Anda di halaman 1dari 22

SISTEM INTEGUMEN

“COMBUSTIO (LUKA BAKAR)

Kelompok 8 :
1. Adik (213217004)
2. Susilo Teguh Firmanto (213217016)
3. Teni Mariam (213217024)
4. Dessy Nur Patimah (213217034)
LUKA BAKAR

• Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontrak Luka
bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kulit dengan luka bakar akan
mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan
tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak dengan sumber panas/penyebabnya.
Kedalaman luka bakar akan mempengaruhi kerusakan/ gangguan integritas kulit dan
kematian sel-sel (Yepta, 2003).
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Luka bakar
karena api

Luka bakar Luka bakar


karena suhu karena air
rendah (frost panas
bite)

Luka bakar
Luka bakar
karena radiasi karena bahan
kimia

Luka bakar
karena
listrik
BERDASARKAN KEDALAMAN LUKA

• luka bakar yang di dalam proses penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut,
berwarna kemerahan, terdapat gelembung gelembung yang ditutupi oleh daerah putih,
epidermis yang tidak mengandung pembuluh darah dan dibatasi oleh kulit yang berwarna

Derajat I merah serta hiperemis.


• mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari, (tersengat matahari). Luka tampak
sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitifitas setempat. Luka derajat
pertama akan sembuh tanpa bekas.

• Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi
Derajat II akut disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat, terletak lebih
tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena ujungujung saraf ter iritasi
Selanjutnya

• Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang


lebih dalam, apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit
berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih rendah

Derajat III dibandingkan kulit sekitar karena koagulasi protein pada lapisan
epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan
lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan.
LUKA BAKAR

Derajat I Derajat II Derajat III


Berdasarkan Tingkatan Luka

Luka bakar ringan / minor

Luka bakar sedang (moderate burn)

Luka bakar berat (major burn)


Etiologi luka bakar

• Paparan api
Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan menyebabkan cedera langsung
ke jaringan tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami
memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala
dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak
• Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin lama waktu kontaknya,
semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan.
• Uap panas
Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. Uap panas
menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap
bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran
napas distal di paru.
SELANJUTNYA

• Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi jalan
nafas akibat edema.
• Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh. Umumnya
luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan percikan api dan
membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
• Zat kimia (asam atau basa)
• Radiasi
• Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Kedalaman Dan Penyebab Bagian Kulit Yang
Luka Bakar Terkena Gejala Penampilan Luka Bakar,
Derajat Satu (Superfisial) :
tersengat matahari, terkena api Epidermis Kesemutan, hiperestesia Memerah ketika ditekan, tanpa edema
dengan intensitas rendah (supersensivitas), rasa nyeri
mereda jika didinginkan

Nyeri, hiperestesia,
Derajat Dua (Partial- Epidermis dan bagian
sensitif terhadap udara
Thickness): tersiram air dermis Melepuh, merah berbintik-bintik pada
yang dingin
mendidih, terbakar oleh epidemis, ada edema
nyala api

Tidak terasa nyeri, syok,


Derajat Tiga(Full-Thickness) : Epidermis, hematuria (adanya darah Kering, warna putih, tidak ada bula, seperti perkamen
terbakar nyala api, terkena keseluruhan dermis dalam urin) dan
cairan mendidih dalam waktu kemungkinan pula
dan kadang-kadang
yang lama, tersengat arus hemolisis (destruksi sel
jaringan subkutan darah merah),
listrik
kemungkinan terdapat luka
masuk dan keluar (pada
luka bakar listrik)
PENYEMBUHAN LUKA BAKAR

Fase inflamasi

Fase proliferasi

Fase maturase
LUAS LUKA BAKAR

1. Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan individu
mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien dengan
derajat luka II atau III.
2. Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa, Pada dewasa digunakan ‘rumus 9’, yaitu luas
kepala dan leher, dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas
kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%.
Sisanya 1% adalah daerah genitalia. Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 (rule
of nine atua rule of wallace) yaitu :

