Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KOTA BOGOR

DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR


UPT PUSKESMAS BOGOR SELATAN
Jl. Batutulis No.82, Kota Bogor 16134
Telp. (0251) 8323360, email : pkm_bosel@yahoo.co.id

NOTULEN
Acara : Kegiatan Edukasi Klub Prolanis Klub Hipertensi
Puskesmas Bogor Selatan
Tanggal : 30 Nopember 2019
Waktu : 08.00-09.00
Acara : 1. Pembukaan Acara
2. Penyampaian Materi
3. Tanya Jawab/Diskusi
4. Penutup

Edukator : Dr. Lina Marlina


Pencatat : Zr. Nurhayati, S.Kep
Peserta : Peserta Prolanis Klub Hipertensi Puskesmas Bogor
Selatan
Kegiatan : 08.05 Pembukaan acara edukasi
08.10 Penyampaian materi edukasi oleh edukator
tentang Sindrom Metabolik.
Edukator mengulas kembali secara singkat materi
yang telah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya. Hipertensi sering dikenal juga
sebagai tekanan darah tinggi. Seseorang
didiagnosis menderita hipertensi jika tekanan
darah sistol ≥ 140 dan atau tekanan darah
diastole ≥ 90 pada pengukuran di klinik atau
fasilitas layanan kesehatan.
Seseorang yang menderita hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup. Hal yang
sangat penting untuk menormalkan kembali
tekanan darahnya. Perubahan gaya hidup dapat
dilakukan dengan olahraga secara teratur,
mengelola stress, menghindari rokok dan diet
makanan yang sehat.
Komplikasi yang dapat timbul akibat tekana darah
tinggi tidak terkontrol yaitu stroke, gagal jantung,
serangan jantung, gagal ginjal, kebutaan, hingga
kematian.
Pembahasan untuk sekarang ini yaitu tentang
sindrom metabolik.
Sindrom metabolik (SM) adalah kondisi dimana
seseorang memiliki tekanan darah tinggi, obesitas
sentral dan dislipidemia, dengan atau tanpa gula
darah tinggi.
• World Health Organization (WHO) mengajukan
nama “metabolic sindrom” yang didefinisikan
dengan adanya 2 atau lebih abnormalitas
metabolik (pada pasien diabetes) atau resistensi
insulin dengan 2 atau lebih faktor-faktor dibawah
(Isomaa et al, 2001):
– Hipertensi dengan perlakuan atau tekanan
darah >160 / >90 mmHg
– Trigliserida 150 mg/dL
– HDL <35 mg/dL pada laki-laki, atau <40
mg/dL pada perempuan
– Rasio lingkar pinggang >0.90 pada laki-laki
atau >0.85 pada wanita
– Mikroalbuminuria
Faktor risiko obesitas yaitu makanan tinggi lemak,
kurang aktivitas fisik, riwayat keluarga, etnis, usia.
Beberapa akibat obesitas bagi kesehatan yaitu
hipertensi, kencing manis, stroke, dan gangguan
pernafasan.
Obesitas dapat diukur dengan indeks massa
tubuh (IMT), yang menggunakan rumus
matematika berdasarkan tinggi dan berat badan
seseorang
IMT = berat (kg)/tinggi (m) 2
Jika hasilnya
– antara 25 - 29.9 dianggap overweight
– Lebih dari 30 dianggap obese.
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit tidak menular?
Kita menyebut istilah pencegahan PTM (Penyakit
Tidak Menular), termasuk hipertensi, yaitu dengan
istilah CERDIK
C: cek tekanan darah secara rutin
E: Enyahkan asap rokok
R: Rajin aktivitas
D: Diet seimbang
I: Istirahat yang cukup
K: Kelola stres
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun
bagi seseorang yang sudah menderita hipertensi,
upayakan selalu mengontrol tekanan darahnya
baik dengan modifikasi gaya hidup maupun
dengan meminum secara rutin obat penurun
tekanan darah tinggi. Hal ini agar tujuan terapi
bisa tercapai dan meminimalisir terjadinya
komplikasi pada organ akibat tekanan darah tinggi
yang tidak terkontrol.

08.55 Penutupan Kegiatan Edukasi Prolanis

Edukator

Dr. Lina Marlina


IIIb/Penata
NIP. 198512112015022001

Anda mungkin juga menyukai