PERHATIKAN
LETAK
ORGANELA
KULIT ?
Luka bakar : kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas,
bahkan kimia, listrik dan radiasi.
Apa yang terjadi pada kombusio ?
Nyeri dan bahkan syok
Kapiler yang terpapar temperatur tinggi
merusak sel-sel darah sehingga
menyebabkan anemia
Peningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan edema, menurunkan
volume cairan intra vaskuler dan
gangguan elektrolit
Apa yang terjadi pada kombusio?
Kulit yang terbuka berakibat evaporasi
(insensible water loss increases) menambah
hilangnya cairan
Luka bakar >20% dapat terjadi syok
hipovolemik dan penurunan produksi urine
(kidney failure).
Pada daerah wajah, kerusakan mukosa jalan
napas oleh karena gas, asap atau udara panas
dengan gejala berupa pernafasan pendek,
takipnue, stridor, suara serak dan sputum
berwarna gelap akibat jelaga
Apa yang terjadi pada kombusio ?
Dapat terjadi keracunan gas CO atau gas
yang lain, dimana CO mengikat hemoblobin
dengan kuat sehingga tidak mampu mengikat
oksigen dalam waktu lama
Tanda keracunan sedang yaitu lemah,
bingung, pusing, mual dan muntah.
Pada keracunan berat terjadi koma. Ketika
>60% hemoglobin terikat CO pasien akan
meninggal
Pada luka bakar berat dapat terjadi ileus
paralitik.
Stress fisiologis dan beban yang terjadi pada
luka bakar berat dapat menyebabkan ulkus
lambung atau duodenum. Penyakit ini disebut
Curling ulcer yang dapat menyebebkan
perdarahan dan timbul gejala hematemesis
melena.
Pada luka bakar listrik dapat terjadi kerusakan
otot yang luas dan terjadi mioglobulinuria
dengan komplikasi nekrosis tobuler akut
Klasifikasi luka bakar berdasar penyebab :
Zona Statis
Pembagian
zona
kerusakan Zona
Koagulasi
jaringan :
Pembagian zona kerusakan jaringan :
1. Zona koagulasi : daerah yang langsung
mengalami kerusakan (koagulasi protein)
akibat pengaruh panas
2. Zona statis : daerah yang berada langsung di
luar zona koagulasi. Terjadi kerusakan
endothel disertai kerusakan trombosit dan
lekosit => gangguan perfusi.
3. Zona hiperemi : daerah diluar zona statis,
ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi
tanpa banyak melibatkan reaksi selluler.
Luka bakar derajat II
Luka bakar listrik Luka bakar derajat 1
Luka bakar derajat III
Kedalaman
Berat-ringannya
luka bakar
Luasnya
kerusakan
jaringan
Luasnya luka bakar
Kalkulasi
menggunakan
rule of Nine
KATEGORI PENDERITA
(American Burn Association)
GANGGUAN RESPIRASI
Udema mukosa saluran nafas
=> obstruksi jalan napas
YANG HARUS DILAKUKAN
Perawatan luka yang baik
Resusitasi cairan
Pemasangan DC
Monitor tanda vital (T,N,R,S),
produk urine
Penguapan cairan, elektrolit dan
protein
Proses inflamasi dan infeksi
Penutupan luka
Hipermetabolisme, protein
Komplikasi skar hipertropik, keloid,
kelainan pigmentasi
Deformitas / kontraktur
TATALAKSANA KOMBOSIO AKUT
Evaluasi pertama (Triage)
A. Airway, ventilation, circulation. Jika perlu
dilakukan intubasi endotracheal. Pemasangan
infus untuk mempertahankan volume sirkulasi
B. Pemeriksaan fisik secara keseluruhan.
Dilakukan dekontaminasi,baju yang
terbakar/kontak dengan iritan dilepas. Mencari
adakah taruma yang lain.
C. Anamnesis mekanisme trauma. Adakah
kecurigaan trauma inhalasi dan penyakit-
penyakit sebelumnya
D. Mengecek luka bakar apakah termasuk berat,
sedang atau ringan dengan memperkirakan
luas luka bakar dan kedalaman luka bakar
Penanganan di ruang gawat darurat
Dekontaminasi
Pemeriksaan lebih teliti adakah trauma lainnya
Bebaskan airway dapat dengan endotracheal tube.
Trakheostomy bila ada indikasi
Pasang infus dan resusitasi cairan
Pasang Foley catheter untuk monitor produksi urine
dan catat jumlahnya per jam
Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kurangi nyeri dengan analgetik intravena misal
morphine
Diberikan toxoid tetanus jika diperlukan
Eschariotomy, prosedur mengangkat jaringan mati
(escar) lapis demi lapis sampai permukaan
berdarah
Fasciotomy dilakukan pada luka bakar ekstremitas
dan melingkar
LUAS LUKA BAKAR
BERAT BADAN
Cairan yang diberikan adalah larutan fisiologis,
koloid dan glukosa.
Formula Evans Formula Brooke
1ml/kgBB/%LB darah/koloid 1ml/kgBB/%LB darah/koloid
1ml/kgBB/%LB larutan saline 1ml/kgBB/%LB larutan saline
(elektrolit) (elektrolit)
2000ml glukosa 2000ml glukosa
Motitoring : Motitoring :
Diuresis (>50ml/jam) Diuresis (>50ml/jam)
CVP (>+2) CVP (>+2)
Hb-Ht Hb-Ht
Pada hari pertama :
Cairan yang diberikan sesuai rumus
Delapan jam pertama diberikan separuh
jumlah cairan
Sisanya diberikan enam belas jam berikutnya
Hari kedua :
Diberikan separuh jumlah darah dan larutan
salin ditambah 2000 glukosa
Jumlah cairan diberikan merata dalam 24 jam
4 ml / kg BB / % LB Ringer laktat
Dasar pemikiran :
Pada kondisi Syok yang dibutuhkan
adalah mengganti cairan dan yang
diperlukan adalah larutan
Kenyataan cairan sudah mencukupi dan
bahkan dapat mengurangi kebutuhan
transfusi.
Pada hari pertama :
Delapan jam pertama diberikan separuh
jumlah cairan
Sisanya diberikan enam belas jam
berikutnya
Hari kedua :
Jumlah cairan diberikan merata dalam 24
jam
Monitoring :
Diuresis 50-100ml/jam, CVP (>+2), Hb-Ht
RESUSCITATION use FLUIDS
Baxter formula
Day One:
Adults: Ringer Lactate 4 cc x weight x% burn area per 24
hours
Children: Ringer Lactate: dextran = 17: 3
2cc x body weight x% of injury plus the physiologic needs.
Physiologic needs:
<1 Year: weight x 100 cc
1-3 Year: weight x 75 cc
2-5 Years: weight x 50 cc
the amount of fluid given in first 8 hours.
given 16 hours later.
The second day
Adult: First day
Children: given according to physiologic needs
Penderita syok / teracam syok :
Anak : luas luka bakar > 10%
Dewasa : luas luka bakar > 15%