Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KMB III

KESIMPULAN ZOOMINAR MANAJEMEN LUKA BAKAR :


Penanganan Gawat Darurat dan Perawatan Luka Bakar Modern

Anggota kelompok:

1. Anisa Putri Cahaya (04021281924025) REG A 2019


2. Dini Dwi Puspita (04021281924039) REG A 2019
3. Satria Bagas Fernandhito (04021381924085) REG B 2019

KESIMPULAN ZOOMINAR

Luka bakar adalah suatu kerusakan pada kulit atau jaringan yang disebabkan oleh
suhu panas, kimia, radiasi, elektrik. Luka bakar butuh berbagai macam keahlian kolaborasi
dokter, perawat, psikologis, farmasi, nutritionis manajer kaasus dan pekerja sosial. Luka
bakar mempengaruhi sikis dan fisik.

a. Penyebab luka bakar :

- Temperatur tang ektrime (sangat panas dan sangat dingin)


- Tegangan tinggi litrik
- Chemical
- Radiasi/radioaktif

b. Mengkaji luka bakar

- Zona/lokasi luka bakar


- Derajat keparahan luka
- Luas luka bakar (penting untuk melakukan resusitasi cairan)
- Kriteria rujukan (aba kategori)
Luka bakar dikatakan ringan jika luas maks 15%
Anak dan orangtua = 10%
Luka bakar sedang , dewasa (15-25%) = derajat 2 dan 3
Pada anak (<10 th) & eldery (>40th) -> 10-20%
- Luka bakar derajat 3 (parah)
Circulasi = banyak cairan tubuh intraceluler yang menuju ekstraceluler
yg bisa Yaitu semua luka bakar yang mengenai wajah, telinga, kuping, yg
berhubungan dengan fungsi dan ekteremitas. Semua luka bakar yg disebabkan
oleh listrik tegangan tinggi Luka bakar dengan injuri inhalasi atau trauma mayor,
dan pasien dengan luka bakar lebih luas dari 25%

c. Manajemen luka bakar


1. Emergency-
- arway : inhalasi injury ( saat pasien menghirup uap panas)

Breathing – cek apakah pasien kekuarangan kekurangan oksigen atau tidak.


Penyebabnya keracunan co, ekpansi dada yg tidak baik terjadi dan pengerasan pada
dinding dada.

Menyebabkan pasien mengalami syok hipovolemik, petugas harus


mempertimbangan terapi cairan

- Menilai setatus neurologis pasien, dengan melakukan faciotomy,


- Exposure = lakukan pencegahan hipotermi

d. Perawatan lanjutan
1. Fase perawatan akut :
- Rehabilitasi
- Discharge planning
- Outpatients care
2. Fase emergency
Beberapa lapiasan kulit, fungsi kulit sebagai semipermiabel lose bisa rusak
karena luka bakar. Pada termal injury dapat menyebabkan distrupsi sfungsi sel
membran , asam basa, gangguan hemodinamik dan hematologi akibatnya terjadi
burning shock.
3. Fase luka bakar
4. Fase akut
Mulai kejadian sampai ke igd,
Ancaman :
- gangguan jalan nafas (inhalasi injury)
- Gangguan breathing (mekanisme pernafasan)
- Gangguan sirkulasi
5. Fase sub akut

Fase setelah syok teratasi : terjadi inflamasi dan infeksi, penutupan luka ,
hipermetabolisme

6. Fase lanjut

Pasien dinyatakan sembuh, : hipertroofi parut, keloid, gangguan pegmentasi,


deformitas

DERAJAT LUKA BAKAR

Derajat 1 : kulit masih intak, kemerahan, tidak ditemukan bullae nyeri. Waktu 3-5 hari

Derajat 2 : tampak bullae, dasar luka kemerahan (iia), dasar pucat keputihan (iib), nyeri
hebat. Waktu 10-21 hari

Derajat 3 : tampak bullae, tampak kulit yg nekrosis, dasar luka kehitaman, kurang nyeri
hebat, terkadang terlihat jaringan dibawah kulit (otot, tulang dll). Epidermis dan dermis
(kemungkinan blister lebih besar, warnanya putih,coklat dan atau kehitaman, oedem dan
hilangnya panas dan cairan secara cepat) . Waktu 14-21 hari

Derajat iv : mengenai seluruh lapisan kulit dapat sampai ke otot dan tulang ( kulit
kering,keras,putih,kecoklatan,kehitaman, tidak terasa nyeri,oedema) . Waktu sampai 3 bulan

JENIS LUKA BERDASARKAN WAKTU


1. Luka akut
Adalah luka yang proses penyembuhannya sesuai dengan tahapan-tahapan
penyembuhan luka. Missal luka operasi, luka sayat, luka akar, luka kecelakaan.
2. Luka kronis
Adalah luka yang terjadi ketika penyebuhan luka tidak sesuai dengan proses
penyembuhan luka ( dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal). Missal luka
dehisensi, luka diabet, luka kanker, dll.

WOUND BAD (warna dasar luka)


1. HITAM (nekrotik)
- Sedikit s/d sedang : tidak ada infeksi, yang harus dilakukan tetap mencuci luka,
mengangkat jaringan yang mati dan mempertahankan kelembapan
- Sedang s/d banyak : ada infeksi, yang harus dilakukan tetap mencuci luka,
mengangkat jaringan yang mati (autolitis & CSWD), mengontrol infeksi yang
terjadi, serta mempertahankan kelembapan
2. KUNING ( slough)
- Sedikit s/d sedang : tidak ada infeksi, yang harus dilakukan tetap mencuci luka,
mengangkat jaringan yang mati dan mempertahankan kelembapan
- Sedang s/d banyak : ada infeksi, yang harus dilakukan tetap mencuci luka,
mengangkat jaringan yang mati (autolitis & CSWD), mengontrol infeksi yang
terjadi, serta mempertahankan kelembapan
3. MERAH ( granulasi)
- Sedikit s/d sedang : tidak ada infeksi, yang harus dilakukan tetap mencuci luka,
mempertahankan kelembapan, dan dukung proses epitalisal
- Sedang s/d banyak : ada infeksi, yang harus dilakukan tetap mencuci luka,
mengontrol infeksi yang terjadi, mempertahankan kelembapan dan mendukung
proses epitalisasi
4. PINK (epitalisasi)
- Sedikit s/d sedang : tidak ada infeksi, yang harus dilakukan tetap mencuci luka,
mempertahankan kelembapan dan dukung proses epitalisasi

Toxins Ketika “Inhalation Injury” terjadi Resusitasi


“in halation Injury” menjadi penyebab kematian pada luka bakar : Toxic Inhalation dibagi
menjadi 3 grup besar : Tissue Asphixiants ( carbon monoksida,hydrogen cyanida),
Pulmonaryirritants, SyStemic cairan harus di “GUIDENCE ” oleh monitor hemodinamik
untuk menghindari edema paru.
Misalnya saat terperangkap di ruang sempit saat tjd kebakaran, hoarseness, facial burn, jelaga
di tenggorokan, kedua alis -> Treatmentnya segera berikan humidified oksigen 100%, periksa
analisa gas darah, dan lakukan intubasi.

Perawatan pre hospital


Matikan dulu sumber api -> lakukan intubasi ditempat -> lakukan resusitasi cairan ->
mengatasi nyeri -> lindungi luka bakar-> Transportasi ke fasilitas yang sesuai.
MANAGEMENT IGD
Initial Asestment
- Anamnesa HISTORY dari pasien atau dari personel EMS tentang “burning agents”
(chemical?durasi exposure berapa lama?apakah terperangkap ruang tertutup?assest
GCS,penyakit comorbid,alergi,status imunisasi)
- Assest dengan cepat tanda gagal respirasi dan gagal sirkulasi pada trauma inhalasi injuri

Jika ada bukti gangguan jalan napas dengan pembengkakan leher, luka bakar di dalam mulut
dan mengi maka lakukan intubasi dini.
 Perform head to toe assestment.
 Cek laboratorium:Darah lengkap,elektrolit,BUN,ureum/creatinine.
 Pasien dengan “Inhalation Injury” lakukan segera pemberian oxygen
100%,intubasi,ventilasi
 Perlakuan khusus pada wanita hamil dgn luka bakar dengan fetal monitoring

Resusitasi cairan
- Pada dewasa
LR 4 ml x BB x %area yg terbakar : dilakukan di 24 jam pertama
Setengah dari total tersebut diberikan dalam 8 jam pertama, kemudian sisanya
diberikan dalam 16 jam
- Pada anak
LR 3 ml x BB x %area yang terbakar : dilakukan di 24 jam pertama
Setengah dari total tersebut diberikan dalam 8 jam pertama, kemudian sisanya
diberikan dalam 16 jam

Perawatan untuk luka bakar minor


- Pemberian analgesic
- Membersihakan luka bakar dengan air mengalir
- Lakukan debridement luka
- Pemberian topikal animikroba
- Berikan langkah-langkah untuk perawatan luka yang sudah dinyatakan
sembuh
Manajemen lokal
- Antiseptik
- Analgesik kuat
- Obat topical
- Rawat tertutup seperti dressing : menyerap eksudat dan pus, tidak lengket,
mengurangi penguapan cairan, antiseptik dan bakteriosit

MANAJEMEN PERAWATAN LUKA BAKAR MODERN

A. PRINSIP PERAWATAN LUKA


1. Tissue Management > Safe Dedridement (Autolytic)
2. Inflammation and Infection Control > Dressing Antimikrobial, k/p AB Systemic
3. Moisture Balance > Absorbant dressing
4. Epithelial Edge and Advanced > Support Epythelisation
PROSEDUR PRAWATAN LUKA
1. Mencuci luka
Cairan pencuci : normal salin, cairan antiseptik
Hati hati dengan cairan :
 chlorine karena Cepat diinaktivasi oleh bahan organik, sangat beracun bagi
jaringan granulasi dan dapat memutihkan kulit di sekitarnya. Ada bukti yang
menunjukkan bahwa larutan berbasis klorin menghancurkan mikrosirkulasi
luka dan memperlambat proses penyembuhan.
 Hidrogen peroxide : Beracun untuk jaringan granulasi dan tidak boleh
digunakan secara rutin.
 Iodine : Aktivitas yodium akan menurun pada udara terbuka. Korosif dan
merusak jaringan granulasi. adalah antiseptik yang efektif, penggunaannya
dibatasi oleh kemungkinan kepekaan terhadap yodium dan penyerapan sistemik
selama penggunaan jangka panjang.
 Alkohol : mudah menguap dan efeknya sangat cepat

2. Membuang/mengangkat jaringan mati


Manajemen BULLA
Konsesus
a. Diaspirasi dengan tidak mengangkat jarindan kulit bila dasar luka (Wound
bad) belum siap (berwarna merah
b. di biarkan dengan menggunakan autolisis debrideman (membuat
moist/lembab)
3. Memilih topikal terapi/Cara Membalut Luka
- Balutan luka Primer
- Balutan luka sekunder
- Balutan luka yang ideal adalah balutan tertutup, karena dapat melindungi dari
bakteri, melindungi dari faktor mekanikal, kehilangan panas, pengaruh suhu,
dehidrasi dan kontaminasi & substansi kimia
Recommended Dressing
 Dry non adherents
 Island dressing
 Semipermeable films
 Hydrocolloids
 Foams
Pembalut yang direkomendasikan untuk penyembuhan luka dengan
pengobatan primer yang tertunda;
o Kompres salin normal-basah hingga kering
o Hidrogel
o Hidrokoloid
o Kalsium alginate
o Luka/alat ostomi

Anda mungkin juga menyukai