zat-zat lain untuk mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu yang
pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Dan medium
6

pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari


campuran dengan bakteri-bakteri lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan
(Rusli, 2008).

2.2. Sumber Mikroorganisme


Sumber mikroorganisme bisa berasal dari air, tanah, dan udara. Adapun
mikroorganisme yang bersumber pada udara biasanya di dominasi oleh bakteri,
jamur, dan juga mikroalga. Mikroorganisme udara dapat dipelajari dalam dua
bagian yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme di dalam
ruangan, mikroorganisme paling banyak ditemukan di dalam ruangan. Adapun
mikroorganisme yang bersumber berasal dari tanah biasanya mempengaruhi unsur
kimia dan fisik tanah yang kompleks. Semuanya penting dalam membangun
lingkungan yang vital untuk kehidupan. Biasanya tanah yang subur juga dipenuhi
oleh organisme dengan jumlah kisaran jutaan maupun milyaran mikroorganisme
Adapun beberapa mikroorganisme yang tingal di dalam tanah antara lain bakteri,
actynomycetes, fungi atau jamur, algaes, protozoa, dan virus. Miroorganisme yang
hidup di dalam air biasanya telah terkontaminasi oleh beberapa limbah yang telah
di buang ke air sungai secara sembarangan dan mengakibatkan penyakit berupa
muntaber, demam, kanker, dan gagal ginjal. Akan tetapi ada juga mikroba yang
hidup di dalam air minum yang sebagian besar tidak berbahaya. Adapun beberara
mikroba yang hidup di dalam air yang kita minum antara lain crytosropodium,
anabanae, rotifera, copepoda, escherichia coli dan berbagai macam genus. Ada juga
yang tumbuh di bahan pangan seperti. Mikroorganisme yang tumbuh dalam sayuran
dapat berasal dari berbagai sumber seperti tanah, air, udara, hewan, serangga,
burung, atau peralatan. Beberapa bakteri predominan adalah BAL, coryneform,
enterobacter, proteus, pseudomonas, micrococcus, enterococcus, dan bakteri
pembentuk spora. Beberapa genus yeast juga ada seperti alternaria, fusarium, dan
aspergillus. Buah mengandung karbohidrat dalam jumlah yang besar dan pH rendah
sehingga dapat mendorong pertumbuhan beberapa jamur, yeast, dan BAL. Bakteri
biasanya berasal dari udara, tanah, serangga, dan peralatan panen. Mikroorganisme
yang ada pada kacang berasal dari tanah (kacang tanah) dan udara. Kacang mentah
dan olahan dapat mengandung 103 ^ m.o./gram didominasi oleh spora Bacillus dan
7

clostridium, leuconostoc, pseudomonas, dan micrococcus. Makanan kaleng yang


diolah "steril komersial" dapat mengandung spora bakteri spoilage yang tahan
panas seperti Bacillus stearothermophilus, C. thermosaccharolyticum, dan
desulfotomaculum nigrificans. Bakteri tersebut berasal dari tanah dan air untuk
blansing (Rahayu dkk, 2017).

2.3. Isolasi Mikroorganisme


Isolasi mikroba yaitu memisahkan atau mengurangi jenis mikroba dengan
mikroba lainnya dalam media. Teknik isolasi mikroba adalah upaya menumbuhkan
mikroorganisme di luar lingkungan alaminya. Pemisahan mikroba di luar
lingkungan bertujuan untuk memperoleh kultur mikroba yang tidak lagi bercampur
dengan mikroba lain yang disebut kultur murni. Teknik isolasi yang digunakan pada
saat praktikum adalah pengeceran bertingkat, tujuan dari pengenceran bertingkat
yaitu memperkecil atau mengurangi jumblah mikroorganisme yang tersusoensi
pada cairan yang digunakan. Pengertian dari Pengenceran bertingkat adalah suatu
pengenceran bertahap dari suatu zat dalam larutan. Pengenceran biasanya memiliki
factor pada setiap tahap adalah konstan, menghasilkan konsentrasi adapun tujuan
dari diberlakukan nya pengenceran bertingkat yaitu untuk memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi cairan, Adapun keperluan dari isolasi
TPC adalah untuk mencegah kontaminasi dari luar dengan cara mengisolasi media
pertumbuhan mikroba supaya mendapatkan hasil yang tidak rusak, biakan murni
adalah tahapan awal di dalam pembuatan bibit jamur. Untuk melakukan biakan
murni diperlukan tingkat ketelitian, keterampilan, dan kebersihan pada
pertumbuhan jamur dengan cara yang sesempurna mungkin. Pengenceran
dilakukan dari 10-1sampai 10-4, dengan perbadingan aquades dengan sampel
sebesar 1/9 atau 1ml/gr sampel dengan 9 ml aquades (Suyanto, 2008).

