i
A Tentang Modul Ini
ii
DESKRIPSI SINGKAT
1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
surveilans epidemiologi.
2
MATERI POKOK
3
B Kegiatan Belajar
iii
Materi Pokok 1
Konsep Surveilans
iv
Pendahuluan
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus
menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan
untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan definisi diatas dapat
diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan
penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis
terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang
mempengaruhi nya pada masyarakat sehingga dapat dilakukan
penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif.
4
Uraian Materi Pokok 1
A. Pengertian Surveilans
Gambar 1
Siklus Surveilans Kesehatan Masyarakat
(sumber : Modul CDC Frontline)
5
B. Dasar Hukum
C. Tujuan Surveilans
6
D. Bentuk Penyelenggaraan Surveilans
7
i. surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut
lainnya;
j. surveilans penyakit kusta;
k. surveilans penyakit frambusia;
l. surveilans penyakit HIV/AIDS; m. surveilans hepatitis;
m. surveilans penyakit menular seksual;dan
n. surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infeksi
saluran pernafasan akut berat (severe acute respiratory
infection).
8
5. Surveilans masalah kesehatan lainnya, yang meliputi :
a. surveilans kesehatan dalam rangka kekarantinaan;
b. surveilans gizi dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
(SKPG);
c. surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi,
kekurangan vitamin A;
d. surveilans gizi lebih;
e. surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi;
f. surveilans kesehatan lanjut usia;
g. surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika,
zat adiktif dan bahan berbahaya;
h. surveilans penggunaan obat, obat tradisional, kosmetika,
alat kesehatan, serta perbekalan kesehatan rumah tangga;
dan
i. surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan
makanan
9
G. Manfaat Informasi Surveilans Kesehatan
Informasi yang didapatkan dari Surveilans harus mampu memberikan
gambaran epidemiologi yang tepat berdasarkan dimensi waktu,
tempat dan orang. Adapun informasi yang didapatkan harus dapat
digunakan sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan, meliputi:
1. besaran masalah;
2. faktor risiko;
3. endemisitas;
4. patogenitas, virulensi dan mutasi;
5. status KLB/Wabah;
6. kualitas pelayanan;
7. kinerja program; dan/atau
8. dampak program.
10
Pendahuluan
Setelah kita memahami tentang konsep surveilans, sekarang Anda akan
mempelajari materi pokok pelaksanaan surveilans epidemiologi
11
Uraian Materi Pokok 2
A. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
12
Materi Pokok 2
Penyelenggaraan Surveilans
v
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
Jawaban :
….………………………………………………………
…………………………………………………………
…………………………………………………………
13
kemungkinan pencegahan dan penularan penyakit tersebut serta
perhatian publik terhadap masalah kesehatan tersebut.
a. Pencatatan kematian
b. Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam
surveilans. Data yang diperlukan : nama penderita, umur,
jenis kelamin, alamat, diagnosis dan tanggal mulai sakit.
c. Laporan kejadian luar biasa atau wabah.
d. Hasil pemeriksaan laboratorium.
e. Penyelidikan peristiwa penyakit menular.
f. Penyidikan kejadian luar biasa atau wabah.
g. Survey: memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.
h. Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit
pada hewan.
i. Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.
j. Data kependudukan dan lingkungan.
14
Dalam pengumpulan data surveilans perlu diperhatikan pula apakah
data perlu dikumpulkan secara agregat atau catatan individu.
Pelaporan agregat berarti bahwa melaporkan jumlah kasus setiap
penyakit dalam daftar yang terlihat di situs selama periode pelaporan.
Laporan agregat sering disusun setiap minggu atau bulanan.
Jawaban :
….……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Zero Reporting
15
Q : Berapa jumlah kejadian penyakit anthrax ? Apakah kolom
kosong berarti “0 kasus” ? Apakah itu dapat diartikan “tidak
diketahui” atau “hilang/ missing”?
