Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Tn.

A DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI

MOHAMAD FAUJAN SALEH


N 211240

Preceftor lahan Preceftor institusi

(CINDRA, S.Kep, Ns) (SAHARULLAH, S.Kep,Ns.,M.Kes)

PRODI PROFESI NERS


STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR
ANGKTAN TAHUN 2021 – 2022
A. Proses Penuaan Secara Umum
Proses menua adalah suatu proses yang akan dialami oleh
setiap orang. Menua adalah salah satu akibat proses ilmiah
yang umumnya menimbulkan penurunan kondisi fisik,psikologis,
dan social dalam berinteraksi. Penuaan merupakan suatu
proses menghilangnya kemampuan jaringan yang ada didalam
tubuh secara perlahan-lahan sehingga jaringan kesulitan dalam
memperbaiki dan mempertahankan fungsi normalnya. Oleh
karena itu dengan terjadinya penuaan maka akan terjadi
kemunduran fungsi tubuh, dimana kemunduran tersebut dapat
menganggu aktivitassehari-hari (Eliopaulos, 2017)
1. Definisi Lanjut Usia
Lanjut usia adalah setiap orang yang berusia 60 tahun
atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan
kelompok umur lainnya. Umumnya setiap orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua adalah masa
hidup manusia yang terakhir. Pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial hingga tidak
melakukan tugasnya sehari-hari lagi dan bagi kebanyakan
orang masa tua kurang menyenangkan (Asep Arifin. S,
2016).
2. Batasan Umur Lanjut Usia
Terdapat beberapa batasan-batasan usia lanjut dari berbagai
sumber yaitu :
a. Menurut WHO, dalam Dede Nasrullah, (2018) lanjut usia
meliputi :
1) Usia pertengahan (middle age), adalah kelompok usia
(45-59 tahun).
2) Lanjut usia (eldery) antara (S60-74 tahun).
3) Lanjut usia (old) antara (75 dan 90 tahun).
4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
b. Menurut Hurlock, (1979) dalam Dede Nasrullah, (2018)
batasan umur lanjut usia di bagi menjadi dua, yakni :
1) Early old age (usia 60-70 tahun).
2) Advanced old age (usia 70 tahun ke atas).
c. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro,
SpKJ, dalamDede Nasrullah, (2018). Lanjut usia
dikelompokkan sebagai berikut :
1) Usia dewasa muda (Eldery Adulthood) (usia 18/20-15
tahun).
2) Usia dewasa penuh (Middle years) atau maturitas
(usia 25-60/65 tahun).
3) Lanjut usia (Geriatric age) (usia lebih dari 65/70 tahun),
terbagi :
• Usia 70-75 tahun (young old).
• Usia 75-80 tahun (old).
• Usia lebih dari 80 tahun (very old).
3. Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Menua atau menjadi tua membawa perubahan serta
pengaruh menyeluruh baik mental, fisik, moral, spiritual, dan
sosial yang keseluruhannya antara satu bagian dengan
bagian yang lainnya saling memiliki keterkaitan. Perubahan-
perubahan memerlukan penyesuaian diri (Padilla, 2013).
a. Perubahan Fisik
Secara umum penuaan ditandai dengan kemunduran
biologis dan dilihat sebagai kemunduran fisik, yakni :
1) Kulit dan wajah mulai mengeriput, mengendur, serta
garis-garis yang menetap.
2) Penciuman mulai berkurang.
3) Gigi mulai tanggal dan lepas (ompong).
4) Pola tidur berubah.
5) Rambut kepala mulai memutih atau beruban.
6) Nafsu makan menurun.
7) Mudah lelah dan mudah jatuh.
8) Penglihatan dan pandangan mulai berkurang.
9) Gerakan menjadi lamban.
10)Mudah terserang penyakit.
b. Perubahan Mental
Di bidang mental atau psikis pada lanjut usia,
perubahan dapat terjadi sikap yang semakin egosentrik,
mudah curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki
sesuatu. Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang
ditemukan pada hampir setiap lanjut usia, yakni
keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin
dihemat, mengharapkan tetap diberi peran dalam
masyarakat. Ingin mempertahankan hak dan hartanya,
serta ingin tetap berwibawa. Jika meninggal pun mereka
ingin meninggal secara terhormat dan masuk surga
(Dede Nasrullah, 2018).
c. Perubahan Psikososial
Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya
dan identitasnya dikaitkan dengan peranan dalam
pekerjaan. Bila mengalami pensiun (purnatugas),
seseorang akan mengalami kehilangan, menurut Dede
Nasrullah, (2018) antara lain :
1) Kehilangan finansial ( pendapatan berkurang).
2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan/posisi
yang cukup tinggi, lengkap dengan semua fasilitas).
3) Kehilanngan teman/kenalan atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan dan
5) Merasakan atau sadar terhadap kematian,
perubahan cara hidup (memasuki rumah perawatan,
bergerak lebih sempit).
6) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari
jabatan. Biaya hidup meningkat pada penghasilan
yang sulit, biaya pengobatan bertambah.
7) Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan.
8) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan
sosial.
9) Adanya gangguan saraf panca-indra, timbul kebutaan
dan ketulian.
10)Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

B. Konsep Aspek Legal Etik Keperawatan


Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan
standar dan prinsip- prinsip yang menjadi penuntun dalam
berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hakhak
manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan
tercermin dalam standar praktek professional seperti
(Budiono,2016).
1. Otonomi (Autonomy)
Dalam bekerja perawat harus memilik prinsip otonomi
didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Perawat
harus kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri,
memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai dan tidak dipengaruhi atau intervensi profesi
lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
klien, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa
dan bertindak secara rasional.
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang
baik. Setiap kali perawat bertindak atau bekerja senantiasi
didasari prinsip berbuat baik kepada klien. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan
kebaikan oleh diri dan orang lain.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan harus ditumbuh kembangan dan
dibutuhkan dalam diri perawat, perawat bersikap yang sama
dan adil terhadap orang lain dan menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
memberikan asuhan keperawatan ketika perawat bekerja
untuk yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
keperawatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip tidak merugikan harus di pegang oleh setiap
perawat, prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya,
cedera atau kerugian baik fisik maupun psikologis pada klien
akibat praktik asuhan keperawatan yang diberikan kepada
individu maupun kelompok.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran perawat
harus menerpkan prinsi nilai ini setiap memberikan
pelayanan keperawatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat
mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan oleh setiap perawat untuk
menghargai janjidan komitmennya terhadap orang lain.
Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi
tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang
terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali
jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi
tentang klien di luar area pelayanan, menyampaikan pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan
lain harus dihindari.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas yaitu standar yang pasti bahwa tindakan
seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak
jelas atau tanpa terkecuali.