2.4. Teknik Penghitungan Mikroorganisme


Teknik Penghitungan Mikroorganisme menggunakan metode Total Plate
Count dimana hasil dari isolasi media diamati setelah disimpan selama 3 dan 5 hari
secara berturut-turut. Hasil dari isolasi yang di dapat yaitu: a). Pada pengamatan
hari ketiga, media diambil dari enkas dan diamati jumlahh koloni menggunakan
8

mata telanjang untuk atau colony counter; b). Jumlah koloni kemudian dicatat dan
Jumlah koloni 1
dihitung menggunakkan rumus CFU = × F.Pengeceran sementara
F.Pengeceran

media dimasukkan kembali ke dalam enkas; c). Pada pengamatan hari kelima,
Media di keluarkan dari enkas dan diamati kembali jumlah koloni menggunakan
mata telanjang untuk atau colony counter; Jumlah koloni yang didapatkan
kemudian dicatat dan dihitung kembali dengan menggunakan rumus CFU =
Jumlah koloni 1
× ; d). Cawan petri kemudian dibuka dan diamati
F.Pengeceran F.Pengeceran

pertumbuhan jamur yang ada pada media; e). Jamur yang tumbuh kemudian diukur
dan dicatat (Atun, 2014).
9

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Mikrobiologi Industri dengan materi Pembuatan Media, Isolasi
dan Perhitungan Mikroorganisme dilaksanakan pada hari Selasa, 19 April 2022
pukul 17.30-00.00 Wib. Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Mikrobiologi Industri dengan
materi Pembuatan Media, Isolasi dan Perhitungan Mikroorganisme antara lain:
gelas beaker, gelas ukur, tabung reaksi, pipet tetes, cawan petri, pisau, kompor gas,
panci, sendok, saringan, kapas, plastik wrapping, erlenmeyer, vortex mixer,
timbangan analitik, talenan, sprayer, lampu bunsen, kertas label, aluminium foil,
tissue, gunting, spidol. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: kecap, terasi,
kimchi, aquades, dektrosa, agar dan alkohol.

3.2. Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam Praktikum Mikrobiologi Industri dengan materi
Pembuatan Media, Isolasi dan Perhitungan Total Mikroorganisme adalah sebagai
berikut:
2.3.1 Potato Dextose Agar (PDA)
Adapun cara kerja dalam pembuatan potato dextose agar (PDA) adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengupas dan memotong kentang bentuk dadu, menimbang 200 gram
kentang,
3. Kemudian mencuci bersih. Lalu merebus dengan aquades 1000 ml selama
30 menit
4. Menyaring rebusan kentang menggunakan penyaring dan gelas beaker
10

5. Menimbang dektrosa 20 gram, kemudian melarutkan agar 17 gram dan


dektrosa dalam kedalam air rebusan kentang dan diaduk hingga homogen
serta didihkan diatas kompor selama 7 menit dengan api kecil.
6. Memasukkan larutan ke dalam erlenmeyer dan menutup dengan
menggunakan kapas, alluminium foil dan plastik wrraping
7. Kemudian mensterilkan media dengan autoklaf .

3.3.2 Pengenceran Bertingkat Larutan


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengisi 12 tabung reaksi dengan aquades masing-masing 9 mL.
3. Menghancurkan sampel makanan padat (brem, wadi) menggunakan mortar
dan pestle, kemudian menimbang sampel makanan sebanyak 1 gr dan
sampel minuman (baram) sebanyak 1 mL.
4. Memasukan masing-masing sampel kedalam tabung reaksi yang berisi
aquades, melakukan pengenceran 10-1kemudian dihomogensasikan dengan
alat vortex dan menutup tabung dengan aluminium foil.
5. Setelah pengenceran pertama selesai, melakukan pengenceran kedua (10-2)
dengan mengambil masing-masing sampel dari pengenceran 10-1 sebanyak
1 mL, kemudian memasukan kedalam tabung berisi aquades dan
dihomogenasikan dengan vortex, lalu metutup dengan aluminium foil.
6. Melakukan cara kerja yang sama sampai pengenceran 10-4
7. Menyimpan hasil larutan pengenceran dalam rak tabung.