16
Penugasan 1 :
17
Informasi paparan dan faktor risiko - dapat melpiti status vaksin,
terpapar dari orang lain dengan penyakit yang sama, bepergian ke
luar daerah
Informasi pelapor - siapa yang mengisi laporan dan tanggal
pengisian
Kontak dan individu yang berpotensi tepapar - anggota keluarga dan
yang merawat
Penugasan 2 :
18
Peran Laborartorium dalam Pengumpulan Data
2. Definisi Kasus
Pengobatan klinis
Surveilans
Investigasi wabah
Analisis epidemiologi atau studi
19
Penyakit yang sepertinya sama mungkin menjadi kasus yang
berbeda pada penerapannya. Seperti contoh, dokter mungkin
mengobati pasien berdasarkan kemungkinan diagnosis, tetapi
surveilans untuk penetapan kasus memerlukan konfirmasi
laboratorium. Dan untuk menentukan sebagai wabah harus
ditentukan untuk kasus yang sedang terjadi di masyarakat selama
kurun waktu tertentu terbatas.
Kasus awal dapat dilakukan dengan arahan pada pencarian kasus.
Setelah diketahui suatu kasus tertentu maka kita dapat
mendefinisikankasus apa yang sedang terjadi. Tentukan kasus
difinit, kasus probable (kemungkinan), dan kasus suspect
(tersangka).
Contoh :
Disuatu wilayah ditemukan penyakit yang belum
diketahui :
Kasus Suspek : Pasien usia 5 tahun dengan dehidrasi
berat atau kematian karena diare akut
Kasus dikonfirmasi : Vibrio kolera O1 atau O139
ditemukan pada pasien dengan diare
Kesimpulan :
2 tingkatan - suspek dan terkonfirmasi
Suspek mengacu pada kondisi klinis (dehidrasi, diare),
ditambah batas usia
Penetapan kasus terkonfirmasi memerlukan konfirmasi
laboratorium
20
Untuk lebih memahami bagaimana melakukan definisi kasus, mari
kita berlatih di Penugasan 3
Penugasan 3 :
Penugasan 4 :
B. Analisa Data
21
Data perlu diringkas dan dianalisis dengan benar untuk memberikan
informasi yang berguna bagi manajemen dan pengambil keputusan.
Modul ini akan fokus membahas beberapa konsep dan keterampilan
yang diperlukan untuk mampu meringkas data, termasuk di
antaranya:
Jenis data kuantitatif dan kualitatif.
Jenis variabel dan alat yang biasanya digunakan untuk meringkas
setiap jenis.
Kapan menggunakan ukuran pusat seperti mean, median, modus.
Kapan harus menggunakan ukuran frekuensi penyakit seperti
jumlah, rasio, proporsi, dan rate
Perhatikan table berikut ini
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa usia dan jenis kelamin
memiliki perlakukan analisa yang berbeda, dikarenakan :
Usia memiliki nilai numerik, sehingga kami dapat menghitung
(rentang, rata-rata, dll.)
Jenis kelamin memiliki dua kategori, bukan numerik, sehingga kita
dapat melaporkan jumlah atau persen laki-laki dan perempuan.
22
Sebagaimana telah Anda pelajari sebelumnya pada modul
Manajemen Data Pelatihan Fundamental Epidemiologi, bahwa
variable ada yang bersifat kategorikal dan ada yang numerical.
Tentunya Anda harus memperhatikan sifat dan skala data ketika
akan meringkas data. Pastikan Anda sudah memahami dengan
benar tentang sifat dan skala data tersebut, Jika Anda ingin
merefresh Kembali silahkan baca Kembali modul Manajemen Data
pelatihan Fundamental Epidemiologi sebelum lanjut memepelajari
modul ini.
23
Mengapa kita harus memperhatikan tipe variabel?
Karena variabel kualitatif dan kuantitatif diringkas dan dianalisis
secara berbeda. Anda harus dapat mengidentifikasi apakah suatu
variabel kualitatif atau kuantitatif untuk dapat meringkas dan
menganalisisnya dengan tepat.
