Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak terdepan dalam


pembangunan kesehatan serta mempunyai peran besar dalam
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan secara menyeluruh
terpadu, merata dan terjangkau oleh masyarakatdan
berkesinambungan.

Salah satu pendukung upaya layanan puskesmas dalam


pelayanan kesehatan adalah unit laboratorium yang merupakan satu
kesatuan yang terpisahkan dari upaya pelaksanaan pelayanan
kesehatan dipuskesmas sehingga dalam rangka memberikan
pelayanan yang selaras dengan visi misi puskesmas Wates unit
laboratorium diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik
memuaskan dan berkualitas terhadap kebutuhan individu dan
masyarakat yang berperan sebagai pendukung maupun penegak dari
sebuah diagnosis penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang
optimal.

Memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti,


benar, dapat dipercaya, ramah dan memuaskan pengguna jasa. Dalam
penatalaksanaan penyakit secara umum kita mengenal proses
penanganan yang rasional yaitu dengan mengetahui penyebab dan
gejalannya.

Maka untuk menangani penyakit pasien pemeriksaan


laboratorium menjadi sangat dibutuhkan dalam penentuan diagnosa,
prediksi, terapi dan pemantauan suatu penyakit. Sehingga sebagai
konsekuensi, hasil pemeriksaan laboratorium yang
berkualitas/bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna
jasa lainnya agar diagnosa dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan
menjadi lebih tepat dan efisien. Maka berdasarkan hal tersebut diatas
perlu adanya pedoman pelayanan laboratorium sebagai acuan dalam
memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas

B. TUJUAN PEDOMAN
1
Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium
puskesmas Wates dan sebagai standart monitoring dan evaluasi
pelayanan laboratorium di puskesmas Wates

C. SASARAN PEDOMAN

Adapun sasaran Pedoman laboratorium Puskesmas Wates ini


meliputi :

1. Kepala puskesmas Wates

2. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan (PJ UKP)

3. Petugas laboratorium

4. Tim Mutu

5. Tim Akreditasi

6. Ruang terkait (BP, KIA, UGD, Rawat Inap, dan Ruang


Bersalin)

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Ruang lingkup pemeriksaan laboratorium meliputi

No. JENIS PEMERIKSAAN


1 Jumlah Leukosit (WBC)
2 Jumlah Eritrosit (RBC)
3 Hemoglobin
4 Hematokrit (HCT)
5 Jumlah Trombosit (PLT)
6 Hitung Jenis Leukosit
7 LED
8 Bleeding Time
9 Cloting Time
10 Golongan Darah ABO, Rh
11 Widal
12 HIV
13 HbSAg
14 TPHA
15 Tes Kehamilan
16 Anti Dengue IgG-IgM
17 Pemeriksaan BTA
18 Pemeriksaan Malaria
19 Gula Darah
2
20 Kolesterol
21 Asam Urat
22 Protein Urine
23 Glukosa Urine
24 Keton
25 Bilirubin Urine
26 Urobilinogen
27 Nitrit
28 PH
29 Berat Jenis Urine
30 Sedimen Urine
31 Rapid tes Antigen

E. BATASAN OPERASIONAL

1. Laboratorium puskesmas adalah sarana layanan di puskesmas yang


melakukan pengukuran penetapan dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit
penyebaran penyakit kondisi kesehatan atau faktor yang
berpengaruh pada kesehatan perorangan maupun masyarakat
2. Keselamatan kerja adalah upaya mencegah dan mengurangi
kecelakaan kebakaran bahaya penyakit akibat kerja dan pencemaran
lingkungan yang dapat menimbulkan kerugian nyawa waktu dan
harta benda bagi pekerja dan masyarakat sekitar
3. Pemantapan mutu laboratorium (quality insurance) adalah
keseluruhan proses atau tindakan yang dilakukan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan

F. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003
tentang Laboratorium Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005
tentang pedoman jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat

3
BAB II

STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

1. Berdasarkan permenkes no 75 tahun 2014 kualifikasi sumber daya


laboratorium untuk puskesmas rawat inap adalah sebagai berikut

No Jenis tenaga Kualifikasi Jumlah

1 Penanggung Jawab Dokter 1

2 Tenaga Teknis Analis DIII 2

3 Non Teknis Mminimal SMU 1

Sedangkan kualifikasi pelaksana yang ada di unit laboratorium


puskesmas Wates adalah sebagai berikut :

No Jenis tenaga Kualifikasi Jumlah

1 Penanggung Jawab Dokter 1

2 Tenaga Teknis Analis DIII 1

2. Ketentuan lainnya

a) Uraian penanggung jawab

 Menyusun rencana kerja dan kebijakkan teknis laboratorium


 Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium validasi
pemeriksaan dan mengatasi masalah yang timbul di
laboratorium
 Melaksanakan pengawasan pengendalian dan evaluasi
kegiatan laboratorium
 Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu

4
b) Uraian tenaga teknis

 Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium


sesuai kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman
layanan dan standart prosedur operasional
 Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
 Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
 Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium
 Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab
laboratorium atau kesehatan lain
 Menyiapkan bahan rujukan specimen

c) Uraian tenaga non teknis

 Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan


bahan

 Membentu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien

 Membantu administrasi

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Distribusi pengadaan petugas di puskesmas Wates melalui 2


proses
1) Apabila unit memerlukan tenaga tambahan maka penanggung
jawab unit dapat mengajukan tambahan tenaga kepada Kasubag
Tata Usaha
2) Kasubag Tata Usaha untuk mengadakan tenaga tambahan
dilakukan dengan pengajuan tenaga sesuai kompetensi ke dinas
kesehatan untuk PNS / PTT dan melakukan pengumuman untuk
merekrut tenaga kontrak lepas dengan melakukan wawancara, tes
dan seleksi.

C. JADWAL KEGIATAN DAN PENGATURAN JAGA

1) Dinas Pagi

5
Hari Jam Penaggung jawab Keterangan
Senin 07.00- Analis sebagai Pemeriksaan
12.00 petugas teknis HB,UL,Golda,Widal,DL,B
Selasa 07.00- laboratorium TA,HIV, test kehamilan,
12.00 Syphilis
Rabu 07.00-
12.00
Kamis 07.00-
12.00
Jumat 07.00-
10.00
Sabtu 07.00-
11.00

2) Dinas sore dan malam dalam 1 minggu

Dinas Jam Penanggung Keterangan


jawab

Sore 12.00 – Perawat jaga Pemeriksaan laboratorium


20.00 hanya untuk pemeriksaan
GDA, AU dan Cholesterol

Malam 20.00 – Perawat jaga Pemeriksaan laboratorium


08.00 hanya untuk pemeriksaan
GDA, AU dan Cholesterol

3) Cito

Untuk pemeriksaan laboratorium cito maka petugas


UGD/Rawat Inap langsung melakukan rujukan ke laboratorium.
Petugas Laboratorium langsung memberitahukan hasil
laboratorium cito kepada Perawat jaga, kemudian perawat jaga
langsung memberitahukan hasil laboratorium cito kepada dokter
baik langsung maupun melalui telpon.

BAB III
6
STANDART FASILITAS

1. DENAH RUANGAN

__________________________________________

_______________11_______________

4 5 6 7 8 9 10
U

1 B A

Keterangan : Denah ruangan laboratorium ukuran 2 m x 3 m

1. Kursi Pasien
2. Meja
A. Printer dan Laptop
B. Rak berkas
3. Kursi Petugas
4. Kulkas
5. Hematologi Analizer
6. Centrifuge
7. Kotak + Mikroskop
8. Fotometer
9. Rak Pengecatan
10. Washtafel
11. Rak Reagent
2. STANDART FASILITAS

7
1. Berdasarkan permenkes No 75 Tahun 2014 bahwa standart alat yang harus dimiliki oleh
puskesmas dengan rawat inap adalah sebagai berikut:

NO JENIS PERALATAN JUMLAH MINIMAL


PERALATAN

1 SET LABORATORIUM PUSKESMAS RAWAT INAP

1 Batang Pengaduk 3 buah

2 Beker, Gelas 3 buah

3 Botol Pencuci 1 buah

4 Corong Kaca (5 cm) 3 buah

5 Erlenmeyer, Gelas 2 buah

6 Fotometer 1 buah

7 Gelas Pengukur (100 cc) 1 buah

8 Gelas Pengukur (16 Oz / 500 1 buah


ml)

9 Hematology Analizer (HA) 1 set

10 Hemositometer Set /Alat Hitung 1 set


Manual

11 Lemari Es 1 buah

12 Mikroskop Binokuler 1 buah

13 Pipet Mikro 5-50, 100-200, 500- 1 buah


1000 ul

14 Pipet Berskala (Vol 1 cc) 3 buah

15 Pipet Berskala (Vol 10 cc) 3 buah

16 Pipet Tetes (Pipet Pasteur) 12 buah

17 Pot Spesimen Dahak Mulut Sesuai kebutuhan


Lebar

18 Pot Spesimen Urine (Mulut Sesuai kebutuhan

8
Lebar)

19 Rotator Plate 1 buah

20 Sentrifuse Listrik 2 buah

21 Tip Pipet (Kuning dan Biru) 500 & 1000

22 Tabung Kapiler Sesuai kebutuhan


Mikrohematokrit

23 Tabung Reaksi (12 mm) Sesuai kebutuhan

24 Tabung Reaksi dengan tutup 12 buah


karet gabus

25 Tabung Sentrifus Tanpa Skala 6 buah

26 Telly Counter 1 buah

27 Termometer 0 – 50° Celcius 1 buah

28 Urinometer (Alat Pengukur 1 buah


Berat Jenis Urine)

29 Wadah Aquades 1 buah

30 Westergren Set (Tabung Laju 3 buah


Endap Darah)

NO JENIS PERALATAN JUMLAH MINIMAL


PERALATAN

II BAHAN HABIS PAKAI PUSKESMAS RAWAT


INAP

32 Blood Lancet dengan Autoklik Sesuai kebutuhan

33 Kawat Asbes 1

34 Kertas Lakmus Sesuai kebutuhan

35 Kertas Saring Sesuai kebutuhan

36 Kaca Objek Sesuai kebutuhan

9
37 Kaca Penutup (Dek Glass) Sesuai kebutuhan

38 Penghisap Karet (Aspirator) 3 buah

PERLENGKAPAN

39 Kaki Tiga 1 buah

40 Lampu Spiritus 1 buah

41 Pembendung 1 buah

42 Penjepit Tabung dari Kayu 2 buah

43 Pensil Kaca 1 buah

44 Pemanas/Penangas dengan Air 1 buah

45 Rak Pengering 1 buah

46 Rak Pewarna Kaca Preparat 1 buah

47 Rak Tabung Reaksi 1 buah

48 Stopwatch 1 buah

49 Sengkelit / Ose 3 buah

50 Sikat Tabung Reaksi 1 buah

51 Timer 1 buah

IV. Meubelair

52 Kursi Kerja 2 buah

53 Lemari Peralatan 1 buah

54 Meja Tulis ½ biro 1 buah

V. Pencatatan dan Pelaporan

55 Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan

56 Formulir Informed Consent Sesuai kebutuhan

57 Formulir dan Surat Keterangan lain Sesuai kebutuhan

10
sesuai kebutuhan pelayanan yang
diberikan

2. Fasilitas peralatan yang ada di puskesmas Wates adalah sebagai


berikut :

No Nama Kondisi puskesmas jumlah


1 Meja admin Ukuran 100 x 80 cm 1
2 Kursi petugas dan Kursi Stenless bersandar 1
pasien Kursi bersandar 1
3 Wastafel Keramik 1
4 Refrigator Tempat menyimpan reagen dan 1
sampel
5 Meja alat Meja terbuat dari kayu 2
6 Rak reagen Rangka terbuat dari kayu 1

No Nama peralatan Kondisi Jumlah


puskesmas
1 HB Sahli Ada 2
2 Golda set Ada 1
3 Asam Urat set Ada 1
4 Cholesterol set Ada 1
5 Glucose set Ada 2
6 Hematology analyzer Ada 1
7 Fotometer Ada 1
8 Sentrifuge Ada 1
9 Reagen Hematoogi Analiser Ada 1
10 VCT HIV Ada
11 Test kehamilan Ada
12 Test urine Ada
13 Mikroskop Binokuler Ada
14 Tabung vacuntainer Ada
15 Pot dahak Ada
16 HCL 0,1 N Ada
17 Alkohol 70% Ada
18 Ziehl Nielsen Ada

11
19 Slide Ada
20 Hb Diaspect Ada
21 Rak tabung Ada
22 Tabung reaksi Ada
23 Sarung tangan Ada
24 Masker Ada
25 Blood Lancet Ada
26 Darah control Tidak Ada
27 Giemsa Ada
28 Cell clean Ada
29 Bak pewarnaan Ada
30 Spuit 3 cc Ada
31 Sterilisator Tidak Ada 0
32 Pipet Ada

12
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Kegiatan pelayanan laboratorium puskesmas Wates meliputi
Kegiatan pelayanan dalam gedung dan luar gedung.

