Penyusun :
Bagian Kepegawaian
Rencana Strategi (RENSTRA) atau Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun STIKes Bina
Putera Banjar telah disusun oleh tim penyusun Renstra disertai dengan Rencana Operasional
(RENOP)-nya yang berlaku tahun 2005 – 2022. Oleh karena adanya perubahan yang cepat,
mendasar dan signifikan, dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara, maka dunia pendidikan tinggi harus menyesuaikan diri terhadap perubahan-
perubahan tersebut.
BAB II
PROFIL PERGURUAN TINGGI
Keberadaan STIKes Bina Putera Banjar sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di
Kawasan Timur Indonesia, pada mulanya berasal dari penandatanganan Momerandum of
Understanding (MoU) antara pihak pemerintah Kabupaten Buru dengan Universitas Muslim
Indonesia Makassar, dalam rangka pengembangan sumber daya manusia melalui suatu
lembaga pendidikan tinggi pada tanggal 4 November 2000. Pada mulanya STIKes Bina Putera
Banjar dikenal dengan nama Universitas Muslim Indonesia Buru, dan ketika diterbitkannya Izin
Operasional oleh Dirjen DIKTI dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor : 154/D/O/2003 tertanggal 5 September 2003 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan
Program-Program Studi dan Pendirian STIKes Bina Putera Banjar di Kabupaten Buru – Maluku
diselenggarakan oleh Yayasan Muslim Buru di Maluku, dengan sendirinya UMI Buru berubah
nama menjadi STIKes Bina Putera Banjar.
STIKes Bina Putera Banjar (UNIQBU) didirikan di namlea pada tanggal 09 Sepetember
2003 yang merupakan salah satu amal usaha dari Yayasan Muslim Buru. Dalam kurun waktu 7
tahun UNIQBU telah mengalami perkembangan yang cukup baik.
Hal ini mengacu kepada RENSTRA UNIQBU dalam rangka mengatur perimbangan proporsi
populasi mahasiswa berdasarkan bidang keahlian dan jalur pendidikan, pembukaan
jurusan/fakultas baru dalam lingkungan STIKes Bina Putera Banjar merupakan suatu
kebutuhan yang sangat mendesak.
Pembukaan jurusan baru melalui peningkatan status program studi atau jurusan yang baru
dan pembukaan fakultas baru melalui peningkatan status jurusan atau fakultas baru akan
diupayakan dalam waktu yang tidak terlalu lama dengan tetap mengacu pada berbagai aspek
antara lain :
a. Jenis keahlian dan jalur pendidikan program studi baru yang akan dibuka.
b. Sumber daya manusia yang tersedia di UNIQBU.
c. Sumber daya pendukung lainnya yang tersedia di suatu bidang ilmu tertentu.
d. Sumber daya alam daerah, dan
e. Kebutuhan pasar kerja (daerah, nasional, dan internasional).
Jumlah dosen D3 0 0 0 0 0 0%
Jumlah dosen D4 0 0 0 0 0 0%
Masalah yang dihadapi kaitannya dengan SDM adalah: (1) Tingkat pendidikan dan jenjang
jabatan akademik dosen yang masih rendah, (2) system untuk reward dan punishment belum
memadai dan belum berjalan dengan baik, hal ini berdampak pada kurang termotivasinya
dosen dalam bekerja, (3) evaluasi kerja belum dilaksanakan secara konsisten, (4)
Pengembangan staf belum tersistem dengan baik, (5) Program pendidikan staf pengajar masih
terbatas, dan persaingan untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah juga relative tinggi,
hingga saat inii masih banyak dosen yang belum mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikannya, dan masih banyak pula dosen yang sedang mengurus usulan jenjang jabatan
akademik, pengelolaan motivasi bagi SDM belum banyak tergarap dengan konsisten karena
selama ini belum mendapatkan porsi perhatian yang cukup. Dari analisis di atas disimpulkan
bahwa akar masalahnya adalah kualitas system pengelolaan SDM masih rendah. Alternative
solusi yang diyakini dapat menyelesaikan masalah adalah (1) meningkatkan jenjang pendidikan
dan jenjang jabatan akademik staf pengajar, (2) Menyusun SOP tentang reward dan
punishment, (3) Mengadakan evaluasi kerja secara komprehensif dan berkelanjutan, (4)
Memperbaiki system pengembangan dosen.