Ingat,
ketika akan meringkas data, Tugas Anda sebagai epidemilog
lapangan adalah meringkas sejumlah data hanya dengan
beberapa kata dan angka. Idealnya, terdapat satu nilai yang
merangkum semua nilai dalam kumpulan data.
Epidemiologi Deskriptif
24
Manfaat epidemiologi deskriptif adalah:
Memberikan masukan untuk perencanaan dan alokasi sumber
daya kesehatan tentang penyebaran dan kecenderungan
penyakit di suatu populasi tertentu
Memberikan petunjuk awal untuk perumusan hipotesis bahwa
suatu paparan adalah faktor risiko penyakit.
Dua kategori epidemiologi deskriptif berdasarkan unit
pengamatan dan/atau unit analisis: (1) populasi; dan (2)
individu.
25
1. Tipe Kuantitas Matematis
1. Tanpa denominator
Hitungan (enumerasi) atau angka mutlak
Contoh:
Jumlah kasus campak usia <1 tahun sebanyak: 10 kasus
Jumlah kasus keracunan pangan :25 orang
Jumlah balita: 500 balita
2. Dengan Denominator
Proporsi Rumus :
Proporsi adalah suatu perbandingan dimana pembilang (numerator) selalu merupakan bagian
dari penyebut (denominator). Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel
dalam populasinya. Apabila angka dasar (konstanta) yang dipakainya adalah 100, maka X
X 100%
disebut prosentase. X+Y
Rate Rumus :
Rate adalah ukuran proporsi yang memasukkan unsur periode waktu pengamatan dalam a / [ a+b) x (waktu)]
denominatornya;
Rate disebut juga laju. Rate adalah perbandingan antara jumlah suatu kejadian terhadap
jumlah penduduk yang mempunyai risiko terhadap kejadian tersebut menyangkut interval
waktu. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika atau kecepatan kejadian tertentu dalam
suatu masyarakat tertentu pula.
Ratio Rumus :
Ratio merupakan perbandingan antara dua kejadian dimana antara numerator dan Ratio = x/y
denominator tak ada sangkut pautnya
26
2. Tipe Kuantitas Epidemiologis
Insidens
Insidens merefleksikan jumlah kasus baru (insiden) yang berkembang dalam suatu periode waktu di antara populasi
yang berisiko.
Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit (kejadian / kasus penyakit yang baru
saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit). Sedangkan periode waktu adalah jumlah waktu yang
diamati selama sehat hingga menjadi sakit. Ukuran frekuensi insidensi penyakit dapat dibedakan menjadi dua macam:
(1) Insidens Kumulatif; dan (2) Laju Insidensi (Insidance Density).
27
Contoh Insidens Kumulatif:
Attack Rate : jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemik
Angka kematian kasus ( case fatality “rate” = risk) untuk penyakit,
misalanya case fatality rate penyakit difteri, rabies, dll
Risiko kejang demam sejak lahir hingga usia 6 tahun
Probabilitas kelangsungan hidup dalam setahun setelah diagnosis kanker
paru
Prevalens
Prevalens merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus lama maupun kasus baru) dalam populasi dalam suatu waktu
atau periode waktu tertentu .
Prevalens juga merupakan probabilitas bahwa seorang individu menjadi kasus (atau menjadi sakit) dalam waktu atau
periode waktu tertentu.
Prevalensi adalah proporsi individu – individu yang berpenyakit dari suatu populasi, pada satu titik waktu atau
periode waktu. Ada dua jenis prevalensi: (1) prevalensi titik, dan (2) prevalensi periode
Prevalensi Titik Rumus prevalensi titik:
adalah proporsi dari individu – individu dalam populasi yang terjangkit penyakit
pada suatu titik waktu.
28
Prevalens Periode Rumus prevalens periode:
Mortalitas
29
Tabel 2.
