Anda di halaman 1dari 4

Konseling Gizi Pada Penderita Hipertensi

di Desa Candiwulan

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari
140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat
(tenang). Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan
yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. Pada populasi lansia hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg.
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus
meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas,
inaktivitas fisik, dan stres psikososial. Hampir ditiap negara, hipertensi
menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai.
The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES)
menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000 kasus hipertensi pada orang
dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta orang
mengalami hipertensi di Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari tahun
1988-1999. Paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisinya
dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang
diinginkan dibawah 140/90 mmHg. Berdasarkan berbagai penelitian yang
dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa 1,8 – 28,6% penduduk yang
berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi.
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer
dan sekuder, hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya dan ada
kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90 %). Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi akibat dari adanya penyakit sistemik lainnya seperti
kelainan pembuluh ginjal dan gangguan kelenjar tiroid, penggunaan obat-
obatan tertentu (penggunaan pil KB) dan karena penyakit diabetes mellitus.
Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan.
Pengendalian hipertensi dapat dilakukan dengan cara merubah gaya hidup,
melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya komplikasi lebih lanjut serta pemeliharaan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg. Pengendalian tekanan darah dapat dibantu oleh tenaga medis
yaitu dengan melakukan konseling gizi. Konseling gizi merupakan salah satu
cara untuk lebih memahami masalah kesehatan yang terjadi pada seseorang.
Pasien melakukan konseling gizi agar dapat mengenali masalah kesehatan
yang terjadi pada dirinya, memahami penyebab dan cara pengendalian serta
membantu pasien dalam memecahkan masalah sehingga terjadi perubahan
sikap dan perilaku agar dapat menerapkan diet yang sesuai dengan kondisi
pasien.

B. Permasalahan
Tingginya angka penderita hipertensi pada lanjut usia disertai kurangnya
pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit hipertensi dan
asupan gizi yang tepat untuk penderita hipertensi.

C. Perencanaan dan pemilihan intervensi


Pilar penatalaksanaan Hipertensi berupa edukasi mengenai perubahan
perilaku untuk hidup sehat, terapi gizi medis, latihan jasmani secara teratur
(3-4 kali seminggu kurang lebih 30 menit), dan intervensi farmakologis
berupa obat anti-hipertensi oral yaitu pada grade satu dapat diberikan
amlodipin satu kali sehari di pagi hari, sedangkan pada grade yang lebih berat
dapat ditambahkan dua macam obat seperti pemberian captopril dua kali
sehari.
Prinsip pengaturan makan pada penyandang hipertensi hampir sama
dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
individu. Prinsip yang dipakai untuk mengatur pola makan sehat adalah diet
DASH. Diet ini menekankan pada pola makan rendah garam namun tetap
mengandung nutrisi seimbang, sehingga tidak hanya mampu mencegah
hipertensi saja, tapi juga mengurangi risiko terkena penyakit lain seperti
jantung, stroke, diabetes, osteoporosis, batu ginjal, dan kanker. Diet DASH
terdiri dari :
1. Whole grains/gandum utuh
 Ganti nasi putih dengan nasi beras merah
 Ganti roti tawar dengan roti gandum tanpa menambah keju, coklat
atau mentega
2. Sayur dan buah-buahan (min 4-5 porsi perhari)
 Pilih sayuran dan buah-buahan yang kaya magnesium dan potassium
seperti pisang. Makan sebagai snack pada jam 11 pagi dan jam 5 sore
atau 1 jam sebelum makan besar.
3. Susu dan produk susu rendah atau tanpa lemak ( maks 2-3 porsi perhari)
 Makanan ini sangat bermanfaat karena kandungan kalsium, vitamin D
dan protein
 Pilih yang rendah atau tanpa lemak
4. Daging, unggas dan ikan (maks 2 porsi perhari)
 Buang kulit dari daging karena di dalam kulit mengandung lemak yang
tinggi
 Cara pengolahan dengan cara memanggang mengukus atau merebus
lebih diutamakan daripada menggoreng
5. Lemak dan minyak ( maks 2-3 porsi perhari)
 Batasi asupan daging, mentega, keju, susu, krim, dan telur serta
makanan olahan minyak kelapa.
 Hindari lemak trans yang banyak ditemukan pada makanan olahan
seperti biskuit, gorengan, dan snack kemasan
6. Manisan, terutama yang rendah atau tanpa lemak (maks 5 porsi
perminggu)
 Hindari makanan yang mengandung pemanis buatan.
 Hindari minuman kemasan yang mengandung pemanis buatan.
 Pilihlah air putih sebagai minuman sehari-hari.
7. Kacang-kacangan, biji-bijian dan polong-polongan ( 3-5 porsi perhari)
8. Garam
 Konsumsi sodium (garam dapur) direkomendasikan adalah 1500-2300
mg perhari. 1 sendok teh garam setara dengan 2300 mg.
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat
badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori
dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang
mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang kandungan gula dan
lemaknya tinggi. Disamping itu, agar melakukan aktifitas fisik yang cukup
untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik dengan menyeimbangkan
pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Untuk menurunkan berat badan,
penggunaan energi harus melebihi asupannya.

D. Pelaksanaan
Konseling dilakukan setelah peserta melakukan pemeriksaan rutin
tekanan darah pada di posyandu desa Candiwulan yaitu pada hari Kamis, 27
Agustus 2020. Intervensi yang dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi
mengenai perilaku hidup sehat, terapi gizi medis berupa diet untuk pasien
hipertensi, latihan jasmani dan terapi obat minum dimana obat anti hipertensi
yang dipilih yaitu yang tersedia di puskesmas seperti amlodipin dan captopril.
Penyuluhan dihadiri oleh 20 peserta. Pemaparan materi berlangsung selama
15 menit

E. Monitoring dan Evaluasi


Evaluasi mengenai pengetahuan pasien disampaikan melalui
pertanyaan yang dilemparkan langsung kepada peserta penyuluhan, dengan
hasil yang didapat yaitu para peserta pada barisan terdepan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar sedangkan pada deretan belakang tidak ada
jawaban, hal ini dapat dikarenakan kurang kondusifnya deretan belakang
peserta dimana penyebab paling berpengaruh yaitu saling ngobrol antar
peserta.

Anda mungkin juga menyukai