M DENGAN
DIAGNOSA MEDIK SKIZOPRENIA : PERILAKU
KEKERASAN
N 211240
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seorang individu
mengalami perilaku-perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan / kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman
(Stuart dan Sundeen, 1999).
b. Faktor Presipitasi
1) Klien
Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan
2) Lingkungan
Situasi yang ribut, padat
3) Orang lain
Kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan, interaksi sosial
propokatif, konflik (Keliat, 1999).
b. Terapi Modalitas
1) Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga di mana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian :
- Bina hubungan saling percaya
- Jangan memancing emosi klien
- Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
- Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan
pendapat
- Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami
- Mendengarkan keluhan klien
- Membantu memecahkan masalah yang dialami klien
- Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien
- Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis
- Jika terjadi Pk yang dilakukan adalah :
▪ Bawa klien ketempat yang tenang dan aman
▪ Hindari benda tajam
▪ Lakukan fiksasi sementara dengan tujuan :
o Jaga harga dirinya
o Tenaga harus cukup
o Penuhi kebutuhan klien
o Evaluasi klien
o Minta bantuan orang yang terampil
o Segera lepaskan jika ia sudah dapat mengendalikan diri
o Rujuk ke pelayanan kesehatan
2) Terapi Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial atau
aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan
dan tingkah laku pada orang lain.
3) Terapi Musik
Dengan musik klien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran klien.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau
masalah klien.
Data yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, sosial dan
spritual pengelompokkan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula
berupa faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan
kemampuan yang dimiliki klien.
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, tanggal pengkajian, tanggal dirawat,
No. MR.
b. Alasan Masuk
Alasan klien datang ke RSJ, biasanya klien memukul anggota keluarga
atau orang lain, merusak alat “RT dan marah”.
c. Faktor Predisposisi
1) Biasanya klien pernah mengalami gangguan jiwa dan kurang berhasil
dalam pengobatan.
2) Pernah mengalami aniaya fisik, penolakan dan kekerasan dalam
keluarga.
3) Klien dengan perilaku kekerasan bisa herediter.
4) Pernah mengalami trauma masa lalu yang sangat mengganggu
d. Fisik
Pada saat marah tensi biasanya meningkat.
e. Psikososial
1) Genogram
Pada genogram biasanya ada terlihat ada anggota keluarga yang
mengalami kelainan jiwa, pada komunikasi klien terganggu begitupun
dengan pengambilan keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a) Gambaran diri : Klien biasanya
mengeluh dengan keadaan tubuhnya, ada bagian
tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas klien : Klien biasanya tidak
puas dengan status dan posisinya baik sebelum
maupun ketika dirawat tapi klien biasanya puas
dengan statusnya sebagai laki-laki / perempuan.
c) Peran diri : Klien menyadari peran
sebelum sakit, saat di rawat peran klien
terganggu.
d) Harga diri : Klien biasanya memiliki
harga diri rendah sehubungan dengan sakitnya.
e) Ideal diri : Klien biasanya memiliki
harapan masa lalu yang tidak terpenuhi.
3) Hubungan Sosial
Klien kurang dihargai di keluarga dan lingkungan.
4) Spritual
a) Nilai dan keyakinan
Biasanya klien dengan sakit jiwa dipandang tidak sesuai dengan
norma dan budaya.
b) Kegiatan ibadah
Klien biasanya menjalankan ibadah di rumah sebelumnya, saat
sakit ibadah terganggu atau sangat berlebihan.
f. Status Mental
1) Penampilan
Biasanya penampilan diri yang tidak rapi, tidak cocok / serasi dan
berubah dari biasanya.
2) Pembicaraan
Pembicaraan cepat, keras
3) Aktivitas motorik
Meningkat, klien biasanya terganggu dan gelisah
4) Alam perasaan
Berupa suasana emosi yang memanjang akibat dari faktor presipitasi
misalnya : sedih dan putus asa.
5) Afek
Afek klien biasanya sesuai
6) Interaksi selama wawancara
Selama berinteraksi dapat dideteksi sikap klien yang tampak
bermusuhan dan mudah tersinggung.
7) Persepsi
Klien dengan perilaku kekerasan biasanya tidak memiliki kerusakan
persepsi.
8) Proses pikir
Biasanya klien mampu mengorganisir dan menyusun pembicaraan
logis dan keheran.
9) Isi Pikir
Keyakinan klien konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien.
10) Tingkat Kesadaran
Biasanya klien tidak mengalami disorientasi terhadap orang, tempat
dan waktu.
11) Memori
Tidak terjadi gangguan daya ingat jangka panjang maupun jangka
pendek klien mampu mengingat kejadian yang baru saja terjadi.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak mengalami gangguan konsentrasi dan berhitung
13) Kemampuan penilaian
Klien mampu dalam mengambil keputusan jika menghadapi masalah
yang ringan klien mampu menilai dan mengevaluasi diri sendiri.
14) Daya tilik diri
Klien biasanya mengingkari penyakit yang diderita dan tidak
memerlukan pertolongan, klien juga sering menyalahkan hal-hal diluar
dirinya.
g. Kegiatan Persiapan Pulang
1) Makan
Pada keadaan berat, klien cenderung tidak memperhatikan dirinya
termasuk tidak peduli makanan karena tidak memiliki minat dan
kepedulian.
2) BAB / BAK
Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK serta kemampuan
klien untuk membersihkan dirinya.
3) Mandi
Biasanya klien mandi berulang / tidak mandi sama sekali
4) Berpakaian
Biasanya tidak rapi, tidak sesuai dan tidak diganti
5) Istirahat
Observasi tentang lama dan waktu tidur siang dan malam, biasanya
istirahat klien terganggu karena klien gelisah dengan masalah yang
dihadapi.
6) Istirahat
Untuk pemeliharaan kesehatan klien selanjutnya, peran keluarga dan
sistem pendukung sangat menentukan.
i. Masalah keperawatan
1) Resiko cidera
2) Perilaku kekerasan
3) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
4) Gangguan pemeliharaan kesehatan
5) Defisit perawatan diri : mandi dan berhias
6) Ketidak efektifan koping keluarga merawat klien di rumah
7) Ketidak eefektifan penatalaksanaan program terapeutik
1. Pohon Masalah
Ketidakefektifan
penatalaksanaan program Perilaku Kekerasan Defisit Perawatan Diri
terapeutik Masalah Utama Mandi dan Berhias
Ketidakefektifan koping
keluarga :
Ketidakmampuan keluarga Gangguan konsep diri :
merawat klien dirumah harga diri rendah kronis
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien perilaku kekerasan
adalah :
1) Resiko perilaku mencederai diri b/d perilaku kekerasan
2) Perilaku kekerasan b/d harga diri rendah
3) Gangguan pemeliharaan kesehatan b/d defisit perawat diri
4) Ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik b/d ketidak
efektifan koping keluarga
5) Harga diri rendah b/d defisit perawatan diri
6) Perilaku kekerasan b/d ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik
3. Intervensi
Terlampir
4. Implementasi
Implementasi keperawatan mencakup pengobatan psikososial yang
luas serta dilandasi pengkajian tentang kebutuhan dan kekuatan klien.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan pada situasi nyata, implementasi sering kali jauh berbeda dengan
rencana. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat
perlu memualidasi dengan singkat. Apakah rencana tindakan masih sesuai dan
dibutuhkan oleh klien saat ini (here and now) perawat juga menilai diri
sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual dan teknikal
yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan, perawat juga menilai kembali
apakah tindakan aman bagi klien. Setelah tidak ada hambatan maka tindakan
keperawatan boleh dilakukan.
1. Hubungan Terapeutik
a. Mendengarkan dengan cermat
b. Merencanakan kontrak singkat jika klien merasa tidak nyaman dengan
hubungan interpersonal.
c. Menghargai privasi klien
d. Bersikap terbuka dan jujur
e. Menjelaskan kerahasiaan harapan
f. Melibatkan klien dan keluarga dalam perencanaan asuhan
g. Mempertahankan keselarasan perilaku verbal dan non verbal
h. Memberikan umpan balik tentang perilaku
3. Psikofarmakologi
4. Penanganan Terjadinya Kekambuhan
Klien dan anggota keluarga harus diberitahu tentang bagaimana
mengidentifikasi dan menentukan tindakan ketika terjadi kekambuhan.
5. enyuluhan Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga akan lebih mampu mengatasi penyakitnya jika mereka
diberi informasi tentang diagnosis pengobatan dan sumber pendukung yang
tersedia.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil akhir dari proses keperawatan yang dilakukan untuk
menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien. Dari evaluasi dapat
diketahui apakah tujuan tercapai atau tidak tercapai.
Evaluasi terdiri dari :
S : Evaluasi yang berasal dari ungkapan yang dirasakan oleh klien atau
keluarga klien.
O : Evaluasi berasal dari pengamatan / evaluasi dari perawatan.
A : Analisa data terpusat pada tujuan yang diharapkan sebelumnya dinilai
sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan. Tujuan dapat dicapai
atau perlu diulang lagi.
C. Intervensi
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
▪ Beri salam / panggil nama
▪ Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
▪ Jelas maksud hubungan interaksi
▪ Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
▪ Beri rasa aman dan sikap empati
▪ Lakukan kontak singkat tetapi sering
R : Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik antara
perawat dengan klien.
⮚ Ukuran
- TB : 160 Cm
- BB : 50 Kg
⮚ Keluhan Fisik : Tidak ada keluhan fisik
V. Psikososial
1. Genogram
3. Hubungan Sosial
Orang tua terdekat dengan klien adalah ibu klien. Klien tidak pernah
mengikuti kegiatan dalam masyarakat. Namun terkadang, klien pernah
berkumpul-kumpul dan berbincang-bincang dengan kelompok pemuda yang
ada di tempat tinggalnya.
4. Spritual
▪ Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam dan yakin dengan kekuasaan Tuhan.
▪ Kegiatan Ibadah
Selama sehat klien memang jarang sholat, dan setelah sakit klien tetap
jarang sholat tapi bagi klien tidak ada masalah.
2. Pembicaraan
Klien berbicara cepat dan keras dan dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan
hal yang ditanyakan.
3. Aktivitas Motorik
Klien gelisah, jalan mondar-mandir dan suka mengepalkan tinju dan
menendang dinding jika marah.
MK : Perilaku kekerasan
4. Alam Perasaan
Klien merasa sedih jika ingat pada orang tuanya, klien juga sedih dibawa oleh
orang tuanya ke RSJ.
MK : Ketidakberdayaan
5. Afek
Afek klien labil, emosi klien cepat berubah-ubah, klien terkadang
menunjukkan ekspresi sedih dan marah dalam waktu yang tidak berselang
lama.
MK : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah melihat hal-hal atau bayangan yang
menakutkan, klien juga mengatakan tidak pernah mendengarkan suara-suara.
8. Proses Pikir
Pembicaraan tidak berbelit-belit dan jawaban yang diberikan klien sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan.
9. Isi Pikir
Klien tidak mengalami, obsesi, phobia, hipokandria, depersonalisasi, pikiran
magis dan waham terbukti selama interaksi, klien tidak pernah
mengungkapkan pemikiran-pemikiran yang tidak logis.
10. Tingkat Kesadaran
Klien compos mentis, orientasi klien terhadap waktu tempat dan orang, baik.
Di mana klien dapat menjawab dia sedang berada di RSJ, saat ditanya klien
juga bisa menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun dengan benar, klien
dapat mengenali beberapa perawat yang ada di ruangan.
11. Memori
Memori jangka panjang, klien ingat kapan ia pernah masuk RSJ HB. Saanin
Padang memori jangka pendek klien, klien mampu mengingat nama perawat
yang berkenalan dengannya.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien dapat berhitung dengan baik, klien mampu berhitung sederhana dari 1-
20.
13. Kemampuan Penilaian
Klien mampu melakukan penilaian dengan baik, klien dapat memutuskan
makan pagi dulu atau mandi dulu, klien memutuskan untuk mandi dulu.
4. Pakaian
Pakaian klien kotor, tidak diganti-ganti dan kancing baju tidak dipasang,
meskipun klien mandi klien tidak mengganti pakaian.
5. Mandi
Klien mandi 2 x sehari dengan bantuan perawat, jika mandi sendiri klien
mandi tidak bersih dan tidak bau.
MK : Defisit perawatan diri
6. Penggunaan Obat
Selama di RSJ klien patuh minum obat sesuai order dokter, diharapkan ketika
pulang nanti, klien tetap patuh minum obat.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Setelah pulang nanti, klien diharapkan kontrol rutin ke RSJ atau puskesmas
terdekat.
8. Kegiatan di rumah
Biasanya klien ingin membersihkan pekarangan rumah dan menyiangi
rumput-rumput liar. Diharapkan ketika pulang nanti klien akan melakukan
aktivitas ini lagi.
9. Kegiatan di Luar Rumah
Kegiatan di luar rumah, klien bekerja sebagai seorang buruh.
MK : Tidak ada
VII. Koping
Koping individu mal adaptif, dimana jika ada masalah tidak suka
menceritakannya kepada orang lain, klien lebih suka memendam
masalahnya sendiri.
MK : Komping individu inefektif
VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Setelah pulang nanti, klien akan bersosialisasi dengan lingkungan
diharapkan masyarakat mau menerima klien kembali.
IX. Pengetahuan
Klien tidak terlalu tahu tentang penyakit jiwa, tetapi menurut klien
penyakit jiwa bisa disebabkan oleh stress karena masalah yang banyak.
X. Aspek Medis
Diagnosa medis : skizofernia
Terapi medik :
1. Diazepam 10 mg
2. HLP 3 x 2,5 mg
3. CPZ 1 x 100 mg
4. KBZ 3 x 200 mg
XI. Daftar Masalah Keperawatan
1. Ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik.
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dengan lingkungan.
3. Koping individu inefektif.
4. Harga diri rendah
5. Defisit perawatan diri
6. Perilaku kekerasan
7. Ketidakberdayaan
XII. Pohon Masalah
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b/d perilaku
kekerasan.
3. Gangguan konsep diri, harga diri rendah b/d koping individu inefektif.
4. Gangguan konsep diri, harga diri rendah b/d defisit perawatan diri,
mandiri
5. Perilaku kekerasan b/d penatalaksanaan regimen terapi inefektif
ANALISA DATA
No Data Masalah
1. DO : Penatalaksanaan regimen terapi
- Klien tampak bicara ngawur inefektif
- Klien berbicara keras
DS :
- Klien pernah dirawat sebelumnya
- Klien tidak minum obat secara
teratur
- Klien putus obat sejak 5 bulan
yang lalu
2 DS : Koping individu inefektif
- Klien mengatakan lebih suka
memendamnya masalah sendiri
- Jika ada masalah, klien tidak
menceritakannya kepada orang
lain
3 DS : Resiko mencederai diri sendiri,
- Klien mengatakan pernah orang lain dan lingkungan
memukul tetangganya saat lagi
marah
- Klien mengatakan pernah
membandingkan alat saat dia
marah
- Klien mengatakan untuk
melampiaskan amarahnya dia
sering memukul dinding
4 DO : Harga diri rendah
- Klien pernah memukul
tetangganya
DS :
- Klien tampak sering marah-marah
dan mengatakan ingin pulang
5 DO : Defisit perawatan diri
- Pakaian klien tampak kotor, acak-
acakan dan kencing baju tidak
dipasang
- Bau badan klien busuk
6 DO : Perilaku kekerasan
- Kontak mata ada tapi kurang dan
selama interaksi terkadang klien
tampak menatap dengan tajam
- Klien sering mengepalkan
tangannya pada orang lain
- Klien pernah tampak menendang
perut temannya
DS :
- Klien mengatakan pernah
memukul tetangganya
7 DO : Ketidakberdayaan
- Klien tampak sedih
DS :
- Klien mengatakan merasa sedih
jika mengingat orang tuanya
- Klien mengatakan merasa sedih
dibawa oleh orang tuanya ke RSJ
RENCANA KEPERAWATAN
TUK :
1. Klien dapat membina Dalam 2 x pertemuan klien 1. Beri salam / terapeutik
hubungan selagi percaya dapat mengungkapkan - Beri salam / panggil nama
perasaan dan keadaannya saat - Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
ini secara verbal - Jelaskan maksud hubungan interaksi
- Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
- Beri rasa aman dan sikap simpati
- Lakukan kontrak singkap tapi sering
2. Klien dapat Dalam 2 x pertemuan klien 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi penyebab
mengidentifikasi penyebab dapat mengenali perasaan PK
perilaku kekerasan marahnya - Beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaan
- Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab
perasaan jengkel / kesal
3. Klien dapat Dalam waktu 2 x pertemuan 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi tanda dan
mengidentifikasi tanda dan diharapkan klien mampu gejala PK
gejala menilai efek perilaku agresif - Anjurkan mengungkapkan apa yang dialami
dan dirasakannya saat jengkel
- Observasi tanda dan gejala jengkel / kesal
yang dialami klien
4. Klien dapat Dalam 2 x pertemuan klien 4. Anjurkan klien untuk mengungkapkan PK
mengidentifikasi PK yang mampu menyebutkan cara yang biasa dilakukan klien / verbal
biasa dilakukan menyalurkan apa yang biasa - Anjurkan klien untuk mengungkapkan PK
dilakukan yang biasa dilakukan klien / verbal
- Bantu klien bermain peran sesuai dengan PK
yang biasa dilakukan
- Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara
yang klien lakukan marahnya selesai
5. Klien mengidentifikasi Setelah 2 x pertemuan klien 5. Bicarakan akibat / kerugian dengan cara yang
akibat PK dapat memilih cara yang sehat dilakukan klien.
untuk melakukan energi - Bersama klien mengumpulkan akibat dari
cara yang dilakukan oleh klien.
- Tanyakan pada klien apakah ia ingin
mempelajari cara yang dilakukan oleh klien.
6. Klien dapat Setelah 2 x pertemuan klien 6. Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa
mendemonstrasikan cara mampu dilakukan klien.
fisik untuk mencegah PK - Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah
dilakukan untuk mencegah perilaku
kekerasan, yaitu tarik nafas dalam dan pukul
kasur serta bantal.
7. Klien dapat 7. Beri contoh cara bicara yang baik
mendemontrasikan cara Meminta dengan baik
sosial untuk mencegah PK Menolak dengan baik
Mengungkapkan perasaan dengan baik
8. Klien dapat 8. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat
mendemonstrasikan - Diskusikan tentang proses minum obat
kepatuhan minum obat
untuk masalah PK
9. Klien dapat 9. Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah
mendemonstrasikan yang pernah dilakukan
spritual untuk mencegah - Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang
PK pernah dilakukan
10.Klien dapat mengikuti Tdk 10. Anjurkan klien untuk ikut TAK
- Klien mengikuti TAK
- Diskusikan dengan klien tentang jadwal TAK
11.Klien mendapat dukungan 11. Identifikasi kemampuan keluarga dalam
keluarga dalam melakukan merawat klien sesuai dengan yang telah
cara pencegahan PK dilakukan keluarga terhadap klien selama
ini.
- Jelaskan keuntungan keluarga dalam
merawat klien.
- Jelaskan cara-cara merawat klien
Tgl / Jam No. Implementasi Evaluasi
DX
1 TUK I S : Klien memperkenalkan
Membina hubungan saling dirinya dan mau objek diskusi
percaya antara perawat dengan klien mengatakan.
klien dengan mengucapkan - Pagi suster, nama saya P
salam terapeutik - Saya mau berbicara dengan
- Menyapa klien dengan ramah suster
“pagi pak” O : Kontak mata singkat tapi
- Memperkenalkan diri dengan sering
sopan dan ramah “saya - Bicara keras dan cepat
mahasiswa Akper Kesdam A : Hubungan saling percaya
yang praktek di sini selama 10 masih belum terbina dengan
hari. Nama bapak siapa ? baik
(sambil mengulurkan tangan) P : Intervensi dilanjutkan
- Memperhatikan kontak mata
selama interaksi berlangsung
- Menunjukkan sikap empati
dengan penuh perhatian dan
berdiri atau duduk dihadapan
klien
- Mengakhiri kontrak pertama
dan menetapkan kontrak
selanjutnya
TUK II S : Klien mengatakan dia sering
Mengidentifikasi penyebab memukul orang kalau sedang
perilaku kekerasan marah
- Membantu klien untuk
O : Klien tampak sering marah-
mengidentifikasi penyebab
marah
perilaku kekerasan
- Memberi kesempatan untuk A : Masalah teratasi sebagian
mengungkapkan perasaan P : Intervensi dipertahankan dan
- Membantu klien untuk dilanjutkan
mengungkapkan perasaan
jengkel / kesal
TUK III S : Klien mengatakan kalau
Mengidentifikasi tanda dan marah, jantungnya berdenyut
gejala perilaku kekerasan kencang dan mukanya merah
- Membantu klien untuk O : Klien tampak sering
mengidentifikasi tanda dan memukul pasien lain
gejala perilaku kekerasan A : Masalah belum teratasi
- Menganjurkan klien dipertahankan
mengungkapkan apa yang P : Intervensi dipertahankan dan
dialami dan dirasakannya saat dilanjutkan
jengkel
- Mengobservasi tanda dan
gejala jengkel / kesal yang
dialami klien.
TUK IV S : Klien mengatakan dia paling
Mengidentifikasi perilaku sering memukul dan mencaci
kekerasan yang biasa dilakukan : orang kalau sedang marah
- Menganjurkan klien untuk O : Klien tampak sering
mengungkapkan PK yang memukul dan sering
biasa dilakukan klien / verbal terdengar berkata kasar
- Membantu klien bermain A : Masalah belum teratasi
peran sesuai perilaku P : Intervensi dipertahankan dan
kekerasan yang biasa dilanjutkan
dilakukan.
- Membicarakan dengan klien
apakah gangguan cara yang
klien lakukan maraknya
selesai.
TUK V S : Klien mengatakan akibat
Mengidentifikasi akibat perilaku perilaku kekerasannya adalah
kekerasan melukai dan menyakiti orang
- Membicarakan akibat dari cara lain.
yang dilakukan klien O : Klien tampak menganggukan
- Bersama dengan klien kepala setelah perawat
menyimpulkan akibat dari cara memberitahunya.
yang dilakukan oleh klien A : Masalah teratasi sebagian
- Menanyakan pada klien P : Intervensi dilanjutkan
apakah ia ingin mempelajari
cara yang dilakukan oleh klien
TUK VI S : Klien mengulang apa yang
Mendemontrasikan cara fisik dikatakan perawat
untuk mencegah perilaku O : Klien tampak
kekerasan mendemontrasikan kembali
- Memberi pujian atas kegiatan tindakan yang dilakukan
fisik yang biasa dilakukan perawat
oleh klien A : Masalah teratasi sebagian
- Mendiskusikan cara fisik yang P : Intervensi dilanjutkan
paling mudah dilakukan untuk
mencegah perilaku kekerasan
TUK VII S : Klien mengulang apa yang
Mendemontrasikan cara sosial dikatakan perawat
untuk mencegah perilaku O : Klien tampak
kekerasan mendemontrasikan kembali
- Memberi contoh cara bicara tindakan yang dilakukan
yang baik perawat
- Meminta dengan baik A : Masalah teratasi sebagian
- Menolak dengan baik P : Intervensi dilanjutkan
- Mengungkapkan perasaan
dengan baik
TUK VIII S : Klien mengatakan ia tidak
- Mendemontrasikan kepatuhan mau minum obat
minum obat untuk mencegah O : Klien tampak tidak senang
perilaku kekerasan. kalau disuruh minum
- Mendiskusikan dengan A : Masalah teratasi sebagian
klien tentang jenis obat P : Intervensi dipertahankan
- Mendiskusikan tentang dilanjutkan
proses minum obat
S : Klien mengatakan ia jarang
TUK IX sholat
Mendemonstrasikan spritual O : Klien tampaknya mengerti
untuk mencegah perilaku akan pentingnya kegiatan
kekerasan ibadah setelah diberitahukan
- Mendiskusikan dengan klien A : Masalah teratasi sebagian
kegiatan ibadah yang pernah P : Intervensi dipertahankan dan
dilakukan dilanjutkan
- Membantu klien menilai
kegiatan ibadah yang pernah
dilakukan S : Klien mengatakan TAK
TUK X membuatnya sedikit senang
Mengikuti TAK O : Klien tampak sering
- Menganjurkan klien untuk ikut mengikuti TAK
TAK A : Masalah teratasi sebagian
- Klien mengikuti TAK P : Intervensi dipertahankan dan
- Mendiskusikan dengan klien dilanjutkan
tentang jadwal TAK
S : Keluarga klien mengatakan
TUK XI mau memberikan dukungan
Mendapatkan dukungan keluarga kepada klien
dalam melakukan cara O : Keluarga klien tampak sangat
pencegahan perilaku kekerasan memperhatikan klien.
- Mengidentifikasi kemampuan P : Intervensi dipertahankan dan
klien dilanjutkan.
- Menjelaskan keuntungan
keluarga dalam merawat klien
- Menjelaskan cara merawat
klien