Anda di halaman 1dari 10

Nutrasetikal

Biokimia metabolisme dan perhitungan zat gizi pada penyakit hipertensi


Definisi :
Hipertensi (Tekanan darah tinggi) berasal dari bahasa latin Hiper (berlebihan) dan Tension
(tegangan atau tekanan)
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri secara kronis dalam waktu
panjang yang menyebabkan kerusakan organ sehingga menyebabkan morbiditas dan angka
mortalitas
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah tinggi
di dalam arteri menyebabkan meningkatkan resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan
jantung dan kerusakan ginjal
Hipertensi termasuk syndrome metabolic. Sindrom metabolic merupakan suatu kumpulan
factor resiko metabolic yang berkaitan langsung terjadinya penyakit kardiovaskular
atherosclerosis, factor resiko tersebut antara lain terdiri dari dyslipidemia aterogenik,
peningkatan tekanan darah (hipertensi), serta peningkatan kadar glukosa plasma, dan
proinflamasi
Prevalensi hipertensi :
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama
kematian dunia. Organisasi kesehatan dunia (world health organization/WHO)
mengestimasikan saat ini prevalensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia.
Dari sejumlah penderita tese ut, hanya kurang dari seperlima yang melakukan upaya
pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki.
Wilayah Afrika memiliki prevalensi tertinggu sebesr 27%. Asia Tenggara berada di posisi ke-
3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25% terhadap total penduduk
Kisaran tekanan darah normal dan hipertensi menurut WHO
Normal : <120/<80
Pre hipertensi : 120-139/80-89
Hipertensi tingkat 1 : 140-159/90-99
Hipertensi tingkat 2 : >160/>100
Tanda dan gejala :
Sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, pusing, pengelihatan kabur, rasa sakit didada,
mudah lelah
Gejala komplikasi : gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung, gangguan
ginjal, gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang, pendarahan pembuluh darah
otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma
Patofisiologi :
Penatalaksanaan diet hipertensi :
 Syarat diet
a. Cukup energy, protein, mineral dan vitamin
b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau atau air
atau hipertensi

Diet pada penyakit hipertensi adalah diet rendah garam (natrium) seperti yang
terdapat pada garam dapur (Nacl), soda kue (NaHO3), baking powder, natrium
benzoat dan vetsin (monosodium glutamate).Natrium adalah kation pertama pada
cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan
asam basa didalam tubuh, Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih
banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah
natrium yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin sama dengan jumlah saat
dikonsumsi,
 Diet garam rendah I (200-400 MG Na) untuk pasien dengan edema, ascites dan/atau
hipertensi berat. Pada pengolahan masakannya tidak menambahkan garam dapur
 Diet garam rendah II (600-800 mg Na) untuk pasien dengan edema, ascites dan/atau
hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½
sendok the garam dapur
 Diet garam rendah III (1000-1200 mg Na) untuk pasien dengan edema, ascites
dan/atau hipertensi ringan, Pada pengolahan makanannya 1 sdt (4 gr) garam
DIET DASH (Dietary Aproaches to stop hypertension)
Penelitian DASH menunjukkan bahwa diet tinggi sayur, buah dan hasil olahan susu rendah
lemak yang kadar lemak jenuh dan lemak totalnya rendah serta tinggi kandungan kalium,
kalsium, dan magnesium dapat menurunkan tekanan darah sistolik6-11 mmHg dan tekanan
darah diastolic 3-6 mmHg
Diet DASH berfokus pada lemak dan kolesterol yang rendah lemak jenuh, memiliki sejumlah
protein dan kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Ada 2 jenis DASH diet yaitu,
1. Diet DASH standar, yaitu maksimal asupan sodium perhari tidak boleh melebihi 2300
mg perhari
2. Diet DASH dibawah standar, yakni asupan sodium perhari tidak boleh melebihi 1500
mg perhari
Diet DASH dilakukan sepanjang tahun sampai terbentuk kebiasaan makan yang baik. Aturan
frekuensi makan tetap 3 x sehari dengan porsi makanan mencakup 2000 kalori per hari

DIET DASH
Whole grains/gandum utuh (6 sampai 8 sajian per hari)
1. Ganti nasi putih dengan nasi beras merah.
2. Bila ingin makon pasta, pilih pasta dari gandum utuh.
3. Ganti roti tawar dengan roti gandum tanpa menambahkan keju, coklat atau mentega.
Sayuran dan buah-buahan (4 sumpai 5 sajian per hari) .
1. Pilih sayuran dan buah-buahan yang kaya magnesium dan potasium seperti pisang.
Makan sebagai snack podo jam 11 pagi dan 5 sore atau 1 jam sebelum makan besar.
2. Sebaiknya jangan kupas kulit buah karena mengandung banyak zat gizi, dan pilih
sayuran segar dibanding sayuran beku
Susu dan produk susu rendah atau tanpa lemak (2 sampai 3 sajian per hari)
1. Golongan makanan ini sangat bermanfaat karena kandungan kalsium, vitamin D dan
protein.
2. Pilihlah yang rendah lemak atau bahkan bebas lemak. Dapat divariasikan dengan
sayur dan buah dalam hidangan
Kacang-kacangan, biji-bijian dan polong-potongan (4 sampai 5 sajian per minggu) &
Sodium (garam)
1. Tergantung dan jenis DASH Diet yang dipilih. 2.Konsumsi sodium (garam dapur)
yang direkomendasikan adalah 1500 mg - 2300 mg per hari
Daging, unggas, dan iken (maksimal 6 sajian per hari)
1. Buung kula dari daging karena dalam kulit mengandung lemak yang tinggi.
2. Cara pengolahan dengan cara memanggang, mengukus, atau merebus lebih
diutamakan daripada menggoreng.
3. Pilih ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 yang berfungsi untuk menurunkan
kolesterol seperti salmon dan tuna,
Lemak dan minyak (2 sampai 3 sajian per hari)
1. Batasi asupan daging, mentega, kajo, susu, krim, dan telur serta makanan olahan
minyak kelapa.
2. Hindari lemak tram yang banyak ditemukan pada makanan olahan seperti biskuit,
gorengan, dan snack kemasan.
3. Baca dengan teliti label makanan, pilihlah yang mengandung lemak jenuh dalam
kadar rendah dan bebas lemak trans

Manisan, terutama yang rendah atau tanpa lemak (maksimal 5 sajian per minggu)
1. Hindari makanan yang mengandung pemanis buatan
2. Hindari minuman kemasan yang mengandung pemanis buatan. Walaupun berlabel
diet atau low sugar, namun kandungan gula yang tidak terlalu dibutuhkan tubuh tetap
ada.
3. Pihlah air putih sebagai minuman sehari-hari. Selain tanpa kalori, air putih juga
memiliki banyak fungsi seperti melarutkan racun tubuh, pembentuk sel dan cairan
tubuh, sebagai bantalan organ tubuh, dan melancarkan fungsi pencernaan kita
TERAPI NUTRASETIKAL
Senyawa alamiah yang terkandung di dalam makanan, suplemen nutrasetikal tertentu,
vitamin, antioksidan, atau mineral memiliki aktivitas antihipertensi yang bekerja dengan cara
yang sama dengan jenis antihipertensi tertentu. Meskipun kekuatan senyawa alami ini
mungkin lebih rendah dari obat antihipertensi, namun jika digunakan secara bersamaan
dengan pengaturan pola makan, dan perbaikan perilaku maka akan memberikan efek
antihipertensi yang lebih besar dibanding pengunaan tunggal.
GARLIC
 Pada uji klinis dengan menggunakan jenis dan dosis bawang putih yang sesuai standar
menunjukkan penurunan tekanan darah secara konsisten pada pasien hipertensi.
 Efek yang diberikan adalah penurunan kadar Angiotensin II peningkatan NO, dan
penurunan Reactive Oxigen Species dengan kandungan allicin dan senyawa lain yang
lebih tinggi, Terjadi penurunan tekanan darah yang konsisten sesuai dosis dengan
penggunaan bawang putih.
 Diperlukan sekitar 10.000 mcg alisin per hari (jumlah ini terkandung pada empat butir
bawang putih, atau empat gram) untuk mendapatkan efek penurun tekanan darah yang
signifikan
DAUN SELEDRI
 Sejumlah studi pada hewan menunjukkan penurunan tekanan darah secara signifikan
dengan menggunakan suatu komponen minyak selederi,
 Selederi, ekstrak selederi, dan minyak selederi mengandung epigenin, yang dapat
melenturkan otot polos jantung. Komponen ini mirip dengan kalsium antagonis dalam
menurunkan tekanan darah dan menghambat tirosin hidroksilase. Tirosin hidroksilase
dapat menurunkan kadar katekolamin plasma dan serta menurunankan tekanan darah
 Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi empat batang seledri
per hari (1.000 mg dua kali sehari) maka penderita hipertensi esensial akan merasakan
efek anti hipertensi.
 Selain itu Selederi juga memiliki efek diuretik dalam menurunkan tekanan darah
JAMBU BIJI
 Shigh et al melakukan evaluasi terhadap 72 penderita hipertensi esensial yang diobati
dengan buah Jambu biji 0.5-1.0 kg per hari selama empat kali seminggu dalam sebuah
percobaan random, single blind, dan kontrol plasebo. Pasien yang diberi buah jambu
biji menunjukkan penurunan tekanan darah rata-rata sebesar 7.5/8.5 mmHg (p <0.05).
Efek penurunan tekanan darah ini berkaitan dengan tingginya kandungan serat larut
dan potassium yang ada pada jambu biji