STIKes Bina Putera Banjar dalam lima tahun ke depan melalui berbagai kebijakan dan
program operasional akan meningkatkan kualitas pendidikan sesuai mutu keluaran dan dunia
kerja, maka perlu dilakukan penataan sistem melalui kebijakan dan program strategis secara
efektif dan efisien, sehingga kebijakan operasional yang dilaksanakan sebagai berikut :
Mengoptimalkan beban tugas dosen sesuai dengan Sistem Kredit Semester (SKS),
Meningkatkan jumlah tenaga akademik, khususnya di bidang keteknikan dan meningkatkan
proporsi yang berpendidikan S2 dan S3. Meningkatkan kepekaan tenaga akademik terhadap
perkembangan mutakhir dari bidang ilmu masing-masing dan melakukan penyesuaian terhadap
tuntutan kebutuhan di bidang ilmunya. Penataan program rekrutment tenaga akademik dan
administrasi, yang berdasarkan profesionalisme. Meningkatkan kesejahteraan tenaga akademik
dan administrasi. Dan meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi mutakhir dan kegiatan
pembelajaran.
Kerjasama dan kemitraan pengabdian masyarakat telah terjalin dengan beberapa instansi
pemerintah, diantaranya Dinas Perikanan Kab. Buru dalam pemberdayaan masyarakat pesisir.
MOU yang ada di UNIQBU belum dimanfaatkan secara optimal, dengan program kerjasama
juga belum beragam. Dokumentasi dari pengabdian masyarakat masih lemah dan terkesan
parsial, pelaksanaan pengabdian masyarakat belum menyatu dengan kepentingan kompetensi
akademis mahasiswa, sedangkan pengabdian masyarakat masih rendah dilaksanakan oleh
dosen, karena pelaksaannya membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit sehingga
kesediaan dosen untuk itu masih minimal. Penelitian dan pengabdian masyarakat yang
memenangkan bantuan masih rendah sebagian besar dana yang digunakan untuk penelelitian
dan pengabdian masyarakat masih berasal dari PT, dan belum ada produk inovatif yang
dihasilkan.
Masalah yang dihadapi kaitannya dengan penelitian dan pengabdian masyarakat adalah (1)
Masih rendahnya motivasi dan kemampuan dosen melakukan penelitian dan pengabdian
masyarakat, (2) Lemahnya manajemen pengelolaan dari kegiatan pengabdian masyarakat, (3)
Penyelenggaran pengabdian masyarakat belum menyentuh kompetensi akademis, (4) Program
kegiatan kerjasama institusi belum komprehensif, (5) Kerjasama institusi belum dimanfaatkan
secara optimal.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat LPPM (Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat) belum pernah membuat jadwal bagi dosen untuk melaksanakan
pengabdian masyarakat, kegiatan hanya ditawarkan bagi dosen yang bersedia, sehingga
banyak dosen yang lebih memilih kegiatan lain, kurang adanya benang merah antara
pengabdian masyarakat dengan kompetensi secara sistemik membuat dosen merasa tugasnya
di pengajaran kurikuler kurang terdukung dengan kegiatan yang dilakukan. Penelitian juga
belum dapat dilaksanakan secara optimal karena membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak
sedikit, kolaborasi yang dilakukan dosen dengan mahasiswa untuk melakukan penelitian masih
minimal. Dari analisis diatas dapat disimpulkan akar masalahnya adalah kurangnya kualitas
pengelolaan pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Alternatif solusi yang diyakini dapat memecahkan masalah adalah: (1) Meningkatkan
motivasi dan kemampuan dosen untuk melakukan kegiatan penelitian dengan
menyelenggarakan pelatihan, (2) Mengkaitkan kegiatan pengabdian masyarakat dengan
kompetensi akademis, (3) meningkatkan kulaitas pengelolaan pelaksanaan penelitian dan
pengabdian masyarakat, (4) Memberikan pemahaman kepada dosen tentang target dan
kemanfaatan kegiatan yang dicanangkan oleh LPPM.
Di samping itu UNIQBU akan melibatkan dosen secara institusional, untuk ikut serta
melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat bersama dengan unit-unit penelitian
mutu pendidikan dan pengembangan kurikulum dasar dan menengah yang ada dikota Namlea
dan sekitarnya. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah daerah melalui
Dinas Pendidikan untuk bersama-sama melakukan penyiapan sumberdaya peneliti guna
mempercepatkan peningkatan mutu pelayanan tenaga kependidikan dan mutu produk lainnya.
BAB III
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DOSEN
DI STIKES BINA PUTERA BANJAR
Dosen sebagai tenaga pendidik memiliki tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga seorang dosen memiliki
peran sentral dan strategis untuk menentukan tinggi-rendahnya kualitas suatu perguruan tinggi.
Untuk tercapainya tujuan itu, maka kebijakan dan strategi pengembangan dosen patutlah
dijadikan sebagai salah satu agenda utama perguruan tinggi.
3.1 Kebijakan.
Penataan sistem pendidikan tinggi merupakan langkah strategis yang berfungsi untuk
memperbaiki kinerja perguruan tinggi disatu sisi dan mengantisipasi semakin ketatnya
persaingan antara perguruan tinggi akibat globalisasi dan otonomi daerah pada sisi lain.
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan serta peningkatan relevansi
dan kualitas pendidikan tinggi merupakan strategi yang akan dilaksanakan oleh UNIQBU lima
tahun ke depan melalui berbagai kebijakan dan program starategis sebagai berikut :
3.1.1 Beban Kerja Dosen
Mengacu pada pasal 27 UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu
beban kerja dosen diatur sekurang-kurangnya setara dengan 12 SKS dan sebanyak-
banyaknya 16 SKS, atau setara dengan 24 SKS dan sebanyak-banyaknya 32 SKS
dalam satu tahun, maka STIKes Bina Putera Banjar mewajibkan beban mengajar
bagi dosen tetap sebanyak 12 SKS per semester. Adapun proses pembelajaran
rencana perkuliahan dan praktikum dirapatkan oleh prodi dan bagian pengajaran
yang hasilnya meliputi daftar mata kuliah yang ditawarkan, jumlah kelas parallel,
jadwal kuliah, beban kerja dosen dan pengaturan ruang kuliah. Hasil rapat kemudian
dibawa ketingkat fakultas untuk dimintakan persetujuan dan surat tugas bagi setiap
dosen. Sebelum mengajar, setiap dosen diminta membuat SAP (Satuan Acara
Pengajaran) yang kemudian diteliti oleh bagian penjaminan mutu untuk disetujui.
Daftar hadir mahasiswa dipegang oleh masing-masing dosen setiap mengajar,
kegiatan mengajar ditulis setiap mengajar di LKD (Lembar Kontrol Dosen) untuk
mengontrol kehadiran dan juga dipergunakan oleh bagian keuangan setiap bulannya
untuk menghitung honorarium.
Kebijakan UNIQBU dalam meningkatkan Peningkatan Kualitas Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat adalah : Meningkatkan jumlah serta mutu pelatihan di
bidang penilitian yang berkesinambungan. Dan meningkatkan penyebarluasan hasil
penilitian melalui jurnal ilmiah, baik tingkat nasional maupun di tingkat internasional.
Meningkatkan penyebaran penerapan IPTEK tepat guna untuk dimanfaatkan oleh
masyarakat. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat dalam berbagai bidang ilmu
untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan.
Mengembangkan dan meningkatkan kerja sama dengan industri kerakyatan.
Melaksanakan pelatihan dan pendidikan ulang bagi tenaga industri.
3.1.2 Perekrutan Dosen
Proyeksi kebutuhan dosen STIKes Bina Putera Banjar disesuaikan dengan
jumlah mahasiswa yang kuliah di STIKes Bina Putera Banjar. Kebutuhan dosen
STIKes Bina Putera Banjar diproyeksi, mengalami perkembangan sesuai dengan
jumlah mahasiswa baru yang diterima setiap tahun.
System pengrekrutan dosen dilakukan dengan cara membuat berita lowongan
atau rekomendasi seleksi dalam bentuk tes wawancara kemudian micro teaching
dilanjutkan dengan seleksi pengalaman dosen dalam hal Tri Darma Perguruan
Tinggi, untuk kemampuan intelektualnya, UNIQBU mengacu pada IPK yang diraihnya
sehingga tidak mengadakan tes tertulis. Namun akan diuji kemampuan mereka dalam
untuk membuat Satpet/RPP yang akan dinilai oleh pihak lembaga. Reward dosen
akan diberikan setiap semester dengan perincian penilaian antara lain: Kehadiran
dosen, pembuatan SAP, penyerahan nilai tetap waktu, penelitian yang dilakukan,
pengabdian masyarakat yang dilaksanakan. Selain itu, akan direward pula sesuai
kebijaksanaan bila ada prestasi di luar yang telah tersebut diatas. Sedangkan sanksi
ataupun perigatan bagi pelanggaran atau penurunan kinerja dosen belum terdapat
suatu standart yang baku, hanya dijatuhkan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran
berat dan pelanggaran yang berkelanjutan saja.
3.1.3 Studi Lanjut
Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan UU No. 14 tentang Guru
dan Dosen Pasal 46 ayat 1 dan 2 yakni kualifikasi akademik dosen diperoleh melalui
pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang
keahlian. Kualifikasi akademik minimum yaitu lulusan program magister untuk
program diploma atau program sarjana, dan lulusan program doctor untuk program
pascasarjana. Hal ini dipertegas oleh Permen Nomor 42 tahun 2007 tentang
Sertifikasi Dosen dimana dosen harus memiliki strata pendidikan minimal satu tingkat
lebih tinggi dari para mahasiswa yang diajarnya.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan memenuhi tuntutan perundang-
undangan, maka STIKes Bina Putera Banjar mengambil kebijakan dalam
meningkatkan kualitas pendidik yaitu : Peningkatan proporsi dosen yang
berpendidikan S1 untuk melanjutkan S2. Peningkatan jumlah penerimaan dosen baru
sesuai dengan bidang studi diprioritaskan pada S2. Meningkatkan kepekaan tenaga
akademik terhadap perkembangan mutakhir dari bidang ilmu masing-masing dan
melakukan penyesuaian terhadap tuntutan kebutuhan di bidang ilmunya. Penataan
program rekrutment tenaga akademik dan administrasi, yang berdasarkan
profesionalisme. Meningkatkan kesejahteraan tenaga akademik dan administrasi.
Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi mutakhir dan kegiatan
pembelajaran.
Mengingat 73 dosen yang masih berpendidikan S1 saat ini, maka Universitas dan
pihak yayasan mengambil kebijakan untuk memfasilitasi para dosen melanjutkan
studi secara bertahap dari masing-masing fakultas dengan persyaratan dosen
tersebut minimal telah melaksanakan tugasnya selama 1 tahun/2 semester dan lebih
diprioritaskan bagi dosen S1 dan S2 yang telah lama mengabdi dan disesuaikan
dengan persyaratan dari penyedia beasiswa, baik pemerintah maupun sumber
lainnya.
3.2 Strategi.
STIKes Bina Putera Banjar dalam lima tahun ke depan melalui berbagai kebijakan dan
program operasional akan meningkatkan kualitas pendidikan sesuai mutu keluaran dan dunia
kerja. Untuk mengantisipasi kebijakan tersebut, maka perlu dilakukan penataan sistem melalui
strategi yang efektif dan efisien, sehingga dapat terlaksana dengan maksimal .
