Anda di halaman 1dari 36

PERTOLONGAN PERTAMA PADA

LUKA BAKAR

by
Hasyim Kadri
PENDAHULUAN

 Luka bakar merupakan trauma yang berdampak paling berat


terhadap fisik dan psikologis serta mengakibatkan
penderitaan sepanjang hidup seseorang,dengan angka
mortalitas dan morbiditas tinggi (Demling & Way,2000)

 RS Soetomo ( Sept 99 – Des 02 ) 377 kasus,angka kematian


32,3% (dalam 3 – 10 hr),lama perawatan 40 – 148 hari
(Fanny,2003)

 RSCM (2002) 177 kasus angka kematian 29,9%,lama


perawatan 42- 121 hari.Insiden parut hipertrofik,keloid dan
kontraktur 60 – 72 kasus per tahun (Yefta,2005)
Penyebab

 a. Api
 b. Air panas
 c. Bahan kimia ( asam / basa kuat )
 d. Listrik dan petir
 e. Radiasi
FENOMENA

 Pengelolaan yang terlambat →pre hospital,mis manajemen


 Keterbatasan sarana & prasarana
 Keterbatasan Dana: - aspek klien
- aspek penyelenggara pelayanan

SOLUSI ?
 Suksesnya Pelaksanaan proses keperawatan dipengaruhi:
– Kemampuan perawat
– Respon pasien terhadap cederanya
– Kondisi sosial serta keluarga pasien
Major Burn Event

 Respon sistemik
– Sistem Kardiovaskuler
– Sistem Respirasi
– Sistem Immune
– Sistem Integumen
– Sistem Gastrointestinal
– Sistem Urinary

 Respon Lokal
– Luasnya luka bakar
– Lapisan kulit yang rusak (derajat)
– Tanda / gejala
– Infeksi;meningkatkan derajat luka bakar
– Trombosis karena suhu dan listrik
Masalah luka bakar

Dalam perjalanan penyakitnya dibedakan dalam 3 fase,yaitu:


 Fase awal/akut/syok (0 – 48/72 jam)

Masalah utama fase ini gangguan ABC


- Gangguan saluran nafas karena cedera
inhalasi,mekanisme bernafas karena eskar melingkar
dinding dada atau trauma multiple,keseimbangan cairan
dan elektrolit
– Memerlukan resusitasi jalan nafas,mekanisme bernafas
dan resusitasi cairan
 Fase setelah syok berakhir/sub akut (> 48/72 jam -
44 hari/awal penutupan luka)
– Adanya proses penguapan cairan tubuh disertai panas
(evaporatif heat loss)
– Reaksi inflamasi lokal →reaksi sistemik dengan
dilepaskankan Lipid protein complex.
– Masalah utama fase ini Sepsis
– Memerlukan perawatan dan penutupan luka,pencegahan
infeksi dan dukungan nutrisi
 Fase Lanjut/Rehabilitasi ( > 45 hari ) sejak penutupan
luka sampai terjadi maturasi jaringan
– Masalah utama parut hipertrofik,kontraktur dan
deformitas
– Memerlukan rehabilitasi fisik,vokasional,rekontruksi
fungsional dan kosmetik,konseling psikososial
PENATALAKSANAAN KEGAWATAN PASIEN
LUKA BAKAR

1. Pengkajian Riwayat Pasien


 Riwayat terjadinya cedera ;waktu &
tempat,penyebab,keadaan sekitar kecelakaan
2. Luas Luka Bakar
 Luas Luka bakar menentukan derajat keparahan
 Metode dengan “Rule of Nine”
 Bayi & anak Menggunakan Tabel Lund and Browder
( prosentase kepala dan tungkai akan berubah
menurut pertumbuhan).
 Metode Palm
Luas Luka Bakar
3. Dalamnya/derajat luka bakar
- Luka bakar superfisial (Partial
Thicknes/Superfisial Burn) Derajat I – II
- Luka bakar dalam (Full Thicknes/Deep
Burn)
Derajat III – IV
Derajat Luka Bakar

Derajat/ Lapisan Tanda/ Penampilan Penyembuhan


penyebab Kulit Gejala Luka
Derajat I Epidermis Gatal,hiperste Erythema,edem Sembuh spontan
Sengatan sia,supersensit a ringan,pd dalam 5-7
matahari, if,nyeri bila perabaan hari,kulit
semburan kena dingin hangat terkelupas
cahaya dg
intensitas
rendah
Derajat Epidermis Nyeri,hiperste Ada -Sembuh 2-3minggu
II + sia,sensitif blister,permuka -Kadang
sebagian terhadap an luka tampak depigmentasi,dgn
Air sedikit skar,infeksi
dermis dingin basah,edema
panas,semb mungkin berkembang
uran air menjadi derajat III
panas/api
Derajat III Epidermis, Analgesia,kem Kering,pucat,w Sembuh dalam
Api,terkena dermis, ungkinan axy dan 25-35
cairan panas subkutis syok,adanya translusen,ada hari,terdapat
dalam kontak arus masuk & pembuluh skar
waktu keluar ( LB darah yg hipertrofik,
tertentu,listri listrik) mengalami Penting tindakan
k trombosis skin graft
Derajat IV Semua Tanda Luka tampak Sembuh > 35
Listrik lapisan kematian pada hitam,bone hari,
kulit tulang yang tissue expose Amputasi
(termasuk exposed,infek
Skin graft
otot,pemb si menunggu
uluh
granulasi
darah,sara
f
s.d.tulang)
KEDALAMAN LUKA BAKAR

Luka Bakar
Derajat Satu
KEDALAMAN LUKA BAKAR

Luka Bakar Derajat Dua


KEDALAMAN LUKA BAKAR

Luka Bakar
Derajat Tiga
Luka Bakar
Derajat Empat
Luka bakar listrik

 Fasciotomy  Kerusakan
melibatkan otot2
dengan kulit diatas
yang masih intak
Trauma inhalasi
Indikasi kecurigaan
 Sputum bercampur
karbon
 Luka bakar di muka
 Bulu2 diwajah terbakar
 Sisa2 jelaga
 Hiperemis orofaring
 Riwayat didlm ruang
tertutup
4. Support Pernafasan
Masalah pernafasan yg dapat timbul
- Keracunan karbon monoksida (CO);pasien
hipoksia,gelisah,terlihat bingung beberapa jam
setelah kejadian → Beri oksigen 100%
– Obstruksi jalan nafas bagian atas
Karena edema laring/trakea & pengumpulan sekret.Observasi
adanya suara serak,meningkatnya batuk & ketidakmampuan
mengeluarkan sekret → Intubasi endotrakea untuk
profilaksis,perawatan supportif
- Obstruksi jalan nafas bagian bawah
Karena terbakarnya sitem pernafasan atau cedera
inhalasi.Gejala yg muncul adanya sianosis,distres
pernafasan/Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
, hipoksia cerebral berat → Oksigenasi
adekuat,bronkodilator,monitor AGD,Intubasi dan ventilasi
mekanik dilakukan jika ada indikasi
5. Resusitasi Cairan
- Dewasa : formula Baxter = RL 4cc x kg BB x % LB.
Setengah(1/2) diberikan 8 jam post LB
Setengah (1/2) diberikan 16 berikutnya
- Anak-anak: Modifikasi formula
2cc x kg BB x % LB = jumlah resusitasi (a)
Kebutuhan Faali: (b)
 < 1 tahun : BB x 100cc
 1 – 3 tahun : BB x 75cc
 3 – 5 tahun : BB x 50cc
– Kebutuhan total = jumlah resusitasi + kebutuhan faali
 8 jam I : ½ ( a + b ) cc
 16 jam II : ½ ( a + b ) cc
– Penghitungan IWL (Insensible Water Loss)
( 25 + % LB ) x TBSA x 24 jam

TBSA (body surface area) :


Anak : 0,5
Dewasa : 1
Dewasa Gemuk : 1,5
Prinsip Perawatan Luka Bakar di Ruang Intensif

TUJUAN untuk mengatasi masalah yang berkenaan dengan;


- Adanya gangguan proses respirasi yang memerlukan
bantuan atau pengambil-alihan fungsi respirasi
dengan alat bantu pernafasan (Ventilator)
- Adanya gangguan pada proses vital lain yang
memerlukan pemantauan dan penanganan perawatan
insensif
Prosedur perawatan intensif menjadi prioritas penatalaksanaan
pada fase akut
Indikasi perawatan intensif (ICU)

 Apical pulse < 40 atau > 150 x/menit (> 130 x/mnt usia >
60th)
 Mean Arterial Pressure (MAP) < 60 mmHg setelah resusitasi
cairan adekuat atau kebutuhan pemberian zat vasoaktif
untuk mempertahankan MAP > 60mmHg
 Frekuensi pernafasan > 35 x/mnt atau adanya Respiratori
Distress
 PaO2 < 55 mmHg
 Kalium serum > 6,5 mEq/L
 pH < 7,2 atau > 7,6
PRINSIP PERAWATAN LB DI UNIT LB

 Indikasi perawatan di RS
– Derajat II > 15 %
– Pada daerah tangan,kaki,wajah & perineum
– Derajat III > 2%
– Dengan komplikasi
– Pada anak dg LB derajat II > 15 % atau setiap derajat
III
– Adanya trauma inhalasi
 Tujuan Perawatan
– Memperbaiki KU
– Mencegah luka bakar tidak mendalam ataupun infeksi
– Restorasi kulit
– Memenuhi kebutuhan dasar
– Menghindari komplikasi
– Mempertahankan fungsi psikologis dan sosial
– Mengurangi rasa nyeri
 Untuk mencapai tujuan dan pencegahan terjadinya
komplikasi mengacu pada fase perkembangan luka bakar;fase
akut,sub akut dan lanjut
 Diperlukan tim luka bakar/kelompok interdisipliner terdiri
tenaga kesehatan yang profesional
Prosedur Perawatan

1. Hidroterapi
2. Pengobatan/perawatan luka
– Luka bakar derajat I
 Cuci luka dg NACL,beri kemicitine salf/bioplacenton
 Sembuh 5 – 7 hari tanpa meninggalkan skar
– Luka bakar derajat II
 Cuci luka dg NACL
 Ditutup dg Tulle dan kassa steril tebal,biarkan 1 mgg
jika balutan kering
 Sembuh 10 – 14 hari dg sedikit skar,pd luka bakar yg
mengenai seluruh ketebalan dermis sembuh 25 – 35
hari
 Bila ada bulla ukuran besar (> 5cm) diaspirasi dg spuit
steril tanpa membuang lapisan epidermis diatasnya
(dipertahankan sebagai biological dressing)
– Luka bakar derajat III – IV
 Cuci luka dg NaCl
 Debridement tiap hari
 Beri Silver sulfadiazin tiap hari
 k/p Escharcectomy + skin graft
 Tujuan penanganan luka:
– Mencegah degradasi luka
– Mengupayakan penutupan luka (proses epitelisasi)
3. Penerapan isolasi,tehnik aseptik dan antiseptik
4. Posisi terapeutik dan mobiisasi
5. Oksigenasi dan nebulisasi
6. Perawatan khusus daerah tertentu
7. Nutrisi
8. Psikososial
PERAWATAN POST SKIN GRAFT

 Tujuan
– Mencegah kontraktur
– Mempercepat penyembuhan
– Mengurangi masa perawatan
 Indikasi
– LB derajat II tidak sembuh dalam 3 minggu
– LB derajat III setelah dilakukan eksisi
– Terdapat granulasi yang luas (diameter > 3cm)
 Prinsip perawatan post operasi:
– Menjaga kesterilan
– Luka operasi dan luka donor tidak tergeser
– Tidak terjadi infeksi
 Perawatan daerah skin graft:
– Balutan luka dibuka (diintip) hari ke 5 – 7 (kecuali
terdapat tanda-tanda infeksi segera buka)
– Hati-hati dalam mobilisasi,pertahankan skin graft agar
tidak tergeser
 Perawatan daerah donor:
– Balutan luka dibuka pada hari 10 – 14 hari
– Apabila ada tanda-tanda infeksi luka dibersihkan tiap
hari
 Perawatan luka bakar
– Sama seperti sebelum operasi

Anda mungkin juga menyukai