LUKA BAKAR
TAUFAN ARIF, M.KEP
Review anatomi Fisiologi
• Terdiri atas 3 lapis ????
• The skin provides functions are maintenance
of body temperature; a barrier to evaporative
water loss; metabolic activity (vitamin D
production); immunologic protection by
preventing microbes from entering the body;
protection against the environment through
the sensations of touch, pressure, and pain;
and overall cosmetic appearance.
DEFINISI
• Luka bakar adalah fenomena pemindahan panas
• Luka bakar merupakan kejadian yang disebabkan
oleh panas, listrik, zat kimia atau radiasi radioaktif
• Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh
karena kontak langsung atau bersentuhan langsung
atau tidak langsung dengan panas, kimia, dan
sumber lain yang menyebabkan terbakar (Hudak
dan Gallo, 2010)
• Cedera inhalasi adalah kejadian yang sering
menyertai luka bakar, yang sering mengakibatkan
angka kematian yang tinggi (50-60%).
Penyebab Luka Bakar
Luka Bakar Akibat Panas (Api, Cair, Kontak benda
panas)
ELECTRICAL BURN
PATHOPHYSIOLOGY AND ETIOLOGY
OF BURN INJURY
• Tissue damage can occur at various
temperatures, usually between 40° C (104° F)
and 44° C (111.2° F).
Impairment
Circulation
EFEK PERUBAHAN FUNGSI KULIT NORMAL
Pulmonary CArdiac
Respon
Sistemik
Renal Metabolik
GI
Keseimbangan Cairan
Luka Bakar
Penginkatan Peningkatan
Evaporasi
Permeabilitas kapiler metabolisme
Keluarnya
Kehilangan cairan mll
plasma ke 15 kali evaporasi S.pernapasan
jaringan kulit normal
edema
Penurunan CO
Peningkatan hematokrit
Syock Hipovolemik
Perubahan Metabolik
• Kebutuhan metabolik sangat tinggi pada
pasien luka bakar.
• Tingkat metabolik yang tinggi akan sesuai
dengan luka bakar sampai dengan luka bakar
tersebut menutup.
• Hipermetabolisme juga terjadi karena cidera
itu sendiri, intervensi pembedahan, dan
respon stress.
Perubahan Gastrointestinal
• Masalah gastrointestinal yang mungkin terjadi
adalah pembengkakan lambung, ulkus
peptikum, dan ileus paralitik.
• Respon ini disebabkan karena kehilangan cairan,
perpindahan cairan, imobilisasi, penurunan
motilitas lambung, dan respon terhadap stress.
Perubahan Renal
• Insufisiensi renal akut dapat terjadi yang disebabkan
karena hipovolemia dan penurunan cardiac output.
• Penurunan aliran darah renal dan GRF
• Pada luka bakar akibat listrik dapat menyebabkan
kerusakan langsung atau pembentukan myoglobin
casts (karena kerusakan otot) yang dapat
menyebabkan nekrosis tubular renal akut.
Perubahan Pulmonary
• Menghisap asap dapat mengakibatkan injuri pulmoner
yang seringkali berhubungan dengan injuri akibat jilatan
api.
• Injuri inhalasi berkaitan erat dengan berat dan tipe asap
atau gas yang dihirup
• Edema paru yang fulminan dapat terjadi sebagai akibat
iritasi dinding alveoli, bronchiolar, dan bronchus oleh
karena inhalasi asap dan gas.
• Kematian terjadi karena korban ‘drowing’ pada sekresi
lender yang berlebihan yang diproduksi oleh saluran nafas.
Komplikasi
• Syock Hipovolemik
• Sepsis
• Gagal Multi organ
• Gagal Ginjal
• Pneumonia
• Edema Laring
• Edema Paru
FASE LUKA BAKAR
1. Fase akut.
– Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase
awal penderita akan mengalami ancaman gangguan
airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas),
dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya
dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah
terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran
pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam
pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
kematian utama penderita pada fase akut.
– Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang
berdampak sistemik.
FASE LUKA BAKAR
2. Fase sub akut.
– Berlangsung setelah fase syok teratasi.
– Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber
panas
– Mulai Wound Care dilaksanakan
– Luka yang terjadi menyebabkan:
– Proses inflamasi dan infeksi.
– Problem penutupan luka
– Keadaan hipermetabolisme.
FASE LUKA BAKAR
3. Fase lanjut
– Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya
maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi
organ-organ fungsional.
– Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit
berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan
pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
– Wound care tetap Berjalan
GAMBARAN KLINIS
Klasifikasi Baru Klasifikasi Lama Kedalaman Luka Bentuk Klinik
Superficial Derajat 1 Lapisan epidermis Eritema, rasa sakit
Thickness seperti tersengat,
blisters
Partial Thickness Derajat 2 Epidermis Blister, Cairan
superficial (lapisan bening ketika
papillary dermis) gelembung
dipecah, dan rasa
sakit/nyeri
Derajat 1 Kulit memerah, sedikit edema, Nyeri Kurang lebih terjadi dalam 5 hari
terjadi sampai dengan 48 jam kulit epidermis akan mengelupas,
sembuh dengan sendirinya. Kulit
terasa gatal dan berwarna pink
terjadi dalam 1 minggu. Tidak
terbentuk jaringan parut
Derajat 3 Kulit yang rusak meliputi epidermis & Jaringan nekrotik harus dibersihkan.
dermis. Kulit tidak elastis. Kerusakan “Skin graft” dilakukan terutama area
dapat terjadi sampai lapisan otot, lemak luka >5cm. Debridement
bahkan tulang. Klien tidak mengeluh mempercepat proses penyembuhan
nyeri dan tumbuhnya kulit diarea “skin
graft”
Stadium Luka Berdasarkan Anatomi Fisiologi
(menurut NPUAP)
Luka bakar derajat 3 <2 % Luka bakar derajat 3 <10 % Smeua Luka bakar derajat 3
TBSA melibatkan mata, TBSA tidak melibatkan area >10 % TBSA
telinga, wajah, tangan, kaki, perawatan khusus Semua luka bakar yang
perineum, sendi mengenai mata, telinga,
wajah, tangan, kaki,
perineum, sendi
Tidak termasuk semua pasien Tidak termasuk semua pasien Semua pasien yang
yang mengalami cedera yang mengalami cedera mengalami cedera listrik,
listrik, inhalasi, atau trauma listrik, inhalasi, atau trauma inhalasi, atau trauma
penyerta (usia, penyakit penyerta (usia, penyakit penyerta (usia, penyakit
penyerta) penyerta) penyerta)
MASALAH PENYERTA: Cedera Paru
Pemanas air, tungku, Penyebab:
asap kenalpot, asan Toksisitas CO, cedera inhalasi
rokok
Antibiotika : Tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam, bila perlu
diberikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur.
WBC
• Terjadi lekositosis/ peningkatan WBC mencapai
lebih dari 15%.
Pemeriksaan Diagnostik
Hematokrit
• Hematokrit merupakan persentase konsentrasi
eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali
hemoglobin.
• Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai
kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain
penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare,
diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya
adalah Ht >60%.
Pemeriksaan Diagnostik
Gas Darah Arteri
• Penurunan atau peningkatan paCO2
• Kadar COHbg (karboksihemoglobin) dapat meningkat mencapai 15%
mengindikasikan karacunan karbon monoksida
Serum Electrolit
• Kalium akan Meningkat akibat kerusakan sel darah merah dan menurunnya
fungsi renal hipokalemia
• Natrium menurun seiring dengan kehilangan cairan dalam tubuh, namun
selanjutnya akan terjadi hipernatremia
• Alkali fosfat Meningkat akibat berpindahnya cairan intersisial
• BUN/Kreatinin Meningkat yang merefleksikan menurunnya perfusi/ fungsi
renal, namun demikian creatinin mungkin meningkat karena injuri jaringan
• Faal Homeostatis Pemeriksaan Blooding Time dan Clooting Time
Pemeriksaan Diagnostik
Rontgen dada
• Gambaran injuri inhalasi
Bronkoskopi
• Gambaran injuri inhalasi
ECG
• Karena elektrik
•
Pemeriksaan Diagnostik
Foto luka
• Perkembangan penyembuhan luka
CVP
• Untuk mengetahui tekanan vena
sentral, diperlukan pada luka bakar
lebih dari 30 %
DIAGNOSIS KEPERAWATAN??
• Kerusakan Intergitas Kulit
• Nyeri akut ????
• Kerusakan Integritas Jaringan
• Defisien volume cairan
• Kelebihan Volume cairan
• Resiko Ketidakseimbangan volume cairan
• Resiko Syok
• Ketidakefektifan bersihan jalan napas
• Ketidakefektifan pola napas
• Hambatan pertukaran gas
• Hambatan Ventilasi spontan
• Penurunan curah jantung/resiko
Manajemen Breathing
• LLF hanya untuk melihat peranjakan dada, mendengar suara
napas, dan merasakan hembusan napas Jika masih bernapas
maka kaji nafas normal/tidak
• Periksan Breating dengan IAPP
• Gangguan Nafas akibat: Inhalasi partikel panas tjd
peradangan dan edema saluran napas
• Gangguan Nafas akibat: Keracunan CO (karbon monoksida),
asap, dan api mengandung CO
• Bila diduga keracunan CO berikan O2 100% (NRBM, bila perlu
memakai BVM jika terjadi gagal napas)
• In the patient who has not undergone intubation, clinical
manifestations of chest wall restriction include rapid, shallow
respirations; poor chest wall excursion; and severe agitation.
VENTILASI BAIK APABILA:
• Peranjakan dada simetris
• Penderita tidak sesak
• Tidak disertai suara gurgling, snoring, crowing
• Tidak sianosis
• Tidak ada deviasi trakhea
Nursing Intervention
• Airway management. Suction may be required
• Airway protection ETT
• Administer O2 100% (NRBM)
• Auskultasi every 2-4 hours
• IV access. To allow administration of analgesia and IV
fluids, patients with major burns will require two large-
bore cannulae.
• Fluid Replacement RL
• Analgesia. Opiate analgesia should be given IV, titrated to
response.
• Large doses of morphine (>30mg) may be required.
Nursing Intervention: Breating
• Berikan Bronkodilator dan mukolitik
• Berikan fisioterapi dada setiap 4 jam
• Pantau ABG khususnya PaO2,
karboksihemoglobin
• Berikan terapi O2 yang dilembabkan
• Pertimbangankan terapi hiperbarik
Nursing Intervention: Circulation
• Kaji vital sign setiap 1 jam
• Kaji hemodinamik setiap 1 jam
• Pertahankan volume intravaskuler
• Pantau Suhu setiap jam
• Tangani demam
• Pantau nadi (Oksimetri nadi) setiap jam
• Tinggikan ekstremitas yang terbakar
• Siapkan escharotimi
Nursing Intervention: Circulation
• Kaji masukan dan haluaran setiap jam
(Balance carian wajib >30 ml/jam)
• Berikan RL sesuai rumus baxter
• Pantau dan ganti mineral dan elektrolit
• Pantau BUN, Kreatinin, serta glukosa urine
• Pantau status neurologis
• Pantau dan tangani dirritmia.
Indikasi Penggantian Cairan yang adekuat
• TD normal/naik
• Nadi < 120
• CVP <12 mmH2O
• MAP 70-100 mmHg
• Haluaran urine 30-70 ml/jam
• Paru bersih
• Saluran GI tidak ada mual
Prioritas Perawatan luka bakar
• Membuang jaringan mati
• Minimalkan nyeri
• Cegah kontraktur
• Cegah infeksi
Perawatan Luka Di Lokasi kejadian
Jauhkan dari sumber luka bakar
• Luka bakar termal (api) tutup dengan selimut basah, jauhkan dari api
• Luka bakar kimia (cairan) bilas dengan air mengalir
• Luka bakar listrik matikan sumber listrik sebelum memisahkan korban
Sebelum Perawatan
Aplikasi Konsep Moist
Kasus: Burn + diabetes
• Primary dressing
zinc cream +
hydrogel
• Secondary Dressing
Kassa +
Transparent film
KOMPOR MINYAK
Nutrisi
• Pasien memerlukan 4.000 – 5.000 kalori/24 jam,
• Protein 3 gr/kg BB/24 jam TINGGI PROTEIN
• Vitamin c 2 gr/hr
• Vitamin B1 50 gr
• Vitamin B2 50 mg
• Setelah hari ke 14 vitamin c tidak diberikan dalam dosis ekstra
untuk mengurangi terbentuknya parut hipertropi
Rehabilitasi
• Program-program exercise, ambulasi, aktifitas
sehari-hari harus diimplementasikan secara
dini pada pemulihan fase acut sampai
perbaikan fungsi secara maksimal dan
perbaikan kosmetik
98
99
100