Mini Project
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Internsip Dokter Indonesia
Oleh:
dr. Elok Erlita NF
Pendamping:
dr.Hj. Khoiriyah
2015
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
petunjuk, kekuatan, dan hidayah-Nya, sehingga Mini Project yang berjudul
“Gambaran kepuasan pasien ditinjau dari mutu pelayanan yang diberikan oleh tenaga
medis dan paramedis bagian rawat jalan di Puskesmas Brondong” ini dapat disusun
dan diselesaikan dengan baik.
Mini Project ini disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan untuk
mengikuti tugas dalam menempuh Program Dokter Internship Indonesia. Penulisan
mini project ini dapat terwujud tentu saja tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan
bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. dr. Hj. Khoiriyah selaku Kepala Puskesmas dan Pendamping atas
kesabarannya membimbing penulis dan memberikan ilmu serta
meluangkan waktu selama penyusunan mini project ini.
2. Seluruh karyawan Puskemas Brondong yang telah membantu memberikan
informasi sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan mini
project ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan mini project ini.
Penulis menyadari bahwa mini project ini masih banyak kekurangannya,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
mendukung penyempurnaan mini project ini. Akhir kata, penulis mengharapkan mini
project ini dapat bermanfaat bagi pembaca semuanya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................6
1.1 Latar Belakang......................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................8
1.3 Tujuan...................................................................................................................9
1.4 Manfaat.................................................................................................................9
BAB 4 HASIL..............................................................................................................25
BAB 5 PEMBAHASAN..............................................................................................42
4
BAB 6 PENUTUP........................................................................................................45
6.1 Kesimpulan.........................................................................................................45
6.2 Saran...................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................48
5
BAB 1
PENDAHULUAN
6
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat
luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di bawah
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota. (DEPKES, 2012)
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu. Program Puskesmas
merupakan program kesehatan dasar, meliputi (PERMENKES,2014 ):
a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. KIA & KB
d. Perbaikan gizi
e. Pemberantasan penyakit menular
f. Pengobatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, penunjang medik
Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di puskesmas yang melayani
pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh
prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan
merupakan bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. Pertumbuhan
yang cepat dari rawat jalan ditentukan oleh tiga faktor yaitu: Penekanan biaya untuk
mengontrol peningkatan harga perawatan, Peningkatan kemampuan dan sistem
reimbursement untuk prosedur di rawat jalan, Perkembangan secara terus menerus
dari teknologi tinggi untuk pelayanan rawat jalan akan menyebabkan pertumbuhan
rawat jalan.
Pada tahun 2012 telah dilakukan penelitian di Puskesmas Brondong mengenai
tingkat kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan yang telah diberikan oleh
Puskesemas Brondong terhadap masyarakat, dari penelitian tersebut didapatkan hasil
kurang memuaskan (75%) dari kuisioner yang diberikan kepada masyarakat, oleh
karena itu pada tahun 2015 dilakukan penelitian ulang guna mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan yang telah diberikan
Puskesmas Brondong.
Salah satu keberhasilan pelayanan di puskesmas adalah dengan meningkatnya
mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan bagi seorang
pasien tidak lepas dari rasa puas bagi seseorang pasien terhadap pelayanan yang
7
diterima, dimana mutu yang baik dikaitkan dengan kesembuhan dari penyakit,
peningkatan derajat kesehatan, kecepatan pelayanan, lingkungan perawatan yang
menyenangkan, keramahan petugas, kemudahan prosedur, kelengkapan alat, obat-
obatan dan biaya yang terjangkau. Penentuan kualitas suatu jasa pelayanan dapat
ditinjau dari lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu :
a. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
b. Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan
dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap, yang meliputi : kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan,
kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan
pelanggan/pasien.
c. Assurance (jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan
terhadap produk/jasa secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan
kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan
informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
d. Emphaty (Empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan
dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya.
e. Tangibles (Bukti Langsung), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti
gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,
kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi
dan penampilan karyawan.
8
1.3 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kepuasan pasien ditinjau dari mutu pelayanan
yang disediakan oleh tenaga medis dan paramedis dibagian rawat jalan
puskesmas Brondong.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh bagian
pendaftaran, dan pelayanan rawat jalan di puskesmas brondong.
2. Memberikan kenyamanan pada pasien yang menerima pengobatan
rawat jalan di puskesmas brondong sebagai fasilitas kesehatan
pertama.
3. Memenuhi persyaratan akreditasi terkait mutu pelayanan yang
diberikan puskesmas kepada masyarakat
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Puskesmas :
Mengetahui gambaran kepuasan pasien ditinjau dari mutu pelayanan yang
disediakan oleh tenaga medis dan paramedis dibagian rawat jalan
puskesmas Brondong.
Memperbaiki mutu pelayanan Puskesmas sesuai kriteria akreditasi untuk
mempersiapkan akreditasi di Puskesmas Brondong
Meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat dibagian rawat jalan
Puskesmas Brondong
1.4.2 Untuk masyarakat :
Masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai
harapan, sehingga masyarakat puas saat mendapatkan pelayanan kesehatan
dibagian rawat jalan
1.4.3 Untuk dokter internship :
Menambah pengetahuan mengenai menejemen pelayanan Puskesmas
untuk mempersiapkan akreditasi
Mengaplikasikan pengetahuan mengenai ilmu kesehatan masyarakat
yang telah dipelajari
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
10
penyedia pelayanan kesehatan. Mereka mempunyai persyaratan-persyaratan yang
diharapkan dapat dipenuhi oleh rumah sakit/organisasi penyedia pelayanan kesehatan
terhadap produk-produk pelayanan yang disediakan. Pelanggan eksternal sebagai
pengguna jasa pelayanan mengharapkan apa yang diinginkan dapat dipuaskan
(customer satisfaction), sedangkan tenaga profesi mengajukan persyaratan agar
pelayanan yang disediakan memenuhi standar profesi, sedangkan pihak manajemen
menghendaki pelayanan yang efektif dan efisien. Jadi mutu dapat dipandang dari
berbagai sudut pandang. Dari pendapat beberapa pakar mutu yang memperhatikan
berbagai sudut pandang tersebut, dapat dirangkum disebutkan ada delapan dimensi
mutu (Brown et al.):
1. Akses terhadap pelayanan (Access): apakah akses terhadap pelayanan
mudah? Bagaimana akses masyarakat/pasien terhadap pelayanan gizi?
2. Efektivitas (Effectiveness): apakah pelayanan dilaksanakan secara efektif,
mencapai tujuan dan kebutuhan? Apakah pelayanan gizi yang disediakan
dapat mencapai tujuan dan kebutuhan yang diharapkan masyarakat?
3. Efisiensi (Efficiency): apakah pelayanan dilakukan secara efisien baik dari
segi pembiayaan dan waktu. Apakah pelayanan gizi dilakukan secara
efisien, baik dari aspek finansial dan waktu?
4. Keamanan (Safety): apakah pelayanan dilaksanakan secara aman baik bagi
pasien maupun karyawan ? Apakah pemberian vitamin A dilakukan dengan
aman, apakah penyelenggaraan PMT dapat dijamin keamanannya?
5. Kontinuitas pelayanan (Continuity of care): jika memerlukan pelayanan
lanjutan apakah pelayanan tersebut dapat diperoleh? Jika dijumpai kasus
gizi yang perlu dirujuk apakah dapat dijamin kontinuitas pelayanan ?
6. Kompetensi tehnis (Technical Competence): apakah pelayanan dilakukan
oleh tenaga yang kompeten secara tehnis? Apakah pelayanan KIA dilakukan
oleh tenaga yang kompeten?
7. Kenyamanan (amenities): apakah pelayanan, sarana dan prasarana
memberikan kenyamanan bagi pasien dan karyawan?
8. Hubungan interpersonal (Interpersonal relationship): apakah pelayanan
menunjukkan hubungan interpersonal yang saling menghargai (respect),
perhatian dan keramahan?
11
Shewhart dan Deming mengemukakan langkah-langkah perbaikan mutu sebagai
siklus pemecahan masalah yang meliputi: Plan, Do, Check, dan Action. (PDCA) :
1. Plan: perbaikan proses dapat dicapai pada tiap tingkat organisasi. Perbaikan
berfokus pada persyaratan yang diajukan oleh pelanggan maupun input dari
rekanan, pelanggan internal. Seluruh jajaran karyawan dalam organisasi
harus mampu mengatasi masalah yang ada dalam sistem, oleh karena itu
perlu bersama-sama menyusun rencana perbaikan.
2. Do: Ketika inisiatif untuk melakukan perbaikan telah direncanakan, maka
inilah saatnya untuk melakukan uji coba dalam skala kecil, segala perubahan
yang terjadi diamati, dicatat, dan dianalisis dengan alat-alat perbaikan mutu
seperti flow chart, fishbone, pareto, analisis trend, histogram, diagram
pencar, diagram kendali, dan sebagainya.
3. Chek/Study: Hasil uji coba dianalisis dan didiskusikan bersama, sehingga
dapat dipahami keterkaitan antara masalah yang satu dengan yang lain dan
dapat memberikan rekomendasi yang perlu dilakukan untuk perbaikan.
4. Act: Berdasarkan hasil uji coba dapat diambil keputusan untuk melakukan
adopsi perubahan, melakukan penyesuaian, atau mengembangkan alternatif
lain untuk diuji coba lagi jika ternyata hasil uji coba tidak menunjukkan
adanya perbaikan.
Juran mengemukan tiga hal yang harus dilakukan dalam menerapkan
manajemen mutu, yaitu:
1.“Commitment and actions” dari manajemen puncak
2. Pelatihan manajemen mutu
3. Perbaikan mutu yang berkesinambungan.
Selanjutnya Juran menyampaikan trilogi dalam perbaikan mutu, yaitu
perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan mutu.
1. Perencanaan mutu: fokus dari perencanaan mutu adalah menjamin
bahwa tujuan mutu dapat dicapai melalui kegiatan operasional.
Perencanaan mutu meliputi :
a. identifikasi pelanggan eksternal dan internal
b. pengembangan gambaran/ciri/spesifikasi produk yang merupakan
respon keinginan dan kebutuhan pelanggan
12
c. merumuskan tujuan mutu yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan dengan pembiaya yang efisiesn dan rekanan
sebagai mitra kerja
d. merancang bangun proses untuk memproduksi
produk/jasa/pelayanan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
e. Menunjukkan bahwa proses tersebut secara operasional mampu
untuk mencapai tujuan mutu yang telah ditetapkan
2. Perbaikan/peningkatan mutu: Untuk mencapai kinerja yang optimal,
proses operasional juga harus optimal. Kegiatan peningkatan mutu
meliputi:
1. identifikasi proses spesifik untuk ditingkatkan
2. bentuk tim untuk melakukan perbaikan proses tersebut
3. lakukan diagnosis dan analisis untuk mencari penyebab dan
mengidentifikasi penyebab masalah yang utama
4. kembangkan kegiatan-kegiatan korektif dan preventif
5. lakukan uji coba dan berikan rekomendasi untuk perbaikan yang
efektif
3. Pengendalian mutu: tujuan dari pengendalian mutu adalah dokumentasi
dan sertifikasi bahwa tujuan mutu tercapai dalam kegiatan operasional.
Pengendalian mutu meliputi:
1. menentukan apa yang akan dikendalikan
2. menetapkan apa yang akan diukur
3. memilih metode dan menyusun instumen pengukuran
4. melakukan pengukuran secara nyata
5. memahami dan menganalisis varians, melakukan interpertasi
kenyataan dibandingkan standar
6. melakukan tindakan koreksi terhadap adanya kesenjangan antara
kenyataan dan standar.
13
dihasilkannya. Pada instansi publik, kepuasan masyarakat dapat dilihat dari kualitas
pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.
2.3.1 Macam – macam Kepuasan
Kepuasan terdiri dari 2 macam, yaitu :
a) Kepuasan fungsional : Merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
suatu produk yang telah dimanfaatkan.
b) Kepuasan psikologis : merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
bersifat tidak terwujud dari suatu produk (menarik gengsi atau harga diri,
menciptakan citra pribadi)
Menurut Alma (2004:284) ada lima faktor dominan atau penentu kualitas jasa,
yaitu :
a. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
b. Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan
dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan
tanggap, yang meliputi : kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan,
kecepatan karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan
pelanggan/pasien.
c. Assurance (jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan
terhadap produk/jasa secara tepat, kualitas keramah tamahan, perhatian dan
kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan
informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
d. Emphaty (Empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan
dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya.
e. Tangibles (Bukti Langsung), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti
gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,
kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi
dan penampilan karyawan.
14
2.3.2 Pengukuran Kepuasan Masyarakat
Dalam hal implementasi pengukuran kepuasan masyarakat terdapat dua aspek
penting yang saling berkaitan (Fandy, 2005:366) , yaitu:
a) Apa yang diukur ?
Enam konsep inti mengenai objek pengukuran sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan keseluruhan
Diukur yaitu pertama, mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap
produk atau jasa perusahaan bersangkutan. Kedua, menilai dan
membandingkan dengan tingkat pelanggan keseluruhan terhadap produk
dan jasa.
2. Dimensi kepuasan pelanggan
Terdapat empat langkah ukuran. Pertama, mengidentifikasi dimensi-
dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai
produk atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik, seperti
kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan
pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai produk atau jasa pesaing
berdasarkan item-item spesifik yang sama. Dan keempat, meminta para
pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereja
paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.
3. Konfirmasi harapan
Kepuasan tidak diukur langsung namun disimpulkann berdasarkan
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dan kinerja
aktual produk perusahaan.
4. Minat pembelian ulang
Diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah pelanggan
akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi
5. Ketidakpuasan pelanggan
Beberapa aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan
pelanggan yaitu :
a) komplain
b) retur atau pengembalian produk
c) biaya garansi
d) penarikan kembali produk dari pasar, dan
15
e) konsumen beralih ke pesaing
b) Bagaimana cara mengukur?
Empat metode yang banyak digunakan dalam mengukur kepuasan
pelanggan (Fandy, 2005:336), yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada pelanggan wajib
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pelanggan untuk
menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka.
2. Ghost Shopping
Metode ini untui memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
dengan memperkerjakan beberapa ghost shoppers untuk berperan sebagai
pelanggan potensial jasa perusahaan dari pesaing. Mereka diminta
melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan pengalamannya
mengenai kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan dibandingkan para
pesaing
3. Lost customer analysis
Perusahaan seharusnya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah beralih ke pemasok agar dapat memahami
mengapa hal itu dapat mengambil kbijakan perbaikan atau
penyempurnaan selanjutnya.
4. Survey kepuasan pelanggan
Metode survey, baik via pos, telepon, maupun wawancara langsung.
Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan atau umpan
balik langsung dari pelanggan.
17
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati :
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan ;
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya pelayanan
yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan :
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan ;
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan ;
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
2.4.3 Sasaran Indeks Kepuasan Masyarakat
Sasaran penyusunan Indeka Kepuasan Masyarakat berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004, yaitu :
a) Tingkat pencapaian kinerja unit pelayanan instansi pemerintahan
dalam memberikan peayanan terhadap masyarakat.
b) Penataan sistem, mekanisme, dan prosedur pelayanan, sehingga
pelayanan dapat dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya
guna, dan berhasil guna
c) Tumbuhnya kreatifitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam
peningjatan kualitas pelayanan publik.
2.4.4 Manfaat Indeks Kepuasan Masyarakat
Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut :
a) Diketahuinya kelemahan atau kekuatan dari masing-masing unsur
dalam penyelenggaraan pelayanan publik
b) Diketahuinya kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah
dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik
18
c) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang
perlu dilakukan
d) Diketahui Indeks Kepuasan Masyarakat secara menyeluruh terhadap
hasil pelaksanaan pelayanan publik dalam lingkup pemerintah pusat
dan daerah
e) Memacu persaingan positif, antara unit penyelenggara pelayanan pada
lingkup pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kinerja
pelayanan.
f) Bagi masyarakat dapat diketauhi gambaran tentang kinerja unit
pelayanan.
2.5 Akreditasi
2.5.1 Pengertian Akreditasi
Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang diberikan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
setelah dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi standar pelayanan Puskesmas yang
telah ditetapkan oleh Menteri untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas secara
berkesinambungan (PERMENKES, 2014).
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan
mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen,
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan dan
hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini
ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.
21
3. Pemberian obat kepada pasien disertai dengan label obat yang jelas
(mencakup nama, dosis, cara pemakaian obat dan frekuensi
penggunaannya).
4. Pemberian obat disertai dengan informasi penggunaan obat yang
memadai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga
pasien.
5. Petugas memberikan penjelasan tentang kemungkinan terjadi efek
samping obat atau efek yang tidak diharapkan.
6. Petugas menjelaskan petunjuk tentang penyimpanan obat di rumah.
7. Tersedia kebijakan dan prosedur penanganan obat yang
kadaluwarsa/rusak.
8. Obat kadaluwarsa/rusak dikelola sesuai kebijakan dan prosedur.
22
BAB 3
METODE KEGIATAN
23
3.5 JADWAL KEGIATAN
24
BAB 4
HASIL
25
Jumlah 6.812 61.505 9,03
Sumber : Kantor statistik kabupaten/ kota
4.1.4 Strategi
Strategi adalah pola pengarahan dan pengarah seluruh sumber daya puskesmas
untuk perwujudan visi melalui misi perusahaan. Strategi yang dijalankan oleh
Puskesmas Brondong yaitu :
1. Pengoprasionalan alat-alat penunjang medik baru
2. Penambahan jumlah tenaga medis dan paramedis
3. Peningkatan organisasi sesuai Dinkes
4. Peningkatan SDM dengan meningkatkan kemampuan kerja karyawan dan
muty pelayanan
5. Peningkatan kebersihan, ketertiban, dan kenyamanan di Puskesmas
6. Meningkatkan pengawasan dan evaluasi
7. Penyesuaian tarif baru/Perda baru
26
8. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
Gambar 1
Tabel 2
Keadaan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Brondong Tahun 2015
No. Kategori Jumlah
1 Dokter Umum 3
2 Dokter Gigi 1
4 Bidan 16
27
5 Bidan Desa 10
6 Perawat 15
7 Pembantu Bidan 1
8 Farmakmin 1
9 Pekarya 3
10 Petugas Gizi 1
11 Analis Laborat 1
13 P. Kusta 1
14 P. DBD 1
15 Staf TU/Umum 6
Jumlah 60
4.1.6 Pelayanan
Puskesmas Brondong menyediakan bberapa pelayanan kepada masyarakat,
sebagai berikut :
1. Pelayanan loket
2. Pelayanan kesehatan dasar
3. Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)
4. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
5. Pelayanan pemeriksaan Papsmear dsn IVA tes
6. Pelayanan kefarmasian (Obat)
7. Pelayanan kesehatan miskin (JAMKESMAS)
8. Pelayanan gawat darurat (UGD) 24 jam
9. Pelayanan rawat inap
10. Pelayanan pelayanan persalinan (PONED)
11. Pelayanan pemeriksaan penunjang
12. Pelayanan pemeriksaan kesehatan khusus
13. Pelayanan kesehatan tenaga kerja
14. Pelayanan rujukan (ambulance)
28
15. Penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular
16. Penyelenggaraan usaha kesehatan sekolah (UKS)
17. Penyelenggaraan promosi kesehatan (PROMKES)
18. Penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat
19. Pelayanan aduan masyarakat
20. Pelayanan pemeriksaan laboratorium lengkap
Untuk mendapatkan pelayanan, masyarakat diharuskan mengikuti prosedur
seperti berikut :
Gambar 2
Alur Mekanisme Pelayanan
29
3. Pasien menunggu panggilan diruang tunggu sesuai nomor urut kecuali
untuk penderita dalam keadaan darurat
4. Pasien dianamnesis di ruang BP. Umum/ KIA / BP. Gigi/ BP. Gizi oleh
dokter, bidan atau perawat
5. Pasien diperiksa sesuai Standart Operating Procedure
6. Pasien yang perlu pemeriksaan laboratorium dibuatkan surat rujukan atau
ditulis di kartu rujukan catatan medis
7. Pasien mendapat resep atau tindakan sesuai diagnosis penyakit
8. Pasien mengambil obat di ruang obat/ apotek
9. Pasien yang perlu mendapat rujukan kepelayanan kesehatan yang dituju
baik yang didalam puskesmas atau diluar puskesmas dibuat surat rujukan
atau ditulis dicatatan medis
10. Waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan pelayanan, adalah :
a) Tanpa tindakan / rujukan ± 15-30 menit
b) Dengan tindakan / rujukan ± 15-60 menit
Untuk menunjang pelayanan yang optimal kepada masyarakat tersebut
diatas, makan Puskesmas Brondong telah mengupayakan perbaikan kualitas baik dari
sumber daya manusia maupun sarana penunjang lainnya, yaitu :
1. Pelatihan Sumber Daya Manusia
a. Pendidikan dan pelatihan kusta
b. Pelatihan program KB
c. Pelatihan perawatan PPNI
d. Pelatihan Analysis System & Plan of Action Quality Insurance
e. Penataran gizi
f. Penyuluhan kesehatan
g. Diklat manajemen puskesmas
h. Pelatihanteknis khusus kontrasepsi baru bagi bidan puskesmas
i. Pelatihan standarisasi klinik pemasangan dan pelepasan implan
j. Pelatihan paramedis program pon binaan terpadu (POSBINDU)
k. Penatalaksanaan korban kecelakaan akibat penyelaman dan
tenggelam
l. Diklat peningkatan gizi masyarakat
m. Pelatihan kegawat daruratan obstetri dan neonatal
30
n. Pelatihan konseling bagi bidan desa
o. Pelatihan standarisasi asuhan persalinan normal
p. Dsb.
2. Sarana dan Prasarana Kesehatan
a. Puskesmas induk (perawatan) : 1
b. Puskesmas pembantu : 3
c. Polindes : 10
d. Posyandu : 48
e. Posyandu manula :1
f. Bali pengobatan (BP) Kusta :1
g. Poli TB paru :1
h. Rontgen/radiologi :1
i. Laboratorium lengkap :1
j. Poli gigi :1
k. Poli umum :1
l. Konsultasi gizi :1
m. Poli KIA :1
n. Kamar pasien rawat inap
- Kamar VIP : 2 buah
- Kamar kelas 1 : 2 buah
- Kamar kelas 2 : 2 buah
- Kamar kelas 3 (dewasa) : 1 buah
- Kamar anak (kelas 3) : 1 buah
- Ruang bersalin : 1 buah
- Ruang isolasi : 2 buah
o. Ruang pertemuan
p. Ruang UGD
q. Ruang tunggu
r. Musholla
s. Kantin
3. Peralatan penunjang
a. Rontgen
b. ECG
31
c. Mikroskop
d. Haematology analyser
e. Fotometer
f. Sterilisator
g. Oksigen konsentrat.
a. Tingkat kepuasan pengguna Puskesmas Brondong
Berikut hasil tabulasi responden dari penelitian di Puskesmas Brondong :
Tabel 3
Karakteristik Responden Puskesmas Brondong Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Responden Persentase
Laki-laki 24 48 %
Perempuan 26 52%
Gambar 3
Diagram karakteristik responden Puskesmas Brondong berdasarkan jenis kelamin
(dalam persen)
< 16 tahun 2 4%
16-25 tahun 20 40 %
26-35 tahun 10 20 %
32
36-45 tahun 11 22 %
> 45 tahun 7 14 %
Tidak mengisi 0 0%
Gambar 4
Diagram karakterikstik responden berdasarkan usia
(dalam persen)
Tabel 5
Karakteristik responden Puskesmas Brondong berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan terakhir Responden Persentase
SD & kebawah 11 22 %
SMP 12 24 %
SMA 17 34 %
D1/D2/D3/D4 2 4%
S1 6 12 %
S2 keatas 0 0%
Tidak mengisi 2 4%
33
Gambar 5
Diagram karakteristik responden Puskesmas Brondong berdasarkan pendidikan
terakhir
(dalam persen)
Tabel 6
Karakteristik responden Puskesmas Brondong berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Responden Persentase
PNS/TNI/Polri 2 4%
Wiraswasta 23 46%
Pelajar/mahasiswa 10 20%
34
Gambar 6
Diagram karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
(dalam persen)
37
Persyaratan pelayanan
38
Kemampuan petugas pelayanan
Kecepatan pelayanan
39
Kewajaran biaya pelayanan
Kenyamanan lingkungan
40
Keamanan pelayanan
D. Evaluasi kepuasan pasien ditinjau dari mutu pelayanan dibagian rawat jalan
Setelah penulis melakukan penyampaian informasi tentang kecepatan dan
ketepatan waktu pelayanan bagian rawat jalan serta tingkat keamanan di Puskesmas
Brondong kemudian dilakukan evaluasi untuk melihat dan menentukan ada tidaknya
perbaikan dalam hal tersebut.
Dari hasil evaluasi kepuasan pasien terhadap kecepatan dan ketepatan waktu
pelayanan bagian rawat jalan sudah ada peningkatan yaitu bagian pendaftaran sudah
lebih cepat dalam mendaftar pasien datang karena sudah ada penambahan dari
petugas pendaftaran, pelayanan di BP Umum/KIA/BP Gigi juga lebih cepat dari
sebelumnya. Untuk keamanan di Puskesmas Brondong pengunjung masih
mengharapkan adanya perbaikan yaitu perluasan lahan parkir sehingga tidak sampai
parkir dipinggir jalan, adanya petugas jaga parkir, dan petugas jaga malam untuk
menjaga keamanan dan penambahan petugas kebersihan.
41
BAB 5
PEMBAHASAN
43