Anda di halaman 1dari 17

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat
kecil dan hanya bisa diamati dengan bantuan mikroskop. Mikroorganisme ada
yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang tersusun atas beberapa sel
(multiseluler). Walaupun organisme uniseluler hanya tersusun dengan satu sel,
mikroorgnisme tersebut menunjukkan semua karakteristik organisme yang hidup,
yaitu bermetabolisme, bereproduksi, berdiferensiasi, melakukan komunikasi,
melakukan pergerakan, dan berevolusi. Mikroorganisme terdapat di mana-mana
seperti air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang
meliputi suatu pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dapat dipakai sebagai perhitungan atau pengukuran derajat
pencemaran. Mikroorganisme tanah juga bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Salah satunya adalah bakteri actinomycetes yang menghasilkan antibiotik. Udara
merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam
jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah.
Interaksinya bersama mikroorganisme atau dengan organisme lain dapat
berlangsung dengan cara aman dan menguntungkan maupun merugikan.
Mikroorganisme juga sering diasosiasikan dengan penyakit-penyakit infeksi atau
pembusukan makanan (Budi Haryanto, 2021).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah media nutrisi yang disiapkan
untuk menumbuhkan bakteri. Pertumbuhan bakteri pada media dapat digunakan
untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat–sifat fisiologi, dan perhitungan
jumlah mikroba untuk pertumbuhan bakteri, Pembiakan mikroorganisme dalam
laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan serta
pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme. Adapun macam-macam media
yang digunakan yaitu media padat, media cair, media Semi padat-cair, lactose
broth, EMBA (Eosin Methylene Blue Agar), nutrient agar, nutrient broth, MRSA
(Mann Rogosa Sharpe Agar), (TSB) trypticase soy broth, (PCA) plate count agar,
2

(PDA) potato dextrose agar. Secara umum media yang baik untuk pertumbuhan
harus memenuhi persyaratan berikut: a) Mempunyai semua nutrisi yang mudah
digunakan oleh organisme b) Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan
dan derajat kemasaman (pH) yang sesuai. c) Tidak mengandung zat-zat yang
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dikehendaki d) Steril dan
terlindung dari kontaminasi e) Media diinkubasi pada suhu tertentu (Radji, 2010).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. pengenceran bertingkat yaitu memperkecil
atau mengurangi jumlah mikroba yang terdapat dalam cairan, maka semakin
banyak tingkat pengenceran akan menghasilkan mikroba yang semakin sedikit.
Pengenceran bertingkat berfungsi mengencerkan jumlah mikroorganisme di
dalam sampel (jika diperkirakan sangat padat) dengan perbandingan pengenceran
1:9 sehingga diperoleh pengenceran 1/10 untuk setiap tingkat pengencerannya.
Isolasi mikroba yaitu memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari
berbagai macam campuran mikroba dengan tujuan mendapatkan biakan murni.
Pengujian Total Plate Count (TPC) dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah
mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan menghitung koloni bakteri
yang ditumbuhkan pada media agar (Alam, 2013).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum Mikrobiologi Industri dengan materi Pembuatan
Media, Isolasi, dan Perhitungan Mikrooorganisme antara lain sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengerti serta memahami macam-macam medium pertumbuhan,
fungsi serta cara pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme.
2. Mahasiswa mengerti dan memahami cara mengisolasi mikroba.
3. Mahasiswa mengerti dan memahami cara perhitungan mikroorganisme
dengan metode total plate count.
3

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Medium Pertumbuhan Mikroorganisme


Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan,
sintesis sel, keperluan energy dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya,
medium biakan berisi air, sumber energi zat hara sebagai sumber karbon,
nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hydrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace
element). Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor
pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau nukleotida . Media biakan yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat, semi-padat
dan cair. Media padat diperoleh dengan penambahan agar. Agar berasal dari
ganggang merah. Agar digunakan sebagai pemadat karena tidak dapat diuraikan
oleh mikroba dan membeku pada suhu diatas 45 0C. Kandungan agar sebagai
bahan pemadat dalam media adalah 1,5- 2,0%. Usaha pembiakan mikroorganisme
di laboratorium membutuhkan tersedianya media yang tepat (Waluyo, 2016).

2.2 Sumber Mikroorganisme


Mikroorganisme yang paling banyak tersebar di udara bebas adalah bakteri,
jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Belum ada
mikroorganisme yang habitat aslinya di udara. Mereka terdapat dalam jumlah
yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroorganisme
paling banyak ditemukan di dalam ruangan. Mikrooragnisme berasal dari: a)
Produk daging (mentah dan siap saji), setelah disembelih, karkas mengandung
beberapa jenis mikroorganisme, terutama bakteri yang berasal dari hewan itu
sendiri seperti (kulit, bulu, pencernaan), lingkungan pemeliharaan, dan lingkungan
penyembelihan hewan tersebut. b) Susu mentah dan pasteurisasi pada susu
mentah, mikroorganisme berasal dari permukaan badan sapi, pakan, udara, air,
dan peralatan untuk memerah dan penyimpanan. c). Kulit telur dan cairan telur,
telur terkontaminasi dari kotoran fecal, pakan, udara, dan peralatan. d). Ikan dan
4

kerang, beberapa mikrobia yang terdapat pada ikan dan kerang. e). Sayuran, buah,
dan kacang, mikroorganisme dalam sayuran dapat berasal dari berbagai sumber
seperti tanah, air, udara, hewan, serangga, burung, atau peralatan). f). Sereal, pati,
dan gum, mikrobia kontaminan dapat berasal dari tanah, udara, serangga, burung,
dan peralatan (Waluyo, 2010).

2.3 Isolasi Mikroorganisme


Isolasi mikroba adalah memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya di media buatan sehingga diperoleh
kultur murni atau biakan murni. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan kandidat
bakteri proteolitik hasil isolasi dari air dan lumpur yang diambil dari beberapa
titik di lokasi sumber air panas. Pengambilan sampel air dan lumpur
menggunakan tabung plastik 25 mL, selanjutnya sebanyak 1 mL sampel
diinokulasi dalam tabung yang berisi 9 mL media TSB dan diinkubasi selama 24
jam pada suhu 40°C. Hasil kultur di TSB diambil 1 mL selanjutnya dimasukkan
ke dalam larutan salin 0,85% dan diaduk sampai homogen, kemudian diambil
sebanyak 100 mL dikultur dengan cara disebar atau spread plate di media TSA,
kemudian cawan petri diinkubasi selama 24 jam. Koloni yang tumbuh dimurnikan
dengan metode penggoresan kuadran berulang sampai didapatkan koloni bakteri
yang tunggal dan seragam. Isolat-isolat koloni tunggal yang sudah murni
selanjutnya masing-masing dikultur di media TSA tabung miring dengan
pengkodean sesuai sampel yang didapat (Nugraha, 2017).

2.4 Teknik Perhitungan Mikroorganisme Metode Total Plate Count


Total Plate Count adalah semua koloni yang tumbuh pada media NA Jumlah
koloni bakteri yang dihitung pada cawan petri adalah berjumlah antara 25-250
koloni. Setelah itu jumlah yang diperoleh dikalikan dengan pengencerannya.
Perhitungan nilai TPC (Total Plate Count) (CFU/ml) pada sampel kontrol dan
sampel perlakuan dengan waktu inkubasi yang sudah dilakukan seri pengenceran
dengan cara sebagai berikut : a). Mengambil 10 mL sampel dan mencampur
dengan 90 mL air fisiologis (10-1) dan homogenkan. b). Setelah itu, mengambil 1
mL dari seri pengenceran 10-1 ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 mL air
5

fisiologis (10-2) dan homogenkan. Selanjutnya, melakukan hal yang sama sampai
seri pengenceran tertentu. c). Memasukkan 1 mL sampel dari 3 seri pengenceran
terakhir ke dalam masing-masing cawan petri. d). Menambahkan media CMC
(Carboxy Methyl Cellulose) sebanyak 15mL untuk di pour plate, kemudian
homogenkan dengan cara memutarmutar cawan seperti angka delapan. e).
Menginkunbasi dengan inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam. 6. Menghitung
jumlah koloni bakteri menggunakan Colony Counter dengan persyaratan jumlah
koloni bakteri yang tumbuh 30-300 koloni atau cawan.

Rumus = Jumlah Koloni x 1


F. Pengenceran F. Pengenceran (10-1 )
6

III METODEOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun praktikum Mikrobiologi Industri dengan materi Pembuatan Media,
Isolasi dan Perhitungan Mikroorganisme dilaksanakan pada hari Selasa 19 April
2022 pukul 17.30-23.00 Wib. Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Mikrobiologi Industri dengan
materi Pembuatan Media, Isolasi dan Perhitungan Mikroorganisme antara lain:
gelas beaker, gelas ukur, tabung reaksi, pipet tetes, cawan petri, pisau, kompor
gas, panci, sendok, saringan, kapas, plastik wrapping, erlenmeyer, vortex mixer,
timbangan analitik, talenan, sprayer, lampu bunsen, kertas label, aluminium foil,
tissue, gunting, spidol. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: tahu,
kentang, wadi, kombucha, aquades, dekktrosa, agar dan alkohol.

3.3 Prosedur Kerja


Adapun cara kerja yang dilakukan pada saat prakttikum Mikrobiologi Industri
dengan materi Pembuatan Media, Isolasi dan Perhitungan Mikroorganisme antara
lain sebagai berikut:
3.3.1 Pembuatan Media Potato Dextose Agar (PDA)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada pembuatan media potato
dexotose agar antara lain: kentang sebanyak 100 gram, dektrosa 20 gram,
agar 17 gram dan aquadest 1000 ml.
2. Mengupas dan mengiris kentang tersebut menggunakan cutter, kemudian
dicuci hingga bersih lalu direbus dengan aquadest selama kurung waktu 1-2
jam.
3. Menyaring rebusan kentang tersebut menggunakan penyaring dan gelas
beaker.
4. Melarutkan agar dan dektrosa dalam 500 ml aquadest hingga homogen serta
mendidihkannya diatas kompor atau hot plate.
7

5. Menggabungkan larutan agar dan dextrosa dengan ekstrak kentang dan


hingga homogen. Kemudian atur pH hingga 5-6 dengan menambahkan HCL
dan NaOH kemudian diukur menggunakan pH meter.
6. Memasukkan larutan terseebut kedalam erlenmeyer atau dapat langsung
dibuat agar miring.
7. Langkah paling akhir yaitu dengan mensterilkan media menggunakan
autoklaf.
3.3.2 Teknik Pengenceran Bertingkat Produk Yogurt, Tempe dan Tape
1. Menyiapkan sampel yang akan digunakan pada proses pengenceran. Sampel
yang digunakan ialah yugurt, tempe dan tape.
2. Memotong potato dengan berbentuk dadu kemudian di timbang sebanyak 100
gram setiap sampelnya.
3. Kemudian sampel yang mengandung bakteri/mikroorganisme dimasukkan
kedalam tabung pengenceran pertama yaitu 10-1 secara aseptik dari preparasi
suspensi.
4. Melarutkan sampel yang sudah dimasukkan pada tabung pengenceran
tersebut degan mengocoknya menggunakan vortex mixer hingga sampel
tersebut homogen.
5. Mengambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan menggunakan pipet ukur kemudian
dipindahkan secara berurutan sampai tabung 10 -4 secara aseptik lalu dikocok
dengan membenturkan tabung ketelapak tangan hingga homogen.
6. Pemindahan dilakukan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang
sama.
3.3.3 Isolasi
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada teknik isolasi. Alat dan
bahan yang digunaka ialah alat-alat yang telah disterilkan dan tabung
pengenceran yang telah diisi sampel.
2. Memasukkan alat dan bahan tersebut ke dalam kotak inkubasi.
3. Sebelum melakukan teknik isolasi praktikan harus dalam kondisi steril yaitu
dengan mencuci tangan lalu menyemprot dengan alkohol ditunngu hingga
tangan kering.
8

4. Kemudian secara bergilir praktikkan melakukan isolasi dengan memasukkan


tangan kedalam kotak inkubasi.
5. Sebelum memasukkan sampel kedalam cawan petri terlebih dahulu
mensterilkannya dengan mendekatkannya kelampu bunsen yang sudah
dinyalakan.
6. Mengambil sampel yang ada pada tabung pengenceran tadi sebanyak 1ml lalu
memasukkan nya kedalam cawan petri. Kemudian menambahkan media PDA
yang sudah disediakan didalam kotak inkubasi kedalam cawan petri namun
tetap dalam perlakuan steril. Kemudian media tersebut ditutup kembali
menngunakan kapas dilapisi alminium foil.
7. Sampel yang telah di campur pada cawan petri tadi digoyang dengan tujuan
sampel tersebut tidak cepat menggumpal.
8. Melapisi atau menutup cawan petri menggunakan plastik wrapping secara
keseluruhan hingga tertutup rapat.
9. Perlakuan tersebut dlakukan hingga isolasi terakhir dengan perlakuan yang
sama, dan perlu diingat harus dalam keadaan steril. Setelah selang 3 hari
kemudian dilakukan pengamatan pada sampel tadi hingga hari ke 5.
Kemudian menghitung jumlah bakteri yang terdapat pada cawan petri.
3.3.4 Perhitungan Mikroorganisme
1. Mengambil cawan petri setelah selang waktu 3 hari dan 5 hari. Kemudian
menghitung jumlah bakteri yang terdapat pada cawan petri dengan cara
manual menandainya dengan spidol.
2. Kemudian setiap produk dan pengenceran yang digunakan dihitung satu
persatu.
3. Memasukkan jumlah bakteri ke dalam tabel yang sudah disediakan.
Kemudian menghitung jumlah koloni CFU nya dengan rumus jumlah koloni
dibagi faktor pengenceran(10-3 dan 10-4) kemudian dikalikan dengan 1 dibagi
dengan faktor pengenceran(10-1 ).
4. Perhitungan dilakukan hingga dengan produk akhir dengan perlakuan yang
sama dan rumus yang sama.
9

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1 Hasil Pengamatan Perhitungan Jumlah Mikroorganisme


Pengenceran Jumlah Koloni Cfu Kapang Khamir
Produk Hari Mikroorganisme
10-3 10-4 10-3 10-4 10-3 10-4 10-3 10-4

3 150 140 1,5x10-6 1,4x10-6 3 5 7 8


Yogurt Lactobacillus
5 170 156 1,7x10-6 1,6x10-6 3 5 8 8

3 976 156 9,7x10-6 1,6x10-6 5 9 - -


Tempe Rhizopus oligospurus
5 988 179 9,9x10-6 1,8x10-6 6 11 - -

3 385 104 3,8x10-6 1,0x10-6 - - 11 19


Saccharomyce
Tape
cerevieiae
-6 -6
5 411 134 4,1x10 1,3x10 - - - -
10

4.2 Pembahasan
4.2.1 Teknik Pembuatan Medium Pertumbuhan
Potato Dextrose Agar (PDA)
merupakan media yang umum
digunakan untuk
menumbuhkan jamur. Media
ini terbuat dari bahan utama
yaitu kentang dan dextrose
Gambar 1. Pembuatan
pda sebagai nutrisi utama pertumbuhan jamur. Media ini juga
(Dokumen pribadi)
ditambahkan agar sebagai bahan pemadat. Kentang
1000 ml. Ditambahkan dengan
aquades kondisi
sebanyakyang bagus.
500 ml. MulutKentang dikupas
erlenmeyer dan
di tutupi
dengan plastik kemudiandipotong bentukkaret.
di ikat dengan daduDiberi
dengan ukuran
lubang sekitar
sedikit untuk2×2 cm.
tempat
menaruh gelas pengadukPotongan kentang
serta untuk dimasukkan
sirkulasi ke dalam kentang
uap air. Selanjutnya erlenmeyer
di
1000berisi
rebus di dalam panci yang ml. Ditambahkan aquades
air hingga sari sebanyak
kentang 500 sempurna.
terekstrak ml. Mulut
Waktu yang dibutuhkan erlenmeyer di tutupi
untuk membuat dengan
ekstrak plastik
kentang kemudian
kurang di ikat
lebih selama 1
jam. Setelah direbus, airdengan
kentang karet.
di ambilDiberi
denganlubang
cara di sedikit untuk
saring dan tempat
selanjutnya
dimasukkan ke dalam menaruh gelas
erlenmeyer pengaduk
1000 serta untuk
ml Kemudian sirkulasi dextrose
dimasukkan uap air.
secara perlahan sambil Selanjutnya kentangmenggunakan
di aduk dengan di rebus di dalam
gelaspanci yang berisi
pengaduk agar
air hingga
dextrose tidak menggumpal. sari kentangdimasukkan
Selanjutnya, terekstrak sempurna. Waktusecara
agar powder yang
dibutuhkan
perlahan sambil diaduk. untukdimasukkan
Selanjutnya membuat ekstrak kentang
aquades kurang
hingga lebih
voume
selama 1kemudian
mencapai 1000 ml. Erlenmeyer jam. Setelah
ditutupdirebus,
dengan air kentang di plastik
menggunakan ambil
dan ditali dengan karet.dengan cara di
Selanjutnya saring
diberi dan untuk
lubang selanjutnya dimasukkan
sirkulasi ke
uap air dan
dalam erlenmeyer
tempat menaruh gelas pengaduk. 1000ml
Suspensi media direbusKemudian dimasukkan
hingga berubah warna
dextrose
menjadi lebih bening serta secara perlahan
bahan-bahanya tercampursambil
semua.diSetelah
aduk matang,
dengan
media siap dipindahkan menggunakan gelaslebih
ke erlenmeyer yang pengaduk agar dextrose
kecil,misalnya tidak
di pindah pada
menggumpal.
erlenmeyer 250 ml. Volume media padaSelanjutnya,
erlenmeyer 250dimasukkan agarsebanyak
ml sebaiknya powder
secara perlahan
200 ml saja untuk menghindari sambil pada
kontaminasi diaduk.
saatSelanjutnya dimasukkan
penyimpanan. Setelah
aquades
media dipindah, kemudian muluthingga voume di
erlenmeyer mencapai 1000 ml.
tutup dengan Erlenmeyer
menggunakan
kemudian
alumunium foil dan kertas serta diditutup dengan
tali dengan menggunakankaret.
menggunakan plastik dan ditali
Selanjutnya
media di steril pada suhudengan karet. Selanjutnya
121°C selama diberi lubang
25menit kemudian untuk
media siap sirkulasi
digunakan.
11

uap air dan tempat menaruh gelas pengaduk. Suspensi


media direbus hingga berubah warna
12

4.2.2 Teknik Pengenceran


Pengenceran bertingkat 1
mL dari pengenceran pertama
dipindahkan dengan pipet
(ketidakpastian pengukuran ±5
%) ke dalam tabung yang
mengandung 9 mL pengencer
Gambar 2. Teknik pada suhu yang sesuai. Jika diperlukan, volume yang
pengeceran
(Dokumen pribadi) dipindahkan dapat diperbesar dan dengan volume
pengenceran
yang optimal dan dilakukan pencegahan selanjutnya sebanyak
kontak antara 9 kali
pipet yang lipatnya.
mengandung
Sebaiknya
inokulum dengan pengencer steril. pipet jangan
Setelah dimasukkan
dimasukkan, makalebih dari dicampur
larutan 1 cm ke
dalam pengencer
menggunakan stirrer mekanik pertama
(vortex) selama untuk
5-10 mencapai
detik presisi yang
untuk mendapatkan
pengenceran 1/100. Jika optimal dancara
diperlukan dilakukan pencegahan
ini dapat kontak mendapatkan
diulangi sampai antara pipet
tingkat pengenceran yangyang mengandung inokulum dengan pengencer steril.
sesuai.
Setelah dimasukkan, maka larutan dicampur
menggunakan stirrer mekanik (vortex) selama 5-10 detik
untuk mendapatkan
pengenceran 1/100. Jika
diperlukan

4.2.3 Teknik dan Hasil Isolasi Mikroorganisme


Isolasi bakteri merupakan
proses pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan
asalnya, dan menumbuhkan pada medium buatan
sehingga diperoleh biakkan atau kultur murni hasil
isolasi tersebut. Populasi bakteri dapat diisolasi menjadi
biakkan atau kultur murni, terdiri dari satu jenis bakteri
Gambar 3. Teknik isolasi yang dapat dipelajari morfologi, sifat, dan kemampuan
(dokumen pribadi)
biokimianya. Dalam memindahkan bakteri dari satu
lain harus menggunakantempat
prosedur ke aseptik.
tempat Aseptik
lain harus
dalammenggunakan
hal ini berartiprosedur
bebas
dari sepsis, yaitu kondisiaseptik.. Aseptik dalam
terkontaminasi karenahal ini berarti
terdapat bebas dari sepsis,
mikroorganisme lain
yang tidak dikehendaki. Teknik aseptik ini sangat penting apabila bekerja dengan
bakteri, selain untuk melindungi laboran juga menghindari kontaminasi
mikroorganisme lain.
13

yaitu kondisi terkontaminasi karena terdapat


mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki. Teknik
aseptik ini sangat penting apabila bekerja dengan bakteri,
selain mel

4.2.4 Teknik dan Hasil Perhitungan Mikroorganisme Metode TPC


Rumus: Jumlah Koloni x 1
F. Pengenceran F. Pengenceran (10-1 )
Pengamatan Produk Hari Ke 3
Produk Yogurt
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 150 x 1 1 : 140 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1

: 1,5 x 10-6 Cfu/Ml : 1,4 x 10-6 Cfu/Ml


Produk Tempe
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 976 x 1 1 : 156 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1

