KEPERAWATAN KOMUNITAS I
Oleh :
Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya. Shalawat serta salam untuk Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis telah diberi kemudahan dalam menyusun makalah ini.
Adapun judul makalah ini adalah “Konsep Pelayanan Kesehatan Primer dan FKTP di
Indonesia”. Makalah ini diajukan sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Keperawatan
Komunitas 1.
Dalam penulisan makalah ini banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi.
Namun, berkat dorongan semua pihak, makalah ini akhirnya dapat penulis selesaikan. Maka
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1...............................................................................................................................
Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2...............................................................................................................................
Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3...............................................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Konsep Pelayanan Kesehatan Primer/ PHC (Primary Health Care) Di Indonesia..............
3
2.1.1. Definisi PHC.............................................................................................3
2.1.2. Sejarah PHC..............................................................................................3
2.1.3. Tujuan PHC..............................................................................................4
2.1.4. Sasaran PHC.............................................................................................4
2.1.5. Unsur Utama PHC....................................................................................5
2.1.6. Fungsi PHC..............................................................................................5
2.1.7. Prinsip Dasar PHC....................................................................................5
2.1.8. Elemen/ Ruang Lingkup PHC..................................................................6
2.1.9. Ciri-Ciri Pelaksanaan PHC.......................................................................7
2.1.10. Tanggung Jawab Perawat Dalam PHC..................................................7
2.1.11. Hal-Hal yang Mendorong Pengembangan Konsep PHC.......................7
2.2. Konsep FKTP Di Indonesia................................................................................8
2.2.1. Definisi FKTP...........................................................................................8
2.2.2. Jenis Dan Manfaat FKTP..........................................................................8
2.2.3. Peran Puskesmas Sebagai FKTP...............................................................11
2.2.4. Peran FKTP Sebagai Pelaksana Gatekeeper Concept ..............................11
2.2.5. Pelayanan Obat Dan Penggunaan Obat FKTP..........................................12
2.2.6. Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana FKTP...............................................13
BAB III : PENUTUP.............................................................................................................18
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................18
3
3.2. Saran...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
4
keseluruhan rata-rata per Kab/Kota terdapat 51,7 FKTP. Dokter gigi praktek belum
banyak yang melakukan kerjasama dengan BPJS. Fasilitas puskesmas lebih baik
dibandingkan dengan FKTP lainnya. Tidak semua klinik pratama ada rawat inapnya,
dan 44% klinik pratama memiliki laboratorium dan 56% klinik pratama bekerja sama
dengan laboratorium swasta.(Wulandari & Achadi, 2017)
1.3. Tujuan
1. Untuk imengetahui Definisi PHC
2. Untuk imengetahui Sejarah PHC
3. Untuk imengetahui Tujuan PHC
4. Untuk imengetahui Sasaran PHC
5. Untuk imengetahui Unsur Utama PHC
6. Untuk imengetahui Fungsi PHC
7. Untuk imengetahui Prinsip Dasar PHC
8. Untuk imengetahui Elemen/ Ruang Lingkup PHC
9. Untuk imengetahui Ciri-Ciri Pelaksanaan PHC
10. Untuk imengetahui Tanggung Jawab Perawat Dalam PHC
11. Untuk imengetahui Hal-Hal yang Mendorong Pengembangan Konsep PHC
12. Untuk imengetahui Definisi FKTP
13. Untuk imengetahui Jenis Dan Manfaat FKTP
14. Untuk imengetahui Peran Puskesmas Sebagai FKTP
15. Untuk imengetahui Peran FKTP Sebagai Pelaksana Gatekeeper Concept
16. Untuk imengetahui Pelayanan Obat Dan Penggunaan Obat FKTP
17. Untuk imengetahui Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana FKTP
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Pelayanan Kesehatan Primer/ PHC (Primary Health Care) Di Indonesia
2.1.1. Definisi PHC
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam
masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang
dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dan
menentukan nasib sendiri. (Becker et al., 2015)
Dengan demikian, konsep pelayanan kesehatan primer (PHC)
merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan bisa terjangkau
secara universal oleh individu dan keluarga di masyarakat. Fokus dari
pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai
aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian
pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra
dengan profesi dan ikut seerta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih
baik.(Nofalia & Nurhadi, 2018)
7
2.1.5. Unsur Utama PHC
Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah
a. Mencakup upaya – upaya dasar kesehatan (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif)
b. Melibatkan peran serta masyarakat
c. Melibatkan kerja sama lintas sectoral
8
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau,
layak, dan diterima budaya masyarakat (misalnya, penggunaan kulkas
untuk vaksin cold storage).
d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan
maksimal dari lokal, nasional, dan sumber daya yang tersedia lainnya.