C. Konsep Medis
1. Definisi Hipertensi
Menurut (WHO, 2019) hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah suatu kondisi di mana pembuluh darah terus-
menerus meningkatkan tekanan. Darah dibawa dari jantung
ke seluruh bagian tubuh di pembuluh. Setiap kali jantung
berdetak, ia memompa darah ke pembuluh darah. Tekanan
darah diciptakan oleh kekuatan darah yang mendorong
dinding pembuluh darah (arteri) karena dipompa oleh
jantung. Semakin tinggi tekanan, semakin sulit jantung
memompa. Tekanan darah ditulis sebagai dua angka. Angka
pertama (sistolik) mewakili tekanan dalam pembuluh darah
ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua
(diastolik) mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika
jantung beristirahat di antara detak jantung.
2. Etiologi
Menurut (Harding, Kwong, Roberts, & Hagler, 2019)
penyebab hipertensi dibagi atas 2 gologan sebagai berikut:
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer (esensial atau idiopatik) adalah
peningkatan TD tanpa penyebab yang teridentifikasi. Ini
menyumbang 90% hingga 95% dari semua kasus
hipertensi. Meskipun alasan pasti untuk hipertensi primer
tidak diketahui, ada beberapa faktor yang berkontribusi.
Ini termasuk perubahan fungsi endotel terkait dengan
vasokonstrikting atau agen vasodilatasi, peningkatan
aktivitas SNS, produksi berlebih hormon penahan
natrium, peningkatan asupan natrium, lebih besar dari
berat badan ideal, usia, riwayat keluarga, etnis, diabetes,
penggunaan tembakau, dan konsumsi berlebihan alcohol.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah peningkatan TD dengan
penyebab spesifik yang sering dapat diidentifikasi dan
diperbaiki. Hipertensi sekunder dapat menjadi resisten,
menyebabkan komplikasi kardiovaskular jika tidak
ditangani. Jenis hipertensi ini menyumbang 5% hingga
10% dari hipertensi pada orang dewasa. Stres akut,
konsumsi alkohol berlebihan, penyakit sel sabit,
arteriosklerosis, koarktasio aorta, eklampsia kehamilan,
kelainan ginjal, kelainan endokrin, dan kelainan
neurologis adalah contoh penyebab sekunder. Jika tidak
ada penyakit yang mendasari dapat diidentifikasi sebagai
peningkatan tekanan darah pasien, pasien dianggap
memiliki hipertensiprimer.
3. Klasifikasi
Menurut JNC (Joint National Committee) dalam (Bakris &
Sorrentino, 2019) klasifikasi hipertensi sebagai berikut:
Tekanan darah Tekanan darah
Klasifikasi
sistolik diastolic
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160 ≥100

4. Patofisiologi
Tekanan darah sama dengan jumlah darah yang
dipompa keluar dari jantung (curah jantung) dikalikan dengan
resistensi vaskular sistemik. Jika diameter pembuluh darah
menjadi lebih kecil karena aterosklerosis atau vasokonstriksi,
tekanan darah meningkat dengan upaya untuk memaksa
darah melalui lubang yang lebih kecil. Jika ada peningkatan
volume (jumlah) atau viskositas (ketebalan atau konsistensi)
cairan dalam pembuluh darah, tekanan di dalam pembuluh
meningkat dan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompacairan melalui pembuluh (Susan et al., 2019).
Respons patologis terhadap stres dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah dengan merangsang sistem
saraf simpatis dan menyebabkan vasokonstriksi perifer dan
meningkatkan denyut jantung. Kelainan insulin, glukosa, dan
lipoprotein yang terkait dengansindrom metabolik sering
terjadi pada hipertensi primer. Dalam beberapa kasus
hipertensi, kelebihan renin disekresi oleh ginjal. Renin
bertindak atas zat yang disebut angiotensinogen,
mengubahnya menjadi angiotensin I. Angiotensin I
dikonversi menjadi angiotensin II oleh angiotensin-converting
enzyme (ACE). Angiotensin II bekerja langsung pada
pembuluh darah, menyebabkannya mengerut, dan
menstimulasi kelenjar adrenal untuk melepaskan aldosteron.
Angiotensin dengan demikian meningkatkan resistensi
terhadap aliran darah di pembuluh perifer dan menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal melalui pengaruh
aldosteron. Natrium dan air yang ditahan meningkatkan
volume darah, menyebabkan peningkatan curah jantung dan
peningkatan tekanan darah (Susan et al., 2017).
5. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi: Harding et
al. (2019):
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan
tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
6. Komplikasi
Menurut Harding et al. (2019) komplikasi dari hipertensi
sebagaiberikut:
a. Penyakit arteri koroner
Hipertensi adalah faktor risiko yang signifikan untuk
penyakit arteri koroner (CAD). Mekanisme hipertensi
berkontribusi terhadap perkembangan aterosklerosis
tidak sepenuhnya diketahui. Teori "respons- toinjury" dari
atherogenesis menunjukkan bahwa hipertensi
mengganggu endotelium arteri koroner. Ini menghasilkan
dinding arteri yang kaku dengan lumen yang menyempit
dan dapat menyebabkan tingginya tingkat CAD, angina,
dan MI.
b. Hipertrofi Ventrikel Kiri
Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan
meningkatkan beban kerja jantung dan menghasilkan
hipertrofi ventrikel kiri. Awalnya, hipertrofi ventrikel kiri
adalah mekanisme kompensasi yang memperkuat
kontraksi jantung dan meningkatkan CO. Namun,
peningkatan kontraktilitas meningkatkan kerja miokard
dan permintaan O. Hipertrofi ventrikel kiri progresif,
terutama dengan adanya CAD, dikaitkan dengan
perkembangan Heart Failure (HF).
c. Penyakit Serebrovaskular
Aterosklerosis adalah penyebab paling umum dari
penyakit serebrovaskular. Hipertensi adalah faktor risiko
yang signifikan untuk aterosklerosis dan stroke serebral.
Bahkan pada orang dengan hipertensi ringan, risiko
stroke adalah 4 kali lebih tinggi daripada orang normal.
Kontrol BP yang adekuat mengurangi risiko stroke. Plak
aterosklerotik sering ditemukan pada bifurkasi arteri
karotis umum dan di arteri karotis interna dan eksterna.
Bagian-bagian dari plak aterosklerotik atau gumpalan
darah yang terbentuk dengan gangguan plak dapat
pecah dan berjalan ke pembuluh otak, menghasilkan
tromboemboli. Pasien mungkin mengalami serangan
iskemik sementara atau stroke.
d. Gagal jantung
Heart Failure (HF) atau gagal jantung terjadi ketika
mekanisme kompensasi jantung kewalahan dan jantung
tidak lagi dapat memompa cukup darah untuk memenuhi
tuntutan tubuh. Kontraktilitas tertekan, dan Stroke Volume
(SV) dan Cardiac Output (CO) menurun. Pasien mungkin
mengalami sesak napas saat aktivitas, dispnea nokturnal
paroksismal, dan kelelahan.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Hb/ Ht: Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel


terhadap volume cairan (vistoksitas) dan dapat
mengidentifikasikan faktor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia
2) BUN/ Kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/
fungsi ginjal

3) Glukosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus


hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar
ketokolamin
4) Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisatkan
disfungsi ginjal dan ada DM.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG: Dapat menunjukkan pola regangan, dimana
luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi
d. IUP: Mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti: batu
gunjal, perbaikan ginjal
e. Photo dada : Menunjukkan destruksi klasifikasi
pada area katup, pembesaran jantung (Wijaya &
Putri, 2019).
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologis:
Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi
gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan
darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi.
Penatalaksanaan hipertensi dengan nonfarmakologis
terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup
untuk menurunkan tekanan darah yaitu (Wijaya & Putri,
2019):
1) Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan ideal sesuai Body
Mass Index (BMI) dengan rentang 18,5 - 24,9 kg/m2.
BMI dapat diketahui dengan berbagai berat badan
anda dengan tinggi badan Anda yang telah
dikuadratkan dalam satuan meter. Mengatasi obesitas
(kegemukan)juga dapat dilakukan dengan melakukan
diet rendah kolesterol namun kaya dengan serat dan
protein, dan jika berhasil menurunkan berat badan
2,5-5 kg maka tekanan darah diastolik dapat
diturunkan sebanyak 5 mmhg.

2) Kurangi asupan natrium (sodium)


Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan
dengan cara diet rendah garam yaitu tidak lebih dari
100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr
garam/hari). Jumlah yang lain dengan mengurangi
asupan garam sampai kurang dari 2300 mg (1 sendok
teh) setiap hari. Pengurangan konsumsi garam
menjadi 1/2 sendok teh/hari, dapat menurunkan
tekanan sistolik sebanyak 5 mmhg dan tekanan
diastolik sekitar 2,5 mmhg.
3) Batasi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi
alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan
darah. Para peminum berat mempunyai risiko
mengalami hipertensi 4 kali lebih besar daripada
mereka yang tidak minum minuman beralkohol.
4) Menghindari merokok
Merokok memang tidak berhubungan secara
langsung dengan timbulnya hipertensi, tetapi merokok
dapat meningkatkan resiko komplikasi pada pasien
hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka
perlu dihindari mengkonsumsi tembakau (rokok)
arena dapat memperberat hipertensi. Nikotin dalam
tembakau membuat jantung bekerja lebih keras
karena menyempitkan pembuluh darah dan
meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan
darah. Maka pada penderita hipertensi dianjurkan
untuk menghentikan kebiasaan merokok.
5) Penurunan stress
Stress memang tidak menyebabkan hipertensi
yang menetap namun jika episode stress sering
terjadi dapat menyebabkan kenaikan sementara yang
sangat tinggi. Menghindari stress dengan
menciptakan suasana yang menyenangkan bagi
penderita hipertensi dan memperkenalkan berbagai
metode relaksasi seperti yoga atau meditasi yang
dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.
b. Pengobatan farmakologi
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
2) Penghambat simpatetik (metildopa,
klonidin, reserpin) Menghambat
aktivitas saraf simpatis
3) Betabloker (metoprolol, propanolol dan atenolol)
a) Menurunkan daya pomp jantung
b) Tidak dianjurkan pada penderita yang telah
diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti
asma bronkial
c) Pada penderita diabetes mellitus :
dapat menutupi gejala h ipoglikemia
4) Vasodilator (prasosin, hidralasin)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) ACE inhibator (Captroptil)
Menghambat pembentukan zat angiotensin II Efek
samping: batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas
6) Penghambat reseptor angiotensin II (valsartan)
Menghalangi penempalan zat angiotensin II pada
reseptor sehingga memperingan daya pompa jantung
7) Antagonis kalsium (diltiasem dan verapamil)
Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas)
(Wijaya & Putri, 2019).
D. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Biografi: Nama, alamat, umur, tanggal MRS,
diagnosa medis, penanggung jawab, catatan kedatangan
b. Data Dasar Pengkajian
1) Aktivitas/ Istirahat
Gejala: Kelamahan, letih, napas pendek, gaya hidup
monoton Tanda: Frekuensi jantung meningkat,
perubahan irama jantung, takipnea
2) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner, penyakit serebrovaskuler
Tanda: Kenaikan tekanan darah, hipotensi postural,
takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin
3) Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
depresi, euphoria, faktor stres multipel
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan
kontinue perhatian, tangisan yang meledak, otot muka
tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola
bicara
4) Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5) Makanan/ Cairan:
Gejala: Makanan yang disukai mencakup makanan
tinggi garam, lemak, dan kolestrol.
Tanda: BB normal atau obesitas, adanya edema

6) Neurosensori
Gejala: Keluhan pusing/ pening, sakit kepala,
berdenyut sakit kepala,
berdenyut gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda: Perubahan orientasi, penurunan kekuatan
genggaman,perubahan retinal optik
7) Nyeri/ Ketidaknyamanan
Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai,
sakit kepala okspital berat, nyeri abdomen (Wijaya &
Putri, 2020)
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Akut (D.0077)
b. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
c. Gangguan Pola Tidur (D.0055)
d. Resiko cedera (D.0136)
e. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Serebri (D.0017)
3. Intervensi Keperawatan
SLKI SIKI
Diagnosis Rasional
(Kriteria Hasil) (Tim Pokja (Intervensi)
Keperawatan(Tim
PPNI, 2019) (Tim Pokja PPNI, 2018)
Pokja PPNI, 2017)
Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri Manajemen nyeri
Nyeri Akut
keperawatan selama Observasi Observasi
(D.0077)
3x24 jam maka 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui lokasi,
diharapkan tingkat nyeri lokasi, karakteristik, karakteristik,
menurun dengan kriteria durasi,frekuensi, kualitas, durasi, frekuensi, kualitas,
hasil: intensitas nyeri intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala
nyeri
2. Gelisah menurun 3. Identifikasi factor yang
3. Untuk mengetahui factor
3. Kesulitan tidur menurun memperberat
Frekuensi nadi membaik yang
ataupun memperingan
memperberat ataupun
nyeri
memperingan nyeri
Teraupetik
Teraupetik
4. Berikan teknik
Agar pasien memahami
non farmakologis teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. Terapi music,
terapi
pijat, aromaterapi kompres untuk mengurangi rasa nyeri
hangat/ dingin) (mis. Terapi music, terapi
5. Kontrol lingkungan pijat, aromaterapi kompres
yang memperberat rasa hangat/ dingin)
nyeri 5. Untuk
Edukasi mengontrol lingkungan
6. Jelaskan penyebab, yang
periode, dan pemicu nyeri memperberat rasa nyeri
7. Jelaskan strategi Edukasi
meredakan nyeri 6. Agar pasien memahami
8. Anjurkan penyebab, periode, dan
Teknik nofarmakologis pemicunyeri
untuk mengurangi rasa 7. Agar pasien memahami
nyeri strategi meredakan nyeri
8. Agar pasien memaham

pijat, aromaterap kompres untuk mengurangi rasa nyeri

hangat/ dingin) (mis. Terapi music, terapi


pijat, aromaterapi kompres
9. Kontrol lingkungan hangat/ dingin)
yang memperberat rasa 9. Untuk
nyeri mengontrol lingkungan
Edukasi yang
10. Jelaskan penyebab, memperberat rasa nyeri
periode, dan pemicu nyeri Edukasi
11. Jelaskan strategi 10. Agar pasien memahami
meredakan nyeri penyebab, periode, dan
12. Anjurkan pemicunyeri
Teknik nofarmakologis 11. Agar pasien memahami
untuk strategi meredakan nyeri
mengurangi rasa nyeri
Agar pasien memahami Teknik
nofarmakologis

Kalaborasi
analgetic, jika diperlukan
Setelah dilakukan Manajemen Energi Manajemen Energi
Intoleransi Observasi
intervensi keperawatan
Aktivitas Observasi
1. Identifikasi gangguan
selama 3x24 jam maka
(D.0056) fungsi tubuh yang 1. Untuk mengetahui
diharapkan Toleransi
mengakibatkan kelelahan gangguan fungsi tubuh
2. Monitor lokasi dan yang
aktivitas meningkat
ketidaknyamanan selama
dengan kriteria hasil:
melakukan aktivitas mengakibatkan kelelahan
1. Frekuensi nadi
meningkat Teraupetik 2. Untuk memonitor lokasi
2. Keluhan lelah menurun 5. Sediakan dan
3. Dispnea saat lingkungan nyamandan ketidaknyamanan selama
aktivitas menurun rendah stimulus melakukan aktivitas
4. Dispnea 6. Berikan aktivitas Teraupetik
setelah aktivitas distraksiyang
5. Untuk
menurun menenangkan
tersedianya lingkungan
5. Tekanan Darah Edukasi
nyaman dan rendah
membaik
7. Anjurkan tirah baring
stimulus
8. Anjurkan
6. Untuk memberikan
melakukan aktivitas
aktivitas distraksi yang
secara bertahap
menenangkan
Kalaborasi
Edukasi
9. Kalaborasi dengan ahli gizi
7. Agar pasien
tentang cara
melakukan perawatan
Meningkatkan asupan tirah baring
makanan 8. Agar pasien
melakukan aktivitas
secara bertahap
Kalaborasi
4. Keluhan istirahat 4. Lakukan prosedur 5. Agar pasien memahami
tidak cukup membaik untuk meningkatkan pentingnya tidur cukup
kenyamanan selama sakit
Edukasi 6. Agar pasien menghindari
5. Jelaskan makanan/ minuman
pentingnya 7. Agar pasien memahami
tidurcukup selama penggunaan obat tidur
sakit yang tidak mengandung
6. Anjurkan supresor terhadapat tidur
menghindari
REM
makanan/minuman
pengganggu tidur
7. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadapat tidur REM
Ansietas yang dialami menurun mengambil keputusan 4. Untuk
berhubungan 2. Perilaku gelisah 3. Monitor tanda-tanda menimbulkan kenyamanan
menurun
dengan krisis ansietas Terapeutik saat berbicara
3. Perilaku tegang
situasional . 4. Gunakan pendekatan 5. Untuk melakukan
menurun
Sulit tidur membaik yang tenang dan aktivitas kegiatan yang
meyakinkan dibutuhkan
Edukasi 6. Untuk mengurangi
kecemasan
5. Anjurkan melakukan
Untuk mengatasi ansietas
kegiatan yang tidak
(PPNI, 2018).
kompetitif dan sesuai
kebutuhan
6. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
 Implementasi
Implementasi dilakukan untuk mengurangi faktor yang
dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan,
kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan
(Kasiati & Rosmalawati, 2016).
 Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya
hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri,
adanya respons fisiologis yang baik dan pasien mampu
melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri (Kasiati &
Rosmalawati, 2016).
BAB III
TINJAUAN KASUS

A.Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Tanggal lahir : 02–05-1966
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No RM : 03 – 46 - 83
Diagnosa : Hipertensi
Kebangsaan : WNI
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Buntulia Barat, Kec. Duhiadaa, Kab. Pohuwato
b. Identitas Keluarga
Pasangan Hidup : Ny. “ K “
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Moutong Timur
1. Riwayat Kesehatan
a. Fisik/Biologis
1) Pandangan Lansia tentang kesehatannya, Tn. “ A “ klien
mengatakan penglihatan masih jelas daya masih kuat.
2) Kegiatan yang mampu dilakukan Lansia : klien mampu mandi
sendiri, BAB sendiridi kamar mandi klien masih bisa bekerja
sendiri seperti menyapu halaman.
3) Kekuatan fisik
a) Kekuatan otot dan sendi
- Tangan : klien mengatakan masih bisa
menggunakan tangannya untuk bekerja dan lain - lain
- Kaki : klien mengatakan kakinya masih kuat
berjalan.
b) Penglihatan
Tn. “ A “ masih mampu melihat pada jarak setengah meter,
namun pada jarak 2 – 3 meter sudah tidak jelas.
c) Pendengaran
Pendengaran kedua telinga cukup jelas, dengan suara
frekuesi rendah klien kurang mendengar
4) Kebiasaan Lansia merawat diri : Tn. “A” masih mampu merawat
diri tanpa bantuan orang lain.
5) Kebiasaan makan, minum, istirahat, tidur, dan buang air :
a) Kebiasaan Makan : Selera makan kurang,
makanan disediakan sendiri seperti nasi lauknya
dimasakkan oleh orang lain. Klien makan 3 kali sehari,
porsi makan tidak dihabiskan
b) Kebiasaan minum : Klien minum setiap kali haus
c) Kebiasaan tidur : Kurang, siang hari kadang –
kadang tidur tapi hanya sebentar dan pada malam hari
tidur pada jam 21.00 – 04.00 pagi.
Klien mengatakan sering terrjaga pada malam hari.
d) Kebiasaan BAB/BAK : pola buang air kecil teratur, 5
– 6 kali sehari. Pola BAB 3 – 4 kali semingu.
6) Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang bermakna sangat
dirasakan : Klien mengatakan perubahan yang sangat
bermakna dirasakan adalah perubahan aktifitas yang berbatas
karena faktor ketuaan.
2. Riwayat pekerjaan
a. Status pekerjaan saat ini : Saat ini klien tidak bekerja
b. Pekerjaan Sebelumnya : Petani
c. Sumber pendapatan : dari santuan pengunjung panti dan
orang terdekat
3. Riwayat rekreasi
- Klien mengatakan merasa terhibur setelah menonton TV dan
berjalan – jalan
- Klien mengatakan setiap tahun berkunjung ke Tanjung Bayam,
Malino bersama dengan anggota asrama yang lain.
4. Riwayat Lingkungan hidup
Klien tinggal di Tadidia, dimana penduduknya sangat ramah, klien 8
bersaudara dimana ke dua orang tuanya sudah meninggal dunia.
a. Tempat tinggal sekarang : Asrama 10 Aster
b. Jumlah kamar : 5 kamar
c. Jumlah Lansia : 8 orang
5. Sistem pendukung yang digunakan
Dokter, pegawai dan perawat klinik panti social tresna werda yang
mengunjungi panti 1 kali seminggu.
6. Status Kesehatan saat ini
Klien mengeluh sakit kepala apabila tekanan darahnya naik.
Obat-obatan :
a. Nama obat :
b. Dosis obat :
c. Waktu penggunaan :
d. Dokter yang instruksikan :
Alergi –alergi :
a. Obat-obatan : tidak ada
b. Makanan : tidak ada
Nutrisi
Nutrisi klien terpenuhi oleh makanan yang dibagikan oleh pihak
pengelola PSTW Gau Mabaji Goa.
7. Status kesehatan masa lalu
- Sakit perut
- Demam
- Batuk
- Flu
- Sakit kepala
8. Tinjauan Sistem
a. Umum
Klien mengatakan selalu sakit kepala bila tekanan darahnya naik
tengkuk terasa tegang.
TTV : TD : 200 / 150 mmHg
S : 36,3 0 C
P : 24
N : 84
b. Kepala
Klien mengatakan sering sakit kepala bila tekanan darahnya naik.
Klien mengatakan nyeri pada tengkuk
Tampak wajah meringis, tampak sering memijit kepalanya.
c. Mata
Klien mengatakan perubahan pada penglihatan yaitu pandangan
yang jadi kabur, mata berair, penurunan toleransi terhadap akivitas
sehari-hari, akibat kelelahan pada mata.Dalam jarak 50 cm
penglihatan klien masih jelas namun, pada jarak 2 – 3 meter
pandangan klien sudah tidak jelas. Tampak klien menguap.
Tampak hitam pada kantong mata klien
d. Telinga
Klien mengatakan pendengaran kurang jelas dan kelainan yang
lain tidak ada.
e. Hidung dan sinus
Hidug tidak ada keluhan
f. Leher
Tidak ada keluhan yang serius, hanya klien mengatakan sedikit
agak terbatas pergerakannya pada leher dan kepala.
g. Kardiovaskuler
Tidak ada keluhan, bunyi jantung 1 dan 2 masih terdengar dengan
baik.
h. Pernapasan
Tidak ada keluhan yang serius, hanya apabila klien terlalu banyak
akivitas maka nampak seperti kelelahan.
i. Gastrointestinal
Klien mengatakan agak susah mengunyah makanan karena
sebagian giginya sudah tanggal ( gigi tinggal 10, tanggal 10, gigi
berlubang 12 )
BB : 40 kg, TB : 153 cm
BB ideal : 49 – 59 kg
j. Musculoskeletal
Klien mengatakan kaku pada persendian terutama pada lutut,
kadang-kadang tidak bisa bergerak, terjadi kekakuan pada
pergerakan tubuh, perubahan postur tubuh agak membungkuk,
dan kelemahan.
k. System endokrin
Terjadi perubahan pigmentasi kulit dan perubahan pada warna
rambut yang sebagian sudah berwarna putih serta mudah rontok.
l. Psikososial
Klien mengatakan bahwa keadaannya sekarang biasa-biasa, jika
ada sesuatu yang membuat klien bersedih, klien hanya bisa berdoa
dan shalat dan jika ada masalah klien akan menceritakan
masalahnya kepada teman seasramanya.
9. Riwayat keluarga/genogram

68 ? ? ? ?

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Garis Pernikahan

: Klien

Generasi I : meninggal tidak diketahui penyebabnya, tidak ada


riwayat penyakit keturunan ( hipertensi )
Generasi II : orang tua klien ( ayah ) meninggal karena penyakit
hipertensi
Geneasi III : meninggal tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat
penyakit keturunan ( hipertensi )
10. Riwayat psikologis
a. Daya ingat
b. Memori jangka panjang : Baik, karena klien mampu
menceritakan masa lalunya secara bertahap dan berurutan.
c. Memori jangka pendek : Baik, karena klien dapat mengingat
apa yang baru saja dikerjakan
d. Proses Pikir : Klien dapat berpikir dengan baik dengan
menggunakan bahasa Indonesia + bahasa daerah Makassar, klien
dapat menjawab pertanyaan dngan baik
e. Alam prasaan
Klien Nampak senang dengan keberadaan mahasiswa tampak
wajah yang ramah dan selalu tersenyum
f. Orientasi
Klien mampu bergaul dengan teman yang lain dan perawat yang
baru dikenalnya
11. Sosial ekonomi
a. Sumber keuangan kadang dari penyantun, yang datang dari
tetangga atau pemerintah.
b. Kegiatan organisasi yang diikuti klien tidak ada
c. Pandangan Lansia terhadap lingkungan sekitarnya cukup baik dan
dia merasa nyaman dengan teman-temannya.
12. Spiritual
a. Klien adalah orang yang taat beribadah menjalankan shalat 5
waktu
b. Dalam menyelesaikan masalah-masalahnya klien hanya berdoa
c. Menjalani kehidupan klien sangat optimis dan klien berharap
diakhir hidupnya klien tetap bahagia
Penyimpangan KDM
Proses Penuaan

Penurunan fungsi jaringan Penurunan fungsi saliva


/ organ dan kehilangan citra rasa
( system pencernaan dan
kardio )

Proses mengunyah dan


Beban jantung meningkat menelan menjadi tidak
efisien

Hipertropi pembuluh
darah Kurangnya nafsu makan

Pembuluh darah
menyempit Intake tidak adekuat

Aliran darah ke seluruh


tubuh tidak adekuat Nutrisi kurang dari
kebutuhan

Kurangnya suplay O2 ke
otak
Merangsang RAS
Rangsangan thalamus
Sering terjaga
Nyeri dipersepsikan

Gangguan pola tidur


Nyeri
B. Data Fokus
Nama klien : Tn. “ A“ Umur : 61 Tahun
Tanggal : 01 Juni 2022 J.kelamin : Laki – Laki
Dx Medik : Hipertensi

DATA SUBJEKTIF NO DATA OBJEKTIF


NO
1. Klien mengatakan kepalanya 1. Porsi makan klien tidak di
terasa sakit. habiskan (1/2 porsi).
2. Klien mengatakan nyeri pada 2. Tampak gigi gigi tinggal 10, gigi
tengkuk. tanggal 10, gigi berlubang 12.
3. Klien mengatakan agak susah BB : 40 kg, TB : 153 cm
mengunyah makanan karena BB ideal : 49 – 59 kg
sebagian giginya sudah tanggal 3. TTV :
( gigi tinggal 10, gigi tanggal TD : 200/150 mmHg
10, gigi berlubang 12 ) Nadi : 84 x / i
4. Klien mengatakan jika Suhu : 36 oC
kepalanya sakit klien pergi Pernapasan : 24 x / i
5. beristirahat. 4. Siang hari kadang – kadang
Klien mengatakan sering tidur tapi hanya sebentar dan
terjaga pada malam hari. pada malam hari tidur pada
6.. Klien mengatakan siang hari jam 21.00 – 04.00 pagi.
kadang – kadang tidur tapi 5. Tampak klien menguap.
hanya sebentar dan pada 6. Tampak hitam pada kantong
malam hari tidur pada jam mata klien
21.00 – 04.00 pagi. 7. Klien mengatakan sering
terrjaga pada malam hari.
8. Tampak wajah meringis,
tampak sering memijit
kepalanya.
C. Diagnosa Keperawatan
Nama klien : Tn. “ A“ Umur : 61 Tahun
Tanggal : 01 Juni 2022 J.kelamin: Laki – Laki
Dx Medik : Hipertensi

Diagnosa
NO Tanggal ditemukan Tanggal teratasi
Kepeawatan

1. Nyeri berhubungan 01 Juni 2022 -


dengan suplai O2 ke
otak kurang

2. Gangguan nutrisi 01 Juni 2022 -


kurang dari
kebutuhan
berhubungan dengan
intake tidak adekuat
3. -
Gangguan pola tidur 01 Juni 2022
berhubungan dengan
peningkatan RAS
D. Analisa Data
Nama klien : Tn. “ A“ Umur : 56 Tahun
Tanggal : 01 Juni 2022 J.kelamin : Laki – Laki
Dx Medik : Hipertensi
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Proses penuaan Nyeri
- Klien mengatakan
kepalanya sakit. Penurunan fungsi
jaringan/organ ( sistem
- Klien mengatakan
kardiovaskuler )
nyeri pada tengkuk.
- Klien mengatakan jika Beban jantung meningkat
kepalanya sakit klien
pergi beristirahat. Hipertropi dinding
pembuluh darah
DO :
- Tampak wajah
Pembuluh darah
meringis, tampak
menyempit
sering memijit
kepalanya.
Aliran darah ke seluruh
TTV : tubuh tidak adekuat
TD : 200/150
Kurangnya suplay O2
mmHg
pada otak
N : 84 x / i
S : 36 oC Rangsangan thalamus
P : 24 x / i
Nyeri dipersepsikan

Nyeri
Proses penuaan
2. DO : Gangguan
- Porsi makan klien Penurunan fungsi nutrisi kurang
jaringan/organ ( sistem
tidak di habiskan (1/2 dari
kardiovaskuler )
porsi). kebutuhan
- Tampak gigi gigi Penurunan fungasi saliva
dan kehilangan citra ras
tinggal 10, gigi tanggal
10, gigi berlubang 12.
Proses mengunyah dan
BB : 40 kg, TB :153cm menelan tidak efektif
BB ideal : 49 – 59 kg
Kurangnya nafsu makan
DS :
Klien mengatakan susah
Intake tidak adekuat
menguyah karena
sebagian giginya sudah
Nutrisi kurang dari
tanggal (gigi tinggal 10,
kebutuhan
gigi tanggal 10, gigi
berlubang 12)
Proses penuaan
3. DO : Gangguan
- Siang hari kadang – Penurunan fungsi pola tidur
jaringan/organ ( sistem
kadang tidur tapi
kardiovaskuler )
hanya sebentar dan
pada malam hari tidur Beban jantung meningkat
pada jam 21.00 –
04.00 pagi. Hipertropi dinding
pembuluh darah
- Tampak klien
menguap
Pembuluh darah
- Tampak hitam pada
menyempit
kantong mata klien
- Klien mengatakan Aliran darah ke seluruh
tubuh tidak adekuat
sering terjaga pada
malam hari
Kurangnya suplay O2
pada otak
DS :
Rangsangan thalamus
Klien mengatakan sering
terjaga pada malam
Nyeri dipersepsikan
hari.

Nyeri

Merangsang RAS

Sering terjaga

Gangguan pola tidur


E. Intervensi
Nama klien : Tn. “ A“ Umur : 56Tahun
Tanggal : 01 Juni 2022 J.kelamin :Laki – Laki
Dx Medik : Hipertensi
Hari / Intervensi
NO Diagnosa Keperawatan
Tanggal Tujuan Intervensi Rasional
1. Rabu, Nyeri berhubungan dengan Nyeri dapat 1. Kaji TTV 1. Untuk
01 suplai darah ke otak kurang diatasi dengan mengetahui
/06/2022 ditandai dengan : kriteria : sejauh mana
- Klien mengatakan kepalanya - TD : peningkatan
sakit. Sistole : 120- tekanan darah
- Klien mengatakan nyeri pada 139 2. Kaji tingkat 2. Untuk
tengkuk. Diastole : 60-89 nyeri yang menentukan
- Klien mengatakan jika - P : dirasakan intervesi
kepalanya sakit klien pergi 16- klien selanjutnya
beristirahat. 24 x/i 3. Makanan yang
DO : - S : 3. Anjurkan bergaram dan
- Tampak wajah meringis, klien untuk berlemak dapat
tampak sering memijit 36,4-370 C mengurangi meningkatkan
kepalanya. - N : makanan
TTV : 60- yang tekanan darah
TD : 200/150 mmHg 100x/i bergaram
N : 84 x / i Pusing dan sakit dan berlemak 4. Untuk
S : 36 oC kepala serta nyeri 4. Kolaborasi mengurangi
P : 24 x / i tengkuk dapat pemberian rasa nyeri.
berkurang. analgetik
2. Gangguan nutrisi kurang dari 1. Dapat
kebutuhan berhubungan 1 Kaji menentukan
Sabtu, dengan intake tidak adekuat kebutuhan intervensi
27 ditandai dengan : nutrisi selanjutnya
/05/2022 - Porsi makan klien tidak di 2. Agar klien
habiskan (1/2 porsi). 2. Jelaskan mengetahui dan
- Tampak gigi gigi tinggal 10, pada klien mengerti apa
gigi tanggal 10, gigi Klien tidak lagi tentang yang terjadi
berlubang 12. mengeluhkan proses atau dampak
BB : 40 kg, TB : 153 cm susah penuaan dar proses
BB ideal : 49 – 59 kg mengunyah yang penuaan.
makanan dengan berhubungan
kriteria : dengan
- porsi makan proses
DS : dihabiskan pencernaan.
Klien mengatakan susah - BB ideal : 49 – 3. Anjurkan 3. Dengan
menguyah karena sebagian 59 kg klien untuk makanan
giginya sudah tanggal (gigi makan dalam dengan porsi
tinggal 10, gigi tanggal 10, gigi porsi sedikit kecil tapi sering
berlubang 12) tapi sering. akan melatih
4. Anjurkan abdomen
klien untuk berdaptasi
makan dengan
makanan makanan dan
lunak tidak membuat
klien merasa
5. Anjurkan bosan
klien untuk 4. Agar mudah
makan dicerna oleh
secara sistem
bersamaan. pencernaan.
1. Kaji pola tidur 5. Meningkatka
Gangguan pola tidur klien selera makan.
berhubungan dengan nyeri 1. Memastikan
3. ditandai dengan : pola tidur klien
DO : 2. anjurkan berubah,
Rabu, - Siang hari kadang – kadang pada klien 2. Lingkungan
01/06/2022 tidur tapi hanya sebentar dan Gangguan pola untuk yang nyaman /
pada malam hari tidur pada tidur klien dapat menyediakan bersih dapat
jam 21.00 – 04.00 pagi. teratasi dengan tempat tidur meningkatkan
- Tampak klien menguap kriteria : kenyamanan
- Tampak hitam pada kantong - klien tidur klien untuk
mata klien tenang tidak 3. Latih lansia tidur.
- Klien mengatakan sering sering terjaga, untuk latihan 3. Membantu
terjaga pada malam hari - malam pukul fisik yang menginduksi
DS : 22.00 – 05.00 nyaman / tidur
Klien mengatakan sering pagi ringan pada
terjaga pada malam hari. - Siang pukul siang hari
13.00 – 14.- 00 beberapa
jam sebelum
tidur.
4. Tingkatkan
upaya
kenyaman
klien 4. Meningkatkan
sebelum efek relaksasi
tidur,misalny susu
a minum mempunyai
segelas susu kwalitas
hangat suporifik yang
sebelum dapat
tidur. meningkatkan
relaksasi otak
sehingga dapat
tertidur lebih
lama
F. Implementasi
Nama klien : Tn. “ A“ Umur : 56 Tahun
Tanggal : 01 Juni 2022 J.kelamin:Laki-Laki
Dx Medik : Hipertensi
Hari / No.D
No Jam Implemetasi
tanggal x
1. Rabu, I 08.00 1. Mengkaji TTV
01 Hasil : TD : 200/150 mmHg
/Juni/202 P : 24 x/i
1 N : 84 x/i’
S : 36,3 0 C
08.15 2. Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan
klien
Hasil : klien mengatakan kalau
kepalanya sakit hanya beristirahat di
temapat tidur.
3. Menganjurkan klien untuk mengurangi
08.30 makan makanan yang bergaram dan
belemak
Hasil : klien akan mengurangi
makan makanan yang bergaram dan
berlemak
4. Kolaborasi pemberian analgetik
08.40 Hasil : klien minum obat
secara teratur.

1. mengkaji kebutuhan nutrisi


II 09.00 Hasil : kebutuhan klien perhari ± 500
kl
09.05 2. Menjelaskan pada klien tentang proses
penuaan, dampaknya terhadap nutrisi
klien.
Hasil : klien mengerti tentan
proses penuaan,
dampaknya terhadap nutrisi klien.
09.15 3. menganjurkan pada klien untuk makan
makanan dalam porsi sedikit tapi sering.
Hasil : Makanan yang tidak dihabiskan
disimpan oleh klien kemudian
dimakan lagi pada jam tertentu.
09.25 4. Menganjurkan kepada klien untuk
makan makanan yang lunak.
Hasil : klien mematuhi anjuran
petugas dan memakan makanan
lunak.
09.40 5. Menganjurkan pada klien untuk makan
sedcara bersamaan.
Hasil : semua klien dalam asrama
kadang – kadang secara
bersama – sama makan di meja
makan
III 10.00 1. Mengkaji pola tidur klien
Hasil : klien tidak pernah tidur siang
10.10 2. Menganjurkan klien untuk menyediakan
temapt tidur yang nyaman dan bersih.
Hasil : klien menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih.

11.30 3. Meningkatkan upaya kenyamanan klien


sebelum tidur dengan minum segelas
susu.
Hasil : klien kadang minum susu
2. hangat sebelum tidur.
08.00 1. Mengkaji TTV
Minggu, Hasil : TD : 200/150 mmHg
28 I P : 24 x/i
/05/2022 N : 84 x/i’
S : 36,3 0 C
08.15 2. Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan
klien
Hasil : klien mengatakan kalau
kepalanya sakit hanya
beristirahat di temapat tidur.
3. Menganjurkan klien untuk mengurangi
08.20 makan makanan yang bergaram dan
belemak
Hasil : klien akan mengurangi makan
makanan yang
bergaram dan berlemak
4. Kolaborasi pemberian analgetik
08.30 Hasil : klien minum obat secara
teratur.
1. mengkaji kebutuhan nutrisi
II 09.00 Hasil : kebutuhan klien perhari ± 500
kl
09.30 2. Menjelaskan pada klien tentang proses
penuaan, dampaknya terhadap nutrisi
klien.
Hasil : klien mengerti tentang proses
penuaan, dampaknya
terhadap nutrisi klien.
09.45 3. menganjurkan pada klien untuk makan
makanan dalam porsi sedikit tapi sering.
Hasil : Makanan yang tidak dihabiskan
disimpan oleh klien kemudian
dimakan lagi pada jam
tertentu.
10.00 4. Menganjurkan kepada klien untuk
makan makanan yang lunak.
Hasil : klien mematuhi anjuran
petugas dan memakan makanan
10.10 lunak.
5. Menganjurkan pada klien untuk makan
sedcara bersamaan.
Hasil : semua klien dalam asrama
kadang – kadang secara
bersama – sama makan di meja
makan

III 10.20 1. Mengkaji pola tidur klien


Hasil : klien tidak pernah tidur siang
10.25 2. Menganjurkan klien untuk menyediakan
temapt tidur yang nyaman dan bersih.
Hasil : klien menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih.
11.35 3. Meningkatkan upaya kenyamanan klien
3. sebelum tidur dengan minum segelas
susu.
Senin, 29 Hasil : klien kadang minum susu
/05/2022 hangat sebelum tidur.
I 08.00 1. Mengkaji TTV
Hasil : TD : 200/150 mmHg
P : 24 x/i
N : 84 x/i’
S : 36,3 0 C
08.10 2. Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan
klien
Hasil : klien mengatakan kalau
kepalanya sakit hanya
beristirahat di temapat tidur.
3. Menganjurkan klien untuk mengurangi
0815 makan makanan yang bergaram dan
belemak
Hasil : klien akan mengurangi makan
makanan yang
bergaram dan berlemak
4. Kolaborasi pemberian analgetik
08.35 Hasil : klien minum obat secara
teratur.
1. mengkaji kebutuhan nutrisi
II 08.50 Hasil : kebutuhan klien perhari ± 500
kl
09.00 2. Menjelaskan pada klien tentang proses
penuaan, dampaknya terhadap nutrisi
klien.
Hasil : klien mengerti tentang proses
penuaan, dampaknya
terhadap nutrisi klien.
09.15 3. menganjurkan pada klien untuk makan
makanan dalam porsi sedikit tapi sering.
Hasil : Makanan yang tidak dihabiskan
disimpan oleh klien kemudian
dimakan lagi pada jam
tertentu.
09.25 4. Menganjurkan kepada klien untuk
makan makanan yang lunak.
Hasil : klien mematuhi anjuran
petugas dan memakan makanan
lunak.
09.35 5. Menganjurkan pada klien untuk makan
sedcara bersamaan.
Hasil : semua klien dalam asrama
kadang – kadang secara
bersama – sama makan di meja
makan

III 10.00 1. Mengkaji pola tidur klien


Hasil : klien tidak pernah tidur siang
10.05 2. Menganjurkan klien untuk menyediakan
temapt tidur yang nyaman dan bersih.
Hasil : klien menyediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih.
10.20 3. Meningkatkan upaya kenyamanan klien
sebelum tidur dengan minum segelas
susu.
Hasil : klien kadang minum susu
hangat sebelum tidur.
G. EVALUASI
Nama klien : Tn. “ A“ Umur : 56 Tahun
Tanggal : 01 Juni 2022 J.kelamin:Laki-Laki
Dx Medik : Hipertensi
N Hari / No.
Jam Evaluasi
o tanggal Dx
1. Rabu, I 08.55 S : - Klien mengatakan kepalanya
01 sakit
/06/2022 - Klien mengatakan nyeri pada
tengkuknya
O : TTV
- TD : 200/150 mmHg
- P : 24 x/i
- N : 84 x/i’
- S : 36 0 C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervenasi 1 s/d 4

II 09.50 S : Klien mengatakan apabila makan


susah mengunyah
O : Porsi makan klien tidak
dihabiskan ( hanya
½ porsi )
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjtukan intervensi 1 s/d 5

III 11.40 S : - Klien mengatakan tidak tidur


siang
- Klien mengatakan sering terjaga
pada malam hari.
O : Klien kadang menguap dan
Kamis,02 / napak tidak tidur siang.
06/2022 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1 s/d 3
2. I 08.40 S : - Klien mengatakan kepalanya
sakit
- Klien mengatakan nyeri pada
tengkuknya
O : TTV
- TD : 200/150 mmHg
- P : 24 x/i
- N : 84 x/i’
- S : 36 0 C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervenasi 1 s/d 4

II 10.20 S : Klien mengatakan apabila makan


susah mengunyah
O : Porsi makan klien tidak
dihabiskan ( hanya
½ porsi )
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjtukan intervensi 1 s/d 5

III 11.45 S : - Klien mengatakan tidak tidur


siang
- Klien mengatakan sering terjaga
pada malam hari.
O : Klien kadang menguap dan
Jumat, napak tidak tidur siang.
03/06/2021 A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1 dan 2

3. I 08.45 S : - Klien mengatakan kepalanya


sakit
- Klien mengatakan nyeri pada
tengkuknya
O : TTV
- TD : 200/150 mmHg
- P : 24 x/i
- N : 84 x/i’
- S : 36 0 C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervenasi 1 s/d 4

II 09.50 S : Klien mengatakan apabila makan


susah mengunyah
O : Porsi makan klien tidak
dihabiskan ( hanya
½ porsi )
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjtukan 3 dan 4

III 11.00 S : - Klien mengatakan tidak tidur


siang
- Klien mengatakan sering terjaga
pada malam hari.
O : Klien kadang menguap dan
napak tidak tidur siang.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1 dan 2

Anda mungkin juga menyukai