Biokimia metabolisme dan perhitungan zat gizi pada penyakit Diabetes Mellitus
DEFINISI
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan atau kelainan metabolisme yang ditandai
dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau
gangguan kinerja insulin atau karena kedua-duanya. Penyakit ini bersifat kronik bahkan
seumur hidup.
Penyakit Diabetes Mellitus adalah kelainan yang bersifat kronis ditandai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik
absolut ataupun relatif. Kekurangan insulin absolut ditemukan pasien penyakit DM tipe 1, hal
ini disebabkan adanya kerusakan sel B pankreas yang terus menerus, sehingga insulin tidak
dapat dihasilkan oleh kelenjar tersebut (American Diabetic Association, 2011)
PREVALENSI DIABETES MELITUS
Menurut World Health Organization (2016), Indonesia pada tahun 2017 menjadi negara
dengan jumlah penderita diabetes melitus urutan ke-6 tertinggi di dunia bersama dengan
Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko. Indonesia masuk urutan ke-6 dengan
jumlah 10,3 juta penderita DM dan akan meningkat pada tahun 2045 dengan jumlah 16,7 juta
penderita diabetes melitus.
WHO menyebutkan 6% total kematian pada masyarakat Indonesia dengan semua umur
disebabkan oleh penyakit DM. Jumlah prevalensi kejadian DM di Indonesia terus meningkat.
Pada tahun 2007 sebesar 5,7% menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Lalu pada
tahun 2018 meningkat lagi sebesar 8,5%. Sehingga estimasi jumlah penderita di Indonesia
mencapai lebih dari 16 juta (Riskesdas, 2013 dan 2018)
Klasifikasi
- DM tipe 1
- DM tipe 2
- DM Gestasi
- DM Tipe lain
KLASIFIKASI DM
 DM type-1 DM type-1 ini disebabkan oleh pankreas tidak dapat mensintesis hormon
insulin dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan tubuh. Kejadian ini disebut
autoimun / idiopatik yang menyebabkan defisiensi insulin absolut. dimana system
imun yang dimiliki tubuh menghasilkan sekresi zat yang menyerang sel-sel beta
pancreas. Akibatnya, pancreas mengeluarkan insulin dalam jumlah yang sangat kecil,
atau bahkan tidak ada.
 DM type-2 DM type-2 disebabkan oleh kegagalan relative sel beta pancreas dan
resisten insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini
sepenuhnya. Artinya terjadi defisiensi relative insulin.
 DM Gestasi disebabkan oleh fluktuasi kadar hormone selama kehamilan. Biasanya
kadar glukosa darah kembali normal setelah bayi lahir. Namun dapat menajdi salah
satu fsktor resiko DM-Tipe 2
KLASIFIKASI DM
Diabetes Melitus Tipe lain
a. Defek Genetik Fungsi Sel Beta:
 Kromosom 12
 Kromosom 7
b. Defek Genetik Kerja Insulin
c. Penyakit Eksokrin Pankreas
 Pankreatitis
 Trauma/Pankreaktomi
 Neoplasma
d. Endokrinopati
 Akromegali
 Sindrom Cushing
 Hipertiroidisme

DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS


Dagnosis ditetapkan bila ditemukan gejala klinis Poliuria, polidipsi dan polifagia dan hasil
pemeriksaan data laboratorium:
Kadar glukosa plasma puasa >7.0 mmol/L (126 mg/dl) Glukosa plasma> 11.1 mmol/L (200
mg/dL) dua jam setelah konsumsi glukosa oral banyak 75 g seperti halnya pada test toleransi
glukosa.
Gejala-gejala hiperglikemia dan glukosa plasma kasual > 11.1 mmol/L (200 mg/dL)
Hemoglobin glikat (Hb A1C) > 6.5% atau berat badan menurun yang umumnya diderita oleh
anak dan remaja disertai tingkat glukosa darah sewaktu lebih dari 200 mg/dL atau kadar
glukosa darah puasa 126 mg/dL

Tanda & Gejala klinis


 Terjadi penurunan berat badan yang terus menerus serta peningkatan tingkat glukosa
darah sewaktu >200 mg/dL. Tingkat gula darah akan meningkat dan mengakibatkan
kenaikan osmolalitas cairan ekstra sel. Peningkatan osmolalitas yang melebihi
ambang batas ginjal akan menyebabkan glukosa dikeluarkan melalui air kemih.
 Banyaknya cairan yang keluar melalui sekresi urin lalu akan berakibat pada glukosa
yang ada akan menarik air dan elektrolit lain, terjadinya dehidrasi intrasel akan
merangsang pengeluaran ADH (Antidiuretik Hormone) dan menimbulkan rasa haus
mengakibatkan penderita banyak minum
 Peningkatan Nafsu makan pada penderita DM, hal ini disebabkan penurunan insulin
mengakibatkan penggunaan glukosa oleh sel menurun, sehingga mengakibatkan
penggunaan glukosa dari non karbohidrat yaitu dari protein dan lemak (lipolisis).
Peningkatan lipolisis dan katabolisme protein akan menyebabkan keseimbangan
energi negative yang kemudian akan meningkatkan nafsu makan.
 Kekurangan insulin pada pasien DM juga mengakibatkan pengambilan asam amino
dan pembuatan protein berkurang, sehingga keperluan nitrogen otot dan massa otot
berkurang dan mengakibatkan penurunan berat badan
 Gejala-gejalanya berkembang cepat (beberapa minggu atau beberapa bulan) pada
diabetes tipe 1 sementara pada diabetes tipe 2, gejala berkembang jauh lebih lambat,
dan bahkan bisa jadi tidak terlihat.
 Tingginya glukosa darah dalam jangka panjang menyebabkan absorpsi glukosa,
sehingga dapat menimbulkan perubahan lensa mata, dan mengakibatkan perubahan
penglihatan.
 Pandangan kabur adalah keluhan yang lebih sering terjadi dan mengarah kepada
diagnosa diabetes. Tipe 1 harus selalu diwasapadai jika terjadi perubahan penglihatan
secara cepat, sementara perubahan akibat diabetes tipe 2 terjadi secara perlahan,
namun tetap harus diwaspadai.
Penatalaksanaan
4 pilar penatalaksanaan diabetes mellitus diantaranya adalah:
 Edukasi
 Terapi Gizi medis atau dengan cara pengaturan makan. Prinsip pengaturan makan
pada pasien diabetes mellitus, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pasien diabetes perlu diberikan
penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah
kandungan kalori, terutama pada yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi
insulin atau terapi insulin itu sendiri.
 Latihan jasmani
 Intervensi Farmakologis

Jenis Diet
jenis diet diabetes mellitus yang digunakan sebagai pedoman dalam penatalaksanaan diet
diabetes mellitus ada 8 jenis yang mana ditentukan berdasarkan zat gizinya. Terdiri dari
jumlah kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Penetapan diet ini ditentukan oleh
keadaan pasien, jenis diabetes mellitus yang diderita, dan program pengobatan secara
keseluruhan.

Syarat Diet
 .Energi cukup untuk mempertahankan dan mencapai berat badan normal. Ditentukan
dengan memperhitungkan kebutuhan metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kgBB,
ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor seperti jenis kelamin, usia,
berat badan, tinggi badan, kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus.
 .Kebutuhan protein 10-20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein yang baik
yaitu seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
 Kebutuhan lemak sedang 20-25% dari kebutuhan energi total. Asupan kolesterol juga
dibatasi yaitu <200 mg per hari.
 .Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah bahan makanan yang mengandung lemak
jenuh.
 Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari perhitungan energi total sekitar 45-65%
 Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit (<5% asupan energi) sebagai bumbu
 Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan
pemanis selain sukrosa.
 Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang ada pada
buah dan sayur.
 Asupan natrium sama dengan anjuran untuk masyarakat umum (<3000mg) namun
apabila mengalami hipertensi, asupan natrium dibatasi.
 Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan

Pengaturan pola makan


Makanan dengan jumlah kalori hasil perhitungan dengan komposisi sesuai kebutuhan
responden dibagi dalam 3 porsi besar yaitu:
 Makan pagi (25%)
 Makan siang (30%),
 Makan malam (25%),
 Serta 2-3 porsi makanan ringan diantara kedua jam makan tersebut (10-20%).
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan sesual dengan
kebiasaan
Terapi Nutrasetikal
CAMELIA SINENSIS (THEACEAE)
Teh hijau mengandung:
 Epicatechin (EC)
 Epigallocatechin (EGC)
 Epicatechin gallate (ECG)
 Epigallocatechin-3-gallate (EGCG).
Pemakaian ekstrak teh hijau yang mengandung 1315 mg total katekin perhari (843 mg
EGCG). Konsumsi ekstrak teh hijau (836 mg katekin) menunjukkan peningkatan frekuensi
genotip COMT (catechol-O- methyltransferase) pada IGT (impaired glucose tolerance).
Enzim COMT menunjukkan peningkatan konsentrasi insulin dan menurunkan gula darah
puasa dalam konsumsi ekstrak teh hijau selama 12 bulan (Dostal et al., 2017). Translokasi
glukosa GLUT-4 akan meningkatkan ikatan adiposity dengan insulin pada otot rangka
(Bulmer et al., 2018). Selain itu enzim COMT juga berperan dalam metabolism norepinefrin
(Dostal et al., 2017).
MANGIFERA INDICA (ANACARDIACEAE)
Mangga mengandung serat, karoten, dan vitamin (A, B, C, D, E, dan K). aktivitas
antidiabetes yang pernah diujikan yaitu berasal dari biji kernel buah manga. Biji kernel
mengandung polifenol, triterpen, mangiferin, dan xanton glukosida.
Uji dilakukan pada ekstrak etanol dari biji kernel yang sebelumnya sudah dikeringkan dan
dibuat menjadi bubuk. Pengujian dilakukan dengan kadar 300 mg/Kg selama 14 dan 21 hari.
Pada tikus diabetes menunjukkan peningkatan dari kadar insulin melalui banyaknya jumlah
sekresi insulin yang diregenerasi serta pengurangan absorbsi glukosa di usus (Gupta &
Gupta, 2011), selain itu juga dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa, menurunkan
kadar kolesterol total serta LDL dan meningkatkan HDL (Khan et al., 2012).

