Anda di halaman 1dari 7

INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

TAHUN 2014

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33


Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam
bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). Pengaturan pemberian ASI eksklusif
bertujuan untuk :
a. menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak
dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan dengan memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangannya;
b. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya; dan
c. meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah
daerah, dan pemerintah terhadap ASI eksklusif.

ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung


protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi
sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein,
dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI
juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
menganggu enzim di usus.

Susu formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapan makanan


tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi. Mengacu pada target program
pada tahun 2014 sebesar 80%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI
eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai target. Menurut provinsi, hanya terdapat
satu provinsi yang berhasil mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebesar 84,7%. Provinsi Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera Utara
merupakan tiga provinsi dengan capaian terendah.
TAHUN 2015

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33


Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam
bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral). ASI mengandung kolostrum yang kaya akan
antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman
dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko
kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama
sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung
immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi
lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-
zat makanan, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang
tidak akan menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim
sehingga penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi.
Menurut Riskesdas 2013, proses mulai menyusui terbanyak terjadi pada 1-6 jam
setelah kelahiran (35,2%) dan kurang dari 1 jam (inisiasi menyusui dini) sebesar
34,5%. Sedangkan proses mulai menyusui terendah terjadi pada 7-23 jam setelah
kelahiran yaitu sebesar 3,7%.
Mengacu pada target renstra pada tahun 2015 yang sebesar 39%, maka
secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari enam
bulan sebesar 55,7% telah mencapai target. Menurut provinsi, kisaran cakupan ASI
eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan antara 26,3% (Sulawesi Utara) sampai 86,9%
(Nusa Tenggara Barat). Dari 33 provinsi yang melapor, sebanyak 29 di antaranya
(88%) berhasil mencapai target renstra 2015.
TAHUN 2016

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah meletakan bayi secara tengkurap di dada
atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-
kurangnya satu jam segera setelah lahir. Jika kontak tersebut terhalang oleh kain
atau dilakukan kurang dari satu jam dianggap belum sempurna dan dianggap tidak
melakukan IMD. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum
berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat
sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih
sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna
susu lebih putih. Selain mengandung zatzat makanan, ASI juga mengandung zat
penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan menganggu enzim di usus. Susu
formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapan makanan tergantung pada
enzim yang terdapat di usus bayi.
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016, persentase bayi baru lahir
yang mendapat IMD pada tahun 2016 sebesar 51,9% yang terdiri dari 42,7%
mendapatkan IMD dalam <1 jam setelah lahir, dan 9,2% dalam satu jam atau lebih.
Persentase tertinggi di Provinsi DKI Jakarta (73%) dan terendah Bengkulu (16%).
Persentase bayi 0-5 bulan yang masih mendapat ASI eksklusif sebesar 54,0%,
sedangkan bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia enam bulan
adalah sebesar 29,5%.
TAHUN 2017

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah meletakan bayi secara tengkurap di dada
atau perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-
kurangnya satu jam segera setelah lahir. Jika kontak tersebut terhalang oleh kain
atau dilakukan kurang dari satu jam dianggap belum sempurna dan dianggap tidak
melakukan IMD.
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum
berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat
sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih
sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna
susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga mengandung zat
penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan menganggu enzim di usus. Susu
formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapan makanan tergantung pada
enzim yang terdapat di usus bayi.
Pada tahun 2017, secara nasional persentase bayi baru lahir yang mendapat
IMD sebesar 73,06%. Angka ini sudah melampaui target Renstra tahun 2017 yaitu
44%. Provinsi dengan persentase tertinggi bayi baru lahir mendapat IMD adalah
Aceh (97,31%) dan provinsi dengan persentase terendah adalah Papua (15%). Ada
empat provinsi yang belum mencapai target Renstra tahun 2017 sedangkan provinsi
Papua Barat belum mengumpulkan data.

Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 61,33%.


Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2017 yaitu 44%. Persentase
tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada Nusa Tenggara Barat
(87,35%), sedangkan persentase terendah terdapat pada Papua (15,32%). Ada lima
provinsi yang belum mencapai target Renstra tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai