M A K A LA H
Oleh :
Dr. Lisfayeni
NIP : 19680614 2001 12 2 001
DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU
PUSKESMAS BALONGAN KECAMATAN BALONGAN
Jalan Raya Balongan No.20 Tlp. ( 0234) 428035
Indramayu
ABSTRAK
Diperkirakan setiap tahun 583.000 kasus baru TB, dimana sekitar 1/3 penderita
terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/klinik pemerintahan
swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan
kematian karena TB diperkirakan 140.000 per tahun
1. Advokasi ke pejabat terkait , Pak Camat , Pak Kuwu ,tokoh Masyarakat ,Ulama .
Hasil dan pembahasan : Masih belum tercapainya Penemuan Kasus BTA( +) sesuai target
yang diharapkan ,dan angka penemuan suspeck yang belum mencapai target tahun 2009.
Diharapkan tahun 2010 mencapai target yang diharapkan
Kesimpulan : Bahwa kami harus bekerja lebih maksimal lagi untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan dan bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral serta praktek swasta
dan rumah sakit swasta lebih ditingkatkan lagi .
ii
SURAT PERNYATAAN
Nama : Dr. L I S F A Y E N I
Mengetahui
Kepala Dinas Kesehatan Yang membuat pernyataan
Kabupaten Indramayu
Puji syukur yang tak terhingga saya ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk pemilihan dokter teladan tingkat propinsi ,
saya sadar sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan didalam melakukan inovasi untuk
meningkatkan penemuan penderita TBC dan memutuskan rantai penularan TBC di
masyarakat .
Saya juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, pengarahan dan dorongan ,serta semangat
dalam sumbang pikiran para kabid dan kasie Dinas Kesehatan khususnya bidang P2P dan
bidang Yankes , tentu makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik .
Pada kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus tulusnya kepada
Wassalam
Penulis iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
SURAT PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR.. iv
DAFTAR ISI . v
BAB I : Pendahuluan . 1
1.1 Latar Belakang. 1
1.2 Perumusan Masalah. 2
1.3 Tujuan.. 3
1.4 Manfaat 3
BAB II : Tinjauan Pustaka 4
2.1 Definisi Tuberkulosis Paru..4
2.2 Diagnosa Tuberkulosis paru5
2.3 Klasifikasi Penyakit dan tipe pasien 6
BAB III : Kerangka Pikir ... 10
3.1 Pohon Masalah .. 10
3.2 Analisa Penetapan Penyebab Prioritas masalah pokok 12
3.3 Alternatif pemecahan masalah.. 13
3.Prioritas masalah dengan teori MC NAMARA. 14
BAB IV : Pembahasaan 15
4.1 Pencapaian program .. 18
4.2 Identifikasi Penyebab Masalah..... 19
4.3 Upaya- Upaya yang di lakukan mengatasi tuberculosis Paru . 19
BAB V Kesimpulan Dan Rekomendasi 23
5.1 Kesimpulan... 23
5.2 Rekomendasi ... 23
Lampiran
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia berada pada peringkat ketiga setelah China dan India sebagai negara
yang memiliki jumlah penderita TBC terbanyak di dunia. Pada tahun 2005 Indonesia telah
berhasil mencapai angka kesembuhan sesuai dengan target global yaitu sebesar 85% yang
tetap dipertahankan dalam empat tahun terakhir ini. penemuan kasus TBC mengalami
peningkatan hingga melewati target yang diharapkan yaitu sebesar 76% pada tahun 2006
(Depkes RI, 2007). WHO (World Health Organization) merekomendasikan strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Short-Course) sebagai upaya pendekatan kesehatan yang
paling tepat saat ini untuk menanggulangi masalah TBC di Indonesia khususnya keberhasilan
dalam penemuan kasus TBC yang diharapkan dapat mencapai target. Beberapa fokus utama
dalam pencapaian target yaitu pengawasan minum obat, memperkuat mobilisasi sosial dan
advokasi serta memperkuat kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai tingkat (Anonim,
2007). Target yang digunakan dalam penanggulangan TBC di Indonesia mengacu pada target
global penanggulangan TBC yang ditentukan oleh The Global Plan to Stop TBC dari inisiatif
Stop TBC Partnership dengan bantuan WHO antara lain pertama, pada akhir tahun 2005-
2015 .diharapkan tingkat penemuan kasus mencapai 70% dan tingkat keberhasilan
pengobatan mencapai 85%. Kedua, pada tahun 2015 prevalensi dan kematian akibat TBC
berkurang hingga 50% dibandingtahun 1990. Ketiga, pada tahun 2050 TBC tidak lagi
menjadi masalah kesehatan dunia.
Sementara Jabar menduduki peringkat pertama yang memiliki jumlah
panderita TBC terbanyak di Indonesia. Hal ini disebabkan jumlah penduduk di Jabar cukup
besar di Indonesia. Jabar ditargetkan bisa menemukan 107 penderita TBC dari setiap 100.000
penduduk di wilayahnya dalam waktu setahun.
1 .2 Masalah
Masih rendahnya penemuan BTA (+) dan Suspeck di wilayah kerja Puskesmas
Balongan karena :.
1. Kurangnya kesadaran penderita TB untuk berobat
2. Belum Optimalnya Kerjasama Lintas Program di Puskesmas
3. Kurangnya dukungan Lintas sektoral
4. Kurangnya kerjasama dengan Praktek Swasta.
1 .4 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan makalah ini adalah untuk melakukan kajian tentang upaya upaya meningkatkan
penemuan BTA (+) dan Suspeck TBC di Puskesmas Balongan , sebagai upaya upaya
untuk memutuskan rantai penularan di masyarakat .
Tujuan Khusus
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian masyarakat akibat penyakit TB
2. Mengetahui langkah langkah didalam pemutusan rantai penularan TBC
3. Mengetahui langkah langkah didalam Meningkatkan Penemuan kasus di
Puskesmas Balongan tahun tahun selanjutnya
4. Mengetahui langkah langkah penangulangan TBC secara Komprehensif .
1.5 Manfaat
Makalah ini dapat diharapkan sebagai
1. Memberikan masukan dan upaya upaya untuk merencanakan meningkatkan
Penemuan kasus TBC didalam upaya meyembuhkan pasien TBC , memutus rantai
penularan TBC dan Mencegah resistensi Kuman bagi Puskesmas Balongan
khususnya.
2. Mengantarkan suatu penelitian untuk meneliti lebih lanjut factor factor panghambat
didalam penanggulangan TBC secara komprehensif ini .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU
2.1 Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya
Cara penularan
o Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin
kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Sinar matahari dapat membunuh
kuman.
o Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Faktor yang memungkinkan seseorang terpapar kuman
TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup
udara tersebut.
- DIAGNOSIS TB
Diagnosis TB paru
Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu -
pagi - sewaktu (SPS).
Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman
TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan
dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto
toraks,
biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang
sesuai dengan indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan
pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang
khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.
Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.
Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek TB paru.
Indikasi pemeriksaan foto toraks
Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun pada kondisi
tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi sebagai
berikut:
Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini
pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru
BTA positif. (lihat bagan alur)
Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT. (lihat bagan alur)
Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan
penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa, efusi perikarditis
atau efusi pleural) dan pasien yang mengalami hemoptisis berat (untuk
menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma).
1. Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra paru;
2. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak mikroskopis): BTA (+) atau BTA (-) ;
3. Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat.
4. Riwayat pengobatan TB sebelumnya: baru atau sudah pernah diobati
2) Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru
yang luas (misalnya proses far advanced), dan atau keadaan umum pasien
buruk.
KERANGKA PIKIR
IV. Akibat masalah spesifik adalah Masih Rendahnya Derajat Kesehatan Di Kecamatan
Balongan
Adapun Kreteria penilaian yang digunakan, menggunakan Skala Nilai Likert, sebagai
berikut
PENILAIAN KRETERIA
NILAI KRETERIA
Berdasarkan skala nilai tersebut maka analisis untuk memilih masalah pokok dominan
adalah Kurangnya Pemahaman sebagian besar Nakes terhadap Program / Lintas Program
Khususnya Prog P2TB, selanjutnya untuk mencari prioritas penyebab spesifik, yaitu :
Dari keempat masalah tersebut diatas, untuk pemilihan juga menggunakan analisis USG,
output
Jadi Prioritas maslah adalah Seluruh Petugas Mempelajari kembali Tupoksi Programnya dan
mempresentasikan pada Rekan Lintas Program, sampai seluruh Petugas Lintas Program
benar-benar memahami Tupoksi Lintas Program
BAB IV
PEMBAHASAN
DATA UMUM PUSKESMAS BALONGAN
Kecamatan Balongan terletak di pinggir pantai Utara Pulau Jawa dan merupakan
salah satu kecamatan di Kabupaten Indramayu yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Secara administratif, Kecamatan Balongan terbagi dalam 10 Desa Dengan jumlah RT = 135
RT dan RW = 46 RW.
