Anda di halaman 1dari 11

KEADAAN GEOGRAFI

Puskesmas Bantimurung terletak di Kecamatan Bantimurung yang secara geografis


merupakan daerah yang bukan pantai yang sebagian besat berbentuk daratan. Dari
delapan daerah wilayah administrasi yang ada, mempunyai topografi dataran rendah
dengan ketinggian rata-rata 500 meter diatas permukaan laut yang mana berbatasan
langsung dengan wilayah meliputi:

a. Sebelah Utara: Kabupaten Pangkep dan Kecamatan Maros Baru


b. Sebelah Timur: Kecamatan Cenrana
c. Sebelah Selatan: Kecamatan Simbang
d. Sebelah Barat: Kecamatan Turikale dan Kecamatan Lau

Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabuoaten sekitar 10 kilometer. Wilayah


kerja Puskesmas Bantimurung terdiri dari 6 Desa dan 2 Kelurahan dengan luas total
173,70 km2.

Luas Wilayah menurut Kelurahan/Desa


Kecamatan Bantimurung Tahun 2016

No Kelurahan/ Desa Luas Wilayah (Km2) Persentase (%)


1 Kalabbirang 7,25 4,17
2 Leang-Leang 10,70 6,16
3 Tukamasea 23,68 13,62
4 Baruga 52,51 30,23
5 Mangeloreng 872 5,02
6 Mattoangin 20,14 16,20
7 Alatengae 45,47 26,17
8 Minasabaji 523 3,01
TOTAL 173,70 100
KEADAAN PENDUDUK

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Sex Ratio di
Kecamatan Bantimurung Tahun 2016

No Kelurahan/Desa Luas Jumlah Penduduk Jumlah Sex


Wilayah Laki- Perempuan Total rumah ratio
(Km2) laki tangga
1 Kalabbirang 7,25 2.091 2.340 4431 1.015 95
2 Leang-leang 10,70 2.029 2.140 4169 983 96
3 Tukamasea 23,68 2.127 2.162 4289 990 94
4 Baruga 52,51 1.105 1.164 2269 609 96
5 Mangeloreng 872 1.557 1.631 3188 710 90
6 Mattoangin 20,14 1,731 1.862 3593 743 92
7 Alatengae 45,47 2.124 2.159 4283 958 92
8 Minasabaji 523 1.847 1.931 3778 872 89
TOTAL 173,70 14.611 15.389 30.000 6.880 94

Penduduk Kecamatan Bantimurung yang tersebar di dua Kelurahan dan enam Desa
adalah 30.000 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 14.611 jiwa dan perempuan
15.389 jiwa. Rasio jenis kelamin (sex rasio) sekitar 94, hal ini menunjukkan bahwa dari
setiap 100 orang perempuan terdapat 94 laki-laki. Hal ini menngambarkan walaupun
jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki
namun jumlah antara penduduk laki-laki dan perempuan hamper seimbang tiap
kelurahan dan desa. Penduduk terbanyak berada didesaAlatengae sebanyak 4.431 jiwa
dan terkecil 2.269 jiwa berada pada Kelurahan Leang-Leang degan total rumah tangga
6.880 KK dan kepadatan penduduk kecamatan sebesar 170 jiwa/km 2. Mayoritas
warganya berada dari suku/etnis suku bugis Makassar.
STRATEGI

Dalam mewujudkan visi dan misi, puskesmas bantimurung mengacu pada 4 Grand
Strategi Departemen Kesehatan RI yaitu:

1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarajat untuk hidup sehat


2. Meningkatkan akses masyarakt terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
3. Meningkatkan sistem survailans, monitoring dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan


2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
3. Meningkatkan sosialisasi kesehatan melalui PHBS dan sadar gizi
4. Meningkatkan sistem informasi kesehatan
5. Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin melalui peningkatan
pegawasan dan evaluasi program pemberian kartu miskin
6. Pengembangan sistem survailans dengan kemampuan dan kebutuha program,
sistem kewaspadaan dini kejadi luar iasa penyakit dan bencana
7. Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi

PROGRAM KEGIATAN

1. Program promosi kesehatan


- Meningkatkan jumlah dan pesentasi posyandu di masing-masing kecamatan
- Meningkatkan jumlah dan presentasi posyandu menurut masing-masing strata
- Meningkatkan persentasi rumah tangga yang ber-PHBS
- Meningkatkan persentasi rumah sehat menurut kecamatan
2. Program Kesehatan Ibu dan Anak
- Mengetahui jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita menurut kecamatan
- Mengetahui jumlah kematian maternal menurut kecamatan
- Meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil yang mendapatkan tabet Fe, serta
imunisasi TT1 dan TT2 menurut kecamatan dan puskesmas
- Mengetahui jumlah PUS serta meningkatkan cakupan peserta KB, peserta KB
baru dan peserta KB aktif
- Mengetahui jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi
- Meningkatan cakupan pelayanan KB baru menurut kecamatan
- Meningkatkan cakupan kunjungan neonates, bayi dan bayi BBLR yang ditangani
oleh tenaga kesehatan
- Mengetahui jumlah dan persentasi ibu hamil dan neonatal risiko tinggi
- Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila
- Meningkatkan cakupan jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

- Meningkatkan status gizi bayi dan balita


- Meningkatkan cakupan deteksi tumbuh kembang anak blita, pemeriksaan siswa
SD, dan pelayanan kesehatan remaja
- Meningkatkan cakupan rawan gizi yakni bayi, balita dan bumil dengan
mendapatkan pelayanan kesehatan
- Meningkatkan pelayanan kesehatan keluarga miskin
- Mendeteksi jumlah kecamatan yang rawan gizi
- Meningkatkan persentasi desa atau kelurahan dengan kapsul yodium baik
- Meningkatkan cakupan wanita usia subur yang mendapatkan kapsul yodium

PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

- Meningkatkan cakupan penanganan kasus filariasi dan elephanitiasis


- Meningkatkan persentasi penderita kusta yang selesai berobat
- Meningkatkan cakupan penanganan kasus HIV-AIDS, Infeksi menular seksual
dan kasus DBD
- Meningkatkan cakupan persentasi TB Paru yang sembuh
- Meningkatkan cakupan penanganan penyakit diare
- Meningkatkan cakupan penanganan penyait malaria
- Meningkatkan cakupan penanganan penyakis ISPA
- Mengetahui jumlah persentasi desa atau kelurahan yang terkena KLB yang
ditangani kurang dari 24 jam
- Mengetahui jumlh penderita dan kematian, CFR, KLB menurut jenis KLB, jumlah
kecamatan seta jumlah desa yang terserang
- Mengetahui jumlah desa yang terserang
- Mengetahui jumlah kasus PD31
- Mengetahui persentasi donor darah yang di screening terhadap HIV-AID

PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

- Meningkatkan persentasi institusi yang dibina kesehatan lingkungan


- Meningkatkan persentasi keluarga yang memiliki akses air bersih
- Mengetahui persentasi rumah/bangunan yang diperiksa jentik nyamuk aides
serta meningkatkan persentasi rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aides
- Meningkatkan jumlah keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar
- Meningkatkan persentasi tempat umum dan pengelolaan makanan sehat

PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN

- Mengetahui jumlah penduduk peserta pemeliharaan kesehatan


- Mengetahui persentasi penduduk laki-laki dan perempuan berusia sepuluh tahun
keatas dirinci menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan
- Meningkatkan cakupan keluarga miskin yang mendapatkan pelayanan
kesehatan
- Mengetahui luas wilayah, jumlah desa, jumlah penduduk, jumlah RT dan
kepadatan penduduk
- Meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditiap puskesmas
- Mengetahui persentasi penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf
- Mengetahui jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, ratio
beban tanggungan, ratio jenis kelamin
- Meningkatkan jumlah sarana pelayanan kesehatan

PROGRAM IMUNISASI
- Meningkatkan persentasi cakupan desa/kelurahan UCI
- Meningkarkan persentasi cakupan imunisasi

PROGRAM USILA

- Mengadakan posyandu usila pada hari jum’at setiap minggunya

PROGRAM PERKESMAS

- Mengadakan kunjungan keluarga bermasalah kesehatan

ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

1. ANGKA KEMATIAN BAYI


Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang paling sensitive untuk
menentukan derajat kesehatan suatu daerah. Dari laporan jumlah kematian bayi
yang disampaikan dari masing-masing puskesmas, dapat diperkirakan
bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan dan dari laporan masyarakat atau
kader pada tahun 2016 terdapat 2 kasus AKB di puskesmas bantimurung.
2. ANGKA KEMATIAN BALITA
Angka kematian balita merupakan salah satu indikator kesehatan yang ikut
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian balita tidak ada
di puskesmas bantimurung pada tahun 2016.
3. ANGKA KEMATIAN IBU
Angka kematian ibu mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama
kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial, ekonomi,
keadaan kesehatan kurang baik menjelang kehamilan. Kejadian berbagai
komplikasi pada kehamilan dan kelahiran. Serta tersedianya dan penggunaan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.
Angka kematian Ibu berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku
hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pekayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu
melahirkan dan masa nifas.
Untuk mengetahui besaran masalah kesehatan ibu, indikator yang digunakan
angka kematin ibu. Perhitungan AKI disetiap puskesmas sulit dilakukan karena
jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.00 kelahiran hidup. Untuk tahun 2016
tidak terdapat kematian ibu.

ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat yang
diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data Puskesmas
Bantimurung serta dari sarana pelayann kesehatan yang diperoleh melalui sistem
pencatatan dan pelaporan.

a. Penyakit bersumber binatang


- Pemberantasan penyakit malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit yang dapat muncul kembali setelah
dilakukan upaya eradikasi maupun eliminasi dan masih tetap merupakan
masalah kesehatan masyarakat Asia Tenggara, begitu juga di Indonesia
penyakit ini menjadi ancaman dan mempenaruhi tingginya angka kesakitan dan
kematian. Penyakit malaria menyebar cukup merata diseluruh kawasan
Indonesia, namun paling banyak dijumpai diluar wilayah Jawa-Bali bahkan di
beberapa tempat dapat dikatakan sebagai daerah endemis malaria. Menurut
hasil pemantauan program diperkirakan sebesar 35% penduduk Indonesia
tinggal di daerah endemis Malaria.
Jumlah penderita klinis malaria di Puskesmas Bantimurung tahun 2016 tercatata
18 penderita. Slide positive rate mencapai 52,94% dan semua penderita yang
ditemukan telah diberikan pengobatan klinis. Penderita positif ditemukan
diwilayah Kalabbirang 6 kasus, alatengae 2 kasus, leang-leang 2 kasus,
mangeloreng 1 kasus, mattoanging 1 kasus, minasa baji 4 kasus, dan
tukamasea 2 kasus.
- Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue
Pada tahun 2016 angka kesakitan penyakit demam berdarah dengue adalah 24
kasus dimana 7 kasus di kalabbirang, mangloreng 3 kasus, minasa baji 1 kasus,
tukamasea 7 kasus, baruga 6 kasus, dan 1 orang meninggal dunia di desa
Baruga.
- Pemberantasan penyakit Filariasis
Di Indonesia, sampai dengan tahun 2003 kasus kronis Filariasis telah menyebar
ke 30 provinsi pada lebih dari 231 Kabupaten dengan jumlah kasus kronis 6.635
orang. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacing filarial. Di
puskesmas Bantimurung pada tahun 2016 tidak terdapat kasus penyakit
Filariasis.
b. Penyakit Menular Langsung
- Pemberantasan penyakit Tuberkulosis Paru
Di Puskesmas Bantimurung sendiri, menurut laporan puskesmas, tahun 2016
jumlah suspek sebanyak 400 orang. Menurut laporan tersebut penderita yang
dinyatakan positif menderita TB Paru sebanyak 46 Orang. Dengan jumlah
penderita yang sembuh sebnayak 34 orang dan wilayah kerja puskesmas yang
terbanyak penderitanya adalah desa Alatengae sebanyak 13 kasus.
- Pemberantasan penyakit kusta
Di Kecamatan Bantimurung Tahun 2016, jumlah penderita kusta terdaftar
sebanyak 4 orang.
- Pemberantasan penyakit diare
Pada tahun 2016 jumlah kasus diare di Puskesmas Bantimurung berdasarkan
laporan puskesmas sebanyak 333 kasus. Hal ini dimungkinkan disebabkan
kurangnya peningkatan kulitas kebiasaan hidup bersih dan sehat masyarakat
pada umumnya dan khsusunya hygiene perorangan dan penggunaan sarana
kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan di masyarakat
Puskesmas Bantimurung.
- Kejadian Luar Biasa
Terdapat kejadian luar biasa di Puskesmas Bantimurung yaitu DBD dan
keracunan pada tahun 2016. DBD terjadi di Kalabbirang dan 1 orang meninggal
dunia karena DBD dari desa Baruga sedangkan keracunan di daerah
mangeloreng.
- Penyakit menular yang dapat di cegah dengan imunisasi
Campak dan hepatitis merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
kejadian luar biasa. Sepanjang tahun 2016 di Kecamatan Bantimurung tidak
terdapat kasus.

STATUS GIZI

Status gizi seseorang sangat erat kaitanya dengan permasalahan kesehatan secara
umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah
penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dlam kandungan dan
bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau ibu
menyusui.

SUMBER DAYA KESEHATAN


1. Sarana Kesehatan
a. Puskesmas
Dikecamatan bantimurung, pada tahun 2016 jumlah puskesmas 1 unit,
berarti bahwa penduduk kec. Bantimurung dilayani oleh 1 unit puskesmas,
sehubungan dengan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian balita (AKB), puskesmas bantimurung dijadikan puskesmas
mampu PONED.
b. Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu di puskesmas bantimurung pad atahun 2016
berjumlah 1 buah .
c. Fasilitas kesehatan di puskesmas
Pada tahun 2016 jumlah Ambulance sebanyak 1 buah, jumlah pusling
roda empay sebanyak 1 buah dan sepeda motor 20 buah. Jumlah nrumah
dinas dokter di puskesmas bantimurung sebanyak 2 buah dan 2 buah
rumah dinas paramedis. Dengan adanya penambahan beberapa fasilitas
seperti ini diberikan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dapat
meningkat, demikian juga dengan kinerja tenaga kesehatan yang
diberikan failitas kendaraan dinas.
d. Polindes/poskesde
jumlah poskesdes di puskesmas bantimurung tahun 2016 sebanyak 6
buah.

2. Tenaga Kesehatan
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia dalam hal
ini tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya
kesehatan dengan paradigm sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengadaan tenaga
kesehatan dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan tenaga
kesehatan melalui pelatihan tenaga oleh pemerintas maupun masyarakat.

a. Tenaga medis
Tahun 2016 tercatat jumlah tenaga media di puskesmas bantimurung
sebanyak 5 orang dengan perincian 3 orang dokter umum, 2 orang dokter
gigi. Bila dibandingkan dengan target pencapaian IS 2010, Nampak
bahwa rasio untuk tenaga dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi
belum mencapai target (dokter spesialis 6 per 100.000 penduduk, dokter
umum 40 er 100.000 penduduk, dokter gigi 11 per 100.000 penduduk).
b. Tenaga kefarmasian dan gizi
Untuk tenaga kefarmaisan, saat ini telah berjumlah 1 orang yaitu apoteker
1 orang. Sedangkan rasio tenaga kefarmasian per 100.000 penduduk
masih jauh dari yang diharapkan karena hingga tahun 2016 rasio tenaga
kefarmasian baru mencapai 0,76 per 100.000 penduduk (Target IS 2010
adalah 100 per 100.000 penduduk).
Semetara itu, untuk tenaga gizi hingga tahun 2016 berjumlah 5 orang
dengan klasifikasi pendidikan S1 gizi 2 orang, dan DIII gizi sebanyak 3
orang.
c. Tenaga keperawatan
Tenaga kesehatan tergolong ke dalam tenaga keperawatan adalah
perawat dan bidan. Adapun tenaga keperawatan ini dapat dirinci menurut
jenisnya yaitu jumlah perawat sebanyak 16 orang serta 1 orang perawat
gigi. Adapun jumlah tenaga bidan sebanyak 17 orang.
d. Tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di puskesmas bantimurung tahun
2016 mencapai 5 orang bila dibandikan dengan target pencapaian IS
2013 maka jenis tenaga tersebut masih snagat dibutuhkan mengingat
target yang diharapkan adalah masingmasing 40 per 100.000 penduduk.

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Alokasi anggran pada puskesmas bantimurung tahun anggran 2016 bersumber dari
APBN, APBD.

Anda mungkin juga menyukai