• Kepala dan leher : 9%


• Lengan masing-masing 9% : 18 %
LUAS LUKA • Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36 %
BAKAR • Tungkai maisng-masing 18% : 36 %
• Genetalia/perineum : 1%
• Total : 100 %
SELANJUTNYA

• Pada anak dan bayi digunakan rumus lain • Pada anak di bawah usia 1 tahun:
karena luas relatif permukaan kepala kepala 18% dan tiap tungkai 14%.
anak jauh lebih besar dan luas relatif Torso dan lengan persentasenya sama
permukaan kaki lebih kecil. Karena dengan dewasa.
perbandingan luas permukaan bagian
• Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun,
tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus
tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai dan
10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk
turunkan persentasi kepala sebesar 1%
anak.
hingga tercapai nilai dewasa.
Komplikasi Luka Bakar

Gagal jantung kongestif dan edema


Sindrom kompartemen Adult Respiratory Distress Syndrome
pulmonal

Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan

muatan cairan atau bahkan


Ileus Paralitik dan Ulkus Curling Gagal ginjal akut
hipovolemik yang terjadi sekunder

akibat resusitasi cairan yang adekuat.


Pemeriksaan Penunjang Combustio/ Luka Bakar

1. Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin)

2. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi.

3. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan
karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.

4. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal
mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.

5. Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.

6. Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan pompa, natrium.

7. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.

8. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.

9. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.

10. Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera.

11. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka
bakar.
Tatalaksana Resusitasi Luka Bakar

1. Intubasi
Tindakan intubasi dikerjakan sebelum edema mukosa menimbulkan manifestasi obstruksi. Tujuan intubasi
mempertahankan jalan nafas dan sebagai fasilitas pemelliharaan jalan nafas.
2. Krikotiroidotomi
Bertujuan sama dengan intubasi hanya saja dianggap terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas lebih besar
dibanding intubasi. Krikotiroidotomi memperkecil dead space, memperbesar tidal volume, lebih mudah mengerjakan
bilasan bronkoalveolar dan pasien dapat berbicara jika dibanding dengan intubasi.
3. Pemberian oksigen 100%
Bertujuan untuk menyediakan kebutuhan oksigen jika terdapat patologi jalan nafas yang menghalangi suplai oksigen.
Hati-hati dalam pemberian oksigen dosis besar karena dapat menimbulkan stress oksidatif, sehingga akan terbentuk
radikal bebas yang bersifat vasodilator dan modulator sepsis.
4. Perawatan jalan nafas
Selanjutnya

5. Perawatan jalan nafas


6. Penghisapan sekret (secara berkala)
7. Pemberian terapi inhalasi
Bertujuan mengupayakan suasana udara yang lebih baik didalam lumen jalan nafas dan mencairkan sekret
kental sehingga mudah dikeluarkan. Terapi inhalasi umumnya menggunakan cairan dasar natrium klorida 0,9%
ditambah dengan bronkodilator bila perlu. Selain itu bias ditambahkan zat-zat dengan khasiat tertentu
seperti atropin sulfat (menurunkan produksi sekret), natrium bikarbonat (mengatasi asidosis seluler) dan
steroid (masih kontroversial)
8. Bilasan bronkoalveolar
9. Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
10. Eskarotomi pada dinding torak yang bertujuan untuk memperbaiki kompliansi paru
Terapi pembedahan pada luka bakar

1. Eksisi Dini : Memutus rantai proses inflamasi yang dapat berlanjut menjadi komplikasi – komplikasi luka bakar (seperti
SIRS). Semakin lama penundaan tindakan eksisi, semakin banyaknya proses angiogenesis yang terjadi dan vasodilatasi di
sekitar luka. Hal ini mengakibatkan banyaknya darah keluar saat dilakukan tindakan operasi.

2. Eksisi tangensial adalah suatu teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka lapis demi lapis sampai dijumpai permukaan
yang mengeluarkan darah (endpoint).

3. Eksisi fasial adalah teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka sampai lapisan fascia. Teknik ini digunakan pada kasus
luka bakar dengan ketebalan penuh (full thickness) yang sangat luas atau luka bakar yang sangat dalam.

4. Skin grafting (metode penutupan luka)


Asuhan Keperawatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai