Anda di halaman 1dari 52

MANUAL MUTU PUSKESMAS BERU-BERU

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim, dengan senantiasa mengucapkan syukur Alhamdulillah


kepada Allah SWT, manual mutu Puskesmas Beru-Beru telah dapat diselesaikan dan
dirumuskan oleh Tim Manajemen Mutu Puskesmas Beru-Beru.

Manual mutu ini merupakan pedoman bagi Puskesmas Beru-beru yang didalamnya
menjelaskan tentang sistem manajemen Mutu di puskesmas Beru-Beru secara garis besar.

Diharapkan dengan adanya manual Mutu ini, kebijakan mutu dan sasaran mutu sebagai
bukti dari komitmen personel Puskesmas Beru-Beru dapat terdokumentasi dengan baik, dapat
dikomunikasikan dengan baik, dapat menggambarkan keterkaitannya dengan prosedur sistem
Mutu yang terdokumentasi serta dapat memberikan gambaran bahwa Puskesmas memiliki
kebijakan dakam mengelola organisasi untuk mencapai target Mutu yang telah ditentukan.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Profil organisasi
Nama Puskesmas : Beru-Beru
Alamat : Beru-Beru, Desa Beru-beru
Produk : Jasa pelayanan kesehatan dasar strata 1
(Berdasarkan Sk Menkes No.128 Tahun 2004
Tentangkebijakan Puskesmas) meliputi usaha
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehtan masyarakat
secar lebih terinci.
Fasilitas pelayanan :
Fasilitas fisik bangunan terdiri dari :

Ruangan pendaftaran, Ruangan Farmasi, Ruangan Pemeriksaan umum, Ruangan


Kesehatan Gigi dan Mulut, Ruangan Labolatorium, Ruangan Kesehatan Ibu dan KB,
Ruangan Gawat Darurat, Ruangan Kepala Puskesmas, Ruangan KTU, Ruangan
Pendaftaran dan Rekam Medik, Ruangan Promosi Kesehatan, Ruangan Bersalin, Gudang
Obat.

Bangunan fisik Puskesmas Beru-Beru harus memenuhi persyaratan/criteria sebagai


berikut:

1) Kebutuhan kesehatan dan kenyamanan yang meliputi:


a. Pencahayaan yamg diperoleh dari pencahayaan alami sinar matahari pada siang
hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang langit dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan;
 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya;
 Ruangan kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata
b. Penghawaan yang merupakan faktor kenyamanan yang akan memberikan
kesegaran terhadap karyawan/pasien/pengunjung puskesmas, sehingga tercipta
sanitasi yang sehat dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Adanya pengaliran atau pergantian udara secara kontinyu melalui ruangan-
ruangan dan lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau pertisi sebagai
ventilasi;
 Udara yang masuk sama dengan volume udara yang keluar;
 Udara yang masuk bukan berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi;
c. Suhu dan kelembapan udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal.
Untuk mengatur suhu udara dan kelembapan normal pada ruangan dan penghuni
perlu memperharikan hal-hal sebagai berikut:
 Keseimbangan penghawaan antara volume udara masuk dan keluar;
 Pencahayaan yang cukup pada ruangan;
 Menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan.
2) Bagian-bagian struktur pokok bangunan meliputi: pondasi, dinding (kerangka
bangunan)atap dan lantai harus memenuhi ketentuan terhadap faktor keamanan dan
keselamatan penghuni/tamu puskesmas.
Jenis kelamin Daerah asal Pendidikan Status Penugasan
Jabatan L P Jml WNI WNA Diploma Sarjana PNS kontrak Sukarela
L K
1. Kepala puskesmas - 1 1 √ - - - √ 1 - -
2. Dokter umum - 1 1 - √ - - √ 1 - -
3. Dokter gigi - 1 1 - √ - - √ 1 - -
4. Tenaga non medis - 1 1 - √ - - √ 1 - -
5. Perawat 4 25 29 √ - - √ √ 9 11 9
6. Bidan - 40 40 √ √ - √ √ 9 7 24
7. Apoteker 1 - 1 - - - √ 1 - -
8. Analis. Lab - 1 1 - √ - √ - 1 - -
9. Kesling - 3 3 √ - - - √ 2 - 1
10. Gizi - 2 2 √ - - √ - - 1 1
11. Kesmas - 1 - - √ - √ - 1 - -
12. Tenaga 2 2 √ - - √ - - - 2
kefarmasian
13. Driver - 1 1 √ - - - - - 1 -
14. Cleaning service - 2 2 √ - - - - - 2 -
Total 86 27 22 37
3) Sumber daya manusia
Sumber : Puskesmas
(Keterangan :L = Lokal ; K = komuter

Visi :

Mewujudkan pelayanan prima, ramah serta pemberdayaan partisipasi masyarakat guna


terwujudnya masyarakat kalukku mandiri hidup sehat
Misi :

1. Melaksanakan pelayanan berdasarkan standar prosedur oprasional (SOP)


2. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dengan 5 S ( senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun)
3. Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau diseluruh lapisan
masyarakat.
4. Meningkatkan pelayanan kesehtan ibu dan anak wilayah kerja Puskesmas Beru-
Beru

Profil selengkapnya dapat dilihat di Profil lengkap Puskesmas Beru-Beru

Kebijakan mutu

Kebijakan mutu Puskesmas Beru-Beru:

Adalah ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama dan ditetapkan oleh pimpinan
untuk dijadikan arahan dan pedoman dalam setiap kegiatan (terangkum dalam suatu sistem
mutu) unit organisasi untuk mencapai tujuan

Menurut standar akreditasi, syarat kebijakan mutu berisi:

a) Tujuan Puskesmas (mencakup visi dan misi) dan kepuasan pelanggan


b) Komitmen untuk memenuhi persyaratan
c) Komitmen untuk melakukan perbaikan / peningkatan sistem manajemen mutu secara
berkesinambungan
d) Memberi kerangka bagi penyusunan sasaran mutu
e) Dikomunikasikan kedalam puskesmas dan dapat dipahami
f) Ditinjau agar senantiasa sesuai dengan perkembangan
 Puskesmas Beru-Beru berkomitmen:
a. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas secara professional dengan berlandaskan
kepada kepuasan pelanggan
b. Meningkatkan derajat kepuasan pasien
c. Mengembangkan program-program berbasis masyarakat
d. Mengemban upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan dengan penuh tanggung jawab
dan kompak
 Tujuan Puskesmas Beru-Beru

Tujuan Puskesmas Beru-Beru merupakan perwujudan dan misi Puskesmas Beru-Beru,


yaitu:

 Tercapainya kualitas pelayanan kesehatan dasar yang bermutu


 Tercapainya kemandirian masyarakat dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan
sehat
 Tercapainya kualitas dan kuantitas sumber daya puskesmas
 Meningkatkan peran serta masyarkat kearah pembangunan berkelanjutan (SDG’S)
 Tercapainya kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam program BPJS
kesehatan
 Terwujudnya kerjasama dengan mitra kerja puskesmas
 Motto
Kesembuhan anda adalah kepuasan kami
 Tata nilai
Tata nilai yang disepakti oleh seluruh karyawan puskesmas Beru-Beru adalah: SEHATI
 Santun, empati, Handal, Adil, Tanggap, Inovatif
1. Santun dalam bertutur kata dan bersikap
2. Empati dalam melayani masyarakat
3. Handal dalam memberikan pelayanan
4. Adil dalam memberika pelayanan
5. Tanggap terhadap pelayanan dan masalah kesehatan masyarakat
6. Inovatif dalam menyikapi masalah kesehatan
1. Proses pelayanan
a. Penyelanggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Promosi Kesehatan:
Posyandu Balita, Posbindu/usila, Poskesdes, Desa siaga, Penyuluhan, (PHBS)
2. KIA
Kelas Ibu Hamil
3. KB
Penyuluhan KB,posiandu perbulan, pemeriksaan IVA1 kali dalam setahun,
pendataan KIA/KB pertahun
4. GIZI
Swiping Pemberian vit A, pemberian Fe 90 tab untuk bumil, pemberian PMT
untuk balita, pemberian Fe untuk remaja putrid / tahun, pemantauan status gizi
dan kadarzi, penyuluhan ASI ekslusive PMBA (Kerja sama bidan) kunjungan
keluarga Gizi Kurang buruk.
5. Kesehatana lingkungan
Inspeksi TTU, inspeksi TPM, Inspeksi rumah, Inspeksi SAB, Pemicuan,
pemberdayaan masyarakat, penyuluhan sanitasi
6. UKS
Penjaringan, penyuluhan
7. P2P surveilans, diare, isfa malaria, DBD,HIV
Penyuluhan P2P, fogging, PSN untuk DBD.
8. PERKESMAS (Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat)
Kegiatan kunjungan rumah keluarga rawan dan kunjungan rumah kelompok
rawan pemeriksaan
b. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
Untuk pelayanan klinis (Progran UKP) yang wajib sesuai SK kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Mamuju Nomor 440/42/440.3.2/2016 ada 9 jenis yaitu
1. Pelayanan pemeriksaan umum
2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4. Pelayanan gawat darurat
5. Pelayanan gizi yang bersifat UKP : konseling PMT
6. Pelyanan persalinan
7. Pelayanan rawat jalan
8. Pelayanan kefarmasian
9. Pelayanan labolatorium
Sedangkan untuk UKP yang terdapat di puskesmas Beru-Beru
Ada beberapa pengambangan, Yaitu
1. Pelayanan Lansia
2. Pelayanan sanitasi yang bersifat UKP
3. Pelayanan poli VCT (Voluntary Counseling and Testing) dan IMS (Infeksi
Menular Seksual)
4. Pelayanan Poli TB
a. RUANG LINGKUP
Puskesmas Beru-Beru memiliki ruang lingkup Esensial dan Non Esesiansial:
1. Program esensial puskesmas Beru-Beru yaitu:
1) Promosi kesehatan
Pengembangan desa siaga,pemberdayaan masyarakat dalam PHBS,
pengembangan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).
2) KIA dan KB
Kesehatan ibu, kesehatan bayi, upaya kesehatan balita dan anak pra
sekolah, upaya kesehatan usia sekolah dan remaja, pelayanan keluarga
berencana
3) Gizi
Pelayanan gizi masyarakat penanganan gangguan gizi, pemantauan status
gizi
4) Kesehatan Lingkungan
Penyehatan air, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan dan
sanitasi dasar, pembinaann tempat-tempat umum, sanitasi total berbasis
masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberatasan penyakit menular:
Diare, ispa, kusta, tb paru, pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV
/ AIDS, DBD, Malaria, pelayanan imunisasi,
6) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (Puskesmas)
Meliputi kegiatan asuhan keperawatan kepada keluarga rawan, kegiatan
asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan, pemberdayaan
dalam upaya kemandirian pada keluarga rawan, pemberdayaan dalam
upaya kemandirian pada kelompok rawan
2. Program pengembangan Puskesmas Beru-Beru, Meliputi:
1) Upaya kesehatan usia lanjut
2) Upaya kesehatan jiwa
3) Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi
4) Pengobatan (Termasuk labolatorium didalamnya)
5) Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS (promkes PKM)
6) Pengembangan UKBM/Posyandu (promkes PKM)
7) Program Gizi
b. Tujuan
Manual ini disusun untuk menjelaskan secara garis besar sistem manajemen mutu
yang diterapkan di Puskesmas Beru-Beru (selanjutnya disebut dengan puskesmas)
kepada seluruh staf. Penerapan sistem manajemen mutu dimaksud untuk
memastikan puskesmas dapat menghasilkan produk sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan sehingga dapat menjamin kepuasan pelanggan yang
dimaksud dengan ‘produk’ adalah pelayanan yang diberikan oleh puskesmas baik
dalam bentuk jasa maupun barang.
c. Landasan hukum dan acuan
Manual ini disusun berdasarkan standard akreditasi dan sesuai dengan permenkes
no. 75 Tahun 2014 tentang puskesmas. Semua ketentuan yang tertuang dalam
manual ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan puskesmas sehari-hari
Manual ini disiapkan oleh Tim Manajemen Mutu Puskesmas dan disahkan oleh
Kepala Puskesmas.
Puskesmas telah menunjuk wakil Manajemen mutu dan bertanggung jawab dan
menjamin manual mutu ini dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh staf.
Manual mutu ini akan ditinjau ulang setahun sekali untuk penyesuaian/perbaikan
Lansan Hukum :
1. UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran
2. UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
3. PP RI No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4. PP RI No. 72 Tahun 2012 tentang sistem Kesehatan Nasional
5. Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
d. Istilah dan Difinisi
1. BKIA : Balai Kesehatan Ibu dan Anak
2. BPJS : Badan penyelenggara jaminana sosial
3. BP : Balai Pengobatan
4. Depkes: Departemen Kesehatan
5. KB : Keluarga Berencana
6. KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
7. Lansia : lanjut usia
8. MDG’s : Millenium development goals
9. Permenkes : Peraturan menteri kesehatan
10. PHBS : Perilaku Hidup Bersih Sehat
11. Posbindu : Pos Pembinaan Terpadu
12. Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
13. PP : Peraturan Pemerintah
14. Prinsip 5 S : Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun
15. RI : Repoblik Indonesia
16. SAB : Sarana Air Bersih
17. SMA : Sekolah Menengah Atas
18. SMM : Sistem Manajemen Mutu
19. TPM : Tempat Pengelolaan Makanan
20. TTU : Tempat-Tempat Umum
21. TU : Tata Usaha
22. UGD : Unit Gawat Darurat
23. UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
24. UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
25. WNI : Warga Negara Indonesia
26. WNA : Warga Negara asing
27. P2P : Pengendalian dan pencegahan penyakit
28. UKBM : Upaya kesehatan bersumberdaya manusia
BAB II. SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN

Puskesmas Beru-Beru, mendokumentasikan, memelihara sistem menajemen mutu sesuai


dengan standar akreditasi puskesmas standar akreditasi dibangun atas 8 prinsip yaitu:

1. Fokus pada pelanggan


2. Kepemimpinan
3. Keterlibatan karyawan
4. Pendekatan proses
5. Pendekatan sistem pada manajemen
6. Perbaikan yang terus menerus
7. Pendekatan faktual pada pengambilan keputusan
A. Persyaratan Umum
Sistem manajemen mutu dalam manual mutu ini disusun berdasarkan pendekatan proses
yang terdiri dari :
1. Proses yang terkait dengan tanggung jawab manajemen (termasuk persyaratan
pelanggan)
2. Proses pengelolaan sumber daya
3. Proses realisasi produk
4. Proses pengukuran, analisa dan tindak lanjut (termasuk kepuasan pelanggan)
5. Manual mutu ini menjelaskan mengenai criteria dan metode pengukuran untuk
memastikan masing-masing proses tersebut dilaksanakan dan dimonitor dengan
efektif,termasuk apabila proses tersebut dilakukan oleh pihak ketiga (outsourching).
6. Puskesmas memastikan bahwa sumber daya (termasuk Informasi) yang diperlukan
untuk melaksanakan dan monitor proses tersebut terpenuhi
7. Hasil monitor digunakan untuk mengukur, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut
dalam rangka meningkatkan pelaksanaan proses tersebut secara terus-menerus
 Dokumentasi sistem manajemen mutu
Sistem manajemen mutu puskesmas didokumentasikan dalam bentuk dokumen dan
arsip, yaitu :
- Dokumen Kebijakan Mutu Dan Sasaran Mutu
- Dokumen Manual Mutu
- Dokumen prosedur mutu
Adalah prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan sesuai dengan standar
akreditasi, yaitu :
1. Prosedur pengendalian dokumen
2. Prosedur pengendalian arsip
3. Prosedur audit mutu internal
4. Prosedur penanganan pelayanan tidak sesuai
5. Prosedur tindakan koreksi atau pencegahan
- Dokumen lain : adalah dokumen lain yang dibutuhkan puskesmas untuk dapat
merencanakan, melaksanakan, melaksanakan dan memonitor proses sistem
manajemen mutunya
Dokumen lain ini dapat berupa prosedur kerja, intruksi kerja, pedoman, diagram
alir, petunjuk pelaksanaan, petunjuk tehnis dan sebagainya
Dokumen lain ini dapat berasal dari luar puskesmas ( Dokumen eksternal) dalam
berbagai bentuk media (cetak, file komputer, gambar, foto, video, film, dan
sebagainya)
B. Pengendalian dokumen
Seluruh dokumen sistemmanajemen mutu dikendalikan oleh puskesmas agar dokumen
yang dipergunakan adalah dokumen yang tepat dan benar
1. Cara pembuatan dokumen
2. Cara pengesahan dokumen sebelum digunakan
3. Cara melakukan peninjauan dan revisi dokumen
4. Cara menempatkan / menggunakan dokumen
5. Cara menangani dokumen eksternal
6. Cara menyimpan dokumen yang sudah tidak berlaku
C. Pengendalian Arsip / Rekaman / Catatan
1. Semua catatan / arsip / rekaman yang memebrikan bukti bahwa sistem manajemen
mutu telah dilaksanakan, dikelola dengan baik agar aman, terindifikasi dengan jelas
dan mudah ditemukan bila diperlukan
2. Cara pengendalian arsip diatur dalam prosedur pengendalian arsip yang secara garis
besar mengatur hal-hal sebagao berikut :
1) Cara memberi identifikasi arsip
2) Cara menyimpan arsip
3) Cara melindungi arsip
4) Cara penegendalian arsip
5) Cara menentukan masa simpan
6) Cara memusnahkan arsip
BAB III. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Bagian ini menjelaskan mengenai peran manajemen puncak Puskesmas (Kepala


puskesmas / pemimpin BLUD, Kasubag tata usaha/Pejabat Keuangan BLUD, Pejabat Teknis
Pelayanan BLUD, Penanggung Jawab Mutu / Wakil manajemen mutu dan penanggung jawab
upaya) dalam sistem mamanajemen mutu.

Manajemen puncak diminta untuk menunjukkan komitmennya terhadap manajemen mutu,


memiliki focus terhadap pelanggan,memastikan adanya kebijakan mutu, menyusun rencana
mutu, memastikan adanya tanggung jawab, wewenang dan komunikasi manajemen mutu, dan
memastikan terlaksananya tinjauan manajemen.

A. Komitmen manajemen
Kepala puskesmas / memimpin BLUD, kasubag tata usaha / pejabat keuangan BLUD,
penanggung jawab manajemen mutu/wakil manajemen mutu, pejawab teknis pelayanan
BLUD, penanggungjawab upaya, dan seluruh karyawan puskesmas bertanggung jawab
untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu
a. Manajemen puncak melakukan sosialisasi kepada para staf tentang pentingnya
memenuhi persyaratan pelanggan dan regulasi melalui berbagai kesempatan
seperti, surat edaran, pidato pembukaan acara dan sebagainya
b. Manajemen puncak menerbitkan kebijakan mutu
c. Manajemen puncak menetapkan sasaran mutu
d. Manajemen puncak memastikan adanya kegiatan untuk menilai efektivitas
manajemen mutu melalui pelaksanaan prosedur tinjauan manajemen
e. Manajemen puncak memastikan sumber daya untuk melaksanakan sistem
manajemen mutu tersedia
B. Fokus pada pasien / sasaran
Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada pelanggan.
Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan,
perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis, pelaksanaan
pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan
C. Kebijakan mutu
Kebijakan mutu puskesmas Beru-Beru
Kebijakan mutu puskesmas Beru-Beru sudah dirumuskan seperti pada bahasa diatas
sebelumnya. Dalam konteks tanggung jawab manajemen, kebijakan mutu yang akan
diterapkan adalah kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien
secara efektif dan efisian dalam mengadakan pelayanan kepada masyarakat dengan
sebaik-baiknya dan terus berupaya unutk meningkatkan mutu pelayanan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melengkapi setiap tindakan dan kegiatan dengan kebijakan, standard operasional
prosedur, panduan atau kerangka acuan kegiatan yang diperlukan.
2) Pelayanan pada puskesmas Beru-Beru berdasarkan etika pelayanan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, transparan, terintegrasi dan saling menghormati
3) Pelayanan pada puskesmas Beru-Beru diselenggarakan secara secara professional
dan aman serta memperhatikan dan aman serta memperhatikan dan menjaga
keselamatan pasien
4) Setiap petugas berusaha menigkatkan pengetahuan dan keterampilan bekerja untuk
meningkatkan mutupelayanan
5) Cepat memahami dan memenuhi harapan pelayanan terhadap masyarakat secara
konsisten
6) Komitmen untuk memperbaiki proses pelayanan secara terus menerus kepada
masyarakat berdasarkan indikator
Puskesmas Beru-Beru berkomitmen:
- Melaksanakan pelayanan yang berkualitas secara professional dengan berlandaskan
keputusan pelanggan
- Mengembangkan program-program berbasis masyarakat
- Mengemban upaya-upaya peningkatan pelayanan dengan penuh tanggung jawab
dan kompak
Manajemen puncak memastikan bahwa kebijakan mutu dikomunikasikan dan
dipahami oleh setiap staf.
Manajemen puncak memastikan bahwa kebijakan mutu secara berkala minimal setiap
tahun agar tetap sesuai
D. Perencanaan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran/kinerja mutu
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja standar pelayanan minimal yang
meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya
puskesmas. Perencaan disusun dengan memeperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya unutk mencapaisasarn kinerja
yang ditetapkan. Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-
program peningkatan mutu yang meliputi:
1) Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM ataupun UKP
2) Upaya pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien
3) Penerapan manajemen resiko pada area prioritas
4) Penilaian kontrak / kerja sama pihak ketiga
5) Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
6) Meningkatkan mutu pelayanan instalasi rawat jalan
7) Peningktana mutu pelayanan instalasi rawat inap
8) Peningkatan mutu pelayanan instalasi rawat darurat
9) Pendidikan dan pelatihan karyawan puskesmas tentang mutu dan keselamatan
pasien
Manajemen puncak memastikan intergritas pelaksanaan sistem manajemen mutu tetap
terjaga meski sedang melakukan perbaikan/penyempurnaan sistem manajemen mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
1) Kepala puskesmas
Kepala puskesmas dan wewenang
1. Mengkoordinir penyusunan perencanaan tingkat puskesmas berdsarkan data
Program Dinas Kesehatan
2. Merumuskan kebijakan operasional dalam bidang pelayanan kesehatan
masyarakat
3. Memberikan tugas pada staf dan unit-unit, puskesmas pembantu dan poskesdes
4. Memimpin urusan tata usaha, unit-unit pelayanan, puskesmas pembantu,
poskesdes dan staf dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat
agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan puskesmas berdasarkan realisasi
program kerja dan ketentuan perundang undangan yang berlaku sebagai bahan
dalam menyusun program kerja berikitnya.
6. Mempunyai tugas pokok dan fungsi memimpin, mengawasi dan mengkoordinir
7. Kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural dan jabatan
fungsional
8. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis puskesmas.
9. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi program / kegiatan
puskesmas
10. Memimpin pelaksanaan kegiatan dipuskesmas penyelenggaraan pertemuan
berkala (mini lokakarya bulanan dan tribulan)
11. Bertanggung jawab atas penyususnan rencana usulan kerja (RUK) melalui analis
dan perumusan masalah berdasarkan prioritas
12. Bertanggung jawab atas penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) secara
terinci dan lengkap
13. Melimpahkan wewenang apabila meninggalkan tugas secara lisan
14. Membina petugas puskesmas
15. Bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan program
pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatakan pelayanan sesuai
kebutuhan.
16. Membangun kerja sama dengan berbagai pihak terkait di kecamatan, lintas sector,
penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama swasta, perorangan serta
masyarakat dalam pengembangan UKBM
17. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelaksanaan program-program di
puskesmas
18. Memberikan umpan balik hasil kegiatan kepada semua staf puskesmas
19. Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala
20. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan informasi dan pertanggung
jawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan
21. Mengelola dan menganalisa data, untuk selanjutnya diinformasikan atau
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta pihak yang berkepentingan
lainnya
22. Membuat surat keputusan tentang pengelola keuangan, penanggung jawab barang
investasi, tim manajemen mutu puskesmas, dll
23. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
/Kota
24. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD
25. Menyiapkan RBA
26. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada kepala
daerah sesuai ketentuan
27. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat yang telah
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan
28. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta
keuangan BLUD kepada Kepala Daerah.
2) Kepala Urusan Tata Usaha
Tugas dan wewenang
a. Menyusun rencana kegiatan urusan Tata Usaha berdasarkan data program
Puskesmas
b. Membagi tugas kepada staf agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan
c. Mengkoordinirkan para staf dalam menyusun program kerja puskesmas agar
terjalin kerjasama yang baik
d. Memberi petunjuk kepada staf dengan petunjuk kerja yang diberikan agar
tercapai keserasian dan kebenaran kerja
e. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan administratif dan manajemen di
Puskesmas
f. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar
g. Bertanggung jawab atas administrasi, membantu pengelolaan keuangan,
penjaminan dan pengelolaan sumber daya lainnya
- Menyiapkan SK bendahara barang, SK penanggung jawab pengelola barang,
SK penanggung jawab kendaraan
- Membuat perencanaan kebutuhan dan pemeliharaan barang unit
- Membuat data stok barang
- Menjaga kelengkapan alat-alat yang diperlukan
- Membuat data aset di masing-masing ruangan
- Melaksanakan up duting daftar inventaris sebagai bahan laporan
- Melakukan evaluasi perawatan alat kesehatan
- Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan
- Bertanggung jawab terhadap program pelayanan penjaminan
h. Melakukan evaluasi hasil kegiatan urusan tata usaha secara keseluruhan
i. Menyediakan dan menyimpan data umum Puskesmas serat data kesehatan yang
diperlukan untuk kepentingan semua pihak yang membutuhkan :
- Data penyampaian cakupan kegiatan pokok tahun lalu dan visualisasi datanya
- Data 10 penyakit terbanyak
- Data RKBU (Rencana Kebutuhan Barang Unit) dan RPTBU (Rencana
pengadaan triwulan barang unit)
- Data lain
j. Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada kepala Puskesmas
k. Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, jiwa keuangan,perlengkapan, surat
menyurat, hubungan masyarakat dan urusan umum, perencanaan serta pencatatan
dan pelaporan
l. Mempunyai tugas pokok dibidang kepegawaian:
- Membuat struktur organisasi Puskesmas
- Membuat daftar/catatan kepegawaian tugas
- Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap anggota
- Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawab
- Membuat penilaian DP3 tepat waktu berdasarkan konsultasi dengan kepala
puskesmas
m. Mengkoordinasikan penyususnan RBA
n. Menyiapkan DPA-BLUD
o. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya
p. Menyelenggarakann pengeloaan khas
q. Mmelakukan pengelolaan utang piutang
r. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi
s. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan
t. Menyelenggarakan akuntasi dan penyusunan laporan keuangan
u. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
3) Pejabat teknis mempunyai tugas
a. Menyusun perencanaan legiatan teknis dibidang pelayanan#
b. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA (rencana bisnis dan anggaran)
c. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidang pelayanan baik UKM
maupun UKP
d. Penanggung jawab teknis dibidang mutu, administrasi peningkatan kualitas
sumber daya manusia, dan peningkatan sumber daya lainnya
4) Penanggung jawab mutu
Tugas dan Wewenang
a. Melakukan penilaian dan pemantauan / evaluasi mutu puskesmas dengan:
- Melakukan penilaian indeks kepuasan masyarakat dan menetapkan Indeks
Kepuasan Masyarakat
- Mengelola pengaduan pengguna layanan puskesmas, mulai dari pencatatan
pelaporan, rencana tindak lanjut dan penanganan pengaduan
- Melakukan pemantauan dan penialaian terhadap standard puskesmas dan kinerja
puskesmas minimal setahun 2 kali dan pelaporan kepada kepala puskesmas serta
melakukan upaya perbaikan apabila hasil penilaian tidak mencapai target yang
diharapkan
- Mendokumentasikan kegiatan perbaikan standar dan kinerja program mulai dari
monitoring, penilaian, analisis, penyusunan, rencana perbaikan, pelaksanaan
perbaikan dan evaluasinya
b. Menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk terwujudnya
perencanaan mutu
c. Melakukan supervisi, dukungan dan coachting dalam memberdayakan
puskesmas dalam pemecahan masalah mutu dengan pendekatan tim.
5) Penanggung jawab UKM Essensial dan keperawatan kesehatan masyarakat
mempunyai tugas dan wewenang :
a. Bertanggung jawab dan mengkoordinir pelayanan promosi Kesehatan
b. Kesehatan lingkungan, pelayanan gizi (UKM), UKM,KIA-KB, pencegahan
dan pengendalian penyakit
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas
6) Penanggung jawab UKP / Esensial
Tugas dan wewenang
a. Bertanggung jawab dan mengkoordinir pemeriksaan umum, pelayanan KIA-
KB (UKP), pelayanan gizi (UKP). Pelayanan rawat inap pelayanan
laboratorium, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan gawat darurat,
pelayanan persalinan dan pelayanan kefarmasian
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas
7) Seluruh karyawan puskesmas
Tugas dan wewenang
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan puskesmas dengan penuh tanggung
jawab dan kesadaran
b. Berusaha untuk menjalankan tugas sesuai tupoksi masing-masing dengan
sebaik-baiknya.
8) Penanggung jawab manajemen mutu
Manajemen puncak menetapkan wakil manajemen melalui surat keputusan
pengangkatan wakil manajemen mutu yang memiliki tanggung jawab dan
wewenang sebagai berikut :
1. memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diterapkan dan dipelihara
2. melaporkan kepada manajemen puncak tentang kinerja sistem manajemen mutu
dan perbaikan yang ada
3. membangkitkan kesadaran akan persyaratan pelanggan diseluruh bagian/unit
F. komunikasi internal
Manajemen puncak menetapkan prosedur komunikasi internal dan memastikan
telah terjadi komunikasi untuk membahas efektivitas Sistem Manajemen Mutu.
Komunikasi internal bisa dilakukan dengan cara workshop (minilokakarya),
pertemuan, apel, diskusi, email, telepon dan sms, kotak saran, memo dan media lain
yang tepat untuk melakukan komuniukasi.
Komunikasi internal adalah pertukaran gagasan diantaranya para administrator
dan karyawan dalam suatu puskesmas atau perusahaan (organisasi) dan pertukaran
gagasan secara horizontal dan vertical didalam puskesmas dan organisasi yang
menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi manajemen)
Tujuan komunikasi internal adalah untuk memudahkan dan melancarkan dalam
melaksanakan semua kegiataan disemua kegiatan di puskesmas sehingga tercapai
suatu tujuan bersama secara baik dan lancar dilingkungan puskesmas Beru-Beru
Komunikasi internal di Puskesmas Beru-Beru diadakan sesering mungkin dengan
berbagai macam bentuk dan cara
Komunikasi internal khusus untuk tim mutu puskesmas diadakan berupa
rapat/pertemuan tim mutu yang diadakan berupa rapat/pertemuan tim mutu yang
diagendakan setiap bulan.
BAB IV. TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Manajemen puskesmas Beru-Beru kabupaten Mamuju memiliki kebijakan untuk
selalu melakukan peninjauan terhadap sistem manajemen mutu dan peninjauan
dilakukan melalui rapat Tinjauan Manajemen (RTM) yang sedikitnya dilakukan 2
(Dua) kali dalam 1 (Satu) tahun. Rapat tinjauan manajemen ini adalah unutk menjamin
kelangsungan efektivitas dan kelayakan sistem manajemen mutu, persyaratan layanan,
kebiajakan mutu dan sasaran mutu di puskesmas Beru-Beru.
Rapat tinjauan manajemen dipimpin oleh seorang wakil manajemen mutu atau
penanggung jawab mutu, dan untuk peserta rapat tinjauan manajemen ditentukan oleh
penanggung jawab mutu.rapat tersebut biasanya dihadiri oleh pihak-pihak atau unit
dan poli-poli terkait yang pada waktu itu mempunyai keterkaitan dengan permasalahan
atau topic yang akan dibahas dan dibicarakan jalan keluarnya.
Yang menentukan peserta rapat tinjauan manajemen adalah penanggung jawab
mutu, dibawah sepengetahuan dan persetujuan Kepala Puskesmas
B. Masukan tinjauan manajemen meliputi
1. Hasil audit internal, baik berupa hasil audit mutu kinerja maupun hasil audit mutu
layanan
2. Hasil rapat tinjauan manajemen sebelumnya yang belum terselesaikan
3. Temuan antisipatif manajemen resiko/peningkatan mutu dan keselamatan pasien
4. Pencapaian sasaran mutu
5. Hasil kegiatan umpan baik dan survei pelanggan
6. Tindakan-tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
7. Kebijakan mutu dan layanan / upaya puskesmas
8. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu dan pelayanan /
penyelenggaraan kegiatan
C. Luaran tinjauan
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektifitas sistem
manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait denganpersyaratan pelanggan, dan
identifikasi perubahan-perubnahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu
dilakukan
V. MANAJEMEN SUMBER DAYA

Manajemen sumber daya

A. Penyediaan sumber daya


Kepala puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan dipuskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi
(penyelenggaraan UKM ataupun pelayanan klinis)
Puskesmas menetapkan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menjalankan serta mengembangkan sistem manajemen mutu ini.
Puskesmas menyediakan dan membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kepuasan dan memenuhi persyaratan pelanggan
B. Manajemen sumber daya manusia
Standar kompetensi Staf
(Penyediaan sumber daya manusia, proses rekrutmen, proses kredensial, proses
pelatihan dan peningkatan terdiri dari tingkat pendidikan, jenis pelatihan, jenis
keterampilan dan pengalaman kerja) bagi setiap staf sesuai dengan tugas dan
wewenangnya.
Puskesmas menyediakan pelatihan atau kegiatan lain untuk memenuhi atau
meningkatkan kompetensi staf baik diselenggarakan secara mandiri atau oleh pihak
luar.
Puskesmas menilai efektivitas pelatihan dan kegiatan tersebut diatas melalui Prosedur
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan atau Kegiatan lain dalam meningkatkan kompetensi
staf
Puskesmas melalui berbagai kesempatan akan mendorong setiap staf menyadari arti
penting dan kontribusi mereka dalam mancapai sasaran mutu termasuk menyadari
kaitan antara kompetensi dengan tugas dan wewenangnya.
Puskesmas memelihara rekaman mengenai pendidikan, keahlian dan pengalaman kerja
yang dialami oleh setiap staf
C. Infrastruktur
Puskesmas menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastuktur yang dibuthkan
untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk, terdiri dari
a. Gedung, ruang kerja dan peralatan menunjang (misal: mebel, computer)
b. Peralatan yang dipakai dalam proses produk (misal: tensimeter, timbangan)
c. Sarana pendukung ( misal: mobil, ambulance,Hendpone Puskesmas)
d. Penetapan infrastruktur dituangkan dalam daftar infrastruktur yang dituangkan
disetiap unit
e. Penyediaan infrastruktur sesuai dengan prosedur pembelian barang
f. Pemeliharaan infrasruktur sesuai dengan prosedur pemeliharaan kegiatan
pemeliharaan dilakukan terhadap beberapa peralatan dan fasilitas penunjang.
Kegiatan pemeliharaan peralatan bertujuan unutk mempertahankan kinerja alat
yang dilakukan secara berkala setiap bulan. Sedangkan Perbaikan menyeluruh
(overhould) dilakukan setiap tahun sekali atau disesuaikan dengan prosedur
pengecekan dan perawatan sesuai penetapan Paris Life Time dari peralatan
tersebut
D. Lingkungan kerja
Puskesmas menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan unutk
mencapai kesesuian dengan persyaratan produk antara lain:
1. Menetaplan bahwa lingkungan fisik didalam dan diluar gedung puskesmas
merupakan daerah bebas asap rokok, bersih dan aman dari limbah imfeksiusp
2. Mengelola lingkungan kerja supaya tercipta kondisi yang aman, hijau dan hemat

Untuk memelihara fasilitas umum meliputi taman, jalan dan ruangterbuka lainnya
bertujuan menjaga kualitas lingkungan agar tetap asri sehat dan aman sehingga
menimbulkan dampak positif bagi karyawan pasien / pengunjung. Dan masyarakat
sekitar. Lingkungan kerja juga akan semakin terlihat kondusif dan asri

Sistem penghijauan menjadi tanggung jawab bersama dalam mengupayakan


penghijauan untuk didalam ruangan, sedangkan diluar puskesams Beru-Beru sebagai
pembatas dengan jalan serta lingkungan sekitar (grent blet) tanaman penghijauan
berfungsi untuk mengurangi tingkat polusi udara/kebisingan, meningkatkan estetika
lingkungan dan menjaga kualitas serta kuantitas air tanah tersimpan, sehingga
memberikan dampak positif bagi lingkungan hidup, khususnya bagi lingkungan
kegiatan dan sekitarnya dengan tetap menjaga sanitasi dan pencahayaan cukup
memadai untuk kegiatan pelayanan medis.

Penggunaan listrik
energi yang dibutuhkan saat operasional berasal dari energi listrik PLN

Tabel 4. Penggunaan energi saat Operasional

Jenis energi Kapasitas Pemakaian Sumber


terpasang /bulanan (Perum/captive)
1. Listrik PLN 900 200.000 Utama Cadangan
prabayar
2. pascabayar 1300 350.000 Utama Cadangan
BAB VI. PENYELENGGARAAN PELAYANAN

Secara garis besar pelayanan di Puskesmas Beru-Beru terdiri atas 3 kegiatan yaitu:

1. Penyelenggaraan Pelayanan Manajemen (admin)


2. Penyelenggaraan Upaya kesehatan masyarakat (UKM)
3. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan

1) Penyelenggaraan pelayanan manajemen (admin)


Meliputi
A. Penyelenggaraan tata usaha dan kepegawaian, Meliputi :
1. Pengusulan kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala dilakukan setiap
ada pegawai yang mau naik pangkat dan sudah waktunya kenaikan gaji
berkala
2. Kegiatan surat menyurat terhadap internal Puskesmas, lintas sektor dan
dinas Kesehatan dilakukan setiap saat bila diperlukan.
B. Penyelenggaraan pengorganisasian, meliputi ;
1. Lokakarya mini tribulan dilakukan
2. Lokakarya mini bulanan dilakukan pada minggu ketiga setiap bulannya
3. Pertemuan tim mutu puskesmas dilakukan tiap bulan
4. Pertemuan rapat tinjauan manajemen dilakukan setahun 2 kali
5. Pertemuan kader posyandu dilakukan setiap bulan
C. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan, meliputi :
1. Pelaporan keberhasilan cakupan program dilakukan setiap bulan
2. Pembuatan dan penyususnan draf program untuk penilaian kinerja
puskesmas (PKP) tahunan dilakukan setiap 1 tahun sekali.
 Indikator Mutu Admin:
1. Perencanaan puskesmas
 Membuat data pencapaian / cakupan kegiatan tahun lalu dan
divisualisasikan
 Data hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat
 Membuat data 10 penyakit terbesar setiap 6 bulan sekali
 Membuat rensra Puskesmas
 Menyususn RUK melalui analisa dan perumusan masalah
berdasarkan perioritas
 Menyusun RPK secara rincian lengkap
2. Minilokakarya Puskesmas :
 Ketepatan waktu minilokakarya / bulanan
 Ketepatan waktuminilokakarya tribulanaan / lintas sektor
3. Manajemen SDM
 Kelengkapan jumlah SDM sesuai dengan kebutuhan
 Kesesuaian kompetensi SDM sesuai standard
 Kelengkapan arsip kepegawaian
 Membuat daftar atau cacatan kepegawaian
 Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas
 Tenaga kesehatan membuat ijin praktek atau izin kerja bagi tenaga
kesehatan tertentu
4. Manajemen pengelolaan barang dan aset
 Membuat kartu inventaris dan menetapkan di masing-masing
ruangan
 Melakukan updating daftar inventarisasi
 Melaksanakan perawatan alat kesehatan dan sarana prasana
 Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan, sarana prasarana
 Melaporkan seluruh inventarisasi alat kesehatan dan sarana
prasarana
5. Manajemen keuangan
 Kelengkapan buku kas umum
 Administrasi pembukuan pajak
 Laporan penutupan kas bulanan

Indikator Mutu UKM Beru-Beru


CAPAIA
NO UPAYA KEGIATAN TARGET
N
1. Kesehatan Cakupan sarana jamban 100% 76%
Lingkungan keluarga
2 Cakupan komplikasi Persen 80
kebidanan yang
ditangani
3. KIA/KB 1. Cakupan K1 100% 67.6 %
2. Cakupan K4 100% 49%
3. Cakupan PN 80% 100%
4. Cakupan KFL 80% 100%
5. Cakupan KN 1 80% 100%
6. Cakupan KNL 80% 100%
7. Cakupan deteksi 100% 86.79%
faktorresti
8. Cakupan penanganan 80% 48,6%
komplikasi Obstetri

9. Cakupan penanganan 80% 100%


komplikasi Neonatus

10. Cakupan kunjungan bayi 80% 100%


lengkap
11.Cakupan Kunjungan Balita 80% 48.8%
Lengkap.
12. Cakupan Penanganan 80% 83.9%
Balita Sakit dengan
MTBS.
13. Cakupan KB Aktif 100% 61%

4. Gizi 1. Penimbangan diposyandu. 80% 49,80%


1. Pemberian Vitamin A 100% 71.35%
2. Pemantauan status gizi 100% 100%
3. PMT Pemulihan 100% 43%
4. Penyuluhan 100% 100%
5. Pemberian ASI Eksklusif 80% 36,19%
6. Kunjungan rumah bayi dan 100% 50%
balita yang gizi kurang dan
gizi buruk.
5. Imunisasi Melaksanakan imunisasi 80% 62,7%
rutin setiap bulan di
setiapposyandu.
6. PERKESMAS Cakupan pelayanan 75% 30%
perkesmas
3. KIA/KB 11. Cakupan K1 100% 67.6 %
12. Cakupan K4 100% 49%
13. Cakupan PN 80% 100%
14. Cakupan KFL 80% 100%
15. Cakupan KN 1 80% 100%
16. Cakupan KNL 80% 100%
17. Cakupandeteksifaktorresti 100% 86.79%
18. Cakupan penanganan 80% 48,6%
komplikasi Obstetri

19. Cakupan penanganan 80% 100%


komplikasi Neonatus

20. Cakupan kunjungan bayi 80% 100%


lengkap

11. Cakupan Kunjungan Balita 80% 48.8%


Lengkap.
12. Cakupan Penanganan 80% 83.9%
Balita Sakit dengan
MTBS.
13. Cakupan KB Aktif 100% 61%

4. Gizi 1. Penimbangan 80% 49,80%


diposyandu.
2. Pemberian Vitamin A 100% 71.35%
3. Pemantauan status gizi 100% 100%
4. PMT Pemulihan 100% 43%
5. Penyuluhan 100% 100%
6. Pemberian ASI Eksklusif 80% 36,19%
5 Imunisasi Melaksanakan imunisasi 80 % 62,70 %
rutin tiap bulan disetiap
posyandu
6 Perkesmas Cakupan pelayanan 75% 30 %
perkesmas
7. Survailans Laporanmingguandikirimtida Pengiriman -
ktepatwaktu. laporandiha
rapkandikiri
mpadawakt
unya.
8 Filariasis Cakupanminumobatpencegah 100% 74%
anFilariasis.
9. Kecacingan Cakupanminumobatcacing 100% 81%
10. SDDITK Penimbangandanpengukuran 100% 22%
panjangbadansertastimulasip
adabayidanbalita.
11. HIV/AIDS IMS 80% dati 25,90%
439 orang
12. TB 1. Adanyapasien TB yang 100% 65%
lolos follow up.
2. Adanyakesalahandosisdan
waktumenelanobatpasien
TB.
13. KUSTA Masyarakatmenyembunyikan
kelainanakulit yang diderita.
7. Survailans Laporanmingguandikirimtida Pengiriman -
ktepatwaktu. laporandiha
rapkandikiri
mpadawakt
unya.
8 Filariasis Cakupanminumobatpencegah 100% 74%
anFilariasis.
9. Kecacingan Cakupanminumobatcacing 100% 81%
10. SDDITK Penimbangandanpengukuran 100% 22%
panjangbadansertastimulasip
adabayidanbalita.
11. HIV/AIDS IMS 80% dati 25,90%
439 orang
12. TB 3. Adanyapasien TB yang 100% 65%
lolos follow up.
4. Adanyakesalahandosisdan
waktumenelanobatpasien
TB.
13. KUSTA Masyarakatmenyembunyikan
kelainanakulit yang diderita.
14. ISPA 1. Masihbanyakmasyarakat
yang
belumsadarakanpenyakit
ISPA.
2. Sosialisasikesehatan.
3. Penyuluhan ISPA.
15. Malaria 1. Scrining penyakit malaria 100% 100%
/ pengambilan sampel.
2. Monitoring dan evaluasi
penyakit malaria.
3. Survailens migrasi.
4. Pemetaan daerah reseptif.
16. USILA Cakupan pelayanan posyandu 80% 46.18%
Usila
17. PTM Posbindu HT 100% 100%
DM 80% 45%
18. UKGS Penyuluhan kesehatan gigi 100% 100%
dan mulut di sekolah

19. KesehatanJiwa Cakupan pelayanan kesehatan 100% 100%


jiwa.

INDIKATOR MUTU PELAYANAN KLINIS

JENIS INDIKATOR MUTU STANDAR


NO
PELAYANAN
1. Ruangan Waktupenyediaandokumen RM ≥80%
2. Pendaftarandan pelayananrawatjalan<10 menit
Rekam Medik
Ruangan Kepuasanpelanggan
Pemeriksaan
Umum Waktutunggudi rawatjalanpoliumum<40 menit ≥80%

Kepuasanpelanggan

3. Ruangan Waktutunggu di rawatjalanpoligigi<60 menit ≥80%


4. Kesehatan Gigi
dan Mulut Kepuasanpelanggan
Ruangan KIA
dan KB Waktupelayanan KB Suntik ≤ 10 menit ≥80%

Kepuasanpelanggan

5. Ruangan Waktutunggupelayananobatjadi<10 menit ≥80%


Farmasi
Laboratorium Waktutunggupelayananobatracikan<30 menit

Kepuasan pelanggan
6. Laboratorium Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian hasil
pemeriksaan laboratorium 100%

Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium >80%


<15menit
>80%
KepuasanPelanggan

7. Ruangan Respon time < 5 menit >90%


Gawat Darurat
Kepuasanpelanggan
>80%

8. Ruangan Pemantauanpersalinanmenggunakanpartograf >90%


Bersalin
Kepuasanpelanggan

>80%
2) Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) assensial, meliputi :
a. Gizi
1. Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk dilakukan dalam 15-30 hari
sekali, dimulai dari balita BGM dan bumil KEK
2. Pelacakan kasusu gizi buruk
Dilakukan dalam 3 kali dalam setahun, bila ada laporan atau bila ada
ditemukan dari bidan desa atau masyarakat
3. Penimbangan balita di masyarakat di posyandu
Dilakukan setiap bulan oleh kader posyandu
4. Pemberian kapsul vitamin A
Pemeberian kapsul vitamin A dosis tinggi dilakukan selama 2 kali
5. Penyuluhan pemantauan status gizi dan konsultasi gizi di meja IV
6. Pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan yang bawah
garis merah(BGM)
7. Memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI ekslusif
8. Pemeberian tablet besi (90 tablet) pada bumil
b. Kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk KB (keluarga berencana)
 Kesehatan ibu
1. Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan antara
bidan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil.
Dalam kelas ibu hamil, jumlah peserta maksimal 10 orang
2. Deteksi resiko tinggi ibu hamil dan penempelan stiker P4K
(peremcanaan persalinan dan perencanaan kompilaksi).
Ibu hamil yang periksa ke bidan,diberi buku KIA dan stiker P4K
didapan rumah yang mudah tyerlihat
3. Pelayanan kesehatan bumil sesuai standar
4. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
5. Pelayanan nifas lengkap sesuai standard
6. Pelayanan maternal risti/komplikasi yang ditangani
 Kesehatan bayi
1. Pelayanan neonatal risti / komplikasi yang ditangani
2. Pelayanan neonatal sesuai standard
3. Perawatan bayi baru lahir
 Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah
1. Pelayanan kesehatan anak balita
2. Pelayanan kesehatan di sekolah
3. Pelatihan kader tentang kesehatan
4. Pelayanan kesekatan remaja
5. Pelayanan kelas ibu balita
c. Promosi kesehatan
1. Desa siaga aktif
Desa beru-beru, desa kabuloang, desa belang-belang, desa pokkang, desa
guliling
2. Pengembangan upaya kesehatan sumberdaya masyarakat (UKBM)
posyandu balita, posyandu usila, polindes, poskestran, posbindu, PTM,
poskesdes
3. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
 Pengkajian perilaku hidup bersih dan sehat pada tantanan rumah
tangga
 Intervensi dan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada
kelompok rumah tangga, institusi pendidikan, institusi sarana
kesehatan,institusi TTU, Institusi tempat kerja, pondok pesantren
4. Penyuluhan NAPSA
Berjalan setiap bulan bersamaan dengan pertemuan PKK desa dan jadwal
posyanda
d. Kesehatan lingkungan (sanitasi)
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makananan dan minuman
3. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar
4. Pembinaan tempat-tempat umum
5. Klinik sanitasi
6. Sanitasi total berbasis masyarakat
e. P2 M dan surveilans
Meliputi Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakitmenular
1. Diare
2. Ispa
3. Kusta
4. TB paru
5. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV / AIDS
6. DBD
7. Malaria
8. Pencegahan dan penanggulangan rabies
9. Pelayanan imunisasi
10. Pengamatan penyakit (surveilens epidemiologi)
f. PHN (perkesma)
1. Pembinaan asuhan keperawatan pada keluarga rawan
2. Kegiatan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan
3. Pemberdayaan rawan dalam upaya kemandirian pada keluarga rawan
4. Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada kelompok rawan
g. Upaya kesehatan usia lanjut
1. Jumlah posyandu lansia yang di bina
2. Jumlah pra lansia dan lansia baru yang dilayani kesehatannya
3. Pembinaan petugas kesehatan pada kelompok
h. Upaya kesehatan jiwa
1. Pemberdayaan kelompok masyarakat khusus dalam upaya penemuan dini
dan rujukan kasus gangguan kejiwaan
2. Kejiwaan kasus gangguan perilaku masalah napsa, dan dari rujukan kader
dan masyarakat
3. Penanganan kasus kesehatan jiwa, melalui rujukan rumah sakit/spesialis
4. Deteksi dini dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku, gangguan
jiwa, gangguan psikosomatik, masalah napsa dllyang datang berobat ke
puskesmas
i. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi
1. Pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada SD/MI
2. Perawatan kesehatan gigi pada SD/MI
3. Bumil yang mendapat perawatan kesehatan gigi
3) Perencanaan upaya kesehatan masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
Puskesmas beru-beru kabupaten mamuju, melakukan perencanaan yang baik,
mempermudahb akses masyarakat dan melakukan pengukuran terhadap kinerja
pegawainya terhadap upaya kesehatan masyarakat
Melakukan pengukuran terhadap kinerja dilakukan secara konsisten sebagai
sebuah persyaratan dan sistem manajemen mutu, melalui upaya sebagai berikut:
1. Kegiatan perencanaan yang baik meliputi:
a. Penetapan sasaran mutu dan persaratan kegiatan pelayanan upaya
kesehatan masyarakat (UKM)
b. Perencanaan dengan berbasis kebutuhan masyarakat melalui survey
kebutuhan masyarakat
c. Perencanaan dengan memperhatikan masukan-masukan dan saran dari
kotak saran dan dari media komunikasi yang lain seperti email, sms dll
2. Kegiatan mempermudah akses masyarakat meliputi :
a. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen dan menyediakan sumber
daya yang spesifik untuk pelayanan Upaya kesehatan Masyarakat (UKM)
b. Memberikan kesempatan yang mudah bagi masyarakat untuk memberikan
umpan balik terhadap kegiatan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
c. Membentuk suatu forum komunikasi antara masyarakat wilayah puskesmas
beru-beru yaitu FKMP (forum komunikasi masyarakat puskesmas),
dimaksudkan supaya semua aspirasi masyarakat terkumpul dan
tersampaikan untuk peningkatan pelayanan puskesmas beru-beru baik
didalam maupun diluar gedung
3. Pengukuran terhadap kinerja, meliputi:
a. Aktivitas perifikasi validasi, pemantauan, inspeksi, dan pengujian yang
spesifik pada tiap Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
b. Catatan mutu yang di butuhkan untuk menunjukkan bukti bahwa proses
realisasi dan hasil pelayanan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
memenuhi persyaratan
4) Proses yang berhubungan dengan sasaran
A. Penetapan persyaratan sasaran
Puskesmas beru-beru kabupaten mamuju menetapkan persyaratan yang terkait
dengan ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu dalam pelayanan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Penetapan persyaratan tersebut anatara
lain:
1. Sasaran imunisasi
 Imunisasi HB0 : anak usia 0-7 hari
 Imunisasi BCG, Polio 1 : anak usia 1 bulan
 Imunisasi DPT/HB 1, Polio 2 : anak usia 2 bulan
 Imunisasi DPT/HB 2, polio 3 : anak usia 3 bulan
 Imunisasi DPT HB 3, polio 4 : anak usia 4 bulan
2. Sasaran gizi sesuai masing-masing kegiatan
3. Sasaran KIA dan KB sesuai masing-masing kegiatannya
4. Sasaran posyandu adalah ibu dan balita
5. Sasaran posyandu lansia adalah usia mulai 50 tahun keatas
6. Sasaran promkes sesuai masing-masing kegiatannya
7. Sasaran sanitasi sesuai masing-masing kegiatannya
8. Sasaran P2P dan surveilens sesuai masing-masing kegiatannya
B. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
Puskesmas beru-beru kabupaten mamuju secara berkala meninjau persyaratan
yang berhubungan dengan pelayanan upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Tinjauan ini dilaksanakan sebagai bentuk komitmen puskesmas beru-beru
memeberikan pelayanan kepada masyarakat dan memastikan bahwa:
1. Persyaratan pelayanan upaya kesehatan masyarakat dalam bentuk program
dan kegiatan yang telah ditentukan
2. Puskesmas beru-beru kabupaten mamuju selalu berusaha terus menerus
memenuhi persaratan yang telah ditentukan
3. Puskesmas beru-beru akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait
untuk mengupayakan memenuhi kekurangan yang dimiliki
C. Komunikasi dengan sasaran
Puskesmas beru-beru menetapkan dan menerapkan informasi yang efektif
untuk komunikasi dengan masyarakat atau sasaran pelayanan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) melalui mekanisme meliputi :
1. Informasi yang diberikan melalui poster, leaflet atau lembar pemberitahuan
yang ditempelkan di tempat-tempat umum
2. Kegiatan di posyandu yang dilakukan secara terjadwal
3. Pertemuan forum komunikasi masyarakat dan puskesmas (FKMP) yang
dilakukan setiap bulan secara terjadwal
4. Umpan balik dari masyarakat melalui survey kepuasan masyarakat
terhadap kegiatan atau program-program UKM puskesmas beru-beru
5) Pembelian dan pengadaan
Puskesmas beru-beru kabupaten mamuju, memastikan bahwa pembelian maupun
pengadaan material/peralatan untuk keperluan pelayanan kepada masyarakat
diperolah dari institusi yaitu:
Kegiatan pembelian :
Dilakukan dengan pihak ketiga yang mempunyai ijin usaha pengadaan barang
yang dibutuhkan oleh puskesmas
Kegiata pengadaan :
1. Pengadaan obat-obatan, cairan dan regensia serta bahan kesehatan lainnya dari
Dinas Kesehata Kabupaten
2. Penegadaan PMT dan Mp ASI dari DInas Kesehatan Kabupaten
3. Pengadaan ATK bida dilakukan melalui pihak ketiga atau bisa juga beli secara
langsung
A. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas
a. Pengendalian proses penyelenggara upaya
Puskesmas beru-beru kebupaten mamuju merencanakan dan melaksanakan
pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) pada keadaan kondisi yang
dikendalikan untuk mendapatkan hasil yang optimal, meliputi :
1. Tersedianya kebijakan dan intruksi kerja, berupa :
 Surat keputusan
 Standard operasional prosedur
2. Tersedianya peralatan atau sarana yang sesuai, berupa :
 Sarana media promosi kesehatan berupa lefleat, brosur, poster dan lain-
lain yang mewakili
 Tersedianya papan pengumuman atau banner-banner yang dipajang di
puskesmas beru-beru
3. Tersedia tenaga yang sesuai, yaitu :
 Memiliki tenaga promosi kesehatan yang berkompeten
 Seluruh kader posyandu di wilayah puskesmas beru-berub
b. Validasi Proses Penyelenggara Upaya
Puskesmas beru-beru kabupaten mamuju melakukan validasi pelayanan
penyelenggaraan upaya yang hasilnya menjadi rencana tindak lanjut dan bahan
perbaikan yang akan dilakukan oleh tim audit internal dan tim beru-beru
puskesmas.
Mekanisme dan tatacara validasi terhadap pelayanan penyelenggaraan upaya
kesehatan rinci sebagaimana diatur dalam kegiatan atau program masing-
masing yang biasa dilakukan
c. Identifikasi dan mampu telusur
Pelayanan upaya kesehatanmasyarakat (UKM) yang dilakukan di puskesmas
Beru-Beru dimulai dari proses identifikasi atau survey kebutuhan masyarakat
terhadap upaya yang menjadi program dan kegiatan di terkait. Survey
kebutuhan masyarakat dan kegiatan integrative dan masyarakat tersebut
diharapkan mampu mewakili aspirasi dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan masyarakat yang nantinya akan dijabarkan puskesmas
beru-beru kedalam RUK (rencana Usulan Kegiatan) dann diajukan ke Dinas
Kesehatan Mamuju untuk persetujuan anggaran dan kegiatannya
d. Hak dan kewajiban sasaran
Hak :
1. Mendapatkan kejelasan langkah tentang rencana kegiatan upaya yang akan
dilakukan di masyarakat oleh petugas
2. Bisa meminta penjelasan atau petunjuk dari petugas tentang permasalahan
kesehatan yang terjadi di masyarakat
3. Mendapatkan pelayanan kegiatan upaya di masyarakat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat tersebut
4. Bisa menolak kegiatan upaya yang dilakukan petugas jika kegiatan tersebut
bertentangan dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat
5. Bisa mendapat informasi tentang hasil kegiatan upaya terhadap masyarakat
Kewajiban :
1. Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan terlibat dalam kegiatan
upaya kesehatan masyarakat oleh petugas
2. Mematuhi dan memenuhi petunjuk petugas terhadap upaya pemeliharaan
kesehatan masyarakat
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku dalam kegiatan upaya
4. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerja puskesmas beru-beru
5. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemeratan dan terjangkau
pemerataan kesehatan yang diselenggarakan
6. Memelihara dan meningkatkan kesehatan program, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
7. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas beru-beru
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
8. Melakuakan koordinasi dengan sector terkait dalam pemberian pelayanan
kesehatan seperti pustu, posyandu, poskesdes dan jaringan pelayanan
kesehatan lain dan dalam fungsi pembinaan (Dinkes Kabupaten Mamuju
dan jaringan pelayanan kesehatan lain dan dalam fungsi pembinaan
(Dinkes Kabupaten dan Kantor Kecamatan)
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
Puskesmasberu-beru melakukan pemeliharaan terhadap barang milik
pelanggan pada pelayanan UKM
f. Manajemen resiko dan keselamatan pasien
Puskesmas beru-beru menerapkan manajemen resiko dan keselamatan terhadap
masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan telah tertulis secara rinci di pedoman peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang telahdibuat
6) Pengukuran analisis dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM
1. Puskesmas beru-beru merencanakan dan menerapkan pemantauan,
pengukuran, analisa dan proses peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang
diperlukan dan bertujuan:
a. Untuk menunjukkan kesesuaian prosuk/layanan upaya kepada masyarakat
b. Untuk memastikan kesesuaian dari manajemen mutu
c. Untuk meningkatkan terus menerus efektivitas sistem manajemen mutu
Kegiatan ini termasuk penentuan metode yang dapat digunakan, termasuk
tehnik analisa dan jangkauan pelayanannya.
2. Kepuasan pelanggan
Sebagai salah satu pengukuran kinerja sistem manajemen mutu, puskesmas
beru-beru kabupaten mamuju memantau informasi tentang persepsi masyarakat
mengenai apakah puskesmas beru-beru telah memenuhi harapan dan
memberikan kepuasan dalam memberikan pelayanan upaya kesehatan
masyarakat kepada masyarkat.
Persiapan, penjadwalan, pelaksanaan serta pelaporan survey kepuasan disusun
dan diagendakan tersistem oleh tim mutu puskesmas beru-beru. Pembagian
kuesioner juga dilakukan untuk menmgetahui tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kinerja pelayanan kesehatan puskesmas beru-beru.
3. Audit internal
Untuk memastikan efektivitas sistem manajemen mutu yang diterapkan,di
puskesmas beru-beru dilakukan audit internal secara periodik, yang dilakukan
terjadwal dan dilakukan pembahasan dalam pertemuan internal tim audit
internal dan unit terkait yang diperlukan. Audit dilakukan oleh petugas / tim
yang telah dibentuk dengan keputusan kepala puskesmas.
Audit internal dilakukan berdasarkan prosedur dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam standar operasional prosedur (SOP) audit internal puskesmas
beru-beru metode audit dilakukan dengan wawancara langsung kepada audit
pengamatan langsung (observasi). Setiap temuan audit dicacat dan
didokumentasikan dalam laporan ketidak sesuaian dan digunakan untuk
memonitor dan mengevaluasi tindakan kreksiyang dilakukan. Ketua tim audit
internal melaporkan hasil kegiatan dan temuan tim audit yang tidak dapat
terselesaikan terutama mengenai permasalahan puskesmas. Wakil manajemen
mutu dan kepala puskesmas pada ahirnya sebagai bahan masukan untuk rapat
tinjauan manajemen.
Audit internal dilaksanakan setiap 6 bulan sekali atau setahun biasanya
dilakukan 2 kali. Adanya teman audit merupakan bahan yang akan menjadi
bahasan utama sebagai permasalahan puskesmas yang harus dipertimbangkan
dan difikirkan jalan keluar dan perbaikannya.
4. Pemantauan dan pengukuran proses layanan upaya
Puskesmas beru-beru kabupaten mamuju menerapkan metode yang sesuai
untuk pemantauan dan pengukuran proses-proses sistem manajemen mutu dan
layanan upaya. Metode-metode ini menunjukkan kemampuan proses-proses
dalam mencapai hasil yang direncanakan. Jika hasil yang direncanakan tidak
tercapai, perbaikan dan tindakan perbaikan dilaksanakan sesuai kebutuhan
untuk memastikan kesesuaian produk atau layanan upaya.
5. Pemantaun dan pengukuran hasil layanan upaya
a. Puskesmas beru-beru melakukan pemantauan terhadap semua tahap proses
untuk memastikan bahwa produk atau layanan upaya yang diberikan
kepada masyarakat memiliki akses legalitas sesuai peraturan standar
akreditasi
b. Kegiatan pemantauan dimaksudkan sebagai bahan pemeriksaan,
pengawasan dan perifikasi dilakukan oleh tim atau individu petugas yang
ditunjuk oleh wakil manajemen mutu;
c. Tim atau individu yang ditunjuk oleh wakil manajemen mutu diberikan
surat penugasan dan harus diketahui dan atas persetujuan kepala
puskesmas.
d. Setiap berkas yang masuk harus melewati inspeksi agar apabila terjadi
kekurangan atau ketidak sesuaian dapat dilengkapi dan dilakukan inspeksi
ulang;
e. Waki manajemen mutu bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
pemantauan
6. Pengendalian terhadapproduk/hasil layanan klinis tidak sesuai
a. Puskesmas beru-beru menetapkan dan memelihara prosedur
terdokumentasi untuk memastikan bahwa produk atau layanan upaya di
masyarakat yang salah tidak akan terulang
b. Puskesmas beru-beru menetapkan wakil manajemen bertanggungjawab
meninjau ketidak sesuaian produk atau layanan upaya yang tidak sesuai
dan diberi wewenang untuk memberikan tindak lanjutnya, sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
c. Produk atau layanan upaya kepada masyarakat yang tidak sesuai diketahui
melalui inspeksi, terindentifikasi didokumentasi dan diklafikasikan atau
dengan kasusnya.
d. Terhadap produk atau layanan upaya yang telah dilaksanakan tindakan
koreksi, lalu dilakukan inspeksi atau perifikasi ulang untuk memastikan
bahwa perbaikan/tindakan mkoreksi telah memenuhi spesifikasi atau
standar yang telah ditetapkan
7. Analisa data
Puskesmas beru beru kabupaten mamuju menentukan, mengumpulkan dan
menganalisis data layanan upaya kepada masyarakat yang sesuai untuk
menunjukkan kesesuaian dan efektivitas dari sistem manajemen mutu serta
mengevaluasi peningkatan secara terus menerus yang dapat dilakukan. Analisis
ini mencakup data. Analisis ini mencakup data yanhg dihasilka dari pemantaun
dan pengukuran serta serta sumber terkait lainnya;
Analisis data menyediakan informasi yang berkaitan dengan :
a. Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan upaya puskesmas
b. Kesesuaian terhadap persyaratan atau standard pelayanan upaya
c. Karakteristik dan kecenderungan dan proses-proses pelayanan termasuk
peluang untuk tindakan pencegahan
Hasil dari data rapat tinjauan manajemen, meliputi :
a. Hasil arapat tinjauan menajemen sebelumnya yang bel;um terselesaikan
b. Hasil audit internal, hasil audit internal, hasil audit mutu kinerja dan hasil
audit mutu layanan upaya
c. Temuan antisipatif manjemen resiko terhadap layanan upaya
d. Hasil kegiatan umpan balik dan survey pelanggan layanan upaya
e. Tindakan-tindakan koreksi dan pencegahan layananan upaya yang
dilakukan
f. Kebijakan mutu dan layanan uoaya puskesmas
g. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu
danlayanan/penyelenggaraan kegiatan layanan upaya
h. Informasi yang berkaitan dengan pelayanan upaya kepada masyarakat dan
produk-produk layanan klinis yang tidak sesuai
8. Peningkatan berkelanjutan
Puskesmas beru-beru kabupaten mamuju secara terus menerus meningkatkan
sistem manajemen mutu layanan upaya kepada masyarakat dengan
menggunakan kebiajikan mutu, sasaran mutu hasil audit analisa data, tindakan
perbaikan dan pencegahan serta tinjauan manajemen. Puskesmas beru-beru
akan terus menerus melakukan peningkatan-peningkatan pelayanan sesuai
dengan tuntutan masyarakat
9. Tindakan koreksi
Tindakan koreksi yang dilakukan oleh puskesmas beru-beru merupakan pada
upaya kesehatan masyarakat (UKM) bertujuan untuk mengurangi,
mengidentifikasi penyebab dari ketidak sesuaian mutu layanan upaya antara
lain :
a. Penentuan sasaran dan pelaksanaan tindakan diperlukan agar ketidak
sesuaian mutu layanan upaya tidak akan terulang
b. Mengevaluasi dan memastikan pencatatan hasil layanan upaya dilakukan
secara benar
c. Peninjauan terhadap tindakan perbaikan layanan upaya yang telah
dilakukan
d. Peninjauan terhadap pelayanan atau produk terhadap standar operasional
prosedur (SOP) yang tidak sesuai
e. Peninjauan terhadap sasaran yang tidak dapat terpenuhi
f. Peninjauan terhadap penyimpangan dari rencana dan sasaran mutu
puskesmas beru-beru
g. Hasil ahir yang tidak dapat diterima berasal dari proses kajian, verifikasi,
validasi, dan modefikasi, desain dan pengembangan layanan upaya
h. Proses kerja layanan upaya yang buruk/tidak memenuhi persyaratan dari
personil dan sistem (SOP)
i. Komplen dari pelanggan puskesmas beru-beru atau pihak-pihak yang dapat
di identifikasi secara jelas
j. Temuan hasil audit yang tidak memuaskan dari unit terkait
k. Ketidak sesuaian yang tidak teridentifikasi kedalam proses monitoring dan
pengukuran dari pelayanan upaya
l. Ketidak sesuaian yang tidak ditemukan dituangkan dalam formulir
permintaan tindakan koreksi dan diajukan kepada wakil manajemen mutu
untuk segera melakukan perbaikan bersama kepala puskesmas dan seluruh
staf
m. Keluhan dari pelangganpuskesmas beru-beru (baik lisan maupun tertulis)
diterima oleh bagian layanan keluhan, keluhan tersebut didapat dari kotak
saran, mediainformasi atau secara langsung dan dituangkan dalam buku
keluha masyarakat pada tim survey dan keluhan pelanggan selanjutnya
dilaporkan kewakil manajemen mutu untuk mencari penyebab keluhan dan
melaksanakan tindak lanjut terhadap keluhan pelanggan
n. Tindakan pencegahan
Wakil manajemen mutu dengan bagian terkait melakukan tindakan
pencegaha dengan cara menganalisa terhadap penyebab-penyebab atau
resiko-resiko yang berpotensi menyebabkan terjadinya kesesuaian pada
mutu layanan upaya denga cara melakukan :
1. Cross cek dokumen/syarat
2. Self assesmen oleh tim audit internal atas permintaan wakil manajemen
mutu
3. Koreksi oleh auditor
4. Perifikasi ahir melalui mekanisme rapat tinjauan manajemen
7) Upaya kesehatan perorangan (UKP)
1. Perencanaan pelayanan klinis
Puskesmas beru-beru melakukan perencanaan yang baik terhadap
kegiatanpelayanan klinis. Kegiatan perencanaan yang baik,dilakukan secara
konsisten sebagai sebuah persyaratan dari sistem manajemen mutu, melalui
kegiatan perencanaan pelayanan klinis baik terhadap kebijakan dan prosedur,
sarana dan peralatan medis serta sumber daya manusia (SDM) meliputi :
a. Kegiatan perencanaan kebijakan dan prosedur, meliputi :
 Surat keputusan
 SOP
b. Kegiatan perencanaan sarana dan peralatan medis, meliputi :
 Perencanaan pembangunan gedung rawat jalan
 Perencanaan pengadaan peralatan medis
c. Kegiatan perencanaan sumber daya manusia (SDM), meliputi :
 Pelatihan PPGD
 Pelatihan ACLS
 Pelatihan BLS
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
A. Penetapan persyaratan sasaran
Puskesmas beru-beru menetapkan persyaratan yang terkait dengan ruang
lingkup penerapan sistem manajemen mutu dalam pelayanan-pelayanan
klinis. Penetapan persyaratan tersebut meliputi :
a. Sasaran pasien rawat jalan
 Pasien umum
 Pasien BPJS
B. Tinjaun terhadap persyaratan sasaran
Puskesmas beru-beru secara berkala menilai dan mininjau terhadap
persyaratanyang berhubungan dengan pelayanan klinis. Tinjauan ini
dilaksanakan sebagai bentuk komitmenpuskesmas beru-beru memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan memastikan bahwa :
a. Persyaratan pelayanan klinis dalam bentuk program dan kegiatan telah
diuraikan
b. Puskesmas beru-beru selalu berusaha terus menerus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan
c. Puskesmas beru-beruterus melakukan koordinasi dengan pihak terkait
untuk mengupayakan memenuhi kekurangan yang dimiliki
C. Komunikasi dengan sasaran
Puskesmas beru-beru menetapkan dan menerapkan informasi yang efektif
untuk komunikasi dengan masyarakat atau sasaran pelayanan klinis melalui
mekanisme meliputi :
a. Informasi yang diberikan melalui poster, lefleat atau lembar
pemberitahuan tentang jenis dan jadwal pelayanan yang ditempelkan
puskesmas;
b. Kegiatan penyuluhan kesehatan terhadap pasien rawat jalan
3. Pembelian / pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis
a. Proses pembelian dan pengadaan
Puskesmas beru-beru memastikan pembelian maupun pengadaan
material/peralatan untuk keprluan pelayanan klinis kepada masyarakat
diperoleh dari institusi yaitu :
Kegiatan pembelian :
1) Melalui pihak tiga
2) Pembelian langsung
b. Verifikasi barang yang dibeli
Puskesmas beru-berumemastikan barang atau keperluan yang dilakukan
pembelian telah melalui proses verifikasi oleh Tim penerima barang
sehingga dipastikan barang tersebut adalah tepat jumlah dan tepat mutu.
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
1) Pengendalian proses pelayanan klinis
Puskesmas beru-beru kanupaten mamuju merencanakan dan melaksanakan
pelayanan klinis pada keadaan kondisi yang dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang optimal, meliputi :
a. Tersedianya kebijakan dan intruksi kerja, berupa :
 Surat keputusan
 Standard operasional prosedur
b. Tersedianya peralatan/sarana yang sesuai, berupa :
 Sarana pelayanan medis yang baik dan peralatan yang cukup;
 Peralatan labolatorium berupa pemeriksaan TBimonologi
berteknologikimia klinik HB
c. Tersedianya tenaga kesehatan yang sesuai, berupa :
 Memiliki satu dokter umum
 Tenaga perawat umum
2) Validasi proses pelayanan
 Puskesmas beru-beru melakukan validasi pelayanan klinis yang
hasilnya menjadi rencana tindak lanjut dan bahan perbaikan yang
akan dilakukanoleh tim audit internal dan tim mutu puskesmas
beru-beru
 Validasi ini termasuk untuk proses dimana ketidak sesuaian terjadi
baik sebelum pelayanan dilakukan maupun setelah diberikan
3) Identifikasi dan ketelusuran
Puskesmas beru-beru menjamin bahwa pasien yang menggunakan
pelayanan klinis dipuskesmas akan terpenuhi hak-haknya sehingga
diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada pasien. Selain hal
tersebut, pasien juga harus melaksanakan kewajibannya sebagai
pasien demi menjamin keberlangsungan pelayanan yang baik, timbal
balik dan saling menghormati
4) Hak dan kewajiban pasien
A. Hak pasien
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di puskesmas
2. Memeperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil jujur dan tanpa
deskriminasi
4. Memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standard
profesi dan standard operasional prosedur
5. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atau kualitas pelayanan yang ditetapkan
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai denga keinginannya dan
peraturan yang berlaku di puskesmas
8. Meminta berkonsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain (second opinion)
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medis
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
11. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnose dan tatacara tindakan
medis, alternative tindakan yang dilakukan psertaperkiraan biaya
pengobatan
12. Didampingi keluarga dalam keadaan keritis
13. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan
14. Mengajukan usul,saran, perbaikan atas perlakuan puskesmas terhadap
dirinya
B. kewajiban pasien
1. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter dan doter gigi
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima, kecuali yang
mempunyai asuransi
5) Pemeliharaan barang milik pelanggan
Puskesmas beru-beru melaksanakan pemeliharaan terhadap barang milik
pelanggan pada pelayanan klinis, meliputi :
Specimen atau dokumen rekam medik (misalnya) melalui pengamanan
dokumen-dokumen yang sesuai dengan sistem yang diterapkan
dipuskesmas beru-beru
6) Manajemen resiko dan keselamatan pasien
Puskesmas beru-beru memastikan kelengkapan instrument dan standar
implementasi dalam manajemen resiko dan keselamatan pasien, ) Patient
safety) telah menjadi isu global dalam pelayanan kesehatan termasuk
jugadi puskesmas. Ada 5 isu penting yang terkait dalam keselamatan (paien
safety) dibidang kesehatan yang juga di adopsi oleh puskesmas beru-beru,
yaitu;
 Keselamatan pasien
 Keselamatan pekerja atau petugas kesehatan
 Keselamatan bangunan dan peralatan yang bisa berdampak pada
keselamatan pasien dan petugas
 Keselamatan lingkungan yang terdampak terhadap pencemaran
lingkungan
 Keselamatan lanjutan pelayanan puskesmas
Pelaksanakan manajemen resiko dan keselamatan pasien di puskesmas beru-
beru memiliki tujuan, meliputi :
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas beru-beru
 Meningkatkan akuntabilitas puskesmas beru-beru terhadap pasien dan
masyarakat
 Menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas beru-
beru
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan di puskesmas beru-beru
7) Peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP) pelayanan klinis
Klinis
a. Penilaian indikator kinerja klinis
Dalam rangka peningkatan implemantasi mutu dan keselamatan pasien
(PMKP) pelayanan klinis di puskesmas beru-beru sebagaimana
ketentuan dalam pelaksanaan (patient safety) memiliki 7 standar atau
indikator kinerja klinis keselamatan pasien, meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatkan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningktakan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
b.Pelaporan insiden keselamatan pasien
Setiap kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadiannyaris cidera
(KNC) dan berpotensi menimbulkan bahaya pada pelayanan klinis
disetiap unit puskesmas beru-ber, harus segera di tindak lanjuti,
meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD) setiap unit puskemas
beru-beru, wajib segera ditindak lanjuti (dicegah/ditangani) untuk
mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan
2. Setelah ditindak lanjuti, setiap petugas segara buat laporan
insidennya dengan mengisi formulir laporan insiden pada ahir jam
kerja/shift kepada atasan langsung yaitu penanggung jawab unit
masing-masing paling lambat 2 x 24 jam
3. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading
resiko terhadap insiden yang dilaporkan
4. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis
yang akan dilakukan sebgai berikut :
a) Grade biru :
Investigasi sederhana oleh atasan langsung dalam hal ini
penanggung jawab unit masing-masing, waktu maksimal 1
minggu
b) Grade hijau
Investigasi sederhana oleh atasan langsung dalam hal ini
penanggung jawab unit masing-masing, waktu maksimal 2
minggu
c) Grade kuning
Investigasi komprehensif menggunakan analisis akar masalah
atau root cause analysis (RCA) oleh tim manajemen mutu
puskesmas beru-beru, waktu maksimal 45 hari
d) Grade merah
Investigasi komprehensif menggunakan analisis akar maslah
atau root cause analisis (RCA) oleh tim manajemen mutu
puskesmas beru-beru, waktu maksimal 45 hari;
5. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan oleh atasan langsung
dalam hal ini penanggung jawab unit masing-masing kepada tim
manajemen mutu
6. Selanjutnya tim manajemen mutu akan menganalisis kembali hasil
investigasi dan laporan insiden untuk menentukan apakah perlu
dilakukan investigasi lanjutan root cause analysis (RCA)
denganmelakukan regarding
7. Setelah melakukan root cause analiysis (RCA) tim manajemen
mutu akan memberikan laporan dan rekomendasi untuk perbaikan
serta peringatan berupa petunjuk / safety alert untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali
8. Hasil root cause analysis (RCA), rekomendasi dan rencana kerja
dilaporkan kepada kepala puskesmas beru-beru
9. Rekomendasi untuk perbaikan dan peringatan diberikan untuk
umpan balik oleh tim manajemen mutu kepada unit terkait
10. Monitoring dan evaluasi perbaikan dilakukan oleh tim manajemen
mutu
c. Penerapan manajemen resiko
Puskesmas beru-beru menjalankan implementasi atau penerapan
manejemen resiko dan keselamatan pasien berdasarkan 7 standar atau
indikator kinerja keselmatan pasien di puskesmas beru-beru, meliputi :
1. Standard 1
Membangun kesadaran nilai0nilai keselmatan pasien
penerapan/implementasi
1) Puskesmas beru-beru memastikan memiliki kebijakan yang
menjabarkan apa yang harus dilakukan staf setelah terjadi
insiden, bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta harus
dilakukan dan lingkungan apa yang harus dilakukan dan
dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan
keluarganya
2) Memastikan puskesmas beru-beru memiliki kebijakan yang
menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilaman terjadi
insiden
3) Menumbuhkan budaya melapor dan belajar dari insiden yang
terjadi dipuskesmas beru-beru
4) Melakukan assessment dengan menggunakan survey penilaian
keselamatan pasien
2. Standard 2
Komitmen manajemen dalam memimpin dan mendukung staf
dalam program keselmatan pasien
Penerapan/implementasi :
1) Puskesmas beru-beru memastikan ada anggota manejemen yang
bertanggung jawab terhadap keselamatan pasien
2) Dilakukan identifikasi terhadap orang-orang yang bisa menjadi
penggerak dalam program dalam keselamatan pasien
3) Perioritaskan keselamatan pasien dalam agenda pertemuan
pimpinan atau manajemen
4) Memasukkan program keselamatan pasien dalam semua
program latihan staf puskesmas dan memastikan pelatihan ini
diikuti dan diuukur efektivitasnya
3. Standard 3
Penerapan / implementasi
1) Telaah kembali struktur dan proses yang ada dalam manajemen
resiko klinis maupun non klinis, serta memastikan hasil tersebut
mencakup dan terintegrasi dengan keselamatan pasien dan staf
2) Mengembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem
pengelolaan resiko yang dapat dimonitor oleh manajemen
3) Menggunakan informasi yang benar dan jelas dari sistem
pelaporan insiden dan assessment resiko untuk dapat secara
proaktif meningkatkan terhadap kepedulian pasien
4. Standard 4
Penerapan / implementasi
1) Puskesmas beru-beru melengkapi rencana implementasi sistem
pelaporan insiden
2) Pelaporan terhadap insiden kajian yang tidak diharapkan dan
nyaris cedera dilakukan dengan tepat waktu
5. Standard 5
Penerapan/implementasi
1) Puskesmas beru-beru memastikan memiliki kebijakan yang
secara jelas yang menjabarkan cara-cara komunikasi terbuka
tentang insiden dengan pasien dan keluarganya
2) Puskesmas beru-beru memastikan pasien dan keluarganya
mendapat informasi yang benar dan jelas bila terjadi insiden
3) Manajemen memberikan dukungan, pelatihan dan dorongan
semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan
keluarganya
6. Standard 6
1) Puskesmas beru-beru memastikan staf yang terkait telah terlatih
untuk melakukan kajian insiden secara tepat yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi penyebab
2) Puskesmas beru-beru memastikan mengembangkan kebijakan
yang menjabarkan dengan jelas criteria pelaksanaan Analisis
Akar Masalah (root cause analyse) atau filaure Modes And
Effect Analyst (FMEA) atau metode analisis yang lain yang
harus mencakup semua insiden yang telah terjadi dan diminum
satu kali pertahun untuk proses resiko tinggi
7. Standard 7
Penerapan / implementasi
1) Puskesmas beru-beru menggunakan informasi yang benar dan
jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan, assessment resiko,
kajian insiden dan audit serta analisis untuk menentukan
penyelesaian permasalahan
2) Penyelesaian permasalahan tersebut dapat mencakup penjabaran
struktur dan proses, penyesuain pelatihan sataf atau kegiatan
klinis, termasuk menggunakan instrument yang menjamin
keselamatan pasien
d.Analisis dan tindak lanjut
Puskesmas beru-beru melakukan kegiatan analisis terdapat insiden
yang tidak diharapkan melalui sebuah mekanisme pelaporan diatas
dengan menggunakan from laporan insiden.
Selanjutnya analisis dilakukan oleh tim manajemen mutu dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas. Kejadian tersebut selanjutnya
diupayakan penyelesaiannya sebagai bentuk tindak lanjut dari
permasalahan tersebut
5. Pengukuran analisis dan penyempurnaan pelayanan klinis
1) Umum
Puskesmas beru-beru merencanakan dan menerapkan pemantauan,
pengukuran, analisa dan proses peningktan pelayanan klinis yang
diperlukan yang bertujuan :
a. Untuk menunjukkan kesesuaian produk / layanan klinis
b.Untuk memastikan kesesuaian dari manajemen mutu
c. Untuk meningkatkan terus menerus efektivitas sistem manajemen mutu
Kegiatan ini termasuk penentuan metode yang dapat digunakan, termasuk
tehnik analisis dan jangkauan pelayanannya
2) Kepuasan pelanggan
Sebagai salah satu pengukuran kinerja sistem manajemen mutu, puskesmas
beru-beru memantau informasi tentang persepsi pelanggan mengenai
apakah puskesmas beru-beru telah memenuhi harapan dan mengenai
apakah puskesmas beru-beru telah memenuhi harapan dan memberikan
proses pelayanan klinis. Metode untuk memperoleh informasi dari
pelanggan tersebut dilakukan dengan memasang. Kotak saran dimasing-
masing ruang pelayanan
Lembar kepuasan dilengkapi dengan kolom isian, untuk mengetahui alas
an kepuasan / ketidak puasan pasien.
3) Audit internal
Untuk memastikan efektivitas sistem manajemen mutu yang diterapkan, di
puskesmas beru-beru dilakukan audit internal secara periodic dan terjadwal
serta selanjutnya akan dilakukan pembahasan dalam pertemuan internal tim
audit internal danunit terkait yang diperlukan. Audit dilakukan oleh
petugas / tim yang telah dibentuk dengan keputusan kepala puskesmas.
Audit internal dilakukan berdasarkan prosedur dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam standar operasional prosedur (SPO) audit internal
puskesmas beru-beru. Metode audit dilakukan dengan wawancara langsung
kepada audite dan pengamatan secara langsung (observasi). Setiap temuan
audit dicatat dalam laporan ketidak sesuaian dan mengevaluasi tindakan
koreksi yang dilakukan. Ketua tim audit internal melaporkan hasil kegiatan
dan temuan audit yang tidak dapat terselesaika kepada waki manajemen
mutu dengan sepengetahua kepala puskesmas sebagai bahan masukan
sebagai bahan tinjauan manajemen. Persiapan, penjadwalan, pelaksanaan
dan pelaporan audit, tindak lanjut atas tindak lanjut kesesuaian yang
ditemukan dan uraian-uraian lainnya disusun dan didokumentasikan secara
rinci
4) Pemantauan dan pengukuran proses layanan klinis
Puskesmas beru-beru menerapkan metode yang sesuai untuk pemantauan
dan pengukuran proses-proses sistem manajemen mutu pada layanan klinis.
Metode-metode ini menunjukkan kemampuan proses-proses dalam
mencapai hasil yang direncanakan. Jika hasil yang direncanakan tidak
tercapai, maka perbaikan dan tindakan perbaikan dilaksanakan sesuai
kebutuhan untuk memastikan kesesuaian produk atau layanan klinis
5) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan klinis
1.Puskesmas beru-beru melakukan pemantauan terhadap semua tahap pross
untuk memastikan bahwa produk atau layanan klinis yang diberikan
kepada masyarakat memiliki aspek legalitas sesuai peraturan dan standar
akreditsi ;
2.Kegiatan pemantaun dimaksudkan sebagai kegiatan pemeriksaan,
perawatan dan verifikasi dilakukan oleh tim atau individu petugas yang
ditunjuk oleh wakil manajemen mutu
3.Tim atau individu petugas yang ditunjuk oleh wakil manajemen mutu
dengan diketahui oleh kepala puskesmas beru-beru
4.Setiap berkas yang masuk harus melewati inspeksi agar apabila terjadi
kekurangan / ketidak sesuaian dapat dilengkapi dan dilakukan inspeksi
ulang
5.Wakil manajemen mutu bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan
pemantauan
6) Pengendalian terhadap produk / hasil layanan klinis tidak sesuai :
1.Puskesmas beru-beru menetapkan dan memelihara prosedur
terdokumentasi untuk memastikan bahwa produk atau layanan klinis
yang salah tidak akan terulang
2.Puskesmas beru-beru menetapkan wakil manajemen mutu yang
bertanggung jawab meninjau ketidak sesuain prosuk atau layanan klinis
yang tidak sesuai dan diberi wewenang untuk melakukan tindakan
selanjutnya, sesuai denganprosedur yang ditetapkan
3.Produk atau layanan klinis yang tidak sesuai diketahui melalui inspksi,
teridentifikasi, didokumentasi dan diklasifikasikan sesuai dengan
kasusnya
4.Terhadap produk atau layanan klinis yang telah dilaksanakan tindakan
koreksi dilakukan inspeksi dan verifikasi ulang untuk memastikan
bahwa perbaikan / tindakan koreksi telah memenuhi spesifikasi atau
standar yang telahditetapkan
7) Analisa data
Petugas menentukan, mengumpulkandan menganalisis data layanan klinis
yang sesuai untuk menunjukkan kesesuaian dan efektivitas kepada sistem
manajemen mutu serta untuk mengevaluasi peningkatan secara terus
menerus yang dapat dilakukan. Analisis ini mencakup data yang dihasilkan
dari pemantauan dan pengukuran serta sumber terkait lainnya.
Analisis data menyediakan informasi yang berkaitan dengan
1.Kepuasan pasien terhadap layanan klinis
2.Kesesuaian terhadap persyaratan atau pencapaian klinis
3.Karakteristik dan kecenderungan dari proses-proses pelayanan termasuk
peluang untuk tindakan pencegahan
Hasil dari data tinjauan manajemen, yang meliputi :
1. Hasil audit internal, hasil audit mutu kinerja dan hasil audit mutu
layanan klinis
2. Temuan antisipatif manajemen resiko terhadap layanan klinis
3. Hasil kegiatan umpan balik dan survey pelanggan layanan klinis
4. Tindakan-tindakan koreksi dan pencegahan layanan klinis yang
dilakukan
5. Kebijakan mutu dan layanan klinis puskesmas
6. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem menajemen mutu dan
layanan / penyelenggaraan kegiatan layanan klinis
7. Informasi yang berkaitan dengan pelayanan klinis dan produk-produk
layanan klinis yang tidak sesuai
8) Peningkatan berkelanjutan
Puskesmas beru-beru secara terus menerus meningkatkan sistem
manajemen mutu layanan klinis dengan menggunakan kebijakan mutu,
sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan
serta tinjauan manajemen. Puskesms beru-beru akan terus menerus
melakukan peningkatan-peningkatan pelayanan klinis sesuai dengan
tuntutan dari pasien.
9) Tindakan koreksi
Tindakan koreksi yang dilakukan oleh puskesmas beru-beru pada upaya
kesehatan perorangan (UKP) bertujuan untuk mengurangi,
mengidentifikasi penyebab dan ketidak sesuaian mutu layanan klinis antara
lain :
1. Penentuan sasaran dan pelaksanaan tindakan yang diperlukan agar
ketidak sesuaian mutu layanan klinis tidak akan terulang
2. Mengevaluasi dan memastikan pencatatan hasil tindakan klinis yang
telah dilakukan
3. Peninjauan terhadap tindakan perbaikan layanan klinis yang telah
dilakukan
4. Peninjauan terhadap pelayanan / produk dan standard operasional
prosedur yang tidak sesuai
5. Peninjaun terhadap sasaran yang tidak dapat dipenuhi
6. Peninjauan terhadap penyimpangan dari rencana dan sasaran mutu
puskesmas beru-beru
7. Hasil yang tidak dapat diterima yang bersal dari proses kajian,
perivikasi, validasi, dan modifikasi, desain dan pengemabngan layanan
klinis
8. Proses kerja layanan klinis yang buruk / tidak memenuhi persyaratan
dari personil dan sistem (sesuai SOP)
9. Complain dari pelanggan puskesmas beru-beru atau pihak-pihak yang
dapat diidentifikasi secara jelas
10. Temuan hasil audit yang tidak memuaskan dari unit terkait
11. Ketidaksesuaian yang tidak teridentifikasi kedalam proses monitoring
dan pengukuran dari pelayanan klinis
12. Ketidak sesuain yang ditemukan setiap personil dituangkan dalam
formulir permintaan tindakan koreksi dan diajukan kepada wakil
manajemen mutu untuk segera dilakukan tindakan perbaikan
13. Keluhan dari pelanggan puskesmas beru-beru (baik lisanmaupun
tertulis) diterima oleh bagian layanan keluhan, keluhan tersebut didapat
dari kotak saran, media informasi atau secara langsung dan dituangkan
dalam buku keluhan masyarakat pada tim survey dan keluhan
pelanggan selanjutnya dilaporkan ke wakil manajemen mutu untuk
mencari penyebab keluhan dan melaksanakan tindak lanjut keluhan
pelanggan selanjutnya dilaporkan ke wakil manajemen mutu untuk
mencari penyebab keluhan dan melaksanakan tindak lanjut keluhan dan
melaksanakan tindak lanjut keluhan pelanggan
10) Tindakan pencegahan
Wakil manajemen mutu dengan bagian terkait melakukan tindakan
pencegahan dengan cara menganalisa terhadap penyebab-penyebab atau
resiko-resiko yang berpotensi menyebabkan terjadinya ketidak sesuaian
pada mutu layanan klinis dengan cara melakukan :
1. Cross cek dokumen / syarat
2. Self assessment / penelitian oleh tim audit internal atas permintaan
wakil manajemen mutu
3. Koreksi oleh auditor
4. Verifikasi ahir melalui mekanisme rapat tinjauan manajemen
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI

Puskesmas beru-beru memastikan implemantasi sistem manajemen mutu dilakukan


monitoring dan evaluasi secara berkala sebagaimana prosedur prosedur monitoring dan
evaluasi yang berlaku. Monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan perencanaan yang
terjadwal melalui proses analisis terhadap temuan yang didapatkan, meliputi ruang lingkup
dengan ketentuan :

1. Penyerahan laporan dan evaluasi penyampaian sasaran mutu puskesmas beru-beru


maksimal sebelum tanggal 15 setiap triwulan kepada wakil manajemen mutu dengan
tembusan kepada kepala TU dan kepala puskesmas beru-beru
2. Laporan pencapaian sasarn mutu dibuat denga sedikitnya memuat 4 hal yaitu :
a. Deskripsi parameter sasaran mutu yang ditetapkan termasuk target pencapaian
b. Hasil pencapaian sasaran mutu sampai dengan periode pelaporan disajikan dalam
bentuk format pencapaian sasaran mutu dan angka-angka maupun grafik
c. Analisa akar penyebab masalah apabila hasil pencapaian sasaran mutu tidak
tercapai
d. Rencana tindakan koreksi yang akan dilakukan terhadap akar maslah dan target
waktu penyelesaian
3. Tata cara evaluasi data dan pelaporan dijabarkan secara detail dan terstruktur
BAB VII
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan


termasuk puskesmas, maka melaksanakan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
sangatlah penting salah satu upaya peningktanan mutu adalah dengan membentuk tim-tim
yang terkait dengan pelaksanaan sistem manajemen mutu dan mengemplementasikannya
dengan konsisten.

Manual mutu merupakan dokumen yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari
pelaksanaan sistem manajemen mutu yang merupakan panduan dalam pengelolaan proses
Implemantasi sistem Manajemen Mutu yang memuat juga sasaran mutu yang harus dicapai.
PEDOMAN MANUAL MUTU

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU


DINAS KESEHATAN
Jl. Poros Mamuju Kalukku, KM 44Kec.Kalukku Kab.Mamuju sulbar
Kode Pos.19561,No.Telp.082352386025,E-mail:pkmberuberu@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai