di Desa Garantung dan juga melihat jumlah siswa dari setiap jenjangnya dan juga
fasilitas pengajar yang telah tersedia terbilang cukup baik.
Masyarakat Desa Garantung memiliki latar belakang agama yang berbeda-
beda diantaranya yaitu islam, kristan, hindu dan juga buda. Jumlah tempat ibadah
di desa garantung dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. Fasilitas Tempat Ibadah di Desa Garantung Kecamatan Maliku, 2018
No Fasilitas tempat ibadah Jumlah Tempat Ibadah
1 Masjid 2
2 Langgar dan Mushla 15
3 Gereja 1
4 Pura 1
5 Vihara 1
Total 17
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019
2 Jenis Kelamin
a. Laki-Laki 34 97,15
b. Perempuan 1 2,85
3 Pendidikan
a. SD 26 74,30
b. SMP/Sederajat 6 17,14
c. SMA/Sederajat 2 5,71
d. S1 (Sarjana) 1 2,85
4 Pendapatan (Rupiah/Bulan)
a. < 500.000 -
b. 500.000 – 1.500.000 26 74,30
c. > 1.500.000 9 25,70
5 Pengalaman (Tahun)
a. < 10 -
b. 10 – 25 8 22,85
c. > 25 27 77,15
belum memiliki aset yang disediakan oleh pemerintah untuk dikelola oleh
kelompok tani.
Kelompok tani Karya Tani 1 berdiri pada tahun 1985 dengan jumlah anggota
35 petani dengan ketua kelompok tani yaitu bapak Rasman, luas lahan pertanian
kelompok tani sumber mulyo yaitu 56 Ha, dengan komoditas yang dibudidayakan
yaitu, Tanaman Hortikultura, Padi, karet dan juga Kelapa Sawit. Kelompok tani
sumber mulyo ini memiliki aset yaitu alat panen padi dan juga Traktor.
Sedangkan kelompok tani suka karya tidak jauh berbeda kelompok tani ini
berdiri pada tahun 1985 hingga saat ini dengan jumlah anggota 49 petani dengan
ketua kelompok tani yaitu bapak I Wayan Sudarsane, luas lahan pertanian
kelompok tani sumber mulyo yaitu 78 Ha, dengan komoditas yang dibudidayakan
yaitu, Tanaman Hortikultura, Padi, karet dan juga Kelapa Sawit. Kelompok tani
sumber mulyo ini memiliki aset yaitu Traktor dan mini jonder.
51
2. Kemudian, pada programa kedua yaitu merubah pola tanam padi dari 1 tahun
sekali menjadi pola tanam padi-jagung juga hanya 10,82 % %, atau 17 petani
yang ikut berpartisipasi. Hal ini juga dipengauhi oleh sedikitnya jumlah
petani yang membudidayakan tanaman padi dan tanaman jagung.
3. Pada programa pemanfaatan lahan tidur potensial hanya 8 petani yang
berpartisipasi. Dalam pelaksanaan ini diskusi kelompok dan lapangan, diskusi
kelompok dilakukan untuk memberikan pemahaman dan mencatat petani
siapa saja yang ikut dalam pelaksanaan programa ini yang nantinya akan di
dampingi. Lapangan yaitu kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh
penyuluh lapangan, jumlah petani yang berpartisipasi sedikit dikarenakan
mahalnya biaya bongkar lahan sehingga banyak petani yang tidak mampu
untuk berpartisipasi.
4. Pada programa meningkatkan kegiatan gotong royong yaitu 17,83 % atau 28
petani yang berpartisipasi. Dalam hal ini, kegiatan gotong royong dilakukan
pada setiap kelompok tani, sehingga sedikitnya petani yang berpartisipasi
juga dikarenakan kurangnya komunikasi antara penyuluh, ketua poktan dan
juga anggota kelompok taninya.
5. Untuk programa peremajaan tanaman karet yang dilakukan secara diskusi
kelompok atau lebih ke pemberian materi yang dihadiri oleh 18 petani atau
sekitar 11,46 % dari populasi yang dijadikan sampel, sedikitnya petani karet
yang berpartisipasi juga dikarenakan mahalnya bibit karet unggul dan juga
biaya penanamannya sehingga banyak petani yang belum bisa berpartisipasi.
