A DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
C. Konsep Medis
1. Definisi Hipertensi
Menurut (WHO, 2019) hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah suatu kondisi di mana pembuluh darah terus-
menerus meningkatkan tekanan. Darah dibawa dari jantung
ke seluruh bagian tubuh di pembuluh. Setiap kali jantung
berdetak, ia memompa darah ke pembuluh darah. Tekanan
darah diciptakan oleh kekuatan darah yang mendorong
dinding pembuluh darah (arteri) karena dipompa oleh
jantung. Semakin tinggi tekanan, semakin sulit jantung
memompa. Tekanan darah ditulis sebagai dua angka. Angka
pertama (sistolik) mewakili tekanan dalam pembuluh darah
ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua
(diastolik) mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika
jantung beristirahat di antara detak jantung.
2. Etiologi
Menurut (Harding, Kwong, Roberts, & Hagler, 2019)
penyebab hipertensi dibagi atas 2 gologan sebagai berikut:
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer (esensial atau idiopatik) adalah
peningkatan TD tanpa penyebab yang teridentifikasi. Ini
menyumbang 90% hingga 95% dari semua kasus
hipertensi. Meskipun alasan pasti untuk hipertensi primer
tidak diketahui, ada beberapa faktor yang berkontribusi.
Ini termasuk perubahan fungsi endotel terkait dengan
vasokonstrikting atau agen vasodilatasi, peningkatan
aktivitas SNS, produksi berlebih hormon penahan
natrium, peningkatan asupan natrium, lebih besar dari
berat badan ideal, usia, riwayat keluarga, etnis, diabetes,
penggunaan tembakau, dan konsumsi berlebihan alcohol.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah peningkatan TD dengan
penyebab spesifik yang sering dapat diidentifikasi dan
diperbaiki. Hipertensi sekunder dapat menjadi resisten,
menyebabkan komplikasi kardiovaskular jika tidak
ditangani. Jenis hipertensi ini menyumbang 5% hingga
10% dari hipertensi pada orang dewasa. Stres akut,
konsumsi alkohol berlebihan, penyakit sel sabit,
arteriosklerosis, koarktasio aorta, eklampsia kehamilan,
kelainan ginjal, kelainan endokrin, dan kelainan
neurologis adalah contoh penyebab sekunder. Jika tidak
ada penyakit yang mendasari dapat diidentifikasi sebagai
peningkatan tekanan darah pasien, pasien dianggap
memiliki hipertensiprimer.
3. Klasifikasi
Menurut JNC (Joint National Committee) dalam (Bakris &
Sorrentino, 2019) klasifikasi hipertensi sebagai berikut:
Tekanan darah Tekanan darah
Klasifikasi
sistolik diastolic
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160 ≥100
4. Patofisiologi
Tekanan darah sama dengan jumlah darah yang
dipompa keluar dari jantung (curah jantung) dikalikan dengan
resistensi vaskular sistemik. Jika diameter pembuluh darah
menjadi lebih kecil karena aterosklerosis atau vasokonstriksi,
tekanan darah meningkat dengan upaya untuk memaksa
darah melalui lubang yang lebih kecil. Jika ada peningkatan
volume (jumlah) atau viskositas (ketebalan atau konsistensi)
cairan dalam pembuluh darah, tekanan di dalam pembuluh
meningkat dan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompacairan melalui pembuluh (Susan et al., 2019).
Respons patologis terhadap stres dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah dengan merangsang sistem
saraf simpatis dan menyebabkan vasokonstriksi perifer dan
meningkatkan denyut jantung. Kelainan insulin, glukosa, dan
lipoprotein yang terkait dengansindrom metabolik sering
terjadi pada hipertensi primer. Dalam beberapa kasus
hipertensi, kelebihan renin disekresi oleh ginjal. Renin
bertindak atas zat yang disebut angiotensinogen,
mengubahnya menjadi angiotensin I. Angiotensin I
dikonversi menjadi angiotensin II oleh angiotensin-converting
enzyme (ACE). Angiotensin II bekerja langsung pada
pembuluh darah, menyebabkannya mengerut, dan
menstimulasi kelenjar adrenal untuk melepaskan aldosteron.
Angiotensin dengan demikian meningkatkan resistensi
terhadap aliran darah di pembuluh perifer dan menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal melalui pengaruh
aldosteron. Natrium dan air yang ditahan meningkatkan
volume darah, menyebabkan peningkatan curah jantung dan
peningkatan tekanan darah (Susan et al., 2017).
5. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi: Harding et
al. (2019):
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan
tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
6. Komplikasi
Menurut Harding et al. (2019) komplikasi dari hipertensi
sebagaiberikut:
a. Penyakit arteri koroner
Hipertensi adalah faktor risiko yang signifikan untuk
penyakit arteri koroner (CAD). Mekanisme hipertensi
berkontribusi terhadap perkembangan aterosklerosis
tidak sepenuhnya diketahui. Teori "respons- toinjury" dari
atherogenesis menunjukkan bahwa hipertensi
mengganggu endotelium arteri koroner. Ini menghasilkan
dinding arteri yang kaku dengan lumen yang menyempit
dan dapat menyebabkan tingginya tingkat CAD, angina,
dan MI.
b. Hipertrofi Ventrikel Kiri
Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan
meningkatkan beban kerja jantung dan menghasilkan
hipertrofi ventrikel kiri. Awalnya, hipertrofi ventrikel kiri
adalah mekanisme kompensasi yang memperkuat
kontraksi jantung dan meningkatkan CO. Namun,
peningkatan kontraktilitas meningkatkan kerja miokard
dan permintaan O. Hipertrofi ventrikel kiri progresif,
terutama dengan adanya CAD, dikaitkan dengan
perkembangan Heart Failure (HF).
c. Penyakit Serebrovaskular
Aterosklerosis adalah penyebab paling umum dari
penyakit serebrovaskular. Hipertensi adalah faktor risiko
yang signifikan untuk aterosklerosis dan stroke serebral.
Bahkan pada orang dengan hipertensi ringan, risiko
stroke adalah 4 kali lebih tinggi daripada orang normal.
Kontrol BP yang adekuat mengurangi risiko stroke. Plak
aterosklerotik sering ditemukan pada bifurkasi arteri
karotis umum dan di arteri karotis interna dan eksterna.
Bagian-bagian dari plak aterosklerotik atau gumpalan
darah yang terbentuk dengan gangguan plak dapat
pecah dan berjalan ke pembuluh otak, menghasilkan
tromboemboli. Pasien mungkin mengalami serangan
iskemik sementara atau stroke.
d. Gagal jantung
Heart Failure (HF) atau gagal jantung terjadi ketika
mekanisme kompensasi jantung kewalahan dan jantung
tidak lagi dapat memompa cukup darah untuk memenuhi
tuntutan tubuh. Kontraktilitas tertekan, dan Stroke Volume
(SV) dan Cardiac Output (CO) menurun. Pasien mungkin
mengalami sesak napas saat aktivitas, dispnea nokturnal
paroksismal, dan kelelahan.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
6) Neurosensori
Gejala: Keluhan pusing/ pening, sakit kepala,
berdenyut sakit kepala,
berdenyut gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda: Perubahan orientasi, penurunan kekuatan
genggaman,perubahan retinal optik
7) Nyeri/ Ketidaknyamanan
Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai,
sakit kepala okspital berat, nyeri abdomen (Wijaya &
Putri, 2020)
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri Akut (D.0077)
b. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
c. Gangguan Pola Tidur (D.0055)
d. Resiko cedera (D.0136)
e. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Serebri (D.0017)
3. Intervensi Keperawatan
SLKI SIKI
Diagnosis Rasional
(Kriteria Hasil) (Tim Pokja (Intervensi)
Keperawatan(Tim
PPNI, 2019) (Tim Pokja PPNI, 2018)
Pokja PPNI, 2017)
Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri Manajemen nyeri
Nyeri Akut
keperawatan selama Observasi Observasi
(D.0077)
3x24 jam maka 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui lokasi,
diharapkan tingkat nyeri lokasi, karakteristik, karakteristik,
menurun dengan kriteria durasi,frekuensi, kualitas, durasi, frekuensi, kualitas,
hasil: intensitas nyeri intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala
nyeri
2. Gelisah menurun 3. Identifikasi factor yang
3. Untuk mengetahui factor
3. Kesulitan tidur menurun memperberat
Frekuensi nadi membaik yang
ataupun memperingan
memperberat ataupun
nyeri
memperingan nyeri
Teraupetik
Teraupetik
4. Berikan teknik
Agar pasien memahami
non farmakologis teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. Terapi music,
terapi
pijat, aromaterapi kompres untuk mengurangi rasa nyeri
hangat/ dingin) (mis. Terapi music, terapi
5. Kontrol lingkungan pijat, aromaterapi kompres
yang memperberat rasa hangat/ dingin)
nyeri 5. Untuk
Edukasi mengontrol lingkungan
6. Jelaskan penyebab, yang
periode, dan pemicu nyeri memperberat rasa nyeri
7. Jelaskan strategi Edukasi
meredakan nyeri 6. Agar pasien memahami
8. Anjurkan penyebab, periode, dan
Teknik nofarmakologis pemicunyeri
untuk mengurangi rasa 7. Agar pasien memahami
nyeri strategi meredakan nyeri
8. Agar pasien memaham
Kalaborasi
analgetic, jika diperlukan
Setelah dilakukan Manajemen Energi Manajemen Energi
Intoleransi Observasi
intervensi keperawatan
Aktivitas Observasi
1. Identifikasi gangguan
selama 3x24 jam maka
(D.0056) fungsi tubuh yang 1. Untuk mengetahui
diharapkan Toleransi
mengakibatkan kelelahan gangguan fungsi tubuh
2. Monitor lokasi dan yang
aktivitas meningkat
ketidaknyamanan selama
dengan kriteria hasil:
melakukan aktivitas mengakibatkan kelelahan
1. Frekuensi nadi
meningkat Teraupetik 2. Untuk memonitor lokasi
2. Keluhan lelah menurun 5. Sediakan dan
3. Dispnea saat lingkungan nyamandan ketidaknyamanan selama
aktivitas menurun rendah stimulus melakukan aktivitas
4. Dispnea 6. Berikan aktivitas Teraupetik
setelah aktivitas distraksiyang
5. Untuk
menurun menenangkan
tersedianya lingkungan
5. Tekanan Darah Edukasi
nyaman dan rendah
membaik
7. Anjurkan tirah baring
stimulus
8. Anjurkan
6. Untuk memberikan
melakukan aktivitas
aktivitas distraksi yang
secara bertahap
menenangkan
Kalaborasi
Edukasi
9. Kalaborasi dengan ahli gizi
7. Agar pasien
tentang cara
melakukan perawatan
Meningkatkan asupan tirah baring
makanan 8. Agar pasien
melakukan aktivitas
secara bertahap
Kalaborasi
4. Keluhan istirahat 4. Lakukan prosedur 5. Agar pasien memahami
tidak cukup membaik untuk meningkatkan pentingnya tidur cukup
kenyamanan selama sakit
Edukasi 6. Agar pasien menghindari
5. Jelaskan makanan/ minuman
pentingnya 7. Agar pasien memahami
tidurcukup selama penggunaan obat tidur
sakit yang tidak mengandung
6. Anjurkan supresor terhadapat tidur
menghindari
REM
makanan/minuman
pengganggu tidur
7. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadapat tidur REM
Ansietas yang dialami menurun mengambil keputusan 4. Untuk
berhubungan 2. Perilaku gelisah 3. Monitor tanda-tanda menimbulkan kenyamanan
menurun
dengan krisis ansietas Terapeutik saat berbicara
3. Perilaku tegang
situasional . 4. Gunakan pendekatan 5. Untuk melakukan
menurun
Sulit tidur membaik yang tenang dan aktivitas kegiatan yang
meyakinkan dibutuhkan
Edukasi 6. Untuk mengurangi
kecemasan
5. Anjurkan melakukan
Untuk mengatasi ansietas
kegiatan yang tidak
(PPNI, 2018).
kompetitif dan sesuai
kebutuhan
6. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
Implementasi
Implementasi dilakukan untuk mengurangi faktor yang
dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan,
kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan
(Kasiati & Rosmalawati, 2016).
Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya
hilangnya perasaan nyeri, menurunnya intensitas nyeri,
adanya respons fisiologis yang baik dan pasien mampu
melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri (Kasiati &
Rosmalawati, 2016).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Tanggal lahir : 02–05-1966
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No RM : 03 – 46 - 83
Diagnosa : Hipertensi
Kebangsaan : WNI
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Buntulia Barat, Kec. Duhiadaa, Kab. Pohuwato
b. Identitas Keluarga
Pasangan Hidup : Ny. “ K “
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Moutong Timur
1. Riwayat Kesehatan
a. Fisik/Biologis
1) Pandangan Lansia tentang kesehatannya, Tn. “ A “ klien
mengatakan penglihatan masih jelas daya masih kuat.
2) Kegiatan yang mampu dilakukan Lansia : klien mampu mandi
sendiri, BAB sendiridi kamar mandi klien masih bisa bekerja
sendiri seperti menyapu halaman.
3) Kekuatan fisik
a) Kekuatan otot dan sendi
- Tangan : klien mengatakan masih bisa
menggunakan tangannya untuk bekerja dan lain - lain
- Kaki : klien mengatakan kakinya masih kuat
berjalan.
b) Penglihatan
Tn. “ A “ masih mampu melihat pada jarak setengah meter,
namun pada jarak 2 – 3 meter sudah tidak jelas.
c) Pendengaran
Pendengaran kedua telinga cukup jelas, dengan suara
frekuesi rendah klien kurang mendengar
4) Kebiasaan Lansia merawat diri : Tn. “A” masih mampu merawat
diri tanpa bantuan orang lain.
5) Kebiasaan makan, minum, istirahat, tidur, dan buang air :
a) Kebiasaan Makan : Selera makan kurang,
makanan disediakan sendiri seperti nasi lauknya
dimasakkan oleh orang lain. Klien makan 3 kali sehari,
porsi makan tidak dihabiskan
b) Kebiasaan minum : Klien minum setiap kali haus
c) Kebiasaan tidur : Kurang, siang hari kadang –
kadang tidur tapi hanya sebentar dan pada malam hari
tidur pada jam 21.00 – 04.00 pagi.
Klien mengatakan sering terrjaga pada malam hari.
d) Kebiasaan BAB/BAK : pola buang air kecil teratur, 5
– 6 kali sehari. Pola BAB 3 – 4 kali semingu.
6) Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang bermakna sangat
dirasakan : Klien mengatakan perubahan yang sangat
bermakna dirasakan adalah perubahan aktifitas yang berbatas
karena faktor ketuaan.
2. Riwayat pekerjaan
a. Status pekerjaan saat ini : Saat ini klien tidak bekerja
b. Pekerjaan Sebelumnya : Petani
c. Sumber pendapatan : dari santuan pengunjung panti dan
orang terdekat
3. Riwayat rekreasi
- Klien mengatakan merasa terhibur setelah menonton TV dan
berjalan – jalan
- Klien mengatakan setiap tahun berkunjung ke Tanjung Bayam,
Malino bersama dengan anggota asrama yang lain.
4. Riwayat Lingkungan hidup
Klien tinggal di Tadidia, dimana penduduknya sangat ramah, klien 8
bersaudara dimana ke dua orang tuanya sudah meninggal dunia.
a. Tempat tinggal sekarang : Asrama 10 Aster
b. Jumlah kamar : 5 kamar
c. Jumlah Lansia : 8 orang
5. Sistem pendukung yang digunakan
Dokter, pegawai dan perawat klinik panti social tresna werda yang
mengunjungi panti 1 kali seminggu.
6. Status Kesehatan saat ini
Klien mengeluh sakit kepala apabila tekanan darahnya naik.
Obat-obatan :
a. Nama obat :
b. Dosis obat :
c. Waktu penggunaan :
d. Dokter yang instruksikan :
Alergi –alergi :
a. Obat-obatan : tidak ada
b. Makanan : tidak ada
Nutrisi
Nutrisi klien terpenuhi oleh makanan yang dibagikan oleh pihak
pengelola PSTW Gau Mabaji Goa.
7. Status kesehatan masa lalu
- Sakit perut
- Demam
- Batuk
- Flu
- Sakit kepala
8. Tinjauan Sistem
a. Umum
Klien mengatakan selalu sakit kepala bila tekanan darahnya naik
tengkuk terasa tegang.
TTV : TD : 200 / 150 mmHg
S : 36,3 0 C
P : 24
N : 84
b. Kepala
Klien mengatakan sering sakit kepala bila tekanan darahnya naik.
Klien mengatakan nyeri pada tengkuk
Tampak wajah meringis, tampak sering memijit kepalanya.
c. Mata
Klien mengatakan perubahan pada penglihatan yaitu pandangan
yang jadi kabur, mata berair, penurunan toleransi terhadap akivitas
sehari-hari, akibat kelelahan pada mata.Dalam jarak 50 cm
penglihatan klien masih jelas namun, pada jarak 2 – 3 meter
pandangan klien sudah tidak jelas. Tampak klien menguap.
Tampak hitam pada kantong mata klien
d. Telinga
Klien mengatakan pendengaran kurang jelas dan kelainan yang
lain tidak ada.
e. Hidung dan sinus
Hidug tidak ada keluhan
f. Leher
Tidak ada keluhan yang serius, hanya klien mengatakan sedikit
agak terbatas pergerakannya pada leher dan kepala.
g. Kardiovaskuler
Tidak ada keluhan, bunyi jantung 1 dan 2 masih terdengar dengan
baik.
h. Pernapasan
Tidak ada keluhan yang serius, hanya apabila klien terlalu banyak
akivitas maka nampak seperti kelelahan.
i. Gastrointestinal
Klien mengatakan agak susah mengunyah makanan karena
sebagian giginya sudah tanggal ( gigi tinggal 10, tanggal 10, gigi
berlubang 12 )
BB : 40 kg, TB : 153 cm
BB ideal : 49 – 59 kg
j. Musculoskeletal
Klien mengatakan kaku pada persendian terutama pada lutut,
kadang-kadang tidak bisa bergerak, terjadi kekakuan pada
pergerakan tubuh, perubahan postur tubuh agak membungkuk,
dan kelemahan.
k. System endokrin
Terjadi perubahan pigmentasi kulit dan perubahan pada warna
rambut yang sebagian sudah berwarna putih serta mudah rontok.
l. Psikososial
Klien mengatakan bahwa keadaannya sekarang biasa-biasa, jika
ada sesuatu yang membuat klien bersedih, klien hanya bisa berdoa
dan shalat dan jika ada masalah klien akan menceritakan
masalahnya kepada teman seasramanya.
9. Riwayat keluarga/genogram
68 ? ? ? ?
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis Pernikahan
: Klien
Hipertropi pembuluh
darah Kurangnya nafsu makan
Pembuluh darah
menyempit Intake tidak adekuat
Kurangnya suplay O2 ke
otak
Merangsang RAS
Rangsangan thalamus
Sering terjaga
Nyeri dipersepsikan
Diagnosa
NO Tanggal ditemukan Tanggal teratasi
Kepeawatan
Nyeri
Proses penuaan
2. DO : Gangguan
- Porsi makan klien Penurunan fungsi nutrisi kurang
jaringan/organ ( sistem
tidak di habiskan (1/2 dari
kardiovaskuler )
porsi). kebutuhan
- Tampak gigi gigi Penurunan fungasi saliva
dan kehilangan citra ras
tinggal 10, gigi tanggal
10, gigi berlubang 12.
Proses mengunyah dan
BB : 40 kg, TB :153cm menelan tidak efektif
BB ideal : 49 – 59 kg
Kurangnya nafsu makan
DS :
Klien mengatakan susah
Intake tidak adekuat
menguyah karena
sebagian giginya sudah
Nutrisi kurang dari
tanggal (gigi tinggal 10,
kebutuhan
gigi tanggal 10, gigi
berlubang 12)
Proses penuaan
3. DO : Gangguan
- Siang hari kadang – Penurunan fungsi pola tidur
jaringan/organ ( sistem
kadang tidur tapi
kardiovaskuler )
hanya sebentar dan
pada malam hari tidur Beban jantung meningkat
pada jam 21.00 –
04.00 pagi. Hipertropi dinding
pembuluh darah
- Tampak klien
menguap
Pembuluh darah
- Tampak hitam pada
menyempit
kantong mata klien
- Klien mengatakan Aliran darah ke seluruh
tubuh tidak adekuat
sering terjaga pada
malam hari
Kurangnya suplay O2
pada otak
DS :
Rangsangan thalamus
Klien mengatakan sering
terjaga pada malam
Nyeri dipersepsikan
hari.
Nyeri
Merangsang RAS
Sering terjaga