I. Pendahuluan
Gambaran anatomi kulit normal
Definisi
Luka bakar merupakan suatu kelainan berupa kerusakan jaringan akibat trauma terkena
api, air panas atau air keras, apapun yang menyebabkan kulit rusak. Berat ringannya
luka bakar tergantung pada luas jaringan tubuh yang terkena dan kedalaman luka
tersebut.
memerlukan kalori tambahan. Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama
didapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu, penderita menjadi
sangat kurus, otot mengecil, dan berat badan menurun. Bila luas luka bakar < 20%,
biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bias mengatasinya. Sebaliknya, bila >
20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala klinis seperti gelisah, pucat, dingin,
keringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urin berkurang.
Pembengkakan terjadi perlahan-lahan, maksimal terjadi setelah 8 jam. Setelah 12-24
jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi serta penyerapan
kembali cairan oedem ke dalam pembuluh darah. Luka baker sering tidak steril.
Kontaminasi pada kulit mati yang merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan
kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi ringan dan non-invasif (tidak dalam) ditandai
dengan keropeng yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasif
ditandai dengan keropeng yang kering dengan perubahan jaringan di tepi keropeng
yang mulanya sehat menjadi nekrotik. Infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada
pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis.
Ketika luka bakar terjadi, tubuh berupaya untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Badan akan mengerahkan seluruh darah dan antibodi ke lokasi luka bakar. Proses ini
dapat menyebabkan terbentuknya eschar.
IV. Diagnosis
Diagnosis luka bakar ditegakkan berdasarkan: luas, lokasi, kedalaman, dan penyebab.
Terutama mengenai luas luka bakar, selain menegakkan diagnosis, juga untuk
menentukan prognosis apakah baik atau buruk.
Luas luka bakar pada orang dewasa berdasarkan rule of nines:
Kepala+leher (9%); lengan+tangan kanan dan kiri (2x9%); dada, perut, punggung,
bokong (4x9%); paha, betis+kaki kanan dan kiri (4x9%); genitalia externa (1%).
Luas luka bakar pada anak-anak:
Kepala+leher (15%); dada+perut, punggung+bokong (2x20%); lengan+tangan kanan
dan kiri (2x10%); tungkai+kaki (2x15%)
Luas luka bakar pada bayi:
Kepala+leher (20%); dada+perut, punggung+bokong (2x20%); lengan+tangan kanan
dan kiri (2x10%); tungkai+kaki (2x10%)
Tabel Lund & Browder terutama pada anak
Area
Age (Years)
0-1
1-4
5-9
10-15
Head
19
17
13
10
Neck
Anterior trunk
13
13
13
13
Posterior trunk
13
13
13
13
Buttock
Genetelia
Arm
Forearm
Hand
Thigh
Leg
Foot
Luka bakar yang terjadi pada daerah muka dan leher jauh lebih berbahaya daripada
luka bakar di tungkai bawah. Sebab, luka bakar di tempat ini dapat berakibat pada
terjadinya pembengkakan di daerah leher. Maka, kita mesti sangat waspada terhadap
timbulnya obstruksi jalan napas.
Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan, luka bakar dibagi dalam 3 derajat:
Derajat I:
Kerusakan hanya terjadi di permukaan kulit (epidermis) dan tidak memerlukan
perawatan khusus. Misalnya: kulit terbakar akibat berenang. Kulit akan tampak
kemerahan dan terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Setelah 24 jam
timbul gelombang yang kemudian kulit mengelupas. Penyembuhan terjadi secara
spontan dalam 5-10 hari, kulit sembuh tanpa cacat.
Derajat II:
Bisa bersifat dangkal dan dalam. Pada kerusakan kulit yang dangkal (epidermis-dermis),
biasanya kulit tampak kemerahan, nyeri dan ditandai dengan gelembung air. Asal bebas
dari infeksi sebelum 3 minggu akan sembuh dengan sendirinya. Sementara jika
kerusakan kulit terjadi lebih dalam, diperlukan tindakan, sulit sembuh sendiri. Kalaupun
sembuh sendiri akan memakan waktu berbulan-bulan dan meninggalkan cacat seperti
jaringan parut (keloid).
Luka bakar derajat dua dibagi:
Derajat III:
Kerusakannya lebih dalam dari jaringan kulit sekitarnya dan lebih berat (dari endodermis
sampai ke tulang). Kulit berwarna pucat, keabu-abuan dan pada lapisan kulit yang
terkena trauma tampak eschar (koagulasi protein). Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang
sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan. Bila kulit yang
terbakar tidak diangkat akan menimbulkan cacat. Penyembuhan luka terjadi lama
karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
Eschar ialah jaringan parut palsu. Ia bukanlah kulit sejati, tetapi menyelimuti luka
bagaikan lapisan kulit. Eschar merupakan jaringan mati yang terdiri dari sel-sel kulit
yang mengelupas. Karena ia tak hidup, ia tak bernapas dan tidak memungkinkan lalu
lintas keluar masuknya bahan-bahan ke bagian dalam kulit.
(Dengan penjelasan mengenai derajat luka bakar di atas, kita dapat mendeskripsikan
derajat luka bakar pada gambar berikut ini)
V. Diagnosis Banding
Combustio karena bahan kimia; combustio karena listrik; combustio karena petir
Luka bakarnya dibersihkan dengan NaCl 1 flabot dan savlon, dipasang sofratul
dan balut tebal pada derajat III, balut diganti tiap minggu. Bila perlu gunakan
salep antibiotic yang mengandung Silver Sulfadiazine dan Vaseline (ex:
Burnazine atau Silvazine). Untuk derajat II tiap hari diganti dan diberi Silver Sulfa
Diazine selama masih ada eschar.
Obat-obat sistemik: antibiotic (golongan aminoglikosida), analgesic, toxoid/ATS,
anti ulserasi lambung (antasida atau AH2).
Nutrisi
Trauma bakar langsung yang menyebabkan edema atau obstruksi dari saluran
nafas atas.
Inhalasi dari hasil pembakaran yang tidak sempurna (partikel karbon) dan asap
beracun menyebabkan trakeo-bronkhitis kimiawi, edema dan pneumonia.
3. Circulation
Resusitasi Cairan pada Luka Bakar
Langkah-langkah:
Formula Evans
1. Luas luka (%) x BB (kg) = ml NaCl per 24 jam
2. Luas luka (%) x BB (kg) = ml plasma per 24 jam
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan 2000 cc
glukosa 5% per 24 jam
Formula Baxter
Minuman diberikan pada penderita luka bakar: segera setelah peristaltik menjadi
normal; sebanyak 25 ml/kgBB/hari; sampai diuresis sekurang-kurangnya 30
ml/jam.
Makanan diberikan oral pada penderita tersebut: segera setelah dapat minum
tanpa kesulitan; sedapat mungkin 2500 kalori/hari; sedapat mungkin
mengandung 100-150 g protein/hari
Sebagai tambahan diberikan setiap hari: vitamin A, B, dan D; vitamin C 500 mg;
Fe Sulfat 500 mg; antasida
VII.Prognosis
Umumnya dapat bersifat baik bila ditangani sedini mungkin.
Dapat bersifat buruk bila sampai timbul cacat pada kulit yang terbakar (biasanya
terdapat pada luka bakar derajat II dalam dan derajat III apabila dibiarkan sembuh
sendiri tanpa pengobatan).
Kontraktur