6. Untuk programa Pengembangan jagung dengan cara menambah luas tanam
dan pembukaan lahan baru menggunakan metode lapangan dihadiri oleh 13
petani atau 8,28 % dari jumlah populasi sampel. Penambahan luas tanam
jagunng ini merupakan menggunakan lahan yang sebelumnya tidak di Tanami
jagung menjadi lahan komoditas jagung serta pembukaan lahan baru adalah
langkah lanjutan dari pembukaan lahan tidur potensial yang dilakukannoleh
beberapa petani.
7. Pada programa menguatkan kemitraan yang dilakukan dengan penyuluhan
lapanangan merupakan usaha dari penyuluh untuk bermitra dengan BUMDES
(Badan Usaha Milik Desa) dan BUMDES bermitra dengan perusahaan
53
pengolahan hasil panen jagung yang ada di banjarmasin yaitu (PT. Jaffa
Comfeed ) sehingga petani tidak bingung untuk menjual hasil panennya.
8. Sedangkan pada programa penyusunan RDKK ini dilakukan setiap tahun
untuk mengajukan bantuan kepada pemerintah untuk petani, dan pelaksanaan
programa ini dilakukan secara diskusi kelompok dimana sekitar 15,92 %
petani yang berpartisipasi dalam penyusunan RDKK dimana yang hadir
dalam diskusi kelompok merupakan perwakilan dari setiap kelompok tani.
5.1.1. Hambatan Pelaksanaan Program Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan hasil wawancara dengan PPL Desa Garantung Dalam
pelaksanaan program penyuluhan pertanian disimpulkan terdapat beberapa
kendala yaitu sebagai berikut:
1. Budget/Anggaran
Kurangnya anggaran dalam pelaksanaan program atau pembinaan lapangan
menjadi kendala yang sangat mempengaruhi efektivitas peran dari
penyuluh, karena tanpa adanya anggaran penyuluh memiliki keterbatasan
dalam melakukan pembinaan. Terlebih lagi dalam dengan adanya pandemi
covid-19 yang sangat mempengaruhi jumlah anggaran yang tersedia.
2. Kondisi wilayah
Program utama yang dicanangkan di desa garantung oleh pemerintah
setempat yaitu prningkatan produksi padi namun melihat kondisi wilayah
tersebut yang dominan wilayah gambut, dimana gambut memiliki
kandungan zat asam yang sangat tinggi sehingga tidak cocok untuk tanaman
padi.
3. Perbedaan Komoditas
Perbedaan komoditas yang diusahakan juga menjadi kendala dalam
pelaksanaan program. Tanaman yang dominan diusahakan di desa
garantung yaitu hortikultura, padi, kelapa sawit dan karet. Perbedaan
komoditas tersebut akan menimbulkan persaingan dalam pertumbuhan
komoditi yang diusahakan dan juga menimbulkan hama yang merugikan
satu sama lainnya.
54
Melakukan Usaha Usaha untuk sendiri 0-50 Usaha bersama kelompok 51-100
Pemupukan modal Pemupukan modal usaha 0-10 Pemupukan modal anggota 11-20
anggota dan penyisihan hasil usaha
kelompok
Pelayanan Pelayanan informasi teknologi 0-10 Pelayanan informasi 11-20
informasi, lingkup poktan dan penyuluh teknologi dari berbagai
teknologi untuk anggota sumber untuk anggota
4 Kemampuan melakukan Evaluasi usaha Melakukan evaluasi 0-10 Melakukan evaluasi 11-40
pengendalian dan kelompok perencanaan dan pelaksanaan perencanaan dan
pelaporan usaha tidak tertulis pelaksanaan usaha tertulis
melibatkan unsur kelompok
5 Kemampuan Pengembangan Ada pengembangan kapasitas 0-30 Sudah dilakukan penyiapan 31-50
mengenbangkan kapasitas dan SDM calon pengganti pengurus
kepemimpinan kelompok pengkaderan pengurus
tani
Sumber: Programa Penyuluhan Pertanian Desa Garantung, 2020
sebesar 6%, 7 responden menyatakan tidak berperan atau dengan pesentase 44%,
dan 7 responden menyatakan sangat tidak berperan atau dengan presentase 44%.
Petani/responden yang menyatakan berperan untuk Penyuluh Mengarahkan
dan memberikan saran/solusi kepada petani sebanyak 2 responden atau sebesar
12%, 5 responden menyatakan cukup atau sebesar 32%, 8 responden menyatakan
tidak berperan atau 50%, dan 1 responden menyatakan sangat tidak berperan atau
6%.
