A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 306/100.000 KH dan Angka Kematian Bayi
(AKB) 24/1000 KH masih tinggi di Indonesia. Dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.
Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti masalah akses, kualitas pelayanan,
kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Dewasa ini, masalah kesehatan reproduksi pada remaja
belum tertangani sepenuhnya. Hal ini terlihat dengan masih tingginya perkawinan usia dini
46,7 % (Riskesdas, 2010), Masih Tingginya kelahiran pada usia remaja (ASFR) 48/1000
wanita (SDKI 2012).
Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi juga masih rendah dan kejadian
kehamilan pada usia remaja masih tinggi, melihat kenyataan ini maka upaya peningkatan
derajat kesehatan ibu harus dilaksanakan secara komprehensif. Selain pada remaja,
pemberian pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual secara komprehensif perlu
diberikan kepada usia dewasa muda/calon pengantin yang akan memasuki gerbang
pernikahan agar kelak mempunyai keturunan yang sehat dan ibu melahirkan dengan selamat.
On the Job Training (OJT) adalah suatu proses yang terorganisasi untuk
meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan kerja dan sikap petugas. OJT bertujuan
untuk memberikan pengarahan serta pelatihan kepada petugas, baik tenaga medis di
Puskesmas Induk maupun Puskesmas pembantu agar dalam menjalankan tugasnya sesuai
dengan standar.
Untuk itu diperlukan adanya pelaksanaan OJT bagi tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi khususnya kesehatan
reproduksi remaja dan calon pengantin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi
calon pengantin.
2. Tujuan Khusus
a. Petugas kesehatan di pusksmas dan jaringannya dapat memberikan pelayanan kespro
bagi remaja dan catin
b. Petugas kesehatan di puskesmas dan jaringanya dapat berkoordinasi dan melakukan
sosialisasi dengan lembaga keagamaan maupun instansi terkait dalam pelayana kespro
remaja dan catin
C. Sasaran
1. Petugas kesehatan yang ada di puskesmas
2. Lembaga keagamaan dan instansi terkait
3. Semua calon pasanan caloenganti yang akan menikah
b. Catin perempuan akan menjadi calon ibu yang harus mempersiapkan kehamilannya
agar dapat melahirkan anak yang sehat dan berkualitas.
c. Catin laki-laki akan menjadi calon ayah yang harus memiliki kesehatan yang baik dan
berpartisipasi dalam perencanaan keluarga, seperti menggunakan alat kontrasepsi serta
mendukung kehamilan dan persalinan yang aman.
D. Metode Pelaksanaan
Pembinaan jaringan puskesmas fasilitas kesehatan diwilayah UPTD Puskesmas Talisayan
dilakukan dengan memangil jaringan fasilitas kesehatan dengan mengunakan jadwal dan
undangan yang sudah disiapkan
E. Hasil Kegiatan
1. Indentifikasi jaringan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
di Puskesmas Talisayan
a. Jaringan UPTD Puskesmas Talisyan terdiri dari
1) Puskesmas Pembantu :Pustu sumber mulya,Pustu eka sapta,Pustu Purna sari jaya,Pustu suka
murya,pustu dumaring,pustu capuak,pustu bumi jaya,pustu tunggal bumi,pustu campur sari
2) Polindes / Bidan Di Desa : poskesdes sumber mulya,poskesdes eka sapta,poskesdes purna sari
jaya,poskesdes suka murya,poskesdes dumaring ,poskesdes bumi jaya, Poskesdes tunggal bumi,
Poskesdes Campur sari.
A. Penutup
Semoga kegiatan OJT ini dapat menambah wawasan dan kreatifitas yang kita miliki
sesuai dengan bidang masing – masing sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
profesionalisme dan memberikan kepuasaan kepada pelanggan sesuai dengan motto
Puskesmas “ Kepuasaan Anda Adalah Kebanggan Kami ”
Mungkin sosialisasi OJT Dokter, Apotek, Laboratorium cukup sekian pembahasannya.
Demikian laporan hasil pembinaan jaringan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan ini dibuat sebagai bahan penyusun rencana berikutnya.