“LUKA BAKAR”
DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Nova Yanti,M.Kep.Sp.Kep.MB
Tingkat 1. Luka bakar ini bersifat ringan atau minor dan memengaruhi lapisan kulit luar
atau epidermis. Luka bakar ini hanya menimbulkan warna kemerahan dan disertai rasa
sakit.
Tingkat 2. Jenis luka bakar ini memengaruhi epidermis dan lapisan kulit kedua atau
dermis. Ini dapat menyebabkan kulit bengkak dan merah atau putih. Lepuhan dapat
berkembang, rasa nyeri juga bisa parah. Luka bakar tingkat dua yang dalam dapat
menyebabkan jaringan parut.
Tingkat 3. Luka bakar ini mencapai lapisan lemak di bawah kulit. Area yang terbakar
mungkin akan berubah menjadi kehitaman, cokelat atau putih. Kulit yang terinfeksi akan
terlihat kasar. Luka bakar tingkat ini menghancurkan saraf dan menyebabkan mati rasa.
a)Reevaluasi jalan nafas, kondisi pernafasan, sirkulasi dan trauma lain yang mungkin
terjadi. Menilai kembali keadaan jalan nafas, kondisi pernafasan, dan sirkulasi unutk lebih
memastikan ada tidaknya kegawatan dan untuk memastikan penanganan secara dini.
Selain itu melakukan pengkajian ada tidaknya trauma lain yang menyertai cedera luka
bakar seperti patah tulang, adanya perdarahan dan lain-lain perlu dilakukan agar dapat
dengan segera diketahui dan ditangani.
2. Fase Akut
Fase akut dimulai ketika pasien secara hemodinamik telah stabil, permeabilitas
kapiler membaik dan diuresis telah mulai. Fase ini umumnya dianggap terjadi pada 48-72
jam setelah injuri.Fokus management bagi klien pada fase akut adalah sebagai berikut :
mengatasi infeksi, perawatan luka, penutupan luka, nutrisi, managemen nyeri, dan terapi
fisik.
1.perawatan luka
Perawatan luka diarahkan untuk meningkatkan penyembuhan luka. Perawatan luka
sehari-hari meliputi membersihkan luka, debridemen, dan pembalutan luka.
1) Hidroterapi
Membersihkan luka dapat dilakukan dengan cara hidroterapi. Hidroterapi ini terdiri
dari merendam(immersion) dan dengan shower (spray). Tindakan ini dilakukan selama
30 menit atau kurang untuk klien dengan LB acut. Jika terlalu lama dapat meningkatkan
pengeluaran sodium (karena air adalah hipotonik) melalui luka, pengeluaran panas, nyeri
dan stress. Selama hidroterapi, luka dibersihkan secara perlahan dan atau hati-hati dengan
menggunakan berbagai macam larutan seperti sodium hipochloride, providon iodine dan
chlorohexidine. Perawatanharuslah mempertahankan agar seminimal mungkin terjadinya
pendarahan dan untuk mempertahankan temperatur selama prosedur ini dilakukan. Klien
yang tidak dianjurkan untuk dilakukan hidroterapi umumnya adalah mereka yang secara
hemodinamik tidak stabil dan yang baru dilakukan skin graft. Jika hidroterapi tidak
dilakukan, maka luka dapat dibersihkan dan dibilas di atas tempat tidur klien dan
ditambahkan dengan penggunaan zat antimikroba.
2.Debridemen luka
meliputi pengangkatan eschar. Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan penyembuhan
luka melalui pencegahan proliferasi bakteri di bagian bawah eschar. Debridemen luka
pada LB meliputi debridemen secara mekanik, debridemen enzymatic, dan dengan
tindakan pembedahan.
3) Balutan
a) Penggunaan penutup luka khusus dalam atau full thickness pada awalnya dilakukan
dengan menggunakan zat / obat antimikroba topikal. Obat ini digunakan 1 - 2 kali setelah
pembersihan, debridemen dan inspeksi luka. Perawat perlu melakukan kajian terhadap
adanya eschar, granulasi jaringan atau adanya reepitelisasi dan adanya tanda – tanda
infeksi. Umumnya obat – obat antimikroba yang sering digunakan tampak pada tabel
dibawah. Tidak ada satu obat yang digunakan secara umum, oleh karena itu dibeberapa
pusat pelayanan luka bakar ada yang memilih krim silfer sulfadiazine sebagai pengobatan
topikal awal untuk luka bakar.
4.Penutupan luka
Sementara sering digunakan sebagai pembalut luka. Setiap produk penutup luka
tersebut mempunyai indikasi khusus. Karakteristik luka (kedalamannya, banyaknya
eksudat, lokasi luka pada tubuh dan fase penyembuhan/pemulihan) serta tujuan
tindakan/pengobatan perlu dipertimbangkan bila akan memilih penutup luka yang lebih
tepat.
5. Exercise Latihan ROM
Aktif dianjurkan segera dalam pemulihan pada fase akut untuk mengurangi edema
dan mempertahankan kekuatan dan fungsi sendi. Disamping itu melakukan
kegiatan/aktivitas sehari-hari (ADL) sangat efektif dalam mempertahankan fungsi dan
ROM. Ambulasi dapat juga mempertahankan kekuatan dan ROM pada ekstremitas
bawah dan harus dimulai bila secara fisiologis klien telah stabil. ROM pasif termasuk
bagian dari rencana tindakan pada klien yang tidak mampu melakukan latihan ROM
aktif.
3) Pembidaian (Splinting)
Splint digunakan untuk mempertahankan posisi sendi dan mencegah atau
memperbaiki kontraktur. Terdapat dua tipe splint yang seringkali digunakan, yaitu statis
dan dinamis. Statis splint merupakan immobilisasi sendi. Dilakukan pada saat
immobilisasi, selama tidur, dan pada klien yang tidak kooperatif yang tidak dapat
mempertahankan posisi dengan baik. Berlainan halnya dengan dinamic splint. Dinamic
splint dapat melatih persendian yang terkena.
4) Pendidikan
Pendidikan pada klien dan keluarga tentang posisi yang benar dan perlunya
melakukan latihan secara kontinue. Petunjuk tertulis tentang berbagai posisi yang benar,
tentang splinting/pembidaian dan latihan rutin dapat mempermudah proses belajar klien
dan dapat menjadi lebih kooperatif.
3.Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi adalah fase pemulihan dan merupakan fase terakhir dari
perawatan luka bakar. Penekanan dari program rehabilitasi penderita luka bakar adalah
untuk peningkatan kemandirian melalui pencapaian perbaikan fungsi yang maksimal.
Tindakan-tindakan untuk meningkatkan penyembuhan luka, pencegahan atau
meminimalkan deformitas dan hipertropi scar, meningkatkan kekuatan dan fungsi dan
memberikan support emosional serta pendidikan merupakan bagian dari proses
rehabilitasi.
2. Analisis persamaan dan perbedaan perawatan luka pada perawatan luka bakar
dengan jenis luka yang lainnya
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk mencegah infeksi,
membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
Hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka antara lain dengan cara, makan makanan
bergizi, mengikuti terapi dokter, minum obat secara teratur.
Sedangkan luka bakar Pengobatan tergantung pada tingkat keparahan Sunburn dan luka bakar
kecil sering dapat diobati di rumah. Dalam atau luas luka bakar dan luka bakar kimia atau listrik
membutuhkan perawatan medis segera, seringkali di unit luka bakar khusus.
Dan Perawatan luka modern harus tetap memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci luka,
membuang jaringan mati, dan memilih balutan. Mencuci luka bertujuan menurun- kan jumlah
bakteri dan membersihkan sisa balutan lama, debridement jaringan nekrotik atau membuang
jaringan dan sel mati dari permukaan luka.
“wanita 23 tahun dirawat dengan luka bakar karena minyak panas daerah punggung,
lengan belakang kiri kanan, daerah panggul dan betis kanan, pemeriksaan TTD TD
95/60 mmhg, nadi 65x/menit, nafas 28x/menit, CRT 2 detik, akral teraba hangat, suhu
37,2 c ,berat badan 59 kg dengan tinggi badan 162 cm , pasien merasa sesak, pasien
mengeluh nyeri daerah luka bakar dengan skala 6.”
Pada kasus luka bakar ditemukan pada bagian daerah punggung, lengan belakang kiri
kanan, daerah panggul, dan betis kanan. Maka luas luka bakar berdasarkan kasus
yaitu
Punggung (badan bagian belakang) =18%
lengan kanan kiri bagian belakang = 9%
daerah panggul sudah masuk ke bagian punggung, dan betis kanan=9%
Pada kasus termasuk luka bakar berat derajat II karena total kerusakan 36 % pada
orang dewasa.
b. Jumlah resusutasi cairan
Menggunakan rumus baxter : 4 cc x BB (dalam kg) x luas luka bakar (%) cc.
a) ½ 8 jam pertama
4248 x 20
4248 x 20
Pasien dengan luka bakar sangat membutuhkan jumlah protein untuk membantu
memperbaiki jaringan yang rusak. Kerusakan jaringan membuat banyak protein
hilang dalam tubuh. Selain itu, pasien luka bakar juga kehilangan banyak energi dan
hal ini menyebabkan tubuh menjadikan protein sebagai sumber energi utama,
sehingga protein di dalam tubuh pasien luka bakar sangat rendah. Menurut Asosiasi
Dietisien Indonesia, protein yang dibutuhkan pasien luka bakar dalam sehari yaitu
sekitar 20-25% dari kebutuhan kalori total. Jika kebutuhan protein tidak dipenuhi
akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, kehilangan massa otot yang
cukup banyak, serta memperlambat proses penyembuhan.contoh makanan tinggi
protein yaitu ikan tuna,ikan salmon,ikan gabus.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber gula yang digunakan tubuh sebagai sumber energi utama.
Proses penyembuhan luka bakar membutuhkan energi yang cukup besar, oleh karena
itu dibutuhkan sumber energi tubuh yang juga cukup banyak untuk menunjang hal
tersebut. Sumber energi didapatkan dari karbohidrat, sehingga pasien dengan luka
bakar memerlukan sebanyak 50 hingga 60 persen karbohidrat dari total kalori dalam
sehari. Bila kebutuhan dari pasien luka bakar tersebut adalah 2500 kalori, maka
jumlah karbohidrat yang harus dikonsumsi dalam sehari adalah 312 sampai 375
gram. Jika karbohidrat tidak terpenuhi, maka energi yang dihasilkan akan berkurang,
atau malah tubuh akan mengambil sumber protein – yang seharusnya melakukan
perbaikan jaringan, sebagai sumber energi, pengganti karbohidrat.
Lemak
Kebutuhan lemak untuk pasien luka bakar tidak terlalu tinggi seperti protein dan
karbohidrat. Lemak memang dibutuhkan tubuh untuk proses penyembuhan dan
sebagai ekstra cadangan energi untuk meningkatkan proses metabolisme. Tetapi
terlalu banyak lemak yang dimakan malah akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Lemak yang terlalu tinggi mengakibatkan peradangan di dalam tubuh dan
menurunkan sistem imun, sehingga penyembuhan akan semakin sulit dilakukan.
Jumlah lemak yang dibutuhkan dalam sehari adalah 15-20% dari total kalori. Lebih
baik mengonsumsi sumber lemak yang baik, yaitu makanan dengan lemak tidak
jenuh tinggi seperti kacang, alpukat, minyak zaitun, dan ikan.
Vitamin dan mineral
Tidak hanya zat gizi makro yang diperlukan, tetapi berbagai zat gizi mikro juga
diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pemberian vitamin A, B, C,
dan D dalam jumlah tinggi sangat dianjurkan bagi pasien luka bakar. Selain itu,
mineral yang juga dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak adalah zat besi,
seng, natrium, kalium, fosfor, dan magnesium. Makanan seperti daging sapi, hati
sapi, daging ayam tanpa kulit, merupakan sumber yang baik untuk vitamin A, zat
besi dan seng. Sedangkan vitamin C bisa didapatkan dari berbagai buah-buahan
seperti jeruk.
e. Lain-lain yang dirasa perlu
a) Bersihkan luka bakar 3-5 hari
b) Jangan lupa melakukan ROM
c) Atasi nyeri dengan kolaboran pengobatan analgesic
d) Jangan makan yang manis
e) Diagnose keperawatan bedasarkan kasus
Pola Nafas Tidak Efektif b.d hambatan upaya nafas (nyeri saat bernafas) d.d
dispnea intervensi manajement jalan napas
Nyeri Akut b.d agen pencedera kimiawi d.d mengeluh nyeri intervensinnya
manajement nyeri
Gangguan Integritas Kulit/jaringan b.d bahan kimia iritatif: minyak panas d.d
kerusakan jaringan, nyeri intervensinnya perawatan luka bakar
f) Penatalaksanaan
Pertolongan pertama pada luka bakar
o Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar
o untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala
o Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek
Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi
oedem. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam
air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima
belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi
berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas.
Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan
mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama sehingga kerusakan lebih
dangkal dan diperkecil.
o Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas
karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan langsung
pada luka bakar apapun.
o Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka
akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation)
yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar
pada survey sekunder..
Kaji ABC(airway,breathing,circulation)
Sebagai bagian dari perawatan awal pasien yang terkena luka bakar, Pemberian
cairan intravena yang adekuat harus dilakukan, akses intravena yang adekuat
harus ada, terutama pada bagian ekstremitas yang tidak terkena luka bakar.
Perawatan luka bakar
Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran dari luka. Tujuan dari
semua perawatan luka bakar agar luka segera sembuh rasa sakit yang minimal.
Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup. Penutupan luka ini
memiliki beberapa fungsi:
o dengan penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel dan
meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.
o luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien tidak
hipotermi.
o penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa
nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit.
Early exicision and grafting (E& G)
Dengan metode ini eschar di angkat secara operatif dan kemudian luka ditutup
dengan cangkok kulit (autograft atau allograft), setelah terjadi penyembuhan,
graft akan terkelupas dengan sendirinya.
SUMBER
Moenadjat Y. Luka Bakar Masalah dan Tatalaksana. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2009.
Krisanti, P., dkk. (2014). Asuhan KEperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Trans Info Media.