Perbandingan Insidens dan Prevalens
INSIDENS PREVALENS
● Hanya menghitung kasus ● Menghitung kasus yang ada
baru (kasus lama dan baru)
● Tingkat tidak bergantung ● Bergantung pada rata- rata
durasi rata- rata penyakit (durasi) sakit
● Dapat diukur sebagai rate ● Selalu diukur sebagai proporsi
atau proporsi ● Merefleksikan kemungkinan
● Merefleksikan kemungkinan terjadi penyakit pada satu waktu
menjadi penyakit sepanjang tertentu
waktu ● Lebih disukai bila studi utilisasi
● Lebih disukai bila melakukan pelayanan kesehatan.
studi etiologi penyakit
Tabel 3.
Ringkasan Karakteristik Insidens dan Prevalens
Insidens Prevalens
Karakteristik Insidens
Insidens Rate Titik Periode
Komulatif
30
Bagaimana, apakah Saudara sudah mengingat kembali terkait
ukuran epidemiologi? Mari kita berlatih secara mandiri kasus
berikut :
1. Kasus1
Diketahui di Puskesmas A, jumlah kasus TB wanita = 30 dan
Jumlah kasus TB laki – laki = 70.
Jawab :
2. Kasus 2
Pada tahun 2004, ada 100 kasus demam berdarah di suatu kota
yang berpenduduk 1.250.000 orang.
Jawab :
3. Kasus 3
Diketahui di Kota A, jumlah Penduduk Laki-laki = 120.000
orang dan jumlah Penduduk wanita = 125.000 orang
Pertanyaan : Hitung rasio penduduk laki-laki dan penduduk
wanita
Jawab :
31
4. Kasus 4
Telaah tabel berikut. Berikan ulasan singkat !
Jawab :
5. Kasus 5
Misalnya dalam suatu survei kecacingan dari 5000 siswa SD
di Kabupaten X diketemukan 3500 feses siswa mengandung
cacing ascaris lumbricoides
Pertanyaan :
Jawab :
32
Contoh Analisis Deskriptif berdasarkan waktu
Tabel …..
Disribusi Kasus DBD di Kabupaten X Tahun 2013 - 2018
Analisis:
Berdasarkan tabel 1. Tersebut dapat diuraikan nilai: minimum,
maksimum, range, mean dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel …...
Disribusi Pola Minimum dan Maksimum Kasus DBD di Kabupaten X
Tahun 2013 - 2018
33
Data kasus DBD tesebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan
grafik pola minimum dan maksimum kasus DBD (grafik 2)
Gambar ………..
Grafik Pola Minimum dan Maksimum Kasus DBD
di Kab. X Tahun 2018
34
Contoh Analisis Deskriptif Berdasarkan Tempat dan Orang
35
C. Interpretasi Data
Interpretasi data adalah proses menetapkan makna untuk
pengamatan dan temuan yang dihasilkan dari analisis.
36
Jawaban :
Kasus DBD dilaporkan, Provinsi H, 2017
"Rata-rata atau rata-rata usia kasus DBD di Provinsi H tahun
2017 baru berusia di atas 30 tahun. Nilai rata-rata atau usia
pertengahan adalah 28 tahun, yang berarti bahwa setengah
kasus lebih muda dari 28 dan setengahnya lebih tua. Kasus-
kasus berkisar antara usia kurang dari 1 tahun hingga 91
tahun”
Diabetes, Distrik M, 2017
"Di Distrik M pada tahun 2017, kejadiannya adalah 4 per
1.000 orang dewasa, yang berarti bahwa 4 kasus diabetes
baru didiagnosis pada tahun 2017 untuk setiap 1.000 orang
dewasa di distrik tersebut. Di sisi lain, prevalensinya adalah
6,9%, yang berarti bahwa 6,9% (atau hanya di bawah 7%)
dari populasi orang dewasa menderita diabetes”
Cholera outbreak, Kecamatan K, 2017
"Attack Rate adalah 6,1%, yang berarti bahwa sekitar 6 orang
dari setiap seratus di desa didiagnosis menderita kolera.
Tingkat kasus-kematian adalah 2,8%, yang berarti bahwa
sekitar 3 orang dari setiap seratus yang didiagnosis dengan
kolera meninggal”.
37
Distrik A. Rate 3 distrik lainnya berada di tengah, yaitu antara
6 dan 8 per 1.000.
38
3. Membandingkan data yang diamati dengan nilai yang
diharapkan
Aspek lain dari interpretasi surveilans adalah membandingkan
data yang diamati dengan data yang diharapkan, terutama jika
tidak ada ambang batas formal yang tersedia.
Data yang diamati : Jumlah kasus yang teridentifikasi dan
dilaporkan selama periode waktu tertentu.
Nilai yang diharapkan :
Jum;ah kasus yang “biasanya” teridentifikasi atau dilaporkan pada
periode tertentu. Biasanya berdasarkan jumlah kasus yang diamati
pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
39
Perubahan prosedur pelaporan penyakit, atau perubahan
dalam sistem surveilans.
Perubahan dalam definisi kasus.
Peningkatan atau peningkatan pengujian diagnostik oleh
laboratorium (tes laboratorium baru atau lebih baik).
Meningkatnya kesadaran akan penyakit di kalangan
masyarakat atau peningkatan pelaporan oleh dokter.
Peningkatan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Adanya penyedia layanan kesehatan/ fasilitas kesehatan baru
Adanya kesalahan diagnostik
Pelaporan secara bergelombang (misalnya, melaporkan
beberapa minggu pada saat yang sama).
Dari 2 (dua) grafik diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara
mendeskripsikan dan menginterpretasikan. Untuk dapat
menginterptetasikan secara tepat, kita harus tahu informasi - informasi
dibalik data yang disajikan.
40
Interpretasi tidak terbatas pada data waktu. Interpretasi juga
dapat diterapkan berdasarkan waktu dan orang. Seperti terlihat
pada contoh 2.
41
Dari interpretasi tersebut, John Snow mendorong kota untuk
menghapus pegangan dari Pompa A sehingga tidak dapat
digunakan. Wabah kolera berakhir tak lama kemudian.
42
Untuk mengasah lagi kemampuan Anda dalam melakukan analisa
dan membuat tampilan data, mari kita kerjakan Latihan pada
penugasan 5.
D. Komunikasi (Diseminasi)
43
Komunikasi dua arah, dengan:
Penyedia layanan kesehatan
Jaringan petugas laboratorium kesehatan masyarakat
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dinas Kesehatan Provinsi
Kementerian Kesehatan (pusat) : Manager program dan
pengambil kebijakan
Masyarakat umum
44
Di tingkat kabupaten, hasil surveilans meliputi :
Data surveilans penyakit rutin yang disampaikan melalui
laporan mingguan atau bulanan ke tingkat yang lebih tinggi.
Peringatan tentang wabah dan peristiwa lain yang menarik
bagi kesehatan masyarakat
Umpan balik pemantauan dan evaluasi terkait kualitas dan
ketepatan waktu data surveilans (akan dibahas lebih lanjut
pada pelajaran berikutnya)
Perubahan dalam pelaporan penyakit atau jika ada definisi
kasus baru atau tes laboratorium yang tersedia.
45
Kapan dan seberapa sering petugas surveilans tingkat kabupaten
berkomunikasi mungkin juga bergantung pada sumber daya yang
tersedia untuk membuat dan mendistribusikan informasi.
Manfaat Komunikasi
Berbagi laporan pengawasan secara teratur memiliki banyak
tujuan.
Laporan ini menginformasikan fasilitas pelayanan kesehatan,
laboratorium, dan pengambil keputusan tentang dasar atau
perkiraan jumlah penyakit di wilayah tersebut, pola musiman,
penyakit mana yang tampaknya cenderung lebih tinggi atau lebih
rendah, dan perubahan tak terduga seperti potensi wabah.
Berbagi laporan surveilans secara teratur juga memperkuat
bahwa kabupaten sedang melihat data, dan laporan tidak hanya
disimpan begitu saja. Berbagi informasi pengawasan
menghilangkan satu alasan umum untuk tidak melaporkan,
bahwa "tidak ada yang melihat laporan jika saya mengirimnya."
Komunikasi terbuka menunjukkan bahwa Kementerian tidak
menyembunyikan informasi. Transparansi ini mempromosikan
niat baik antara lembaga kesehatan dan penyedia layanan
kesehatan dan masyarakat.
Laporan rutin dan berkala dapat memudahkan identifikasi
masalah kualitas pelaporan data, khususnya situs pelaporan yang
46
terlambat atau tidak melaporkan sama sekali, sehingga masalah
dapat segera diatasi.
Laporan-laporan ini juga memberikan informasi yang berguna
bagi para perencana dan pengambil keputusan.
Terakhir, waktu untuk membangun jalur komunikasi dua arah
yang dapat digunakan saat keadaan darurat adalah saat masa
tenang. Setelah saluran komunikasi telah dibuat, dan mitra
merasa nyaman berkomunikasi, saluran ini dapat digunakan
ketika keadaan darurat benar-benar terjadi.
Komunikasi Rutin
Laporan periodik
- Tabel mingguan, grafik
- Bulanan/ringkasan triwulanan
- Ringkasan annual
47
Laporan bulanan atau triwulanan sering digunakan sebagai dasar
untuk buletin yang didistribusikan ke fasiltas pelayanan kesehatan
kabupaten/kota.
48
kesehatan yang tidak biasa atau mendiskusikan apa yang mungkin
mewakili fase awal wabah penyakit di distrik tersebut.
Penugasan 6 :
49
E. Pemantauan dan Evaluasi
50
Adapun karakteristik sistem surveilans yang berfungsi dengan baik:
51
sumber pelaporan, terlepas dari apakah tepat waktu atau
terlambat. Dengan kata lain, berapa proporsi sumber pelaporan
yang mengirimkan laporan?.
jumlah total laporan yang diharapkan - dikurangi jumlah laporan yang hilang
Jumlah total laporan yang diharapkan
Penugasan 7 :
52
SEKARANG SAYA TAHU
53
Selamat!!!
54
REFERENSI
55
Penugasan 1
Langkah - Langkah :
1. Kelas dibagi dalam 6 kelompok sesuai dengan kabupaten/ kota masing - masing
2. Lakukan diskusi kelompok untuk melakukan asssessment tentang pelaporan penyakit
3. Lakukan selama 15 menit
4. Lakukan presentasi oleh perwakilan 3 Kabupaten/ Kota @7 menit (21 menit)
5. Berikan feedback selama 9 menit
Langkah - Langkah :
1. Kelas dibagi dalam 6 kelompok sesuai dengan kabupaten/ kota masing - masing
2. Lakukan diskusi kelompok untuk mengisi form kasus berdasarkan kasus
3. Lakukan selama 15 menit
4. Lakukan presentasi oleh perwakilan 3 Kabupaten/ Kota @7 menit (21 menit)
5. Berikan feedback selama 9 menit
KASUS
Seorang dokter di Rumah Sakit D menghubungi Dinas kesehatan setempat pada pukul 11:00 pada
tanggal 2 September 2018. Pada pagi hari tanggal 1 September 2018, ia menemukan seorang
pekerja unggas laki-laki berusia 33 tahun yang sebelumnya sehat bernama Taman (tanggal kelahiran:
15/01/1985). Pria itu bekerja di beberapa peternakan unggas lokal sebagai pembantu. Taman
menderita penyakit pernapasan bagian bawah yang parah yang tidak merespons antibiotik. Taman
mengatakan kepada dokter bahwa selama dua hari sebelum masuk dia menderita diare, nyeri otot,
dan batuk parah.