Petani/responden yang menyatakan penyuluh berperan menjelaskan kepada
petani yang akan menjadi keuntungan dan keunggulan pada usahataninya
sebanyak 2 responden atau sebesar 13%, 3 responden menyatakan cukup atau
sebesar 19%, 10 responden menyatakan tidak berperan atau 75%, dan 1 responden
menyatakan sangat tidak berperan atau sama dengan 6%.
Petani/responden yang menyatakan penyuluh berperan Penyuluh membantu
petani untuk mendapatkan saprodi (sara produksi) yang baik sebanyak 9
responden atau sebesar 56%, 1 responden menyatakan cukup atau sebesar 6%, 2
responden menyatakan tidak berperan atau dengan pesentase 13%, dan 4
responden menyatakan sangat tidak berperan atau dengan presentase 25%.
Petani/responden yang menyatakan berperan untuk Penyuluh membantu
kelompok tani untuk mendapatkan akses dengan dinas pertanian tersebut
sebanyak 3 responden atau sebesar 19%, 6 responden menyatakan cukup atau
sebesar 37%, dan 7 responden menyatakan tidak berperan atau 44%.
Petani/responden yang menyatakan penyuluh berperan memberikan pelatihan
atau cara dalam penggunaan teknologi baru sebanyak 2 responden atau sebesar
13%, 3 responden menyatakan cukup atau sebesar 19%, 10 responden
menyatakan tidak berperan atau 62%, dan 1 responden menyatakan sangat tidak
berperan atau dengan presentase 6%.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani bahwa penyuluh masih kurang
dalam memberikan solusi untuk pemecahan masalah yang dihadapi petani, kurang
respon cepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani. sehingga
masih belum berperan sebagai penasehat.
63
berperan atau 42%, dan 7 responden menyatakan sangat tidak berperan atau
dengan presentase 37% dari 19 responden.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada petani yang tergabung
pada kelompok tani kelas pemula, bahwa penyuluh masih belum mengarahkan
kelompok tani agar menjadi tempat kelas belajar mengajar serta berbagai
pengalaman antar anggota kelompok tani dengan melakukan pertemuan rutin.
Dengan perbedaan komoditas yang ada dalam satu kelompok tani seharusnya
dapat menjadi pengalaman yang dapat dibagikan antar petani.
respon cepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani. sehingga
masih belum berperan sebagai penasehat.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari lima kelompok tani yang menjadi
sampel responden dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan
dari kelas lanjut dan kelas pemula. Kelas lanjut menyatakan bahwa penyuluh tidak
berperan dalam pengembangan kelompok tani dengan total skor 810, sedangkan
kelas pemula menyatakan bahwa penyuluh cukup dalam pengembangan
kelompok tani dengan total skor 1058. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 39
dibawah ini.
Tabel 25. Hasil Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani
Berdasarkan Kelas Kelompok Tani di Desa Garantung
No Variabel Peran Penyuluh Skor Kelas Lanjut Skor Kelas Pemula
1 Pembimbing 321 513
2 Organisator 125 119
3 Penghubung 257 306
4 Teknisi/Penasehat 107 120
Total Skor 810 1058
Kategori Tidak Berperan Cukup
Berdasarkan tabel 25 bahwa peran penyuluh untuk kelas lanjut terbilang tidak
berperan, dan sebaliknya peran penyuluh untuk kelas pemula dikategorikan cukup
berperan. Berdasarkan hasil diatas maka dapat diketahui untuk hasil peran
penyuluh secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 30 di bawah ini.
Tabel 26. Hasil Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani
di Desa Garantung
No Kelas Kelompok Skor
1 Lanjut 810
2 Pemula 1058
Total Skor 1868
Kategori Peran Cukup
maka akan menjadikan kelompok tani lebih berkembang lagi. Dengan adanya
jembata penghubung petani akan dengan mudah mendapatkan informasi
mengenai perkembangan atau tren terbaru tentang usahatani.
4. Hubungan Peran Penyuluh Sebagai Teknisi/Penasehat dengan
Pengembangan Kelompok Tani
Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman pada hubungan variabel
peran penyuluh pertanian sebagai pembimbing terhadap pengembangan kelompok
tani mendapat nilai korelasi 0,591 lebih besar dibandingkan dengan r Tabel 0,485
dengan signifikansi 0,016. Artinya, peran pembimbing memiliki hubungan secara
nyata dan juga signifikan terhadap pengembangan kelompok tani. Hal ini
menunjukkan bahwa peran penyuluh sebagai teknisi/penasehat cukup penting
dalam pengembangan kelompok tani, dimana dengan sebagai teknisi/penasehat
penyuluh dapat memperbaiki sistem pertanian yang ada dengan memecahkan
masalah yang dimiliki petani.
5.3.2. Kelas Pemula
1. Hubungan Peran Penyuluh Sebagai Pembimbing dengan
Pengembangan Kelompok Tani Kelas Lanjut
Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman pada hubungan variabel
peran penyuluh pertanian sebagai pembimbing terhadap pengembangan kelompok
tani mendapat nilai korelasi 0,517 lebih besar dibandingkan dengan r Tabel 0,447
dengan signifikansi 0,023. Artinya, peran pembimbing memiliki hubungan secara
nyata dan juga signifikan terhadap pengembangan kelompok tani. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan melakukan tugas penyuluh sebagai pembimbing
dengan baik maka akan dapat lebih mengambangkan kelompok tani lebih baik
lagi dalam melaksanakan kegiatan usahataninya.
2. Hubungan Peran Penyuluh Sebagai Organisator dengan
Pengembangan Kelompok Tani
Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman pada hubungan variabel
peran penyuluh pertanian sebagai pembimbing terhadap pengembangan kelompok
tani mendapat nilai korelasi 0,626 lebih besar dibandingkan dengan r Tabel 0,447
dengan signifikansi 0,004. Artinya, peran pembimbing memiliki hubungan secara
nyata dan juga signifikan terhadap pengembangan kelompok tani. Hal ini
72
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Progam yang telah dilaksanakan oleh PPL di Desa Garantung terdapat 9
program yaitu sebagai berikut: Meningkatkan Hasil/Produktifitas Padi,
Merubah Pola Tanam Padi dari 1 Tahun sekali menjadi pola tanam Padi-
Jagung, Pemanfaatan lahan tidur potensial menjadi lahan pertanian (Padi,
Palawija dan Perkebunan), Meningkatkan Kegiatan Gotong Royong,
Peremajaan Tanaman Karet, Pengembangan jagung dengan cara menambah
luas tanam dan pembukaan lahan baru. Peningkatan produksi tanaman sawit
dan karet, Menguatkan Kemitraan, dan Penyusunan RDKK. Dari program
yang dilaksanakan diatas merupakan menindaklanjuti program yang disusun
oleh dinas pertanian. Program tersebut ada yang rutin dilakukan per tahun
dan ada yang baru dimulai sejak 2018, 2019 hingga saat ini. Dan belum ada
pembaruan program yang dilakukan.
Pelaksanaa programa penyuluhan pertanian di desa garantung lebih
dominan menggunakan metode diskusi kelompok dengan melakukan
pengarahan kepada petani, dan 44,44% atau 4 programa lainnya di lakukan
dengan terjun langsung ke lapangan. Terjun ke lapangan penyuluh langsung
mendatangi dimana lahan pertanian dan petani yang menjadi tujuan
programanya untuk diberikan pengarahan. Diskusi kelompok pada
pelaksanaan programa biasanya dilakukan dengan mengundang
ketua/pengurus kelompok tani di aula pertemuan desa garantung untuk
diberikan pengarahan atau pendalaman materi yang akan disampaikan. Dan
pertemuan atau diskusi kelompok ini di fasilitasi dengan menggunakan
lembaga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
2. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap peran penyuluh
dalam pengembangan kelompok tani di Desa Garantung dapat disimpulkan
bahwa terdapat 2 kategori peran penyuluh yang tidak berperan pada kelas
lanjut dan dan 2 kategori dikatakan tidak berperan pada kelas kelompok tani
pemula. Sehingga skor yang didapatkan pada kelompok tani kelas lanjut
yaitu 810 dan skor yang didapatkan pada kelompok tani kelas pemula yaitu
74
6.2. Saran
1. Dalam penyusunan programa penyuluh harus berperan aktif untuk melihat
apa saja yang dibutuhkan oleh petani dan mempertimbangkan kondisi
wilayah yang ada serta mempertimbangkan jenis komoditi yang diusahakan.
Dalam pelaksanaan program juga perlu diperhatikan untuk administrasi
pembukuan terkait daftar hadir, berita acara serta dokumentasi yang
diperlukan untuk meningkatkan kelas kelompok tani. Penyuluh juga harus
tetap memberikan dorongan kepada petani untuk terus berusaha
75
DAFTAR PUSTAKA