3.3.3 Isolasi Dengan Media PDA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Membersihan wilayah kerja dan enkas menggunakan alkohol 70%
3. Memasukan semua bahan dan alat ke dalam enkas dan menghidupkan api
bunsen
4. Mencuci tangan dan mensterilkan tangan dengan cara menyemprotkan
alkohol 70% kemudian memasukkan kedua tangan ke dalam enkas atau
kotak inkubasi
11

5. Membuka cawan petri dari kertas kemudian di panaskan pinggiran cara petri
menggunakan api Bunsen
6. Setelah itu mengambil 1 ml sampel dari pengenceran 10-3 ke cawan petri
lalu di miringkan agar tersebar diseluruh permukaan cawan.
7. Membuka penutup rrlenmeyer yang berisikan media PDA lalu memanaskan
mulut erlenmeyer menggunakan api bunsen kemudian menuangkan PDA
kedalam cawan petri yang berisi sampel. Menutup kembali media PDA agar
tidak terkontaminasi.
8. Memanaskan kembali pinggiran cawan petri lalu ditutup dan dilapisi plastik
wrapping hingga tertutup rapat.
9. Melakukan perlakuan atau cara kerja yang sama dengan sampel 10-3 dan 10-
4
pada ketiga sampel produk.

3.3.4 Menghitung Total Mikroorganisme


1. Menyiapkan media PDA
2. Menghitung jumlah koloni setiap sampel kemudian dicatat
3. Menghitung panjang kapang maupun jamur
4. Mencatat hasil pengamatan.
12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengenalan Perhitungan Jumblah Mikroorganisme
No Produk Hari Pengenceran Jumblah koloni CFU Mikroorganisme P kapang P jamur
ke

10-3 10-4 10-3 10-4 10-3 10-4 10-3 10-4

1 Terasi 3 166 62 1,66x106 6,2x106 Genus bacillus _ _ _ _

5 170 75 1,7x106 7,5x106 _ _ 0,6cm 5,6cm

2 Kimchi 3 98 107 9,8x105 1,07x107 Lactobacillus _ _ _ _

5 96 24 9,6x105 2,4x106 _ _ 3,3cm 0,5cm

3 Kecap 3 42 314 4,2x105 3,17x107 Aspergillus _ _ _ _

5 99 197 9,9xx105 1,97x107 _ _ 1,8cm 2,7cm


13

4.2. Pembahasan

4.2.1.Pembuatan Medium PDA


Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik
digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu
berupa cendawan/fungsi, bakteri, maupun sel mahluk hidup.
Media PDA merupakan jenis media biakan dan memiliki

Gambar 1. PDA bentuk/ konsistensi padat (solid). Potato dextrose agar


Dokumen pribadi
merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan.
Media potato dextrose agar (PDA) berfungsi sebagai media kapang (jamur) dan
khamir. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri
dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.Teknik
Pembuatan Medium memerlukan sterilisasi yang cukup agar tidak terjadi
kontaminasi saat pengembang biakan mikroorganisme, medium yang digunakan
pada saat praktukum adalah PDA yang terbuat dari agar, dekstrosa dan ekstra
kentang, Teknik pembuatan medium dilakuakn dengan cara: a). Kupas dan iris
kentang, lalu cuci bersih; b). timbang kentang yang sudah bersih seberat 200 gr; c).
Rebus kentang dengan aquades selam 1-2 jam; d). Saring kentang yang sudah di
rebus dengan penyaring teh ke dalam gelas beaker; e). Larutkan agar dan dektrosa
dalam 500 ml aquades homogenkan serta didihkan di atas hot plate; f). Gabungkan
larutan agar dan destrosa dengan ekstrak kentang dan aduk hingga homogen; g).
Masukan larutan ke dalam erlenmeyer lalu tutup menggunakan kapas,
alumuniumfoil dan plastic wrapping; h). Sterilkan media ke dalam autoklaf. Media
PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami
(kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang merupakan sumber
karbon (karbohidrat), vitamin dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan energi,
selain itu komponen agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA.

4.2.2.Teknik Pengenceran
Pengenceran dilakukan dengan perbandingan sampel dan aquades 1/9, sampel
1gr atau ml dan aquades 9 ml. pengenceran dilakuan untuk 3 sampel yaitu terasi,
14

kimchi, dan kecap. Setiap sampel metode pengencerannya sama yaitu pengenceran
4 kali dari 10-1 sampai 10-4 .
Terasi ditimbang sampai 1 gram lalu dihancurkan menggunakan
mortar dan penumbuk setelah terasi hancur lalu dimasukan
kedalam tabung reaksi pengenceran 10-1 lalu dihomogenkan
menggunakan vortex mixer sampai homogen, setelah homogen

Gambar 2. Terasi diambil 1 ml dari pengenceran 10-1 dimasukan ke dalam tabung


Dokumen pribadi
reaksi pengenceran 10-2 homogenkan dengan vortex, setelah
homogen ambil 1 ml lagi dan masukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-3
homogenkan dengan vortex, setelah homogen ambil 1 ml dan masukan ke dalam
tabung reaksi pengenceran 10-4 lalu homogenkan menggunakan vortex,
pengenceran terasi siap digunakan untuk pembuatan media tanam.
Kimchi memiliki tahapan pengenceran yang sama dengan terasi
karena sama- sama sampel padat. Kimchi ditimbang sampai 1
gram lalu dihancurkan menggunakan mortar dan penumbuk
setelah terasi hancur lalu dimasukan kedalam tabung reaksi

Gambar 3. Kimchi pengenceran 10-1 lalu dihomogenkan menggunakan vortex


Dokumen pribadi
mixer sampai homogen, setelah homogen diambil 1 ml dari
pengenceran 10-1 dimasukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-2 homogenkan
dengan vortex, setelah homogen ambil 1 ml lagi dan masukan ke dalam tabung
reaksi pengenceran 10-3 homogenkan dengan vortex, setelah homogen ambil 1 ml
dan masukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-4 lalu homogenkan
menggunakan vortex, pengenceran kimchi siap digunakan untuk pembuatan media
tanam.
Kecap adalah sampel cair sehingga memiliki proses yang lebih
gampang dibandingkan dengan terasi dan kimchi karna tidak
perlu dihancurkan dalam mortar. Kecap diambil 1ml lalu
dimasukan kedalam tabung reaksi pengenceran 10-1 lalu

Gambar 4. Kecap dihomogenkan menggunakan vortex mixer sampai homogen,


Dokumen pribadi
setelah homogen diambil 1 ml dari pengenceran 10-1 dimasukan
ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-2 homogenkan dengan vortex, setelah
15

homogen ambil 1 ml lagi dan masukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-3
homogenkan dengan vortex, setelah homogen ambil 1 ml dan masukan ke dalam
tabung reaksi pengenceran 10-4 lalu homogenkan menggunakan vortex,
pengenceran kecap siap digunakan untuk pembuatan media tanam.

4.2.3.Teknik Dan Hasil Isolasi


Isolasi mikroba adalah pemisahkan atau mengurangi jenis
mikroba dengan mikroba lainnya dalam media. Teknik isolasi
mikroba adalah upaya menumbuhkan mikroorganisme di luar
lingkungan alaminya. Pemisahan mikroba di luar lingkungan

Gambar 5. Isolasi bertujuan untuk memperoleh kultur mikroba yang tidak lagi
Terasi
Dokumen pribadi bercampur dengan mikroba lain yang disebut kultur murni.
Isolasi pada mikroorganisme biasanya dilakukan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi oleh mikroba yang berasal dari luar atau bisa juga di gunakan sebagai
metode untuk mengidentifikasi mikroba yaitu untuk mengetahui sifat
morfologinya, biokimia, dan molekul dari bakteri.
Isolasi medium dilakukan didalam cawan perti menggunakan
hasil pengenceran 10-3 dan 10-4 dari 3 sampel terasi, kecap dan
komchi. Cara pembuatan media tanam meliputi: a). Masukan
kedua tangan ke dalam engkas dari 2 sisi yang berbeda; b).
Gambar 6. Isolasi Sterilkan cawan perti menggunakn api bunsen lalu masukan
Kimchi
Dokumen pribadi hasil pengenceran sebanyak 1 ml dan ratakan sampai merata di
cawan; b). Buka tutup erlemeyer yang berisi PDA lalu sterilkan mulut erlemeyer
secara merata menggunakan api Bunsen lalu tuangkan ke dalam cawan petri yang
berisi 1 ml hasil pengenceran sampai lantai petri tertutup dengan PDA lalu sterilkan
lagi mulu dan penutup erlenmeyer dan tutup rapat Erlenmeyer; c). Homogenkan
campuran PDA dengan hasil pengenceran dengan cara memiringkan cawan petri
dengan merata; d). Lalu bungkus pinggiran cawan perti dengan tutupnya
menggunakan plastik wrapping dengan rapat dan kuat; e). simpan media sampai
pada saat perhitungan. Lakukan sampai setiap hasil pengenceran 10 -3 dan 10-4 dari
3 sampel terambil semua.
16