Taman tinggal di desa tetangga (Desa V) di Kota P bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil,
berusia tiga tahun delapan bulan. Sang Dokter ingat pernah membaca bahwa gerombolan ayam mati
di beberapa desa di daerah itu. Ia khawatir pasiennya terkena flu burung. Spesimen darah
dikumpulkan dan dikirim ke laboratorium. Hasil menunggu.
Tinjau Formulir Laporan Kasus (halaman berikutnya) yang digunakan di negara ini. Perhatikan bahwa
kolom tambahan telah ditambahkan ke formulir sehingga Anda dapat merekam jawaban untuk
Pertanyaan 1.
Pertanyaan 1. Identifikasi dan klasifikasi tiap variabel pada kolom “tipe” dibawah ini dengan
kategori:
I untuk informasi “Identitas”
D untuk informasi “Demografi”
C untuk informasi “Clinical atau Klinis”
E untuk informasi “Exposure atau paparan”
R untuk informasi “ Reporting Source atau Sumber Laporan”
Question 2. Pada kolom “Response,” isilah dengan keterangan atau informasi terkait kasus.
Kosongkan kolom apabila tidak ada data terkait.
Question 3. apabila hasil laboratorium mengkonfirmasi itu adalah avian influenza, informasi apa
yang perlu dikumpulkan dan dilaporkan.
Form Laporan Kasus
Case Report Form (Exercise 1.02-2)
Variables / Questions Type Response
1 Country
2 Reporting Site (health facility, camp, …)
3 Reporting District
4 Disease/Event (diagnosis):
5 In-patient or Out-patient?
6 Date seen at health facility (dd/mm/yyyy)
7 Patient Name(s)
8 Date of Birth (dd/mm/yyyy)
9 Age (in years). You may use decimal numbers
10 If neonate or child, name of parent
11 Sex: M=Male F=Female
12 Patient’s residence: Village/Neighborhood
13 Town/City
14 District of residence
15 Urban/Rural? (U=Urban R=Rural)
16 Address, (mobile) phone number
17 Date of onset of first symptoms (dd/mm/yyyy)
Number of vaccine doses received in the past
18 (measles, meningitis, neonatal tetanus, yellow fever
only)
19 Date of last vaccination
20 Laboratory results
Outcome: (alive, dead, transferred out, lost to follow-
21
up, or unknown)
Final Classification: Confirmed, Probable, Compatible,
22
Discarded, Suspected or Pending
23 Date health facility notified District (dd/mm/yyyy)
24 Date form sent to district (dd/mm/yyyy)
25 Record's unique identifier
Langkah - Langkah :
1. Kelas dibagi dalam 6 kelompok sesuai dengan kabupaten/ kota masing - masing
2. Lakukan diskusi kelompok untuk melakukan definisi kasus pada penyakit Measless
3. Tuliskan Y atau N (Yes/ No) sesuai dengan informasi pasien
4. Lakukan selama 15 menit
5. Lakukan presentasi oleh perwakilan 3 Kabupaten/ Kota @7 menit (21 menit)
6. Berikan feedback selama 9 menit
Kasus Suspek
Siapa pun yang mengalami demam dan ruam makulopapular (merah dan gelembung kecil) yang
menyebar dan batuk, hidung berair atau tersumbat, atau konjungtivitis (mata merah).
Terdefinisikan
Informasi Pasien
sebagai kasus?
Pasien 1. Gadis berumur 14 bulan dengan batuk dan demam (41,60C), ruam merah
….…
selama 4 hari dan diberikan amoxicillin pada 5 hari yang lalu untuk demam dan batuk.
Pasien 2. Seorang anak laki-laki berumur 2 tahun dengan gelembung yang menyebar,
….…
demam pada saat disentuh, hidung tersumbat, batuk dan mata merah.
Update Pasien 2. Hasil laboratorium pada saat 2 hari kemudian menyatakan positif
….…
untuk antibody measless IgM.
Pasien 3. Seorang ibu berumur 20 tahun, datang ke klinik dengan demam (400C), lemah,
merasa nyeri-nyeri, dan ada riwayat ruam merah gatal yang sekarang terlihat jerawat ….…
atau pustula pada wajah dan badan serta mata kemerahan.
Patient 4. Seorang pria berumur 18 tahun, yang belum pernah mendapatkan vaksin
measles, mempunyai Eighteen-year-old male, who had never received measles vaccine,
….…
with widespread flat, blotchy rash, stuffy and runny nose, red eyes, and temperature of
37.1°C; he took paracetamol (acetaminophen) an hour earlier.
Patient 5. Twelve-year-old daughter of Ministry of Health official who had received two
doses of measles vaccine from recent WHO campaign in country (age 15 months and 5
years); she presented to clinic with red patchy rash covering most of face and torso, a ….…
temperature of 104.0°F (40.0°C), a runny nose, a cough, eye redness, and light
sensitivity.
* Could recheck after paracetamol effect wears off (3+ hours)
Penugasan 4
Tujuan
Setelah menyelesaikan latihan ini, peserta diharapkan mampu melakukan pengumpulan data
yang lengkap dan tepat dengan menggunakan instrument standar
Langkah – Langkah
1. Fasilitator membagi kelas menjadi beberapa kelompok (sesuai kab/kota masing-
masing peserta) dan memberikan Instrumen untuk dianalisis oleh setiap peserta,
dengan ketentuan:
Kelompok 1 dan 2 Instrumen Kasus DBD
Kelompok 3 dan 4 Instrumen Keracunan Pangan
Kelompok 5 dan 6 Instrumen Kasus campak
2. Waktu diskusi adalah 10 menit.
3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Peserta menelaah instrumen pengumpulan dan pelaporan data tersebut
dengan mengidentifikasi sumber data, sifat data, cara pengumpulan data, metode
pengumpulan data, dan waktu pelaporan.
b. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.
c. Peserta mencoba melakukan pengisian instrument tsb secara lengkap, dengan cara
saling wawancara antar anggota kelompok
4. Setelah diskusi, 3 kelompok menyajikan hasil dengan aturan sebagai berikut :
Presentasi dan diskusi tiap kelompok 10 menit
FORMAT HASIL DISKUSI PENGUMPULAN DATA
2 Sumber data
5 Waktu pelaporan
Penugasan 5
Tujuan
Setelah menyelesaikan latihan ini, peserta diharapkan mampu membuat ringkasan data
Langkah – Langkah
4. Tiap kelompok mempresentasikan hasil dan dilakukan feed beck dengan fasilitator
untuk diberikan feedback
FORMAT HASIL ANALISIS
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI
(Penugasan 5: Analisis dan Penyajian Data)
NO ITEM HASIL
1 Tema
6 Interpretasi dengan
membandingkan data hasil
analisis dengan tren data
sebelumnya atau refrensi
lainnya. bandingan
7 Kesimpulan
Penugasan 6
Tujuan
Setelah menyelesaikan latihan ini, peserta diharapkan mampu membuat diseminasi
informasi tetertulis
Langkah – Langkah
NO TAHAPAN HASIL
Instructions: Work individually and follow these steps in reference to the “Timeliness and
Completeness of Reports from Reporting Facilities” table below:
3. Determine the number of health facilities that met the 80% target for completeness
of reporting.
4. Identify the health facility with the highest percentage of timely reporting.
Before you begin, review the distinction between timeliness and completeness:
A M M M L L L M T T M T T
B T T T T T T T T L T T T
C L L M T T L M T T T L T
D M T T L T T L T T T L T
E M L L M M T T T T M M T
F M M M L M M M M L M M M
G M M M T M T L L M M T L
H T T T T T T T T T M L T