Jumlah
No Desa Jumlah Penduduk % Keterangan
Penduduk Miskin
PROSES DATA :
OUTPUT DATA :
Pencapaian
INDIKATOR Target ANALISA
tahun 2009
Angka Penemuan Pasien baru TB
Kurang mencapai
BTA positif (Case Detection Rate = CDR) 23/41 = 56 % 80%
Target
dan
Kurang mencapai
Angka Penjaringan Suspek 333 410
Target
Proporsi Pasien TB Paru BTA
positif diantara Suspek yang diperiksa 23/333 = 7 % 5 - 15 % Mencapai Target
dahaknya
Proporsi Pasien TB Paru BTA
23/35 = 67 % > 65 % Mencapai Target
positif diantara seluruh pasien TB paru
dievaluasi
E.2 Adanya Kewajiban petugas Lintas Program untuk melaporkan temuan kasus lintas
Program, khususnya temuan kasus TB :
E.3. Melaporkan temuan kasus lintas Program yang bermasalah, khususnya temuan kasus TB
Setiap pembina wilayah dituntut laporannya saat pemegang program melaporkan hasil
kegiatan bulanan .
E.4 . Adanya pendekatan spiritual untuk meningkatkan motivasi petugas lintas program
E.6. Adanya Penyuluhan Program TB oleh Lintas Program dan seluruh komponen masyaraka
Penan
BENTUK
No Kegiatan TUJUAN SASARAN KEGIATAN WAKTU DANA ggung
jawab
Seluruh Petugas Agar pemegang seluruh presentasi Hari kamis tidak Ka
Mempelajari kembali program karyawan dan setiap diperlukan PKM
1
Tupoksi Programnya memahami evaluasi minggu
tupoksinya
Menghitung sasaran / target Agar Petugas TB Evaluasi setiap tidak Ka
tahunan dan bulanan baik di mengetahui bulan diperlukan PKM
2 tingkat Puskesmas maupun target dan minggu ke
di tingkat Desa
pencapaian 1
Melaporkan temuan kasus Penemuan Seluruh laporan setiap tidak Ka
lintas Program yang penderita lintas waktu diperlukan PKM
3 bermasalah, khususnya program kalau ada
temuan kasus TB
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. 1. Kesimpulan
1. Penanggulangan Penyakit TBC perlu dukungan semua pihak mulai dari penjabat
terkait , pak kuwu , tokoh masyarakat , ulama dan masyarakat itu sendiri .
2. Penangulanggan TBC secara komprehensif perlu dukungan juga dari lintas program
yaitu Program Kesehatan Lingkungan melihat kondisi rumah penderita apakah
ventilasi cukup , program gizi untuk memberikan advis kepada penderita agar lebih
memperhatikan gizinya , juga program Promosi Kesehatan agar memberikan
penyuluhan ,agar jangan meludah sembarangan , menutup mulut kalau batuk dan
bersin .
3. Hasil kajian ini menemukan beberapa masalah pada komponen keluaran, yaitu :
a. Kurangnya penemuan kasus BTA (+) tahun2009
b. Kurangnya penemuan suspeck tahun 2009
4. Penyebab masalah kurangnya penemuan BTA(+) adalah belum terlatihnya petugas
TBC , Kurangnya kesadaran masyarakat itu sendiri untuk memeriksakan dirinya
karena ada perasaan malu dan kurangnya pengetahuan tentang bahaya penyakitnya .
5. 2. Rekomendasi
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu agar melakukan pelatihan bagi petugas TBC
agar lebih mengetahui secara menyeluruh tugas dan kewajibannya
2. Dinas kesehatan khususnya seksi pemberantasan Penyakit menular dinas kesehatan agar
terus menerus melakukan binaan teknis ke lapangan , yang sekarang sudah berjalan
setiap 3 bulan agar terus dipertahankan dan ditingkatkan kwantitas dan kwalitasnya .
3. Bagi rumah sakit pemerintahan atau praktek swasta agar membuat tembusan ke
puskesmas , bagi siapa yang diobatinya , agar bisa dilakukan kunjungan kontak serumah
untuk mencari penderita baru .
Daftar Pustaka
4) Bahar , A. 1996 Tuberkulosis Paru .Dalam: Waspadji. Dkk ( Eds ).1996 Buku ilmu
penyakit dalam FKUI (2):715.727 hlm
5) Suryatenggara , B1996. Pengobatan Tuberkulosis yang d anjurkan WHO.
10) Yunus, F Hidayat .s Amri . . Aspek Diagnosis dan pengobatan pada penderita TB paru
yang berobat jalan di bagian Pulmonologi FKUI paru vol 12 ; 2: 14 25 hlm
Salah satu contoh rumah penderita TBC
Upaya kami adalah pemberian penyuluhan dan kalau keluarga itu gakin
diberikan bantuan kassa nyamuk dari strimin , dan dilakukan pemberian
genteng kaca untuk diletakkan dikamar penderita dan diruang tamu agar ada
sinar matahari yang masuk .