MOMORDICA CHARANTIA (CUCURBITACEAE)


Buah pare memiliki kandungan metabolit sekunder diantaranya adalah:
 Momordicin Momordisilin
 Glikosid Saponin
 Flavonoid
 Isoflavon
 Terpen
 Antroquinon
 Glukosinolat
 Charantin
 Polipeptida-p, dan visina
Pada bagian buah pare terdapat charantin atau zat yang memiliki aktivitas sebagai
antidiabetes. Selain itu, terdapat kandungan polipeptid-p dan visina pada biji buah pare yang
termasuk dalam zat yang memiliki aktivitas sebagai antidiabetes (Joseph & Dini, 2013).
Pengujian dilakukan dengan ekstraksi semua bagian buah dan biji dengan aseton dan dibuat
dosis 0.25; 0.50, dan 0.75 mg/kg BB yang diujikan selama 8-30 hari (Joseph & Dini, 2013)
Aktivitas antidiabetes ini ditunjukkan dengan menurunnya kadar glukosa dalam daah melalui
peningkatan sensitivitas insulin. Peningkatan pengambilan glukosa peripheral serta
menstimulasi penyimpanan glikogen dalam hati, dan produksi insulin yang meningkat

MICRONUTRIENT
Meskipun peran makanan dan gaya hidup sangat penting dalam memperbaiki outcome bagi
pasien diabetes, suplemen nutrient dan bahan terapi alami juga dapat memainkan peran
penting dalam perawatan pasien. Kadar vitamin B dalam jaringan mengalami deplesi pada
hewan model diabetes seperti yang juga dilaporkan pada subjek manusia dengan diabetes.
Produk multivitamin mineral berkualitas tinggi mesti menjadi dasar bagi terapi dengan
suplemen yang mengandung vitaman B, vitamin C,dan magnesium dalam jumlah cukup
ASAM LEMAK EESSENTIAL

Peran asam lemak esensial sangat penting terhadap kesehatan penderita diabetes secara
keseluruhan sama halnya dengan semua orang. Untuk gambaran lebih lengkap tentang asam
lemak omega 6 esensial menjadi gamma-asam linoleat (GLA) pada pasien diabetes
bermanfaat karena pasien mengkonsumsi minyak yang kaya GLA. Manfaat minyak ini pada
pasien diabetes terletak adalah berkaitan dengan system kardiovaskuler, kolesterol, dan
gangguan lipid lainnya. EPA rantai panjang dan DHA yang ditemukan di dalam minyak ikan
juga diperlukan untuk retina; retina adalah jaringan yang seringkali rusak akibat buruknya
penanganan gula darah selama bertahun-tahun. Penurunan asam lemak trans dan peningkatan
asam lemak esensial yang berkualiats tinggi diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan,
terutama untuk orang yang rentan terhadap diabetes tipe 2
SUPLEMENT SERAT
Serat makanan adalah suatu aspek penting dalam pengendalian gula darah. Penambahan
serat-serat yang larut dalam air, bisa menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat dan
meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Hal ini bermanfaat untuk penderita
diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Penggunaan bubuk kulit ari psyllium (5 gram dua kali sehari 20-30 menit sebelum makan)
dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa dan postprandial serta memperbaiki profil lipid
pada penderita diabetes tipe 2, jika dibandingkan dengan placebo menurut sejumlah studi
double-blinded.
Studi lainnya juga menemukan hasil yang sama saat memberikan 5 gram psyllium kepada
penderita diabetes tipe 2 sebelum makan tiga kali sehari. Efek positif jangka panjang terhadap
pengendalian glikemia dan konsentrasi lipid juga berkaitan dengan pemberian suplemen
getah guar 15 g/hari. Penambahan suplemen serat terhadap makanan dalam bentuk psyllium
atau produk yang sama merupakan penanganan yang sangat baik untuk memelihara dan
mempertahankan control glikemik. Peningkatan serat larut didalam makanan mempermudah
waktu transit bowel dan bermanfaat bagi mikroflora usus

Anda mungkin juga menyukai