Isolasi harus benar-benar steril oleh karena itu dilakukan


penyemprotan alkohol 70% di sekitar engkas dan meja tempat
duduk engkas agar menghindari terjadinya kontaminasi yang
dapat mengganggu proses pengembangbiakan mikroorganisme.

Gambar 7. Isolasi Oleh karena itu sebelum memasukan tangan ke dalam engka
Kecap
Dokumen pribadi dilakukan sterilisasi tangan dengan cara menyemprotkan
alkohol 70% ke telapak tangan. Alasan menggunakan alkohol 70% adalah karena
alkohol 70% masuk ke dinding bakteri lebih lambat dibandingkan alkohol 100%
atau 90% dengan kadar alkohol pembunuh bakteri yang cukup sehingga punya
banyak waktu merusak dinding bakteri sehingga bakteri dapat mati. Jika
menggunakan 10%, 20% atau kurang dari alkohol 70% maka kadar alkohol tidak
akan cukup untuk membunuh bakteri sehingga sterilisasi tidak mematikan bakteri
atau mikroba lain. Pada 3 sampel yang kami gunakan memiliki mikroorganisme
yang berupa 2 bakteri dan 1 jamur yaitu bakteri Genus bacillus yang terdapat pada
terasi, Lactobacillus terdapat pada kimchi dan jamur Aspergillus yang terdapat pada
kecap.

4.2.4.Hasil Perhitungan Mikroorganisme Metode TPC


Hasil dari isolasi media diamati setelah disimpan selama 3 dan 5 hari secara
berturut-turut. Hasil dari isolasi yang di dapat yaitu: a). Pada pengamatan hari
ketiga, media diambil dari enkas dan diamati jumlahh mikroorganisme
menggunakan mata telanjang atau colony counter lalu dicatat di lembar kerja; b).
Jumlah mikroorganisme kemudian dicatat dan dihitung menggunakkan rumus
Jumlah koloni 1
CFU = × F.Pengeceran sementara media dimasukkan kembali ke dalam
F.Pengeceran

enkas; c). Pada pengamatan hari kelima, Media di keluarkan dari enkas dan diamati
kembali jumlah mikroorganisme menggunakan mata telanjang atau colony counter;
d). Jumlah koloni yang didapatkan kemudian dicatat dan dihitung kembali dengan
Jumlah koloni 1
menggunakan rumus CFU = × F.Pengeceran; e). Cawan petri kemudian
F.Pengeceran

dibuka dan diamati pertumbuhan jamur yang ada pada media; f). Jamur yang
tumbuh kemudian diukur dan dicatat ke dalam lembar kerja.
17

Dari hasil perhitungan hari ketiga di


dapatkan mikroorganisme pada Terasi
memiliki jumblah bakteri sebanyak 166 dari
media hasil pengenceran 10-3 dan 62 dari

Gambar 8. Terasi 10-3 Gambar 9. Terasi 10-4 media hasil pengenceran 10-4, jumlah koloni
Dokumen pribadi Dokumen pribadi
CFU 1,66 x 106 Cfu/Ml untuk pengeceran
10-3 dan 6,2 x 106 Cfu/Ml untuk pengeceran 10-4. Pada hari kelima didapatkan hasil
perhitungan mikroorganisme sebanyak 170 dari media hasil pengenceran 10-3 dan
75 dari media hasil pengenceran 10-4, dengan jumblah koloni CFU 1,7 x106 serta
panjang jamur 0,6 cm untuk pengeceran 10-3 dan 7,5 x106 serta panjang jamur 5,6
cm untuk pengeceran 10-4.
Pada hari ketiga Kimchi memiliki jumlah
bakteri sebanyak 98 dari media hasil
pengenceran 10-3 dan 107 untuk
pengenceran 10-4, untuk jumblah koloni

Gambar 10. Kimchi 10-3 Gambar 11. Kimchi 10-4 CFU 9,8 x 105 Cfu/Ml untuk pengeceran
Dokumen pribadi Dokumen pribadi
10-3 dan 1,07 x 107 Cfu/Ml untuk
pengeceran 10-4. Pada hari ke lima didapatkan hasil perhitungan mikroorganisme
Kimchi memiliki jumlah bakteri sebanyak 96 dari media hasil pengenceran 10-3 dan
24 dari media hasil pengenceran 10-4, jumblah koloni CFU 9,6 x105 serta panjang
jamur 3,3 cm untuk pengeceran 10-3 dan 2,4 x106 serta panjang jamur 0,5 cm untuk
pengeceran 10-4
Kecap memiliki jumlah bakteri 42 dari
media hasil pengenceran 10-3 dan 317 dari
media hasil pengenceran 10-4, jumblah
koloni CFU 4,2 x 105 Cfu/Ml untuk

Gambar 12. Kecap 10-3 Gambar 13. Kecap 10-4 pengeceran 10-3 dan 3,17 x 107 Cfu/Ml
Dokumen pribadi Dokumen pribadi
untuk pengeceran 10-4. Pada hari kelima
didapatkan hasil perhitungan mikroorganisme Kecap memiliki jumlah bakteri 99
dari media hasil pengencran 10-3 dan 197 dari media hasil pengenceran 10-4, dengan
jumblah koloni CFU 9,9 x105 serta panjang jamur 1,8 cm untuk pengeceran 10-3
18

dan 1,97 x107 serta panjang jamur 2,7 cm untuk pengeceran 10-4.
Pengamatan Produk Hari Ke 3
• Produk Terasi
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 166 x 1 1 : 62 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1
: 1,66 x 106 Cfu/Ml : 6,2 x 106 Cfu/Ml
• Produk Kimchi
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 98 x 1 1 : 107 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1

: 9,8 x 105 Cfu/Ml : 1,07 x 107 Cfu/Ml


• Produk Kecap
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 42 x 1 1 : 317 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1
: 4,2 x 105 Cfu/Ml : 3,17 x 107 Cfu/Ml
Pengamatan Produk Hari Ke-5
• Produk Terasi
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 170 x 1 1 : 75 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1
: 1,7 x 106 Cfu/Ml : 7,5 x 106 Cfu/Ml
• Produk Kimchi
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 96 x 1 1 : 24 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1
: 9,6 x 105 Cfu/Ml : 2,4 x 106 Cfu/Ml
• Produk Kecap
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 99 x 1 1 : 197 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1
: 9,9 x 105 Cfu/Ml : 1,97 x 107 Cfu/Ml
19

Pada hasil perhitungan dari kimchi dan kecap tidak dapat memenuhi tujuan
dari pengenceran yaitu mengurangin jumblah mikroorganisme. Hasil perhitungan
kimchi dari pengenceran 10-4 lebih banyak dari pengencaran 10-3, hal ini juga terjadi
pada kecap. berarti bahwa pengenceran yang dilakukan malah menambah jumlah
mikroba dan dapat dikatakan gagal. Mikroba dalam pengenceran 10-4 lebih banyak
dari 10-³ padahal tujuan pengenceran adalah mengurangi jumlah mikroba beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya : a). terjadi kontaminasi pada saat
pembuatan media taman dengan menggunakan engkas yang tidak memiliki penutup
di atasnya sehingga udara dapat masuk dengan leluasa; b). Menggunakan pipet tetes
padahal seharusnya menggunakan mikropipet agar pengenceran yang di ambil tidak
lebih dan tidak kurang dari 1 ml, karena jika menggunakan pipet tetes cairan yang
diambil tidak akurat; c). Pada saat membuat media, banyak orang yang berkumpuk
di sekitar enkas sehingga banyak mikroba yang dapat masuk untuk
mengkontaminasi media tanam. Untuk terasi memenuhi tujuan pengenceran yaitu
mengurangi jumblah mikroba alasan kenapa terasi memenuhi tujuan pengenceran
adalah karena sampel terasi lebih awal dilakukan pembuatan media dibandingkan
dengan kimchi dan kecap sehingga saat pembuatan media tanam dari terasi udara
dan benda-benda disekitar masih starilisasi yang kemudia akan mengurangi resiko
terkontaminasi.
20