Partisipasi masyarakat adalah proses individu dan keluarga untuk
bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di
sekitar mereka serta mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi
dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang
identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan. Masyarakat perlu
berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah
daerah. Partisipasi lebih mudah dilakukan di tingkat lingkungan atau
desa karena masalah heterogenitas yang minim.
e. Kerja sama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh suatu
intervensi hanya pada sektor kesehatan formal. Sektor lain sama
pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian
masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya:
pertanian (misalnya, keamanan makanan), pendidikan, komunikasi
(misalnya, menyangkut masalah kesehatan yang berlaku, metode
pencegahan dan pengontrolan mereka), perumahan, pekerjaan umum
(misalnya, menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi
dasar), pembangunan perdesaan, industri, dan organisasi masyarakat
(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah, organisasi-organisasi
sukarela, dan sebagainya).
12
c) Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium
tingkat pratama.
d) Pemeriksaan, pengobatan dan tindakan pelayanan
kesehatan gigi tingkat pertama.
2. Prosedur pelayanan kesehatan
a) Pelayanan Kesehatan bagi Peserta dilaksanakan secara
berjenjang sesuai kebutuhan medis dan kompetensi
Fasilitas Kesehatan, dimulai dari FKTP Peserta
terdaftar, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan
medis.
b) Peserta datang ke FKTP tempat Peserta terdaftar
dengan menunjukkan nomor identitas Peserta Jaminan
Kesehatan dan/atau identitas lain yang diperlukan
(KTP, SIM, KK)
c) Peserta memperoleh pelayanan kesehatan dari FKTP
d) Setelah mendapatkan pelayanan peserta
menandatangani bukti pelayanan pada lembar bukti
pelayanan yang disediakan.
e) Apabila hasil pemeriksaan dokter ternyata Peserta
memerlukan pemeriksaan ataupun tindakan spesialis/
sub spesialis sesuai indikasi medis, FKTP akan
memberikan surat rujukan ke FKRTL yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan sesuai ketentuan yang berlaku.
Bagi peserta yang berada di luar wilayah FKTP terdaftar (di
luar wilayah Kabupaten/Kota FKTP terdaftar), peserta dapat
mengakses pelayanan rawat jalan tingkat pertama pada FKTP lain
untuk paling banyak 3 (tiga) kali kunjungan dalam waktu paling lama
1 (satu) bulan di FKTP yang sama.
b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
1. Manfaat yang ditanggung
a) Administrasi pelayanan;
b) Akomodasi rawat inap;
c) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis;
13
d) Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun
non operatif;
e) Pelayanan persalinan dan neonatal
f) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
g) Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium
tingkat pratama.
2. Prosedur pelayanan
a) Peserta menunjukkan nomor identitas peserta JKN-
KIS.
b) Setelah mendapatkan pelayanan peserta
menandatangani bukti pelayanan pada lembar bukti
pelayanan yang disediakan oleh FKTP.
16
program dan kegiatan pada RKA-DPA SKPD Dinas
Kesehatan.
c) Dalam hal pemerintah daerah belum menetapkan
bendahara dan rekening dana kapitasi JKN dan BPJS
membayar dana kapitasi ke rekening lama, maka dana
kapitasi tersebut harus disetor ke kas daerah.
d) Setelah pemerintah daerah menetapkan bendahara dan
rekening dana kapitasi JKN, dinas kesehatan
mengusulkan kepada dinas PPKAD untuk melakukan
reklas/pemindah bukuan dana kapitasi dari BUD ke
masingmasing rekening dana kapitasi JKN FKTP
sesuai dengan dana kapitasi yang diterima oleh FKTP.
e) Dalam melakukan pembagian jasa pelayanan,
pemerintah daerah dapat menambah variabel antara
lain kinerja, status kepegawaian, dan masa kerja sesuai
dengan kondisi daerah yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan.
f) Dalam menghitung jumlah/nilai setiap tenaga
dilakukan secara proporsional dengan melakukan
elaborasi variabel jenis ketenagan dan/atau jabatan
dengan variabel kehadiran.
g) Perhitungan pembagian jasa pelayanan kesehatan
dapat diformulasikan sebagai berikut :
Keterangan:
Poin per hari adalah poin sesuai ketenagaan
dibagi maksimal jumlah hari kerja efektif
dalam satu bulan.
17
Jumlah hari tidak masuk kerja adalah jumlah
ketidakhadiran dalam satu bulan.
Contoh perhitungan Jasa Pelayanan Kesehatan
terlampir.
h) Alokasi Dana Kapitasi untuk dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk;
(1) obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;
dan (2) kegiatan operasional pelayanan kesehatan
lainnya
i) Dukungan kegiatan operasional pelayanan kesehatan
lainnya, meliputi:
Upaya kesehatan perorangan berupa kegiatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
lainnya. Untuk kegiatan ini dana yang ada
antara lain dapat dibelanjakan seperti biaya
makan-minum, Jasa profesi Narasumber, foto
copy bahan, service ringan alat kesehatan,
perjalanan.
Kunjungan rumah dalam rangka upaya
kesehatan perorangan. Dana yang ada antara
lain dapat dibelanjakan seperti perjalanan, uang
harian.
Operasional untuk puskesmas keliling. Dana
yang ada antara lain dapat dibelanjakan seperti
Bahan Bakar Minyak (BBM), penggantian Oli,
suku cadang kendaraan pusling.
Bahan cetak atau alat tulis kantor; dan/atau
Administrasi keuangan dan sistem informasi.
Dana yang ada antara lain dapat dibelanjakan
seperti perjalanan, uang harian, foto copy
bahan, belanja piranti keras dan piranti lunak
dalam mendukung implementasi sistem
18
informasi JKN, biaya operasional sistem
informasi.
j) Penggunaan Dana Kapitasi untuk dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan sebagaimana tersebut
di atas dilaksanakan tetap mengacu pada ketentuan
perundangundangan yang berlaku.
2. Dana Non Kapitasi
a) Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Non Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik
Pemerintah Daerah mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan
daerah.
b) Dana Non Kapitasi yang telah disetorkan ke Kas
Daerah oleh FKTP dapat dimanfaatkan kembali
dengan cara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus;
(1) mengusulkan adanya peraturan kepala daerah
untuk pemanfaatan dana tersebut; (2) membuat dan
mengusulkan dalam bentuk program dan kegiatan pada
RKA-DPA SKPD Dinas Kesehatan.
b. FKTP BLUD
Untuk FKTP BLUD mekanisme pengelolaan dan pemanfaatan dana
baik kapitasi maupun non kapitasi sepenuhnya dilakukan berdasarkan
ketentuan BLUD.
c. FKTP lainnya milik Pemerintah
1. Untuk FKTP lainnya milik Pemerintah mekanisme
pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi akan diatur
tersendiri melalui Peraturan Menteri Keuangan.
2. Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP milik Pemerintah
dimanfaatkan seluruhnya untuk:
a) pembayaran jasa pelayanan kesehatan; dan
b) dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
3. Dana kapitasi yang digunakan untuk Jasa Pelayanan
dialokasikan antara 40% - 60% dari total pengembalian dana
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan sisanya
19
dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan
kesehatan
4. Sedangkan mekanisme pengelolaan dan pemanfaatan dana
non kapitasi sepenuhnya dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Klinik Pratama dan Dokter/Dokter Gigi Praktik
Pemanfaatan dan Pertanggungjawaban dana JKN baik kapitasi dan
non kapitasi di Klinik Pratama dan Dokter/Dokter Gigi Praktik
sepenuhnya dilakukan atas ketentuan pada Klinik
Pratama/Dokter/Dokter Gigi Praktik.
e. Bidan Jejaring dari FKTP
Pada penyelenggaraan JKN Bidan sebagai pemberi pelayanan
kebidanan dan neonatal merupakan jejaring dari FKTP yang telah
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Dalam rangka pembinaan
administrasi terhadap Bidan sebagai jejaring, maka FKTP di luar
milik Pemerintah Daerah dapat mengenakan biaya pembinaan dengan
besaran maksimal 10% dari total klaim. Dalam hal disuatu daerah
Bidan berjejaring dengan FKTP milik Pemerintah Daerah, klaim
dilakukan melalui FKTP milik Pemerintah Daerah. Setelah dibayar
oleh BPJS FKTP Milik Pemerintah Daerah segera membayarkan
secara utuh kepada Bidan Jejaring sesuai dengan besaran klaim
terhadap pelayanan yang diberikan. (Peraturan Menteri Kesehatan
No.88 tahun, 2014)
1.
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima
secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui
partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam
semangat untuk hidup mandiri dan menentukan nasib sendiri.
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan
yang bersifat non spesialistik meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama terdiri dari Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat
Inap Tingkat Pertama (RITP)
Puskesmas sebagai FKTP mempunyai peran strategis dan keunggulan dalam
mendukung terlaksananya JKN dibandingkan dengan praktik dokter, dan klinik swasta.
Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan puskesmas yang berdasarkan prinsip
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,
teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan sehingga puskesmas
berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti puskesmas, praktik dokter,
klinik pratama berfungsi sebagai gate keeper yaitu mengendalikan pengunaan dan
rujukan peserta. Pemberi pelayanan primer bersifat komprehensif yaitu promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Peran pelayan kesehatan primer sangat menentukan
pengendalian rujukan peserta, dari ketiga jenis pelayanan primer, puskesmas
mempunyai fungsi melaksanakan pelayanan yang komprehensif sedangkan praktik
dokter dan klinik masih hanya berfokus pada pelayanan kuratif.36383SM
3.2. Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saya mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ayuni, L., Afifah, N., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y. (2019). Analisis Mekanisme
Pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Klinik Pratama Di
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
7(4), 683–694.
Becker, F. G., Cleary, M., Team, R. M., Holtermann, H., The, D., Agenda, N., Science, P.,
Sk, S. K., Hinnebusch, R., Hinnebusch A, R., Rabinovich, I., Olmert, Y., Uld, D. Q. G.
L. Q., Ri, W. K. H. U., Lq, V., Frxqwu, W. K. H., Zklfk, E., Edvhg, L. V, Wkh, R. Q.,
… )2015( . ح,فاطمی. No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連
指 標 に 関 す る 共 分 散 構 造 分 析 Title. Syria Studies, 7(1), 37–72.
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/
548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal/Civil
wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://
www.jstor.org/stable/41857625
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Panduan Layanan Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Riskesdas 2018, 3, 103–111.
Nofalia, I., & Nurhadi. (2018). Keperawatan Komunitas I. 1–142.
file:///C:/Users/Jo/Downloads/Documents/Keperawatan Komunitas I.pdf
Peraturan Menteri Kesehatan No.88 tahun. (2014). Berita Negara. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 879, 2004–2006.
Rahma, A., Arso, S., & Suparwati, A. (2015). Implementasi Fungsi Pokok Pelayanan Primer
Puskesmas Sebagai Gatekeeper Dalam Program Jkn. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 3(3), 1–11.
Wasis, B., & Oktarina. (2015). Analisis Kesiapan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Di
Kalimantan Timur Dan Jawa Tengah Tahun 2014. Buletin Penelitian Sis, 2014(17), 11–
19.
Wulandari, F. K., & Achadi, A. (2017). Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengguna
Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sebagai Gatekeeper di Dua Puskesmas
Kota Bekasi Tahun 2016. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 2(1).
https://doi.org/10.7454/jurnal-eki.v2i1.1957
Yandrizal, Suryani, D., Anita, B., & Febriawati, H. (2014). Pelayanan Pada Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional Analysis Of The Availability Of Health Facilities And
22
Equitable Service For The Iimplementation Of National Health Insurance In The City Of
Bengkulu , sal Health Coverage sesuai dengan Peta Jalan Me- T. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, 03(02), 103–112.
Yandrizal, Y., Suryani, D., Anita, B., Febriawati, H., Yanuarti, R., Pratiwi, B. A., & Saputra,
H. (2016). Analisis Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dan Pencapaian Universal Health
Coverage Jaminan Kesehatan Nasional se Provinsi Bengkulu. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, 5(3), 143–150. https://journal.ugm.ac.id/jkki/article/view/30668
23