B. METODE
Metode pemeriksaan laboratorium puskesmas yang
menggunakan metode manual, semi automatic dan automatic.

C. LANGKAH KEGIATAN PEMERIKSAAN


1. Laboratorium mendapat permintaan dari unit untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium
2. Pasien menuju ruang laboratorium dengan membawa lembar
permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Setelah Petugas laboratorium menerima permintaan pemeriksaan,
petugas mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang
diminta pada buku register laboratorium, kemudian mengambil
specimen dari pasien
4. Specimen yang telah diambil dilakukan pemeriksaan oleh petugas
laboratorium
5. Petugas laboratorium menuliskan hasil pemeriksaan di lembar
hasil laboratorium dan register pasien
6. Pasien membawa hasil pemeriksaan ke unit tempat awal periksa
untuk penanganan lebih lanjut oleh petugas unit.

13
BAB V

LOGISTIK

REAGEN
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan
untuk tiap pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara
lain:
1. Perhatikan tanggal kadaluarsa, suhu penyimpanan
2. Pemakaian dengan metode First In – First out
3. Sisa pemakaian reagen tidak boleh dikembalikkan ke induk
4. Perhatikan kerusakan reagen seperti perubahan warna, endapan.
5. Segera tutup reagen habis pakai
6. Lindungi Label dari kerusakan
7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan almari supaya
tidak terkena cahaya langsung
8. Reagen harus terdaftar di kementrian Kesehatan
9. Reagen HIV harus sudah di evaluasi oleh laboratorium rujukan
Nasional

14
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien merupakan suatu keadaan dimana pasien bebas


dari cidera yang termasuk didalamnya adalah penyakit, cidera fisik,
psikologis, social, penderitaan, cacat, kematian dan lain-lain yang
seharusnya tidak terjadi atau yang potensial, terkait dengan pelayanan
kesehatan. Untuk itu perlu diadakannya system keselamatan pasien ( pasien
safety)

1. Adapun sistem tersebut yaitu :

 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan


 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
2. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
b. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat
c. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di puskesmas
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

3. Standar Keselamatan Pasien berdasarkan PERMENKES RI No


1691/MENKES/PER/VIII/2011 meliputi :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
f. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
15
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
4. Tatalaksana keselamatan pasien di laboratorium
a. Petugas laboratorium mengidentifikasi dan melaporkan insiden ke
PMKP

b. Petugas laboratorium melakukan pencatatan dan kategori insiden

c. Petugas laboratorium mencatat secara rinci setiap kecelakaan


kerja yang terjadi di laboratorium.

16
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan dilaboratorium puskesmas, mulai dari


persiapan pasien sampai selesai yang dapat menimbulkan bahaya/resiko
terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium.
untuk mengurangi/ mencegah bahaya yang terjadi , setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali
bahan potensial berbahaya dan penanggulangannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
1. Tata Tertib Keselamatan Kerja Laboratorium

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai


berikut:
1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan
dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.
2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal
ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang


diberikan.

4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi


mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.

5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat


melakukan percobaan.

6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya


untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.

8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam


kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang
lainnya.

9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera


melaporkannya ke petugas laboratorium.

17
10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif,
reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar.

11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi


pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

12. Buanglah sampah pada tempatnya.

13. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium, supaya


bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera.

14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.

15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.

16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium

2. Alat Keselamatan Kerja

Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat


keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa
diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang
ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan Anda tahu
dimana letaknya.

a. Jas Laboratorium
b. Peralatan pembersih

c. Kapas

d. APD (masker, sarung tangan, jas laboratorium)

3. Indikator kesehatan dan keselamatan kerja di labratorium puskesmas


Wates

No Indikator keselamatan laboratorium


1 Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pelayanan
2 Melakukan pelayanan sesuai prosedur
3 Setiap pemeriksaan ditulis lengkap dilembar hasil
pemeriksaan
4 Memakai APD Lengkap
5 Penyimpanan reagen sesuai dengan petunjuk penyimpanan
6 Bahan-bahan berbahaya diletakkan/tersimpan tersendiri
18
diberi label
7 Pembuangan limbah sesuai dengan jenisnya