- -6
: 9,7 x 10 6 Cfu/Ml : 1,6 x 10 Cfu/Ml
Produk Tape
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 385 x 1 1 : 104 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1
: 3,8 x 10-6 Cfu/Ml : 1,0 x 10-6 Cfu/Ml

Pengamatan Produk Hari Ke-5


Produk Yogurt
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 170 x 1 1 : 156 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1

: 1,7 x 10-6 Cfu/Ml : 1,6 x 10-6 Cfu/Ml


14

Produk Tempe
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 988 x 1 1 : 179 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1
: 9,9 x 10-6 Cfu/Ml : 1,8 x 10-6 Cfu/Ml

Produk Tape
CFU : Jumlah koloni x 1 CFU : Jumlah koloni x 1 1
1FFFFF. Pengenceran F. Pengenceran F F. Pengenceran F. Pengenceran
: 411 x 1 1 : 134 x 1 1
10-3 10-1 10-4 10-1
: 4,1 x 10-6 Cfu/Ml : 1,3 x 10-6 Cfu/Ml
15

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Mikroorganisme ada yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Walaupun organisme uniseluler hanya
tersusun dengan satu sel, mikroorgnisme tersebut menunjukkan semua
karakteristik organisme yang hidup, yaitu bermetabolisme, bereproduksi,
berdiferensiasi, melakukan komunikasi. Mikroorganisme terdapat di mana-mana,
interaksinya bersama mikroorganisme atau dengan organisme lainnya.
Kegiatan isolasi ini bertujuan untuk mendapatkan kandidat bakteri
proteolitik. sampel diinokulasi dalam tabung yang berisi 9 mL media TSB dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 40°C. Hasil kultur di TSB diambil 1 mL
selanjutnya dimasukkan ke dalam larutan salin 0,85% dan diaduk sampai
homogen, kemudian diambil sebanyak 100 mL dikultur dengan cara disebar atau
spread plate di media TSA, kemudian cawan petri diinkubasi selama 24 jam.
Koloni yang tumbuh dimurnikan dengan metode penggoresan kuadrat berulang
sampai didapatkan koloni bakteri yang tunggal dan seragam.
Perhitungan nilai TPC (Total Plate Count) (CFU/ml) pada sampel kontrol dan
sampel perlakuan dengan waktu inkubasi yang sudah dilakukan. Total Plate Count
adalah semua koloni yang tumbuh pada media NA Jumlah koloni bakteri yang
dihitung pada cawan petri adalah berjumlah antara 25-250 koloni. Setelah itu
jumlah yang diperoleh dikalikan dengan pengencerannya.
Rumus: Jumlah Koloni x 1
F. Pengenceran F. Pengenceran (10-1 )

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan praktikan terhadap praktikum
Mikrobiologi Industri dengan materi Pembuatan Media, Isolasi dan Perhitungan
Mikroorganisme. Dengan adanya praktikum ini sangat bermanfaat bagi praktikan.
Praktikum akan berhasil dan berjalan baik apabila mengikuti intruksi dan
penangan yang pas dari buku panduan maupun dari asisten.
16

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta.Djambatan

Pelczar,M.2012. Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta. Diakses pada 13


Mei 2022
Mul Mulyani. 2011. Mikrobiologi Industri. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Cahaya, 2011. Mikroba dan Peranannya dalam Kehidupan. Diakses pada 12 Mei
2022
Pratiwi, S.T. 2010. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga Halaman
18,111,106,188,135
Budi Haryanto, 2021. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : Penerbit Raja
Grafindo Persada. Halaman 34, 42, 44, 70-72.
Mila Ermila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Erlangga : Jakarta
Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian
Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Chem Info. No.1(1) : 190-195. Diakses
pada 13 Mei 2022

Cahyani, V.R. 2014. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pertanian Program Studi


Agroteknologi. Surakarta : Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Waluyo, 2010. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid I. Bandung :


CV. Yrama Widya. Halaman 75,85-87.

Hans G. 1994.
Mikrobiologi Umum edisi
VI. Gajah Mada University
Press: Yoyakarta.
17

Hans G. 1994.
Mikrobiologi Umum edisi
VI. Gajah Mada University
Press: Yoyakart
Hans G. 1994.
Mikrobiologi Umum edisi
VI. Gajah Mada University
Press: Yoyakarta
Hans G. 1994.
Mikrobiologi Umum edisi
VI. Gajah Mada University
Press: Yoyakarta

Anda mungkin juga menyukai