Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
LUKA BAKAR

DINI SAFITRI 2114201086


LUKA BAKARkerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh
trauma panas atau trauma dingin (frost bite). Penyebabnya
adalah api, air panas, listrik, kimia, radiasi dan trauma dingin
(frost bite). Kerusakan ini dapat menyertakan jaringan bawah
kulit.
A. 1. Anatomi Fisiologi:
PATOFISIOLOGI LB
Fase awal/ fase akut / fase shock
-Gangguan saluran pernafasan/edema (cedera inhalasi)
-terjadi akibat adanya eskar yg melingkar di dada/trauma
multiple dirongga thorax, syok hipovolemik, menimbulkan
dampak sistemikGangguan sirkulasi/cairan & elektrolit.
Fase sub akut  Kehilangan epitel
-  fase setelah syok berakhir, penguapan cairan,elektrolit,
protein dan inflamasi.  sindroma disfungsi organ multipel
dan sepsis.
Fase lanjut
-Parut hipertropik, deformitas dan kontraktur sebagai
penyulit.
- Penyembuhan dalam 10 hr timbul parut < 4% dan
penyembuhan > 21 hr resiko timbul parut 75%.
Mekanisme syok hipovolemik
Suhu dari api akan terhirupplika vokalis akan
menutup
Hidung, rongga hidung, laring, faringrusak
Kerusakan jaringan tersebut mengeluarkan
mediator kimia permeabilitas kapiler >>
Plasma cairan akan bergeser dari intravaskuler
ke ekstravaskulermasuk ke jaringan
interstitialoedem

SYOK HIPOVOLEMIK
CEDERA PANAS
Awal Lanjut

Edema Kehilangan epitel Hipermetabolisme

Syok
Immunosupresif Malnutrisi

Paru Ginjal usus

Insuf. Kehilangan protein


ARF Ileus
Pulm
oner

Translokasi Infeksi luka


bakteri
ARDS
Sepsis

Multisystem organ failure Kematian


A. KLASIFIKASI LUKA BAKAR :
Berdasarkan penyebab
Panas kering.
Panas basah.
Tersengat listrik.
Bahan kimia.
Radiasi.
Frostbite.
Berdasarkan Derajat Luka bakar.
Derajat Jaringan terkena Penyebab Karakteristik
Derajat 1 Kerusakan epitel Sinar matahari Kering; tidak lepuh;
minimal merah-pink; memutih
dgn tekanan

Derajat Epidermis, dermis Cahaya, cairan Basah; pink atau


IIA minimal hangat merah; lepuh;
sebagian memutih
Derajat Keseluruhan Benda panas, Kering ; pucat ;
IIB epidermis, sebagian nyala api, cedera berlilin ; tidak memutih
dermis radiasi
Derajat Semua yang diatas & Nyala api yang Kulit terkelupas,
III bagian lemak berkepanjangan, avaskular, pucat,
subkutan ; dpt listrik, kimia dan kuning sampai coklat
mengenai jaringan uap panas
ikat otot, tulang
Image Berdasarkan
Derajat Luka bakar.
DERAJAT I ( SATU )
Jaringan terkena pada superfisial
epidermis(kerusakan epitel
minimal).
Penyebab lazim karena paparan
sinar matahari
Karakteristik,kering tdk
lepuh;merah pink;memutih dng
tekanan, bulla(-)
Ada Nyeri krn ujung2 saraf
sensorik teriritasi.
Sembuh sekitar 5-10 hari
DERAJAT II.A (DUA)
Jaringan terkena pada
epidermis,dermis
minimal.
Penyebab lazim
karena paparan
cahaya,cairan hangat
Karakteristik,bulla(+)ba
sah; pink atau
merah;lepuh;sebagian
memutih
Ada Nyeri,hypersensitif
Sembuh sekitar 21 hari
dng jaringan parut
minimal
DERAJAT II.B (DUA)
Jaringan terkena pada
keseluruhan
epidermis,sebagian
dermis
Penyebab lazim karena
benda panas,nyala
api,cedera radiasi
Karakteristik,kering;
pucat; berlilin;memutih
Sensitif terhadap
tekanan
Berkepanjangan;memb
entuk jaringan
hipertonik;pembentukan
kontraktur
DERAJAT III (tiga)
Jaringan terkena semua yg
diatas tadi dan bagian lemak,
subkutan;dpt mengenai
jaringan ikat otot dan tulang.
Penyebab lazim karena nyala
api yang
berkepanjangan;listrik;kimia
dan uap panas
Karakteristik,bulla(-)kulit
berkelupas,avaskular,Pucat,
kuning sampai coklat.
Sedikit nyeri/(-) krn ujung2
saraf sensorik mengalami
kerusakan /kematian.
Tidak dapat beregenerasi
sendiri;membutuhkan tandur
kulikt krn tidak ada proses
epitalisasi spontan
BERDASARKAN PERSENTASE LUAS LUKA BAKAR
SEDANGKAN CARA LAIN
MENGHITUNG LUAS LUKA BAKAR ADALAH :

DENGAN MENGGUNAKAN LUAS


TELAPAK TANGAN PENDERITA

SEBAGAI REFERENSI, SATU KALI LUAS


TELAPAK TANGAN SAMA DENGAN 1 %
BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN
Keparahan Kriteria
Luka bakar Derajat II PLTT <15 % (dws) <10 (anak)
minor Derajat III <2 % tanpa komplikasi.

Luka bakar Derajat II LPTT 15–25 % (dws)


sedang tak Derajat II LPTT 10-25 % (anak)
terkomplikasi Derajat III LPTT < 10 %

Luka bakar Derajat II LPTT >25%(dws), > 20% (anak)


mayor Derajat III LPTT 10 % atau lebih
Cedera inhalasi
Cedera sengatan listrik
C.KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TERJADI
1. DI IGD

Syok hipovolemik/neurogenik
Distres pernafasan
Gangguan kardiovaskuler: gangguan
irama (pada luka bakar listrik) dan
gagal jantung
Gagal ginjal akut
Compartmen syndrome (pada LB
derajat III daerah ekstremitas)
2. RAWAT INAP

Diseminated Intravascular Coagulation


(DIC)
Kontraktur
Infeksi dan sepsis
Komplikasi Luka bakar
BEBERAPA HAL YANG PERLU
MENDAPAT PERHATIAN
Luka bakar yang disebabkan :
Listrik : tampak kecil,tapi kerusakan di dalam
jaringan tubuh cukup luas
Kimia : masing2 bahan memiliki ciri2 tersendiri.
daerah yang terkena : wajah, tangan&kaki,
kemaluan, bokong dan paha bagian dalam
sendi.dapat menjadi penyulit proses
penyembuhan.
usia <5th />55th : dianggap berat , adanya
comorbid.
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
Nilai keadaan umum pasien, jalan nafas (A),
pernafasan (B) dan sirkulasi (C).
Pasang NGT jika diperlukan
Pasang kateter urin jika LB> 30% derajat II & III.
Rehidrasi sesuai kebutuhan
Terapi O2:pd trauma inhalasi dapat dilakukan
nebulasi dengan bronchodilator.
Kolaborasi pemberian obat
Pemantauan: Status kesadaran(GCS) dan
kardiovaskular, tanda vital, urine output, BJ
urine, nilai CVP jika terpasang dananalisa gas
darah.
KEBUTUHAN CAIRAN PADA LB

Resusitasi cairan :
(Form Baxer atau Parkland)
4 ml RL x BB kg x % PLTT
Pemberian :
8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan.
8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan.
8 jam III diberikan sisanya.
Contoh :
– BB pasien 50 Kg, luas luka bakar 40 %,
maka kebutuhan cairan pasien adalah
4 x 50 x 40 = 8.000 ml.

– Diberikan :
8 jam I diberikan : 4.000 ml
8 jam II diberikan : 2.000 ml
8 jam III diberikan : 2.000 ml
PERAWATAN LUKA DAN THERAPI
Perawatan luka bakar
– Cuci luka dengan cairan deterjen yang
menandung desinfektan (cairan deterjen yang
menandung desinfektan : NaCl = 1 : 100)
kemudian dicuci ulang dengan NaCl 0,9%
agar tidak tersisa residu antiseptik
– Biarkan bullae (lepuh) utuh (jangan dipecah
kecuali terdapat pada daerah sendi yang
dapat mengganggu gerakan)
– Selimuti pasien dengan selimut steril
(usahakan pasien tidak kedinginan sampai
siap dipindah ke ruang rawat khusus)
Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter)
– Antasida , H2 antagonis
– Roborantia (vitamin C, vitamin A)
– Analgetik
– Antibiotika
– Terapi cairan

Penagturan Suhu Tubuh (Pencegahan


hipothermi ): suhu kamar disesuaikan agar
suhu tubuh pasien 36 – 37 OC
Pengendalian infeksi :
– Pencucian luka.
– Pembalutan.
– Tehnik aseptik.
– Pemberian salep luka bakar.
– Pembalutan serta pemberian tetanus toxoid
dan ATS.
Contoh Masalah keperawatan
1. Gangguan volume cairan: kurang
berhubungan dengan peningkatan evaporasi,
permeabilitas kapiler.
Monitor tanda-tanda vital (tensi, nadi,pernafasan)
setiap jam (pada kasus parah setiap 30 menit)
Pasang infus dan berikan cairan sesuai dengan
indikasi
Monitor tetesan infus sesuai dengan indikasi
Pasang kateter jika luka bakar > 30% derajat II
dan III
Monitor masukan dan keluaran setiap1 jam.
Evaluasi kecenderungan.
Laporkan bila jumlah urin < 30 atau > 70 ml
perjam
Monitor Ht, BUN, elektrolit setiap 12 jam sesuai
perintah

Anda mungkin juga menyukai