Anda di halaman 1dari 10

A.

DESKRIPSI ORGANISASI
1. Profil organisasi

Gambar 1 Foto UPTD Puskesmas Kalirejo

UPT Puskesmas Kalirejo merupakan instansi yang berada di bawah


Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran yang berada di Jalan Branti Rayadesa
Kalirejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. Puskesmas Kalirejo
berjarak 9 km dari ibukota kabupaten Pesawaran dengan jarak tempuh
perjalanan  30 menit menggunakan kendaaran roda dua. Demikian juga jarak
tempuh Puskesmas dengan desa-desa dalam wilayah kerja memerlukan waktu
tempuh antara 30 – 60 menit .Secara administratif batas wilayah kerja
Puskesmas Kalirejo adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Gedong Tataan dan Kec.


Gadingrejo.
b. Sebelah utara berbatasan dengan kec. Natar
c. Sebelah timur berbatasan dengan kec.Natar dan Kec.Gedong Tataan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Roworejo

1
Gambar 2 Peta
Wilayah Kerja

Puskesmas Kalirejo
Kecamatan Negeri Katon Pesawaran

Puskesmas Kalirejo memiliki 11 desa wilayah kerja, luas wilayah


seluruhnya 70,82 km2. Seluruh desa binaan merupakan daratan dan persawahan
dengan iklim hujan tropis sebagaimana iklim Propinsi Lampung pada umumnya.
Tiap desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2 atau roda 4, jalan desa
umumnya beraspal dan jalan lingkungan umumnya onderlagh dan jalan
tanah.Nama desa binaan serta luas wilayah,jumlah dusun dan jarak desa ke
Puskesmas Kalirejo disajikan dalam tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1
Nama desa ,Luas Wilayah, Jumlah dusun dan Jarak Desa Ke Puskesmas
Kalirejo Kecamatan Negeri Katon

Jarak Desa –
No Nama Desa Luas Jumlah Dusun Puskesmas
( km2 ) (Km)
1 Purworejo 3.75 5 3.00
2 Kagungan Ratu 10.50 4 2.00
3 Pujorahayu 6.70 3 6.00
4 Kalirejo 6.05 5 1.00
5 Tanjung Rejo 10.02 10 3.00
6 Negeri Katon 3.60 4 1.00

2
7 Negara Saka 6.00 4 9.00
8 Pejambon 7.15 5 9.00
9 Halangan Ratu 7.90 5 4.00
10 Karang Rejo 3.75 4 7.00
11 Negeri Ulangan Jaya 6.00 4 19.00
Sumber: BPS Kab Pesawaran, 2020.

Desa mulai dari terluas hingga terkecil adalah desa Tanjung Rejo, Kagungan
Ratu,Halangan Ratu, Pejambon, Pujorahayu, Kalirejo, Negara Saka, Negeri
Ulangan Jaya, Karang Rejo,Purworejo, Negeri Katon.
Desa terjauh dari puskesmas induk adalah desa Negara Saka dan Negeri
Ulangan Jaya ,desa terdekat adalah Negeri Katon.

2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi serta Tugas Pokok dan Fungsi

a. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Kalirejo

3
Gambar 3 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Kalirejo
b. Visi UPTD Puskesmas Kalirejo yaitu “Negeri Katon Menuju Masyarakat
Sehat Mandiri dan Berkeadilan”.

c. Misi UPTD Puskesmas Kalirejo


1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan.
2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna.
3) Pemerataan sumberdaya kesehatan.

4
4) Memeliharan dan meningkatkan keehatan perorangan, keluarga,
masyarakat dan lingkungan peningkatan system surveilens dan
pemberdayaan tenaga kesehatan yang optimal.

d. Tata Nilai Pelayanan Puskesmas


Nilai-nilai Organisasi yang di terapkan Puskesmas Kalirejo berpedoman
pada tata nilai “MANDIRI“. Adapun makna dari nilai-nilai tersebut adalah :
M : Maju, Kualitas pelayanan SDM Puskesmas harus maju dalam
memberikan mutu pelayanan yang berkualitas.
A : Aktif, Pelayanan, pengetahuan, informasi dalam pelayanan
yang berkualitas harus berperan aktif menuju masyarakat sehat
dan sejahtera.
N : Nyaman, Bersifat nyaman dalam memberikan pelayan yang
bermutu dan berkualitas.
D : Dedikasi, Berdedikasi dalam menjalankan tugas sebagai
tanggungjawab abdi masyarakat untuk menciptakan masyarakat
yang cerdas, sehat dan aktif.
I : Inovatif, Pengetahuan, keterampilan sarana dan mutu selalu
berkembang menuju perbaikan untuk menuju pelayanan yang
berkualitas.
R : Ramah, Pelayanan yang ramah membuat masyarakat
berperan aktif menuju masyarakat sehat, cerdas dan aktif.

I : Inspiratif, Dalam menuju masyarakat cerdas, sehat dan aktif


pelayanan kesehatan harus berfikir aktif untuk menuju kesehatan
yang bermutu.

e. Tugas Pokok dan fungsi


Tabel 2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Nutrisionis
NO TUGAS POKOK DAN FUNGSI

5
1 Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya
dalam rangka Menyusun rencana tahunan
2 Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya
dalam rangka Menyusun rencana 3 bulanan
3 Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya
dalam rangka Menyusun rencana bulanan
4 Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya
dalam rangka Menyusun rencana Harian
5 Mengumpulkan data dan literatur dalam rangka menyusun
Juklak/Juknis di bidang gizi, makanan dan dietetik
6 Mengumpulkan data dalam rangka menyusun pedoman gizi,
makanan, dietetik
7 Mengumpulkan data dalam rangka menyusun standar gizi, makanan
dan dietetik
8 Mengumpulkan data untuk pengamatan masalah dibidang gizi,
makanan dan dietetic secara skunder
9 Mengumpulkan data anak balita, bumil, dan buteki untuk pemberian
makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita
dengan status gizi kurang
10 Mengumpulkan data makanan kelompok sasaran setempat untuk
penilaian mutu gizi, makanan dan dietetik
11 Memeriksa dan dan menerima bahan materi, pangan, peralatan, dan
sarana pelayanan gizi, makanan dan dietetik
12 Menyimpan bahan, materi , pangan, peralatan dan sarana pelayanan
gizi, makanan dan dietetik
13 Mencatat dan melaporkan bahan, materi, pangan, peralatan dan
sarana diruang penyimpanan sarana harian
14 Menyalurkan bahan, materi, pangan, peralatan, dan sarana sesuai
permintaan unit atau wilayah kerja secara harian/mingguan
15 Memeriksa ruang penyimpanan makan, secara harian (tiap 10
harian)
16 Melakukan pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB), umur di
unit atau wilayah kerja secara bulanan bagi anak balita
17 Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja
secara 4 bulanan bagi anak sekolah SD
18 Melakukan Pengukuran TB, BB, Umur di unit atau wilayah kerja
sesuai kebutuhan
19 Melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) di unit atau
wilayah kerja
20 Melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada orang

6
dewasa di unit/wilayah kerja sesuai kebutuhan
21 Melakukan anamnesa diet klien (food frekuensi dan rata-rata contoh
hidangan)
22 Melakukan reccal makanan 24 jam lewat bagi klien
23 Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien
24 Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran BB, TB, dan umur
25 Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran IMT
26 Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran LILA
27 Mencatat dan melaporkan anamnesa diet
28 Menyediakan makanan tambahan untuk balita atau penyuluh gizi
29 Menyediakan makanan bisa tambahan
30 Menyediakan kapsul vitamin A
31 Menyediakan kapsul yodium
32 Menyediakan preparat besi
33 Menyediakan obat gizi
34 Melakukan pencatatan harian, penyediaan makanan biasa
35 Melakukan pencatatan harian, penyediaan diet sederhana
36 Memantau diet klien selama dirawat
37 Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, Umur ditingkat desa
meliputi sasaran, status gizi dan SKDN (Jumlah balita yang
ada/terdaftar, jumlah balita yang memiliki kartu menuju sehat, jumlah
balita yang ditimbang, jumlah balita yang naik timbangannya) secara
bulanan pada posyandu
38 Memantau kegiatan PMT balita, anak sekolah dan bumil meliputi
sasaran, status gizi dan SKDN terhadap macam/jumlah PMT
39 Memantau kegiatan pengukuran BB TB, Umur di Rumah Sakit (RS)
Sdan masyarakat secara bulanan
40 Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS dan institusi lain
secara harian
41 Memantau penggunaan bahan makanan secara harian
42 Memantau penggunaan bahan makanan secara mingguan/sepuluh
harian

7
B. ANALISIS ISU
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai Nutrisionis Terampil di
Puskesmas Kalirejo penulis mengangkat beberapa isu antara lain :
a. Rendahnya angka pasien datang keruang konseling gizi di UPTD
Puskesmas Kalirejo .
b. Pengolahan makanan tambahan kepada ibu balita kurang mendapat
vasilitasi oleh petugas gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kalirejo.
c. Penyuluhan ASI Eksklusif yang kurang di UPTD Puskesmas Kalirejo.
Pada penggunaan Matrix USG, untuk menentukan suatu masalah yang
prioritas, terdapat tiga factor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga factor tersebut
adalah urgency, seriousness, dan growth.
Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah
prioritas maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG
tersebut. Umumnya menggunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya
menggunakan skor skala 1-5, disebut skala Likert. Semakin tinggi tingkat
urgensi, serius, atau pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor
untuk masing-masing unsur tersebut.

Tabel 2.3. Metode USG


No. Penilaian Total
Identifikasi Isu Ranking
U S G Skor
1. Rendahnya angka pasien 4 4 4 12 3
datang keruang konseling
gizi di UPTD Puskesmas
Kalirejo.

2. Pengolahan makanan 4 5 5 14 1
tambahan kepada ibu
balita kurang mendapat
vasilitasi oleh petugas gizi
di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kalirejo

3. Penyuluhan ASI Eksklusif 4 4 5 13 2


yang kurang di UPTD

8
Puskesmas Kalirejo

Kriteria penetapan:
Urgency Seriousness Growth
5 : Sangat mendesak 5 : Sangat berpengaruh 5 : Sangat berdampak
4 : Mendesak 4 : Berpengaruh 4 : Berdampak
3 : Cukup mendesak 3 : Cukup Berpengaruh 3 : Cukup Berdampak
2 : Tidak mendesak 2 : Tidak Berpengaruh 2 : Tidak Berdampak
1 : Sangat tidak 1 : Sangat tidak 1 : Sangat tidak
mendesak Berpengaruh Berdampak

Dari identifikasi masalah dengan menggunakan analisa USG dan skala Likert
tersebut dapat diperoleh isu prioritas yaitu Kurangnya vasilitasi pengolahan
makanan pada ibu balita di UPTD Puskesmas Kalirejo. Dari isu tersebut dapat
dirumuskan gagasan pemecahan isu yaitu dengan menggunakan metode
demonstrasi pengolahan makanan tambahan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kalirejo.

C. ARGUMENTASI TERHADAP CORE ISSUE TERPILIH


Isu yang terpilih dalam laporan aktualisasi ini berdasarkan dari hasil penilaian
USG dengan skala likert. yaitu : Pengolahan makanan tambahan kepada ibu balita
kurang mendapat vasilitasi oleh petugas gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kalirejo. Adapun alasan mengenai pemilihan isu yaitu :
1. Dikarenakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kalirejo belum pernah
diadakan penyuluhan demonstrasi pengolahan makanan tambahan kepada ibu
balita.

9
2. Selanjutnya dipandang perlu untuk dilakukan pemberian pengolahan makanan
tambahan kepada ibu balita untuk meningkatkan variasi makanan yang dapat
diberikan kepada balita.
3. Perlunya diberikan penyuluhan terhadap pemberian makanan tambahan
kepada ibu balita yaitu dapat meningkatkan nafsu makan balita dengan
menggunakan bahan dasar pangan lokal yang disukai balita dan
menggunakan bahan makanan yang sehat serta bergizi.

D.

10

Anda mungkin juga menyukai