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Teknik Pembuatan Medium memerlukan sterilisasi yang cukup agar tidak
terjadi kontaminasi saat pengembang biakan mikroorganisme, medium yang
digunakan pada saat praktukum adalah PDA yang terbuat dari agar, dekstrosa dan
ekstra kentang, PDA merupakan media yang sering digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan yeast dan kapang. Setelah PDA jadi kita
harus mensterilkannya di autoklaf agar tidak ada mikroorganisme yang ada di
Erlenmeyer ataupun PDA yang dapat mengganggu proses pertumbuhan
mikroorganisme yang akan dihitung.
Isolasi pengenceran bertujuan untuk mengurangi mikroba yang ada pada
sampel. Pengenceran dilakukan dengan perbandingan sampel dan aquades 1/9,
sampel 1gr atau ml dan aquades 9 ml. pengenceran dilakuan untuk 3 sampel yaitu
terasi, kimchi, dan kecap. Setiap sampel metode pengencerannya sama,
perbedaannya hanya di dalam cair dan padat, untuk sampel padat ditimbang sampai
1 gr lalu dihancuekan baru dilakukan pengenceran, sedangkan sampel cair langsung
di ambil 1 ml lalu dilalukan proses pengenceran. Pengenceran yang dilakukan
menggunakan 4 kali pengenceran yaitu dari 10-1 sampai 10-4.
Metode perhitungan mikroorganisme TPC adalah perhitungan jumblah
bakteri yang tumbuh pada media tanam lalu jumlah koloni bakteri yang dihitung
Jumlah koloni
pada cawan petri kemudian hitung menggunakan rumus CFU = ×
F.Pengeceran
1
F.Pengeceran

5.2. Saran
Saran saya untuk kedepannya kegiatan praktikum harus lebih mengarah
mahasiswa untuk aktif dalam pelaksanaan dan disiplin dalam meneliti atau
mengenal alat mikroorganisme.
21

DAFTAR PUSTAKA

Atun, S. (2014). Metode isolasi dan identifikasi struktur senyawa organik bahan
alam. Jurnal konservasi cagar budaya borobudur, 8(2), 53-61.
Christanti, A. D. (2006). Isolasi dan karakterisasi bakteri halotoleran pada terasi.
Dwijoseputro,D. 2016. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fitri, L., & Yasmin, Y. (2011). Isolasi dan pengamatan morfologi koloni bakteri
kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 3(2), 20-25.
Komarawidjaja, W. (2011). Karakteristik dan Keragaman Mikroba Unit Pengolah
Limbah Cair Tekstil. Jurnal Teknologi Lingkungan, 8(2).
Meryandini, A., Widosari, W., Maranatha, B., Sunarti, T. C., Rachmania, N., &
Satria, H. (2010). Isolasi bakteri selulolitik dan karakterisasi
enzimnya. Makara Journal of Science.
Nasution, N. (2007). Pemeriksaan Cemaran Mikroba pada Kecap Kedelai yang
Dipasarkan di Kota Medan (Doctoral dissertation, Universitas Medan
Area).
Puspitasari, F. D., Shovitri, M., & Kuswytasari, N. D. (2012). Isolasi dan
karakterisasi bakteri aerob proteolitik dari tangki septik. Jurnal Sains
dan Seni ITS, 1(1), E1-E4.
Ulinnuha, M., Kalsum, U., & Wadjdi, M. F. (2020). Pengaruh Penambahan Dosis
Multi Enzim pada Proses Enkapsulasi Probiotik Lactobacillus
fermentum terhadap Kandungan Bahan Organik dan Jumlah
Mikroba. Dinamika Rekasatwa, 3(02).
Zein, A., Nurhayati, D., Rahmatia, F., Cahyati, T. N., Hidayatullah, D., Afrilasari,
W., & Christyaningsih, N. PERHITUNGAN BAKTERI DENGAN
METODE HITUNGAN CAWAN. LAPORAN PRAKTIKUM, 53.

Anda mungkin juga menyukai