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Demi menjamin tercapai dan terpeliharannya mutu dari waku ke


waktu, diperlukan bakuan mutu berupa pedoman tertulis yang dapat
dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana memiliki pegangan tentang apa dan bagaimana
prosedur layanan dilakukan
2. Standart yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga
pelaksana baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan aktivitas
3. Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan prosedur tertulis akan
menjamin konsistensi mutu hasil yang dicapai
4. Kebijkan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium
5. Standart operasional prosedur dibuat oleh tenaga teknis laboratorium
dan disahkan oleh penanggung jawab laboratorium puskesmas

Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi :

No Indikator Mutu Laboratorium Standar


Pencapaian
1 Ketepatan Mengambil Sampel Darah 2%
2 Ketepatan Waktu Memberikan Hasil Lab Darah 10%
3 Angka Kesalahan Mencetak Dan Mencatat Hasil 0%
Lab

A. Ketepatan Mengambil Sampel Darah


Indikator Ketepatan mengambil sampel darah

Dimensi Kepuasan Pelayanan, kompetensi petugas


mutu
19
Tujuan Mengetahui Ketepatan mengambil sampel darah

Rasional Perlunya Ketepatan mengambil sampel darah guna


mengurangi angka kesakitan yang dialami pasien
sehingga dalam mengambil darah petugas
diharapkan untuk menguasai tehnis dan bertindak
secara hati-hati guna meningkatkan pelayanan dan
mutu puskesmas.

Definisi Ketepatan adalah kedekatan suatu hasil


pengukuran dengan angka atau data yang
sebenarnya guna meningkatkan pelayanan dan
mutu puskesmas

Frekuensi Setiap hari dalam 1 bulan


pengumpulan
data

Periode 2 kali dalam 1 tahun


dilakukan
analisis

Numerator Ketepatan Waktu Memberikan Hasil Lab

Denominator Jumlah Seluruh Pasien Yang Disampling Darah


Vena

Standar 2%
pencapaian

Sumber data Hasil catatan laborat

B. Ketepatan Waktu Memberikan Hasil Lab


Indikator Ketepatan Waktu Memberikan Hasil Lab

Dimensi Kecepatan pelayanan


mutu

Tujuan Mengetahui Ketepatan Waktu Memberikan Hasil


Lab

20
Rasional Ketepatan Waktu Memberikan Hasil Laborat oleh
petugas Yang kurang displin dalam memberikan
pelayanan hal ini perlu dilakukan tindak
pengawasan agar kesalahan tersebut tidak terjadi
guna meningkatkan pelayanan dan mutu
puskesmas.

Definisi Ketepatan memberikan waktu adalah jarak yang


harus dipenuhi dalam kurun waktu tertentu untuk
kegiatan yang satu dengan yang lain.

Frekuensi Setiap hari dalam 1 bulan


pengumpulan
data

Periode 2 kali dalam 1 tahun


dilakukan
analisis

Numerator Jumlah Ketepatan Waktu Memberikan Hasil Lab

Denominator Jumlah seluruh Waktu dalam Memberikan Hasil


Lab

Standar 10 %
pencapaian

Sumber data Hasil catatan laborat

C. Angka Kesalahan Mencetak Dan Mencatat Hasil Lab


Indikator Angka Kesalahan Mencetak Dan Mencatat Hasil
Lab

Dimensi mutu Kompetensi teknis pendokumentasian,


pelayanan

Tujuan Mengetahui angka Kesalahan Mencetak Dan


Mencatat Hasil Lab

Rasional Kesalahan Mencetak Dan Mencatat Hasil Lab


disebabkan oleh petugas Yang kurang displin
21
dan teliti hal ini perlu dilakukan tindak
pengawasan agar kesalahan tersebut tidak
terjadi guna meningkatkan pelayanan dan mutu
puskesmas.

Definisi Mencatat adalah tindakan menulis sesuatu


didalam buku catatan,sedangkan mencetak
merupakan suatu kegiatan untuk
memperbanyak tulisan dalam bentuk kertas

Frekuensi Setiap hari dalam 1 bulan


pengumpulan
data

Periode 2 kali dalam 1 tahun


dilakukan
analisis

Numerator Jumlah Kesalahan Mencetak Dan Mencatat


Hasil Lab

Denominator Jumlah seluruh Hasil Lab yang dicetak Dan


dicatat

Standar 0%
pencapaian

Sumber data Hasil catatan laborat

22
BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam


melaksanakan pelayanan laboratorium di puskesmas. Keberhasilan
pelayanan medis dasar terkait dengan kepatuhan layanan terhadap standart
dan prosedur yang ditetapkan.

23

Anda mungkin juga menyukai