S DENGAN
GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN : LUKA BAKAR DI
RUANG BEDAH
N 211240
e. Komplikasi
1. Segera
Sindrom kompartemen dari luka bakar sirkumferensial
( luka bakar pada ekstremitas iskemia ekstremitas, luka
bakar pada toraks hipoksia dari gagal napas restriktif)
( cegah dengan eskaratomi segera).
2. Awal
a. Infeksi ( waspadai steptococcus ) obati infeksi yang
timbul ( 10% organisme pada biopsi luka ) dengan
antibiotik sistemis.
b. Ulkus akibat stres ( ulkus cerling) ( cegah dengan
antasida, broker H2 atau inhibitor pompa proton
profilaksis)
c. Hiperkalsemia ( dari sitolisis pada luka bakar luas). Obati
dengan insulin, dekstrosa.
f. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium : Hb, Ht, leucosit, Thrombosit, Gula darah,
Elektroli, Kreatinin, Ureum, Protein,
2. Rontgen : foto Thorax, dan lain-lain
3. EKG
4. CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan
pada luka bakar lebih dari 30% dewasa lebih dari 20%pada
anak
g. Penatalaksanan
Pertolongan pertama
1. Segera hindari sumber api dan mmematikan apa pada
tubuh, misalnya dengan menyelimui dan menutupi bagian
yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada
api yang menyela.
2. Singkirkan baju,perhiasan dan benda-benda lain yang
membuat efek torniket, karena jaringan yang terkena luka
bakar akan segera menjadi gengrem.
3. Setelah sumber panas dihilangkan rendah daerah luka
bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir
selama sekurang-kurangnya 15 menit.
Perawatan luka bakar
Setelah keadaan umum membaik dilakukan resusitasi
cairan, selanjutnya dilakukan perawatan luka.perawatan
tergantung karakteristik dan ukuran dari luka:
1. Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan sedikit
hilanganya barrier pertahanan kulit, luka seperti ini tidak
perlu di balutcukup dengan pemberian salep antibiotic untuk
mengurangi rasa skit dan melembabkan kulit.
2. Luka bakar derajat II (superfisial), perlu perawatan luka
setiap harinya,pertama-tama luka diolesi dengan salep
antibiotic, kemudian di balut dengan perban katun dan balut
dengan perban elastic.
3. Luka bakar derajat II (dalam) dan luka derajat III, perlu
dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit.
Nutrisi
Penderita luka bakar membutuhkan kuantitas dan
kualitas yang berbeda dari orang yg normal karena umumnya
penderita luka bakar mengyaalami keadaan metabolic. Kondisi
yang berpengaruh dan dapat memperberat kondisi yang ada
adalah:
1. Umur, jenis kelamin, status gizi pendrita, luas permukaan
tubuh, massa bebas lemak.
2. Riwayat penyakit sebelumnya sperti DM, penyakit hepar
berat, penyakit ginjal dan lain-lain.
3. Luas dan derajat luka.
4. Suhu dan kelembaban ruangan (mempengaruhi
kehilangan panas melaluievaporasi).
5. Aktivitas fisik dan fisiotrapi.
6. Penggantian balutan.
7. Rasa sakit dan kecemasan.
8. Penggunaan obat-obat tertentu dan pembedahan.
Antibiotik
Pemberian antibiotic ini dapat secara topical atau
sistemik, pemberian secara topical dalam bentuk salap atau
cairan untuk merendam. Contoh, antibiotic yang sering dipakai
berupa salep antara lain: silver sulfadiarina, Mafenide acetate,
silver nitrate, povidone-lodinde.
h. Prognosis
Luka bakar ditentukan berdasarkan kedalaman luka
bakar dan luas luka bakar, dengan mortalitas terkait erat
dengan komplikasi luka bakar seperti infeksi, sepsis dan
kegagalan fungsi organ.
3. Observasi TTV
R/ : Untuk mengetahui keadaan umum pasien
4. Kolaborasi obat dengan dokter
R/ : Untuk mengurangi rasa nyeri.
2. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan jaringan
Noc :
- Tissue integrity : skin and mucous
- Membranes
- Itemodyalis akses
Kriteria hasil
- integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
- tidak ada luka atau lesi pada kulit
- perfusi jaringan baik
Nic :
1. Monitor kulit akan adanya kemerahan.
R/ : Agar tidak terdapat infeksi
2. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
R/ : Untuk mengetahui aktivitas pasien
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
R/ : Kulit tidak boleh basah/lembab, karena dapat
menghambat proses penyembuhan.
3. Resiko tinggi infeksi b/d perawatan luka
Noc :
- immune status
- knowledge : infection control
- risk control
Kriteria hasil :
- klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi
- menunjukkan kemampuan untuk mencegah infeksi
- menunjukkan perilaku hidup sehat
Nic :
1. Infeksi kulit dan membrane mukosa terdapat kemeahan,
panas dan drainase.
R/: Untuk mengetahui gejala infeksi pada luka robek.
2. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
R/: Agar pasien dan keluarga dapat membersihkan luka
tanpa bantuan perawat dan keluarga.
3. Ajarkan cara menghindari infeksi
R/: Agar pasien dapat membersihkan luka tanpa
bantuan perawat dan keluarga
4. Gangguan pola tidur b/d adanya nyeri
Noc :
Pain lavel
Comport level
Kriteria hasil
1. Jumlah jam tidur dalam batas normal
2. Pola tidur dan kualitas tidur dalam batas normal
3. Perasaan segar sudah tidur
Nic :
1. Infeksi kulit dan membrane mukosa terhadap
kemerahan, panas dan drainase
R/: Agar pasien dapat dengan nyaman/tidur
2. Kolaborasi pemberian obat tidur
R/: Untuk membantu mempermudah tidur
3. Monitor kebutuhan tidur siang pasien setiap hari
R/: Tidur yang efektif 2-3 jam
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
pergerakan
Tujuan :
Pasien akan terbebas dari komplikasi : gangguan gerak,
akan berpartisipasi dalam latihan
aktivitas yang tepat.
Intervensi :
a. Bantu pasien mendapatkan posisi yang tepat dan
mobilitas bagi luka bakar : konsultasikan dengan bagian
ocupasi terapi untuk merencanakan latihan pergerakan
b. Lihat keluarga dalam perberian tindakan keperawatan.
c. Ajarkan latihan ROM aktif dan pasif setiap 4 jam,
berikan pujian setiap kali pasien melakukan latihan
ROM
d. Ambulasi pasien secara dini jika memungkinkan.
e. Ubah posisi tiap 2 jam sekali pada area yang tertekan.
f. Beri antibiotic sebelum aktivitas karena nyeri.
D. Impementasi
Pelaksanaan keperawatan atau implementasi harus
sesuai dengan rencana yang telah diharapkan sebelumnya.
Dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi
dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang akan
dilakukan:
1. Tindakan mandiri
2. Tindakan observasi
3. Tidakan health aducation
4. Tindakan kolaborasi
E. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahapan dalam proses
keperawatan yang menentukan agar tujuan dapat tercapai
dalam mengevaluasi aktivitas tindakan keperawatan. Perawat
perlu menegtahui ini harus diukur dan diamati.
1. Pengkajian keperawatan
1.1 Identitas diri pasien
Nama : Ny. S
Tanggal lahir : 04-06-1975
Jenis Kelamin : Perempuan
No RM : 03-90-56
Diagnosa : Luka Bakar
Kebangsaan :WNI
Agama : islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Pilolayanga Kec. Telaga Kab
Gorontalo
DO :
- kesadaran : compos mentis
- ekspresi wajah klien saat di ganti balutan meringis
- TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36°C
- mukosa bibir kering
- turgor kulit tidak elastis
- terdapat luka di ekstermitas atas kanan dan kiri dari
siku sampai jari-jari, dan kedua ekstermitas bawah
dari lutut sampai jari-jari dan luka pada wajah (Rule of
nine 40%)
- luka bakar tampak basah
- warna luka bervariasi
2.2 riwayat perjalan penyakit
Saat sedang bekerja di dalam ruangan klien sedang mengelem
karpet dilantai. Klien berfikir untuk memindahkan lampu yang
berada diatas kaleng lem. Saat dia memegang lampu tiba-tiba
terjadi konsleting dan keluar percikan api, percikan api
mengenai kaleng lem dan merambat ke semua karpet yang
sudah dilem dilantai. Saat klien ingin menghindar dari percikan
api, tiba-tiba klien terpleset dan jatuh, akhirnya pada ekstremitas
atas dan bawah dan wajah mengalami luka bakar.
2.3 riwayat keluarga (genogram)
X
: LAKI-LAKI
: PEREMPUAN
X : KLIEN
Tn.S
: RIWAYAT DM
3. Pemeriksaan fisik
kesadaran : compos mentis
tingkah laku : baik
ekspresi wajah : cemas
TB : 165 cm
BB : 75 kg
Kebersihan diri : membutuhkan bantuan
tanda-tanda vital : TD 120/80 mmHg, N : 89, RR : 20x/menit,
S :37°C, Skala Nyeri :4
kulit : luka bakar ekstermitas atas dan bawah tidak tampak
epidermis, tampak jaringan baru (jaringan tumbuh dengan baik),
terdapat eritema pada luka bakar
kuku : tampak kotor dan panjang
wajah : tampak luka bakar diwajah (4,5%), warna tampak
kemerahan
telingan : daun telingan kanan teekena luka bakar, warna merah
muda
hidung : tampak luka bakar, warna merah muda
mulut dan bibir : mukosa bibir kering, tekstur kasar/pecah-pecah
4. penatalaksanaan/terapi
Injeksi
1. Novalgin 3x500 mg jam (8 pagi, 4 sore dan 12 malam)
2. Vit c 2x200 mg jam ( 12 siang dan 12 malam)
3. Ceftriaxon 1x2 gr ( 6 pagi)
Oral
1. Zegafit 1x1 jam ( 6 pagi )
2. Asam folat 1x1 jam (12 siang )
3. Cafit d3 1x1 ( 6 sore )
4. Infus RL 60 cc/ jam
5. Analisa data
6. Perencanaan
8. Evaluasi
Tgl/Jam Dx SOAP
Nyeri b.d pejanan S : klien mengatakan
saraf tepi nyeri pada daerah luka
09 -11 2021 bakar
09.15 O:
- klien tampak
meringis
- TTV :
TD :
11O/80mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36°C,
RR : 20x/menit
A : Nyeri belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- monitor TTV
- kaji keluhan klien
- kaji manejem
nyeri
- ajarkan teknik
relaksasi