Berdasarkan kebijakan operasional yang akan dilaksanakan dalam rangka penataan sistem
pendidikan tinggi, maka strategi yang akan dilaksanakan adalah meningkatkan proporsi dosen
yang berpendidikan S1 untuk melanjutkan S2 dan dosen yang berpendidikan S2 untuk
melanjutkan S3, dan meningkatan jumlah penerimaan dosen baru yang berpendidikan S2 dan
S3 sesuai dengan bidang studi yang diprioritaskan pada masing-masing fakultas.
3.2.1 Kebutuhan Dosen.
Sesuai dengan ketentuan Dikti, ratio Dosen-Mahasiswa = 1:30, maka proyeksi
kebutuhan dosen STIKes Bina Putera Banjar disesuaikan dengan jumlah mahasiswa
yang kuliah di STIKes Bina Putera Banjar. Kebutuhan dosen STIKes Bina Putera
Banjar diproyeksi, mengalami perkembangan sesuai dengan jumlah mahasiswa baru
yang diterima setiap tahun.
Jika pertumbuhan mahasiswa pada tahun 2010 rata-rata 10-20% pada tiap
program studi, maka kebutuhan dosen tambahan melalui pengrekrutan adalah
sebagai berikut : Jumlah dosen tambahan pada program studi Ilmu Hukum sebanyak
3 orang, Pertanian : 2 orang, Kehutanan : 4 orang,…..
Pada tahun 2011, kebutuhan dosen tambahan berjumlah 20 orang, Ilmu Hukum : 2
orang, Pertanian : 3 orang, Kehutanan…
Tahun 2012, jumlah dosen tambahan pada program studi Ilmu Hukum sebanyak 2
orang, Kehutanan : 2 orang…..
Tahun 2013, jumlah dosen tambahan pada program studi Ilmu Hukum sebanyak 1
orang
3.2.2 Studi Lanjut.
Sesuai kebijakan universitas yaitu meningkatkan kualitas dosen, baik yang
berpendidikan S1 maupun yang S2 untuk melanjutkan studi, maka diharapkan pada
tahun 2015, 100% dosen telah berpendidikan S2 dan 50% telah perpendidikan S3.
Dari 73 dosen yang berpendidikan S1 yang saat ini sedang melanjutkan studi S2
sebanyak 15 orang dan 2 orang dosen yang sedang melanjutkan studi S3.
.
BAB IV
PROGRAM DAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN DOSEN
4.1 Tahapan Kegiatan Pengembangan Dosen
Berdasarkan kebijakan operasional yang akan dilaksanakan dalam rangka penataan sistem
pendidikan tinggi, maka strategi yang akan dilaksanakan adalah meningkatkan proporsi dosen
yang berpendidikan S1 untuk melanjutkan S2 dan dosen yang berpendidikan S2 untuk
melanjutkan S3.
dan meningkatan jumlah penerimaan dosen baru yang berpendidikan S2 dan S3 sesuai
dengan bidang studi yang diprioritaskan pada masing-masing fakultas.
BAB V
REKOMENDASI UNTUK PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KETENAGAAN NASIONAL
5.1 Kesimpulan
Dosen memiliki peran sentral dan strategis untuk menentukan tinggi-rendahnya kualitas
suatu perguruan tinggi. Untuk tercapainya tujuan itu, maka kebijakan dan strategi
pengembangan dosen patutlah dijadikan sebagai salah satu agenda utama perguruan tinggi di
dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi perguruan tinggi yang cepat dan
kompetatif, menuntut perubahan paradigma dan sistem manajemen pendidikan tinggi. Oleh
karena itu STIKes Bina Putera Banjar dituntut bergerak lebih dinamis, proaktif, dan menjadikan
dosen sebagai sentral pelayanan yang berkualitas prima. Dalam rangka inilah maka kebijakan
dan strategi pengembangan dosen perlu dirancang dengan baik untuk menanggapi dinamika
perubahan lingkungan nasional dan global.
5.2 Rekomendasi
Untuk Kebijakan PT
Untuk Kebijakan Nasional Pengembangan Dosen